Anda di halaman 1dari 31

BAB I

PENDAHULUAN

Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan,

kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat

yang optimal, sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum untuk mencapai

Kabupaten Bima Sehat, yang selaras dengan Visi Kementerian Kesehatan yaitu

masyarakat sehat yang mandiri dan berkeadilan, dengan misinya sebagai berikut :

1. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui pemberdayaan

masyarakat, termasuk swata dan madani.

2. Melindungi kesehatan masyarakat dengan menjamin tersedianya upaya

kesehatan paripurna, merata, bermutu, berkeadilan.

3. Menjamin ketersediaan dan pemerataan sumber daya kesehatan

4. Menciptakan tata kelola kepemerintahan yang baik.

Dalam rangka mendukung penyebarluasan informasi Program Pembangunan

Kesehatan di Daerah diperlukan adanya Sistim Informasi Kesehatan (SIK) yang berisi

tentang data dan informasi kesehatan dari tingkat dasar. Keterpaduan data dan

informasi yang tersedia dapat menunjang perencanaan maupun koordinasi yang baik

dalam menentukan langkah implementasi program pada tahun yang akan datang.

Penyebarluasan Sistim Informasi Kesehatan belum sepenuhnya terlaksana secara

efektif dan efisien sehingga belum dapat menunjang program pembangunan yang

dilaksanakan diwilayah Puskesmas Parado, padahal kebutuhan akan data/informasi

semakin diperlukan dalam menunjang pembangunan kesehatan.

Berbagai upaya telah dilakukan untuk memenuhi informasi dan data tentang

kesehatan Puskesmas Parado, yang salah satu upaya adalah disusunnya profil

kesehatan Puskesmas Parado yang isinya menggambarkan hasil-hasil yang dicapai

didalam pembangunan kesehatan, permasalahan-permasalahan kesehatan yang

dihadapi serta situasi sumberdaya kesehatan yang dimiliki selama tahun 2019.

1
Dengan segala kekurangan dan keterbatasan dalam penerbitan Profil

Kesehatan Puskesmas Parado, selalu diupayakan perbaikan baik dari segi materi,

analisis maupun bentuk tampilan fisiknya disesuaikan dengan pedoman pusat yang

mengacu pada indikator-indikator penunjang demi tercapainya Indonesia sehat dan

semoga dapat bermanfaat bagi pemegang program khususnya, maupun pengguna

informasi kesehatan lainnya dalam rangka pelaksanaan pembangunan kesehatan di

Puskesmas Parado.

2
BAB II

GAMBARAN UMUM DAN LINGKUNGAN

Kecamatan Parado secara geografis terletak antara 117 ,40 º - 119,22 º BT

dan 7,3º – 90º LS dengan batas-batas wilayah sebagai berikut :

- Sebelah Timur : Ds Tolo Tangga Kec. Monta

- Sebelah Barat : Kec. Hu,u Kabupaten Dompu

- Sebelah Utara : Ds. Pela Kec. Monta

- Sebelah Selatan : Lautan Indonesia

Luas Wilayah Kecamatan Parado adalah 2531 km² dimana secara

administratif terbagi atas 5 ( Lima ) Desa, 18 Dusun, 30 RW dan 61 RT

Tabel 2.1 Jumlah /Desa, Dusun, RW dan RT di Kecamatan Parado Tahun 2019

No Desa Dusun RW RT
1 2 3 4 5

1 Parado Wane 4 10 20

2 Parado Rato 5 10 20

3 Kanca 3 3 7

4 Kuta 3 3 6

5 Lere 3 4 8
Jumlah 5 18 30 61

A. KEPENDUDUKAN (DEMOGRAFIS)

Berdasarkan hasil pencatatan dari data penduduk per Desa tahun 2019, jumlah

penduduk Kecamatan Parado sebesar 10.236 Jiwa, yang terdiri dari 4975 laki-laki dan

4990 perempuan.(Tabel 2)
Luas wilayah Kecamatan Parado adalah 2531 km² dengan

tingkat kepadatan penduduk sebesar 4 jiwa per km². Sesuai distribusi penduduk

menurut jenis kelamin, berikut merupakan perbandingan jumlah perkembangan

penduduk tahun 2017 dan 2019:

Gambar 2.1

3
J u m l ah P erke mbang an Pe ndudu k
di K e cam atan P arad o Tah un 20 15 - 2 016


 

 
 
 


 
 
 


Th 201 5 : 10.4 15 j i wa Th 201 6 : 10.236 j i wa
= Perempuan = L ak i- laki

Sumber : Kantor Desa Se -kec. Parado 2016

Pertumbuhan penduduk selain dipengaruhi oleh kelahiran juga dipengaruhi

oleh perpindahan penduduk dari daerah lain. Penyebaran penduduk diberbagai

wilayah Desa di Kecamatan Parado terjadi secara tidak merata, dimana Desa Rato

merupakan Desa yang paling padat penduduknya yaitu sebesar 4153 jiwa sedangkan

Desa Lere merupakan Desa yang paling sedikit penduduknya yaitu sebesar 768

jiwa . Berikut komposisi penduduk menurut jenis kelamin yang digambarkan melalui

grafik batang 2.2.

BERIKUT PETA WILAYAH KERJA UPT PUSKESMAS PARADO

4
Gambar 2.2

JUMLAH PENDUDUK KECAMATAN PARADO BERDASARKAN JENIS


KELAMIN TAHUN 2019
2000
1800 1670 1747
1720
1600 1700
1400
1200
1000 Laki-laki
800
555 571
653642 Perempuan
600
377330
400
200
0
Parado Parado Parado Parado
Rato Kanca Kuta Lere

B. SOSIAL EKONOMI

Kondisi perekonomian merupakan salah satu aspek yang diukur dalam

menentukan keberhasilan pembangunan suatu daerah. Pembangunan ekonomi yang

diupayakan diharapkan mampu mendorong kemajuan baik fisik, sosial, mental dan

spiritual disegenap pelosok terutama desa terpencil. Keterbatasan prasarana terhadap

berbagai bidang termasuk kesehatan menyebabkan masyarakat didaerah terpencil Di

Desa Lere dan Dusun Woro mengalami kesulitan untuk melakukan aktivitas ekonomi

dan sosial.

