NDH : 01
Kabupaten Cirebon
TAHUN 2020
0
LEMBAR PENGESAHAN
NAMA
Martiningsih, S.ST
NIP
NDH
JABATAN
01
SKPD
ALAMAT
1
:
Kab.Cirebon
Coach
Project Leader
Martiningsih, S.ST
Mengetahui;
Selaku Mentor,
2
dr. H. Moh. Thoyib, MARS
LEMBAR PERSETUJUAN
Penguji,
3
4
KATA PENGANTAR
Dengan Nama Allah SWT Maha Pengasih dan Maha Penyayang, Segala puji
bagi Allah atas segala nikmat dan kemampuan yang diberikan sehingga dapat
melaksankan Aksi Perubahan “ S I P A R T N E R C A T I N ” ( P e l a y a n a n
P r a n i k a h T e r i n t e g r a s i B a g i C a l o n P e n g a n t i n ) ini.
Pelaksanaan Aksi perubahan merupakan prasyarat penilaian kelulusan
Pendidikan Kepemimpinan Pengawas Tahun 2020 yang diselenggarakan BPSDM
Provinsi Jawa Barat bekerjasama dengan Badan Kepegawaian dan
Pengembangan Sumber Daya Kabupaten Cirebon.
Aksi perubahan ini pada pelaksanaanya sesuai tugas pokok dan fungsi
yang di emban sebagai Kepala UPTD P5A Kecamatan Plumbon pada Dinas
Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak. Pe laks a na an Aksi perubahan ini terdiri dari rencana
tahapan dan kegiatan yang akan dilakukan selama kurun waktu 2 (dua) bulan
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Semoga rancangan Aksi perubahan ini bermanfaat dan dapat dipergunakan
sebagai contoh bagi peserta diklat kepemimpinan p e n g a w a s berikutnya.
Martiningsih, S.ST
NIP. 19730314 199203 2 003
5
DAFTAR ISI
Hal
LEMBAR PENGESAH………………………………………………………………………….……. 1
LEMBAR PERSETUJUAN............................................................................... 2
KATA PENGANTAR...................................................................................... 3
DAFTAR ISI................................................................................................ 4
DAFTAR GAMBAR………………………………………………………………………………….. 11
LAMPIRAN
6
BAB I
DESKRIPSI PROSES KEPEMIMPINAN
A. MEMBANGUN INTEGRITAS
1. Revolusi Mental
Revolusi Mental adalah suatu gerakan untuk menggembleng manusia
Indonesia agar menjadi manusia baru, yang berhati putih, berkemauan baja,
bersemangat elang rajawali, berjiwa api yang menyala-nyala. Itulah gagasan
revolusi mental yang pertama kali dilontarkan oleh Presiden Soekarno pada
Peringatan Hari Kemerdekaan 17 Agustus 1956. Soekarno melihat revolusi
nasional Indonesia saat itu sedang mandek, padahal tujuan revolusi untuk
meraih kemerdekaan Indonesia yang seutuhnya belum tercapai. Revolusi di
jaman kemerdekaan adalah sebuah perjuangan fisik, perang melawan penjajah
dan sekutunya, untuk mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
sesungguhnya perjuangan itu belum, dan tak akan pernah berakhir. Kita semua
masih harus melakukan revolusi, namun dalam arti yang berbeda. Bukan lagi
mengangkat senjata, tapi membangun jiwa bangsa. Membangun jiwa yang
merdeka, mengubah cara pandang, pikiran, sikap, dan perilaku agar berorientasi
pada kemajuan dan hal-hal yang modern, sehingga Indonesia menjadi bangsa
yang besar dan mampu berkompetisi dengan bangsa-bangsa lain di dunia.
Kenapa membangun jiwa bangsa yang merdeka itu penting? Membangun jalan,
irigasi, pelabuhan, bandara, atau pembangkit energi juga penting. Namun seperti
kata Bung Karno, membangun suatu negara, tak hanya sekadar pembangunan
fisik yang sifatnya material, namun sesungguhnya membangun jiwa bangsa
dengan kata lain, modal utama membangun suatu negara, adalah membangun
jiwa bangsa. Jiwa bangsa yang terpenting adalah jiwa merdeka, jiwa kebebasan
untuk meraih kemajuan. Gerakan revolusi mental semakin relevan bagi bangsa
Indonesia yang saat ini tengah menghadapi tiga problem pokok bangsa yaitu;
merosotnya wibawa negara, merebaknya intoleransi, dan terakhir melemahnya
sendi-sendi perekonomian nasional.