Gambar 2.4

5
C. PENDIDIKAN

Pendidikan merupakan salah satu indikator yang kerap ditelaah dalam

mengukur tingkat pembangunan manusia suatu daerah. Melalui pengetahuan,

pendidikan berkontribusi terhadap perubahan perilaku kesehatan. Pengetahuan yang

dipengaruhi oleh tingkat pendidikan merupakan salah satu faktor pencetus yang

berperan dalam mempengaruhi keputusan seseorang untuk berperilaku sehat. Indikator

lainnya yang sejenis adalah Angka Melek Huruf (AMH) yaitu persentase penduduk

usia 5 tahun ke atas yang bisa membaca dan menulis serta mengerti sebuah kalimat

sederhana

D. KESEHATAN LINGKUNGAN

Lingkungan merupakan salah satu variabel yang kerap mendapat perhatian

khusus dalam menilai kondisi kesehatan masyarakat. Bersama dengan faktor perilaku,

pelayanan kesehatan dan genetik, lingkungan menentukan baik buruknya status derajat

kesehatan masyarakat.

1. Sarana Air Bersih yang digunakan

Berdasarkan data profil kesehatan Puskesmas Parado dapat diketahui persentase

keluarga menurut jenis sarana air bersih yang digunakan, berikut persentase

tertinggi jenis sarana air bersih yang digunakan, yaitu : Jumlah yg menggunakan

6
SGL di Parado Wane sebesar 9,53%, Parado Rato 18,76%, Parado Kanca

0,00% ,Parado KUTA 26,69%, dan Parado Lere 3,74%, dan yang menggunakan

mata air di Parado Wane sebanyak 17,42%, Parado Rato sebesar 9,01%, Parado

Kanca 5,50%, Parao Kuta 0,00%, dan Parado Lere sebesar 2,14 %, untuk lebih

lengkapnya dapat dilihat pada gambar grafik 2.6.

Gambar 2.6

2. Rumah Sehat

Berdasarkan data dari laporan Puskesmas Parado tentang jumlah rumah yang

diperiksa pada tahun 2019 dapat dilihat pada diagram dibawah ini.(Tabel 62)
Gambar 2.7

7
Jumlah Rumah Yang di Periksa Dan Yang
Sehat Di Puskesmas Parado Tahun 2019
1000
900
800
700
600
Jumlah Rumah Yang DI
500
Periksa
400 Jumlah Rumah Yang Sehat
300
200
100
0
Parado Parado Parado Parado Parado
Wane Rato Kanca Kanca Lere

3. Sarana dan Akses Terhadap Sanitasi Dasar

Sarana kesehatan lingkungan yang harus dimiliki keluarga terdiri dari jamban,

tempat sampah dan pengolahan air limbah keluarga. Bila dilihat dari cakupan

setiap jenis sarana, Jumlah Cakupan jamban di Parado Wane dari 871 yg diperiksa

dan jumlah yang memilki jamban dan sehat yaitu sebanyak 285 KK, Parado Rato

452 KK , Parado Kanca 275, Parado Kuta 311KK, Parado Lere sebanyak 67 KK.

Jumlah yang menggunakan tempat sampah keluarga yang memiliki tempat sampah

yaitu di Parado wane sebanyak 330 Kk, Parado Rato sebnayak 390 KK, Parado

Kanca sebanyak 99 KK, Parado Kuta sebanyak 135 KK, Parado Lere sebanyak 95

KK, dan semuanya tidak menggunakan tempat sampah yang sehat, dan untuk

pengelolaan air limbah, semua KK tidak mempunyai pengelolaan air limbah.

Tempat Umum dan Pengelolaan Makanan (TUPM) Sehat

Jumlah tempat umum dan pengelolaan makanan yang terdaftar sebanyak 8

tempat, yang terdiri pasar sebanyak 1 tempat yaitu berada di Parado Rato , dan

TUPM lainya 7 tempat yaitu 3 tempat di Parado Wane dan 4 tempat berada di

Parado RATO, dan semua tempat tersebut dinyatakan sehat.

8
E. KEADAAN PERILAKU MASYARAKAT

1. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

Rumah tangga yang sehat adalah rumah tangga yang mempraktekkan perilaku

hidup bersih dan sehat (PHBS), jika kesadaran masyarakat tinggi akan PHBS

maka dapat berpengaruh pada derajat kesehatan sebagai indikator penentu. Adanya

pengetahuan tentang pentingya PHBS dalam rumah tangga dapat meningkatkan

taraf hidup sehat berkualitas yang dimulai dari hygene perseorangan. Contoh

paling sederhana adalah mencuci tangan sebelum makan pakai sabun, menggosok

gigi dengan teratur, punya sarana air bersih, jamban, tempat pembuangan

sementara (TPS) dan sebagainya. Berdasarkan pantauan, jumlah rumah tangga

yang sudah menerapkan PHBS pada tahun 2016 adalah Parado Wane sebanyak 6

RT (46,15 %), Parado Rato 5 RT (45,45), Parado Kanca 7 RT (58,33), Parado

Kuta 5 RT (35,71), Parado Lere 6 RT (37,5) dari total yang di pantau (66 RT).

Jumlah RT yang menerapkan cara hidup dengan PHBS di tiap Kecamatan di

Parado tahun 2019 dapat dilihat pada gambar grafik 2.8.

9
Gambar 2.8

PERSENTASE RUMAH TANGGA BERPERILAKU


BAB III HIDUP BERSIH DAN SEHAT TAHUN 2019
1,000
SITUASI 900 858
800 779

DERAJAT 700
600
Jumlah
KESEHATAN 500
Dipantau
400 325
300 256 Ber PHBS
207
200
A. Mortalitas 100
11 6 13 5 14 7 12 5 16 6
(Angka -
Parado Parado rato Parado Parado Kuta Parado Lere
kematian) wane kanca

Gambaran

perkembangan derajat kesehatan masyarakat dapat dilihat dari kejadian kematian dari

waktu ke waktu, disamping itu dapat digunakan sebagai indikator penilaian

keberhasilan pelayanan kesehatan dan program pembangunan kesehatan lainnya.

Angka kematian dapat di hitung dari berbagai survey/penelitian. Berikut uraian

perkembangan tingkat kematian dan penyakit penyebab kematian yang terjadi pada

periode satu tahun terakhir :

1. Angka Kematian Bayi

Angka Kematian Bayi merupakan salah satu indikator sensitif untuk melihat

tingkat derajat kesehatan masyarakat. Kasus kematian bayi tercatat sebanyak 2

orang yaitu di Parado Wane tidak ada, Parado Rato 1 perempuan, Parado Kanca

tidak ada, Parado 1 orang laki-laki dan Parado Lere tidak ada. Bayi lahir mati

dapat disebabkan karena beberapa hal seperti kondisi ibu saat kehamilan, maka

dari itu angka tersebut harus mendapatkan perhatian untuk perbaikan Sistim

Pelayanan Kesehatan Ibu & Anak terutama sistim pencatatan dan mutu pelayanan,

sehingga disusun strategi untuk menurunkan angka kematian bayi

termasuk memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi, seperti pendidikan,

kecukupan gizi, perilaku & lingkungan sehat.

10
2. Angka Kematian Balita

Berdasarkan laporan kematian bahwa di Puskesmas Parado tidak ada

kematian anak balita.

3. Angka Kematian Ibu Maternal

Angka kematian ibu merupakan salah satu indikator yang biasa digunakan

untuk menentukan derajat kesehatan. Angka Kematian Ibu (AKI) per 100.000

penduduk merupakan salah satu indikator untuk mengukur keberhasilan

pembangunan dibidang kesehatan, karena kualitas hidup wanita merupakan salah

satu syarat pembangunan Sumber Daya Manusia, yang salah satu indikatornya

adalah ibu hamil dan ibu melahirkan.

B. MORBIDITAS (Angka Kesakitan)

Morbiditas dapat diartikan sebagai angka kesakitan, baik insiden maupun

prevalen dari suatu penyakit. Morbiditas menggambarkan kejadian penyakit dari suatu

populasi pada kurun waktu tertentu. Morbiditas juga berperan dalam penilaian derajat

kesehatan masyarakat Data angka kesakitan penduduk yang berasal dari masyarakat

diperoleh melalui hasil pengumpulan data dari puskesmas melalui sistim pencatatan

dan pelaporan.

1. Pola 10 penyakit terbanyak yang terjadi di Puskesmas Parado pada tahun

2019

Pola 10 penyakit terbanyak di Puskesmas Parado menurut hasil laporan SP2TP

menunjukkan bahwa kasus terbanyak adalah Rincian mengenai 10 penyakit

terbanyak di Puskesmas Parado tahun 2016 dapat dilihat pada tabel berikut :

11
Tabel 3.3
Jumlah 10 penyakit terbanyak di Puskesmas Parado Th 2019

No Kode Nama Penyakit Jumlah Kasus


1. ISPA 1359
2. Myalgia 554
3. Gastritis 423
4. Infeksi Penyakit Usus Yang Lain 403
5. DIARE 392
6. DM 358
7. Penyakit Kulit Alergi 290
8. Hipertensi 233
9. Suctypoid 218
10. Asma Broncial 178

Jumlah 4749
Sumber : ST2TP Puskesmas Parado Th 2019

2. Penyakit Menular

a. TB Paru

Merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi bakteri

Mycrobacterium tuberculosis. Penyakit ini dapat menyebar melalui droplet orang

yang telah terinfeksi basil TB. Bersama dengan Malaria dan HIV / AIDS, TB

menjadi salah salah satu penyakit yang menjadi komitmen global dalam MDGs.

Salah satu indikator yang digunakan dalam pengendalian TB adalah Case

Detection Rate (CDR), yaitu proporsi jumlah pasien baru BTA positif yang

ditemukan dan diobati terhadap pasien baru BTA positif yang diperkirakan ada

dalam wilayah tersebut.

Jumah kasus TB(+) di Puskesmas Parado yaitu di Parado Wane

sebanyak 2 orang dan yang mendapatkan kesembuhan dan pengobatan lengkap

sebanyak 2 orang, di Parado Rato sebanyak 8 orang dan yang mendapatkan

kesembuhan dan pengobatan lengkap sebanyak 7 orang dan 1 orang meninggal,

di Parado Kuta sebanyak 3 orang dan yang mendapatkan kesembuhan dan

pengobatan lengkap sebanyak 3 orang dan di Parado kanca sebanyak 4 orang dan

mendapatkan pengobatan lengkap 3 orang, sedangkan 1 orang meninggal.

12
b. Pneumonia Balita

Pneumonia merupakan infeksi akut yang mengenai jaringan paru (alveoli).

Infeksi dapat disebabkan oleh bakteri, virus maupun jamur. Pneumonia dapat juga

terjadi akibat kecelakaan karena menghirup cairan atau bahan kimia. Jumlah

kasus pnemonia di Puskesmas Parado pada tahun 2016 yaitu 2 kasus, yaitu hanya

terdapat di desa kuta saja dengan jenis kelamin laki-laki semua, sedangkan di di

empat desa lainnya di kecamatan Parado yakni Parado Wane, Parado Rato, Kanca

Dan desa Lere tidak ditemukan kasus Pneumonia. Untuk ebih jeasnya dapat di

lihat pada gambar dibawah ini.