Dalam kehidupan sehari-hari, praktek revolusi mental adalah menjadi
manusia yang berintegritas, mau bekerja keras, dan punya semangat gotong
royong. Para pemimpin dan aparat negara akan jadi pelopor untuk
menggerakkan revolusi mental, dimulai dari masing-masing
Kementerian/Lembaga. Sebagai pelopor gerakan revolusi mental, pemerintah
lewat Kementerian/Lembaga harus melakukan tiga hal utama yaitu; bersinergi,
7
membangun manajemen isu, dan terakhir penguatan kapasitas aparat
negara.Gerakan revolusi mental terbukti berdampak positif terhadap kinerja
pemerintahan Jokowi. Dalam waktu yang tidak terlalu lama, ada banyak prestasi
yang diraih berkat semangat integritas, kerja keras, dan gotong royong dari
aparat negara dan juga masyarakat.
2. Integritas dan Kinerja Pemimpin
Integritas merupakan salah satu atribut terpenting atau kunci yang harus
dimiliki seorang pemimpin. Integritas adalah suatu konsep berkaitan dengan
konsistensi dalam tindakan-tindakan, nilai-nilai, metode-metode, ukuran-ukuran,
prinsip-prinsip dan berbagai hal yang dihasilkan. Orang berintegritas berarti
memiliki karakter kuat. Integritas itu sendiri berasal dari kata Latin “integer” yang
berarti :
• Sikap yang teguh mempertahankan prinsip, tidak mau korupsi, dan menjadi
dasar yang melekat pada diri sendiri sebagai nilai-nilai moral.
• Mutu, sifat atau keadaan yang menunjukkan kesatuan yang utuh sehingga
memiliki potensi dan kemampuan memancarkan kewibawaan dan kejujuran.
Jack Welch dalam bukunya yang berjudul “ winning” mengatakan
Integritas adalah sepatah kata yang kabur (tidak jelas). Orang-orang yang
memiliki integritas mengatakan kebenaran dan orang-orang itu memegang kata-
kata mereka. Mereka bertanggungjawab atas tindakan-tindakan mereka dimasa
lalu, mengakui kesalahan mereka dan tindakan-tindakan mereka di masa lalu,
mengakui kesalahanmereka dan mengoreksinya. Mereka mengetahui hukum
yang berlaku dalam Negara mereka, industri mereka dan perusahaan mereka
baik yang tersurat maupun yang tersiratdan mentaatinya. Mereka bermain untuk
menang secara benar (bersih) sesuai peraturan yang berlaku. Berbagai survei
dan studi kasus telah mengidentifikasikan integritas atau kejujuran sebagai suatu
karakteristik pribadi yang paling dihasrati dalam diri seorang pemimpin
Integritas dibutuhkan oleh siapa saja, tidak hanya pemimpin namun juga yang
dipimpin. Orang-orang menginginkan jaminan bahwa pemimpin mereka dapat
dipercaya jika mereka harus menjadi pengikut-pengikutnya. Mereka merasa yakin
bahwa sang pemimpin memperhatikan kepentingan setiap anggota tim dan sang
pemimpin harus menaruh kepercayaan bahwa para anggota timnya melakukan
tugas tanggung-jawab mereka. Pemimpin dan yang dipimpin sama-sama ingin
mengetahui bahwa mereka akan menepati janji-janjinya dan tidak pernah luntur
dalam komitmennya. Orang yang hidup dengan integritas tidak akan mau dan
mampu untuk mematahkan kepercayaan dari mereka yang menaruh
8
kepercayaan kepada dirinya. Mereka senantiasa memilih yang benar dan
berpihak kepada kebenaran. Ini adalah tanda dari integritas seseorang.