Penemuan Kasus Pneumoni pada Balita Di


Puskesmas Parado Tahun 2019
4.5
4
4
3.5
3
3
2.5
2 Laki-laki
Perempuan
1.5
1 1 1 1 1
1
0.5
0 0 0
0
Parado Parado Rato Parado Parado Kuta Parado Lere
Wane Kanca

c. Malaria

Malaria merupakan salah satu penyakit menular yang upaya pengendaliannya

menjadi komitmen global dalam MDGs. Malaria disebabkan oleh hewan bersel

satu (protozoa) plasmodium yang ditularkan melalui gigitan nyamuk anopheles.

Wilayah endemis malaria pada umumnya adalah desa-desa terpencil dengan

kondisi lingkungan yang tidak baik, sarana transportasi dan komunikasi yang sulit,

akses pelayanan kesehatan kurang, tingkat pendidikan dan sosial ekonomi

13
masyarakat yang rendah, serta buruknya perilaku masyarakat terhadap kebiasaan

hidup sehat.

d. Kusta

Kusta merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi bakteri

Mycobacterium leprae. Penatalaksanaan kasus yang buruk dapat menyebabkan

kusta menjadi progresif, menyebabkan kerusakan permanen pada kulit, saraf,

anggota gerak dan mata. Jumlah kasus Kusta di Parado Wanetidak ada, di Parado

Kuta tidak ada, Parado Lere sebanyak 1 kasus yaitu perempuan (tipe MB),

sedangkan di Parado Rato 1 orang laki-laki tipe (PD) Dan Parado Kanca tidak

ditemukan kasus kusta.

3. Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I)


a. Campak

Merupakan salah satu penyakit PD3I yang disebabkan oleh virus campak.

Sebagian besar kasus campak menyerang anak-anak. Penularan dapat terjadi

melalui udara yang telah terkontaminasi oleh sekret orang yang telah terinfeksi.

Jumlah kematian akibat kasus Campak tidak ditemukan kasusnya di Puskesmas

Parado.

4. Penyakit Potensial KLB / Wabah

Terdapat beberapa penyakit yang berpotensi KLB / wabah yang sering terjadi

di Kabupaten Bima diantaranya adalah Demam berdarah Dengue (DBD), Diare

dan lain sebagainya. Seluruh penyakit potensial KLB ini banyak mengakibatkan

kematian dan kerugian secara ekonomi.

a. Demam Berdarah Dengue (DBD)

Merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus Dengue dan ditularkan oleh

nyamuk Aedes aegypty. Penyakit ini sebagian besar menyerang anak berumur < 15

tahun, namun dapat juga menyerang orang dewasa. Pada tahun 2019, tidak

ditemukan kasus Demam Berdarah di Puskesmas Parado.

14
b. Diare

Merupakan penyakit yang terjadi ketika terdapat perubahan konsistensi feces

selain dari frekwensi buang air besar. Jumlah kasus diare pada tahun 2019 adalah

428 kasus dan yang tertangani adalah sebanyak 428 kasus (2,30 %). Walaupun

diare bukan tergolong penyakit berat tapi tidak sedikit balita yang meninggal

akibat diare sehingga diperlukan peningkatan peran petugas kesehatan dalam

memberikan penyuluhan dan informasi tentang tindakan awal penanganan kasus

sebelum dibawa ke sarkes terdekat. Salah satu yang dapat dilakukan adalah

dengan memberikan penyuluhan kepada anggota keluarga penderita untuk

memberikan cairan pengganti seperti pemberian garam oralit kepada penderita

untuk mengurangi resiko akibat penyakit diare. Faktor utama yang mempengaruhi

peningkatan jumlah kasus adalah kurangnya kesadaran masyarakat terhadap

perilaku hidup bersih dan sehat.(Tabel 16)

Jumlah Kasus Diare yang Ditangani


Menurut Jenis Kelamin Di Puskesma
160
Parado Pada Tahun 2019
143
140
117
120
100
82 85
80
Laki-laki
60 Perempuan
40
18 15 13 14
20 11 7
0
Parado Parado Rato Parado Parado Kuta Parado Lere
Wane Kanca

C. STATUS GIZI

Upaya Perbaikan gizi masyarakat dimaksudkan untuk menangani

permasalahan gizi yang dihadapi masyarakat, dilaksanakan melalui peningkatan

15
intelektualitas dan produktifitas sumber daya manusia, peningkatan kemandirian

keluarga dalam upaya perbaikan status gizi yang dapat dlihat dari hasil

penimbangan Balita, BBLR, Balita BGM dan gizi buruk.

1. Penimbangan Balita

Jumlah balita yang ditimbang pada tahun 2019 adalah 866 balita. Jumlah balita

di Parado Wane sebanyak 256, Parado Rato sebanyak 273 , Parado Kanca

sebanyak 99, Parado Kuta Sebanyak 146 Dan Parado Lere sebanyak 92.

Untuk lebih jelasnya dapat kita lihat pada gambar grafik 3.4.

Gambar 3.4

Jumlah Balita Yang Di Timbang Dan


Jumlah Balita Yang Naik Tahun 2019
250

200

150
Jumlah Balita Yang Di
Timbang
100 Jumlah Balita Yang Naik

50

0
Parado Parado Parado Parado Parado
Wane Rato Kanca Kuta Lere

BAB IV

SITUASI UPAYA KESEHATAN

16
A. Pelayanan Kesehatan

Upaya pelayanan kesehatan dasar merupakan langkah awal yang sangat penting

dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Dengan pemberian

pelayanan kesehatan dasar secara tepat dan cepat, diharapkan sebagian besar masalah

kesehatan sudah dapat diatasi.

Berbagai pelayanan kesehatan dasar yang dilaksanakan oleh fasilitas pelayanan

kesehatan adalah sebagai berikut :

1. Pelayanan kesehatan ibu dan anak

Seorang ibu mempunyai peran yang sangat besar di dalam pertumbuhan bayi dan

perkembangan anak. Gangguan kesehatan yang dialami seorang ibu yang sedang

hamil bisa berpengaruh pada kesehatan janin dalam kandungan hingga kelahiran

dan masa pertumbuhan bayi dan anak.

a. Pelayanan Antenatal (K1 dan K4)

Masa kehamilan merupakan masa yang rawan bagi kesehatan ibu yang

mengandung maupun janin yang dikandungnya sehingga dalam masa

kehamilan perlu dilakukan pemeriksaan secara rutin dan teratur. Hal ini

penting guna menghindari adanya gangguan yang dapat membahayakan

kesehatan ibu dan janin yang dikandungnya. Pelayanan Antenatal merupakan

pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan yang profesional (dokter spesialis

kandungan, dokter umum, bidan dan perawat) antara lain pengukuran berat

badan dan tekanan darah, pemeriksaan tinggi fundus uteri, imunisasi Tetanus

Toxoid (TT) serta pemberian tablet besi kepada ibu hamil selama masa

kehamilan sesuai pedoman pelayanan Antenatal yang ada dengan titik berat

pada kegiatan promotif dan prefentif.

Hasil pelayanan antenatal dapat dilihat dari cakupan pelayanan K1 dan

K4. Cakupan K1 atau juga disebut akses pelayanan ibu hamil merupakan

gambaran jumlah ibu hamil yang telah melakukan kunjungan pertama ke

fasilitas pelayanan kesehatan untuk mendapatkan pelayanan antenatal.

17
Sedangkan cakupan K4 ibu hamil adalah gambaran jumlah ibu hamil yang

telah mendapatkan pelayanan yang sesuai standar serta paling sedikit empat

kali kunjungan, dengan distribusi 1x pada trimester pertama, 1x pada trimester

dua, dan 2x pada trimester ketiga. Angka ini dapat dimanfaatkan untuk melihat

kualitas pelayanan kesehatan ibu hamil. Adapun cakupan pelayanan K1 dan

K4 pada tahun 2019 adalah sebagai berikut : untuk cakupan K1 dan K4 di

Parado Wane sebesar 100 % (79) dan 98,73 % (78), Parado Rato 85,89 % (67)

dan K4 102,56% (80), Parado Kanca K1 92% (23) dan K4 sebesar 84% (21),

Parado Kuta 81,81% (27) dan K4 sebanyak 75,75% ( 25 ) dan Parado Lere K1

sebanyak 95% (19) , dan K4 sebanyak 85% (17). Lihat cakupan pada gambar

gafik 4.1.

Gambar 4.1

CAKUPAN KUNJUNGAN IBU HAMIL, PERSALINAN


DITOLONG TENAGA KESEHATAN, DAN PELAYANAN
KESEHATAN IBU NIFAS TAHUN 2019
120
100
100

78
80 73 73
68 69 66 66
Ibu hamil K1
60
Ibu hamil K4
40 ibu bersalin
40 30 28 28
29 27 27 Ibu nifas
22 24 24 21 21
20

0
Parado Parado Rato Parado Parado Kuta Parado Lere
Wane Kanca

b. Pertolongan Persalinan oleh Tenaga

Kesehatan

18
Pertolongan persalinan merupakan salah satu periode yang berkontribusi

besar terhadap Angka Kematian Ibu di Indonesia. Kematian saat bersalin dan 1

minggu pertama diperkirakan 60% dari seluruh kematian ibu (Maternal

Mortality : who, when, where, and why; Lancet 2006). Sedangkan target dalam

MDGs, salah satu upaya yang harus dilakukan untuk meningkatkan kesehatan

ibu adalah menurunkan angka kematian ibu menjadi 102 per 100.000 kelahiran

hidup pada tahun 2015 dari 425 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 1992

(SKRT) serta meningkatkan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan

menjadi 90 % pada tahun 2015 dari 40,7 % pada tahun 1992 (BPS).

c. Rujukan Kasus Risti Dan Penanganan

Komplikasi

Dalam memberikan pelayanan khususnya oleh tenaga bidan di desa dan

Puskesmas, ibu hamil yang memiliki resiki tinggi (risti) dan memerlukan

pelayanan kesehatan yang lebih serius, karena terbatasnya kemampuan dalam

memberikan pelayanan, maka kasusu tersebut perlu dilakukan upaya rujukan

ke unit pelayanan kesehatan yang memadai.

Risti komplikasi adalah keadaan penyimpangan dari normal, yang secara

langsung menyebabkan kesakitan dan kematian ibu maupun bayi.

Neonatus risti/komplikasi meliputi asfiksia, tetanus neonatorum, sepsis,

trauma lahir, BBLR (Berat Badan Lahir < 2.500 gram), sindroma gangguan

pernapasan dan kelainan neonatal. Neonatus risti /komplikasi yang tertangani

adalah neonatus risti/komplikasi yang mendapat pelayanan oleh tenaga

kesehatan yang telatih baik dokter maupun bidan di polindes, puskesmas,

rumah bersalin, dan rumah sakit. Data selengkapnya dapat dilihat pada (Tabel 31)

d. Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas (KF3)

Pelayanan ibu nifas adalah pelayanan kesehatan sesuai standar pada ibu mulai

6 jam sampai 42 hari pasca persalinan oleh tenaga kesehatan. Untuk deteksi

19
dini komplikasi pada ibu nifas diperlukan pemantauan pemeriksaan terhadap

ibu nifas dengan melakukan kunjungan nifas minimal sebanyak 3 kali.

e. Kunjungan Neonatal

Bayi bayi sapai umur 28 hari merupakan golongan umur yang memiliki risiko

gangguan kesehatan paling tinggi. Upaya kesehatan yang dilakukan untuk

mengurangi risiko tersebut antara lain dengan melakukan pertolongan

persalinan oleh tenaga kesehatan dan pelayanan kesehatan pada neonatus umur

0-28 hari minimal 3 kali, yaitu pada 6 jam – 48 jam setelah lahir; pada hari ke

3 – 7 hari, dan hari ke 8 – 28 hari. Dalam melaksanakan pelayanan neonatal,

petugas kesehatan disamping melakukan pemeriksaan kesehatan bayi juga

melakukan konseling perawatan bayi kepada ibu. Pelayanan tersebut meliputi

pelayanan kesehatan neonatal dasar (tindakan resusitasi, pencegahan

hipotermia, pemberian ASI dini & Eksklusif, penegahan infeksi berupa

perawatan mata, tali pusat, kulit, dan pemberian imunisasi dan penyuluhan

perawatan neonatus dirumah menggunakan buku KIA.