Mengatakan kebenaran secara bertanggung jawab, bahkan ketika merasa tidak
enak mengatakannya.
Ciri-ciri pemimpin yang berintegritas tinggi :
a. Hati-hati dalam berucap. Ada pepatah yang mengatakan bahwa lidah itu lebih
tajam dari pedang. Artinya, ucapan seseorang dapat melukai hati orang lain
yang rasa sakitnya melebihi luka secara fisik.Untuk itu, berhati-hatilah dalam
berbicara. Jangan menggunakan kata-kata negatif kepada orang lain. Bahkan
jangan pula mengucapkan kata-kata yang buruk kepada diri sendiri.Karena
kata-kata memiliki kekuatan untuk menjatuhkan atau membangunkan
semangat. Sehingga harus lebih bijaksana dalam berbicara;
b. Dapat Memegang Perkataan. Apapun yang dikatakan, lakukan semuanya.
Jika tak mau atau tak dapat melakukannya, maka jangan pernah
mengatakannya.Ingat, seorang pemimpin harus dapat memegang setiap
perkataan dari mulutnya. Namun, terkadang memang sulit untuk dilakukan
dan akhirnya terpaksa menjilat ludah sendiri.Jika hal itu terjadi, maka harus
menarik kembali perkataan dan jangan mengucapkannya kembali. Berpikirlah
sebelum berbicara, apalagi berjanji kepada orang lain;
c. Jujur dalam bekerja. Pemimpin yang berintegritas akan menjaga kejujuran
dalam bekerja, jujur terhadap pikiran dan perasaan , karena semuanya akan
mempengaruhi tindakan .Jangan coba gunakan alasan apapun untuk
menutupi kebenaran. Ingat, tidak ada kesalahan yang dapat ditutupi
selamanya. Sehingga lebih baik bersikap jujur sedari awal;
d. Taat pada peraturan. Menjadi pemimpin berintegritas harus taat pada
peraturan yang berlaku. tidak akan melanggar sendiri kebijakan yang dibuat.
malah menjadi teladan di lingkungan tempat kerja Bahkan juga taat pada
peraturan hukum dan agama yang percaya. tidak mau melanggar hukum dan
berbuat dosa. Namun, berupaya agar pekerjaan berkenan di mata Sang
Pencipta;
e. Bertanggungjawab. Sebagai pemimpin, yang paling bertanggung jawab atas
kemajuan pekerjaan. Tugas memang berat, tapi siap untuk menanggung
semua risiko yang terjadi. akan berusaha agar setiap pekerjaan dapat selesai
dengan hasil yang terbaik. Sekalipun ada masalah yang harus dihadapi, tidak
akan menyalahkan orang lain, tapi menerima konsekuensi dan segera
mencari solusi yang tepat.
9
B. PENGELOLAAN BUDAYA PELAYANAN
1. Dinas PPKBP3A
Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPKBP3A) dalam konteks Misi Pemerintah
Kabupaten Cirebon Periode 2019-2024 adalah relevan dengan Misi ke-2 ( dua)
dengan penekanan pada misi meningkatnya kualitas hidup masyarakat melalui
pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat, peningkatan kualitas pendidikan dan
pelatihan, kesehatan dan ekonomi, seperti dalam rumusan teksnya: “Meningkatnya
kualitas hidup masyarakat melalui pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat,
peningkatan kualitas pendidikan dan pelatihan, kesehatan dan ekonomi”.
Dengan mengacu pada misi diatas serta melihat tugas dan fungsi Dinas
Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak ((DPPKBP3A) memiliki tujuan “Mengendalikan Kesenjangan Sosial
Kependudukan” yang urgensinya terfokus pada pengurangan keluarga Pra-Sejatera
dan Keluarga Sejahtera-1, penurunan angka TFR serta melindungi perempuan dan
anak yang termasuk kedalam kelompok rentan.
Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPKBP3A) Kabupaten Cirebon merupakan
satuan kerja perangkat daerah dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 12
Tahun 2016 Tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten
Cirebon, dan Peraturan Bupati Cirebon Nomor 61 Tahun 2016 Tentang Organisasi
dan Tata Kerja Dinas PPKBP3A Kabupaten Cirebon. Susunan organisasi Dinas
Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak (DPPKBP3A) Kabupaten Cirebon adalah sebagai berikut:
1) Kepala Dinas.