2. Pelayanan Keluarga Berencana (KB)

Masa subur seorang wanita memiliki peran penting bagi terjadinya

kehamilan sehingga peluang wanita melahirkan menjadi cukup tinggi. Menurut

hasil penelitian, usia subur seorang wanita biasanya antara 15–49 tahun. Oleh

karena itu, untuk mengatur jarak kelahiran, wanita/pasangan ini lebih

diprioritaskan untuk menggunakan alat kontrasepsi/ber-KB. Keikutsertaan

Masyarakat dalam program KB di Kecamatan Parado pada tahun 2013 yaitu

sebanyak 140 peserta dimana untuk presentase peserta 83,83% untuk peserta KB

Baru, sedangkan untuk peserta KB aktifnya yaitu sebanyak 1452 peserta dengan

presentase 81,52%. Cakupan KB Baru dan KB Aktif dapat di lihat pada grafik

berikut :

20
Gambar 4.3

JUMLAH PESERTA KB AKTIF DAN KB


BARU DI PUSKESMAS PARADO TAHUN
600
2019
513 518
500

400

300 Jumlah Peserta KB Aktif

200 177 160 Jumlah Peserta KB Baru

100 75
42 45 28
12 15
0
Parado Parado Parado Parado Parado
Wane Rato Kanca Kuta Lere

3. Pelayanan Imunisasi

Kegiatan imunisasi rutin meliputi pemberian imunisasi untuk bayi umur 0–1

tahun (BCG, DPT, Polio, Campak, HB), imunisasi untuk wanita usia subur/ ibu

hamil (TT) dan imunisasi untuk anak SD (kelas1: DT dan kelas 2–3 : TT), sedang

kegiatan imunisasi tambahan dilakukan atas dasar ditemukannya masalah seperti

desa non UCI, potensial/risti KLB, ditemukan/diduga adanya virus polio liar atau

kegiatan lainnya berdasarkan kebijakan teknis. Persentase cakupan imunisasi di

Puskesmas Parado terbagi menjadi 5 macam pemberian imunisasi dari jumlah

bayi sebanyak 213 orang adalah : BCG capaiannya 104%, DPT1+HB1

capaiannya 106,8%, DPT3 + HB3 capaiannya 102 %, Polio 94,8 %, Campak

capaiannya 86,4 %, (Tabel 39 dan 40).

21
Cakupan DPT, HB, dan campak pada
bayi Tahun 2019
80
70 67
64
60 58 58
60
52 52 54
50
JUMLAH BAYI
40
DPT1+HB1
29 27 30
30 25 26 25 27 25 2323 24 DPT3+HB3
21
20 CAMPAK

10
-
Parado Parado rato Parado Parado Kuta Parado Lere
wane kanca

Pencapaian Universal Child Immunization (UCI) pada dasarnya merupakan

proksi terhadap cakupan imunisasi secara lengkap pada sekelompok bayi. Bila

cakupan UCI dikaitkan dengan batasan suatu wilayah tertentu, berarti dalam

wilayah tersebut tergambarkan besarnya tingkat kekebalan masyarakat atau bayi

terhadap penularan penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi. Di Puskesmas

Parado Cakupa Desa UCI nya adalah sebagai berikut, Parado Wane 54 ( (84,4 %),

Parado Rato sebanyak 58 ( 86,6%), Parado Kanca sebanyak 21 (91,3%), Parado

Kuta sebanyak 25 (89,7%), dan Parado Lere sebanyak 26 (86,4%).

B. Perbaikan Gizi Masyarakat

1. Pemberian Kapsul Vitamin A

Tujuan pemberian kapsul vitamin A adalah untuk menurunkan prevalensi

dan mencegah kekurangan vitamin A pada balita. Kapsul vitamin A dosis

tinggi terbukti efektif untuk mengatasi masalah kekurangan vitamin A (KVA).

Bukti-bukti lain menunjukkan peranan vitamin A dalam menurunkan secara

bermakna angka kematian anak, maka selain untuk mencegah kebutaan,

pentingnya pemberian vitamin A saat ini lebih dikaitkan dengan kelangsungan

hidup, kesehatan dan pertumbuhan anak. Sasaran pemberian kapsul vitamin A

dosis tinggi adala bayi dan balita yang diberikan sebanyak 2 kali dalam satu

22
tahun (Februari dan Agustus). Sedangkan pemberian kapsul vitamin A pada

ibu nifas, diharapkan dapat dilakukan terintegrasi dengan pelayanan ibu nifas.
(Tabel 32)

2. Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe)

Pelayanan pemberian tablet besi dimaksudkan untuk mengatasi kasus

anemia, serta meminimalisasi dampak buruk akibat kekurangan Fe khususnya

yang dialami ibu hamil. untuk cakupan pemberian tablet besi pada ibu hamil

(Fe-1 dan Fe-3) dapat lihat pada gambar grafik 4.4.

Gambar 4.4

Data Ibu Hamil Yang Mendapatkan FE1


Dan FE3 Di Puskesmas Parado Tahun 2019
120
100
100

78
80

60 FE1
FE3
40
40
22 24
20

0
Parado Wane Parado Rato Parado Kuta Parado Kanca Parado Lere

Cakupan pemberian tablet besi (Fe-1) pada tahun 2016 adalah sebesar

162,39 % dan Fe-3 sebesar 94,01 %.

3. ASI Eksklusif (0-6)

23
Pemberian ASI Eksklusif dimaksudkan untuk meningkatkan derajat

kesehatan melalui perbaikan status gizi bayi dan balita. Rata-rata cakupan

pemberian ASI Eksklusif untuk Puskesmas Parado. Cakupan pemberian ASI

eksklusif dipengaruhi beberapa hal, terutama masih sangat terbatasnya tenaga

konselor ASI, belum adanya peraturan perundangan tentang pemberian ASI

serta belum maksimalnya kegiatan edukasi, sosialisasi, advokasi, dan

kampanye terkait pemberian ASI maupun MP-ASI, masih kurangnya sarana

dan prasarana KIE ASI dan MP-ASI dan belum optimalnya membina

kelompok pendukung ASI dan MP-ASI. Rendahnya cakupan pemberian ASI

eksklusif dapat disebabkan karena masih kurangnya pemahaman masyarakat

bahkan petugas kesehatan sekalipun tentang pentingnya pemberian ASI

eksklusif. Di lain pihak adanya promosi dan pemasaran yang begitu intensif

terkait susu formula yang kadang sulit untuk dikendalikan.

C. Pelayanan Kesehatan Rujukan

Tujuan penyelenggaraan jaminan kesehatan masyarakat (Jamkesmas) yaitu untuk

meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan terhadap seluruh masyarakat

miskin dan hampir miskin agar tercapai derajat kesehatan masyarakat yang

optimal secara efektif dan efisien. Melalui Jamkesmas diharapkan dapat

menurunkan angka kematian ibu, menurunkan angka kematian bayi dan balita

serta menurunkan angka kelahiran disamping dapat terlayaninya kasus – kasus

kesehatan bagi masyarakat miskin umumnya.

BAB V

24
SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN

Sumber daya kesehatan merupakan salah satu faktor pendukung dalam

penyediaan pelayanan kesehatan yang berkualitas, yang diharapkan dapat

meningkatkan derajat kesehatam masyarakat. Gambaran mengenai situasi sumber

daya kesehatan dikelompokan menjadi sarana kesehatan, tenaga kesehatan, dan

pembiayaan kesehatan, yang dapat dilihat pada bab ini adalah sebagai berikut

A. SARANA KESEHATAN

1. Puskesmas

Puskesmas merupakan salah satu unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan

Kabupaten. Puskesmas sebagai unit pelayanan tingkat pertama dan terdepan dalam

sistem pelayanan kesehatan. Puskesmas memiliki fungsi sebagai : 1) pusat

pembangunan berwawasan kesehatan; 2) pusat pemberdayaan masyarakat; 3)

pusat pelayanan kesehatan masyarakat primer; dan 4) pusat pelayanan kesehatan

perorangan primer.

Puskesmas dalam perkembangannya, dari tahun ke tahun di upayakan terus

meningkat yang bertujuan agar pelayanan kesehatan dapat terjangkau oleh

masyarakat secara merata sampai di daerah terpencil. Untuk meningkatkan

jangkauan pelayanan puskesmas terhadap masyarakat di wilayah kerjanya,

puskesmas Parado didukung oleh sarana pelayanan kesehatan berupa 2 puskesmas

pembantu (pustu) dan 5 Pos Kesehatan Desa (Poskesdes).

2. Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat

Upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat dilakukan dengan menerapkan

berbagai pendekatan, termasuk didalamnya dengan melibatkan potensi

masyarakat. Langkah tersebut tercermin dalam pengembangan sarana Upaya

Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang diantaranya terdiri dari

Posyandu, Poskesdes di desa siaga, Tanaman Obat Keluarga (TOGA), dan Pos

Obat Desa (POD). Jumlah posyandu aktif di Puskesmas Parado ada 15 Posyandu.

25
5 Poskesdes, 5 Desa Siaga ( 1 Desa Aktif), 5 Desa ODF atau Desa yang

masyarakatnya sudah bebas buang air besar sembarangan.

B. TENAGA KESEHATAN

1. Jumlah Tenaga Kesehatan Menurut Jenis

Jumlah seluruh tenaga kesehatan yang ada di Puskesmas Parado adalah 60


orang (termasuk Pustu dan Poskesdes) dengan rincian seperti pada tabel
berikut :

Tabel 5.1
Jumlah Tenaga Kesehatan Berdasarkan Jenis di Puskesmas Parado

26
Tahun 2019

No Kriteria Tenaga Jumlah %


1 Tenaga Medis 1
2 Tenaga Keperawatan & Bidan 38
3 Tenaga Kefarmasian 3
4 Tenaga Gizi 3
5 Tenaga Teknisi Medis 5
6 Tenaga Sanitasi 2
7 Tenaga Kesehatan Masyarakat 2
Jumlah 54
Sumber: Bidang Kepegawaian Pusk. Parado Th. 2019

Data tersebut tidak termasuk tenaga administrasi dan tenaga penunjang lain,

jumlah tenaga kefarmasian dan teknisi medis menunjukan angka terendah bila

dibandingkan dengan tenaga kesehatan lainnya.

Tabel 5.2
Jumlah Tenaga Puskesmas Parado Berdasarkan Status Kepegawaian
Tahun 2019

No Status Pegawai Jumlah


1 PNS 16
2 PTT Daerah 15
3 Honor Daerah 1
4 Sukarela 36
Jumlah 72

Sumber: Bidang Kepegawaian Pusk. Parado Th. 2019

C. PEMBIAYAAN KESEHATAN

Salah satu komponen sumber daya yang diperlukan dalam menjalankan

pembangunan kesehatan adalah pembiayaan kesehatan. Pembiayaan kesehatan

bersumber dari pemerintah daerah maupun pemerintah pusat. Anggaran kesehatan

untuk Puskesmas Parado tahun 2019 bersumber dari :

1. APBD Kab. Bima

2. APBN

Dana JKN dan BOK.

BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

27
A. Kesimpulan

Keberhasilan kegiatan pembangunan kesehatan di Puskesmas Parado

pada tahun 2019 dapat dilihat melalui berapa indikator yaitu :

1. Derajat Kesehatan

a. Angka Kematian

- Angka kematian Bayi

Dari kelahiran bayi yang tercatat pada tahun 2019, Ditemukan

Sebanyak 4 orang yang meninggal dunia.

- Angka kematian Anak Balita 0

- Angka Kematian Ibu Maternal 0

Jumlah kematian ibu pada tahun 2019 tidak ada.

b. Angka Kesakitan

- 10 Penyakit Terbanyak

Pola 10 penyakit terbanyak di Puskesmas Parado menurut hasil

laporan SP2TP menunjukkan bahwa kasus terbanyak adalah

Penyakit ISPA, Myalgia, Gastritis, Infeksi Penyakit Usus Yang

Lain, DIARE, Diabetes Milietus, Penyakit Kulit Alergi,

Hipertensi, Suctypoid, Asma Broncial.

c. Status Gizi

Jumlah balita yang ditimbang pada tahun 2019 adalah 866 balita.

Jumlah balita di Parado Wane sebanyak 256, Parado Rato sebanyak 273 ,

Parado Kanca sebanyak 99, Parado Kuta Sebanyak 146 Dan Parado Lere

sebanyak 92.

d. Sarana Kesehatan

28
Puskesmas dalam perkembangannya, dari tahun ke tahun di upayakan

terus meningkat yang bertujuan agar pelayanan kesehatan dapat terjangkau

oleh masyarakat secara merata sampai di daerah terpencil. Untuk

meningkatkan jangkauan pelayanan puskesmas terhadap masyarakat di

wilayah kerjanya, puskesmas Parado didukung oleh sarana pelayanan

kesehatan berupa 2 puskesmas pembantu (pustu) dan 5 Pos Kesehatan

Desa (Poskesdes).

Langkah tersebut tercermin dalam pengembangan sarana Upaya

Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang diantaranya terdiri

dari Posyandu, Poskesdes di desa siaga, Tanaman Obat Keluarga (TOGA),

dan Pos Obat Desa (POD). Jumlah posyandu aktif di Puskesmas Parado

ada 15 Posyandu. 5 Poskesdes, 5 Desa Siaga ( 1 Desa Aktif), 1 Desa ODF

atau Desa yang masyarakatnya sudah bebas buang air besar sembarangan.

e. Tenaga Kesehatan

Jumlah seluruh tenaga kesehatan yang ada di Puskesmas Parado

adalah 56 orang (termasuk Pustu dan Poskesdes).

Kriteria Tenaga Jumlah


Tenaga Medis 1
Tenaga Keperawatan & Bidan 38
Tenaga Kefarmasian 3
Tenaga Gizi 3
Tenaga Teknisi Medis 5
Tenaga Sanitasi 2
Tenaga Kesehatan Masyarakat 2
Jumlah 54

Status Pegawai Jumlah


PNS 16
PTT Daerah 15
Honor Daerah 1
Sukarela 36
Sukarela 72

B. SARAN

29
1. Untuk meningkatkan derajat kesehatan dalam upaya penurunan angka

kesakitan dan angka kematian diperlukan :

a. Peningkatan mutu Sumberdaya Manusia

b. Perbaikan sistem pengelolaan pelayanan kesehatan

c. Peningkatan dukungan dana baik dari Pemerintah, Swasta dan

Masyarakat.

d. Peningkatan peran serta masyarakat dalam program pembangunan

kesehatan.

2. Untuk meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat masyarakat Parado

diperlukan peningkatan pengetahuan masyarakat tentang kesehatan

melalui berbagai media baik cetak, elektronik maupun pertemuan yang

dilaksanakan oleh berbagai sektor.

3. Untuk meningkatkan kesehatan lingkungan di Puskesmas Parado perlu

kesadaran masyarakat akan pentingnya lingkungan yang sehat serta

peran aktif dari berbagai organisasi masyarakat, organisasi sosial,

organisasi politik dalam menggerakan masyarakat. Selain itu lingkungan

yang bersih dan sehat tidak terlepas dari ketersediaan sarana dan

praserana seperti antara lain :

a. Saluran pembuangan air limbah

b. Sarana Pembangunan dan pengangkutan sampah dari TPS ke TPA

4. Ketersediaan data yang menunjang indikator Puskesmas sangat

diperlukan sehingga mudah melakukan analisa dan evaluasi pencapaian

kegiatan, untuk itu diharapakan dukungan dan keterlibatan sektor terkait.

5. Untuk meningkatkan upaya kesehatan, dukungan dana sangat diperlukan

baik dari pemerintah maupun swasta dan masyarakat, terutama

keikutsertaannya dalam asuransi kesehatan berupa ASKES, Jamkesmas,

Jamkesda, Dana Sehat, Jamsostek dll.

BAB VII

30
PENUTUP

Penyusunan Profil Kesehatan Puskesmas Parado tahun 2019 diharapkan dapat

memberikan gambaran tentang hasil-hasil pembangunan kesehatan secara menyeluruh

di Kecamatan Parado, yang mencakup derajat kesehatan masyarakat dan faktor –

faktor yang mempengaruhinya .

Gambaran tersebut diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu bahan

masukan bagi perencanaan kesehatan serta mendukung dan meningkatkan

kemampuan manajemen kesehatan di Puskesmas Parado untuk tahun berikutnya

sehingga tujuan untuk membangun “ Kecamatan Parado yang Sehat“ dapat terwujud.

31

Anda mungkin juga menyukai