2) Sekretariat, membawahi :
a) Subbagian Umum dan Kepegawaian.
b) Subbagian Keuangan dan Aset.
c) Subbagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan.
3) Bidang Pengendalian Penduduk dan Kesejahteraan Keluarga, membawahi :
a) Seksi Ketahanan dan Kesejahteraan Keluarga.
b) Seksi Bina Pengendalian Penduduk dan Informasi Keluarga.
4) Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi, membawahi
a) Seksi Pengendalian Kelahiran dan Kesehatan Reproduksi;
b) Seksi Advokasi, Komunikasi, Informasi dan Edukasi.
10
5) Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Pengarusutamaan Gender (PUG),
membawahi:
a) Seksi Peningkatan Kualitas Hidup Perempuan.
b) Seksi Pengarusutamaan Gender (PUG).
6) Bidang Perlindungan Perempuan dan Anak, membawahi :
a) Seksi Pembinaan Anak Remaja.
b) Seksi Pencegahan dan Perlindungan Kekerasan Terhadap Perempuan dan
Anak.
7) Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD)
Unit Pelaksana Teknis selanjutnya disebut UPTD P5A adalah Unsur
Pelaksana Teknis pada Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana,
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Cirebon yang
melaksanakan sebagian dinas yang bersifat teknis operasional tertentu di
lapangan dibentuk berdasarkan Peraturan Bupati Nomor 11 Tahun 2018 Tentang
Perubahan Atas Peraturan Bupati Nomor 16 Tahun 2016 Tentang Pembentukan
Unit Pelaksana Teknis Daerah pada Dinas dan Badan di Lingkungan Pemerintah
Kabupaten Cirebon. Pada pasal 2 disebutkan bahwa pada lingkungan Dinas
Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak terdiri dari :
a) Unit Pelaksana Teknis Daerah Pengendalian Penduduk, Pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan Anak sebanyak 35 (tiga puluh lima) tipe A.
b) Pelaksana Teknis Daerah Pengendalian Penduduk, Pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan Anak sebanyak 5 (lima) tipe B.
2. Misi
Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPKBP3A) dalam konteks Misi Pemerintah
Kabupaten Cirebon Periode 2019-2024 adalah relevan dengan Misi ke-2 ( dua)
dengan penekanan pada misi meningkatnya kualitas hidup masyarakat melalui
pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat, peningkatan kualitas pendidikan dan
pelatihan, kesehatan dan ekonomi, seperti dalam rumusan teksnya:
“Meningkatnya kualitas hidup masyarakat melalui pemenuhan kebutuhan
dasar masyarakat, peningkatan kualitas pendidikan dan pelatihan,
kesehatan dan ekonomi”.
Dengan mengacu pada misi diatas serta melihat tugas dan fungsi Dinas
PPKBP3A memiliki tujuan “Mengendalikan Kesenjangan Sosial
Kependudukan” yang urgensinya terfokus pada pengurangan keluarga Pra-
11
Sejatera dan Keluarga Sejahtera-1, penurunan angka TFR serta melindungi
perempuan dan anak yang termasuk kedalam kelompok rentan.
12
GAMBAR 1.
BAGAN STRUKTUR ORGANISASI TATA KERJA DINAS PENGENDALIAN PENDUDUK KELUARGA BERENCANA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN
DAN PERLINDUNGAN ANAK
K EPALA DI NAS
S E K R E TA R I S
Seksi Ketahanan & Seksi Pengendalian Seksi Peningkatan Kualitas Seksi Pembinaan Anak &
Kesejahteraan Keluarga Kelahiran & Kesehatan Hidup Perempuan Remaja
Reproduksi
Seksi Bina Pengendalian Seksi Advokasi, Seksi Pangarusutamaan Seksi Pencegahan &
Penduduk & Informasi Komunikasi, Informasi & Gender Penanganan Kekerasan
Keluarga Edukasi Terhadap Perempuan &
Anak
UPT
13
Gambar 2.
Bagan Struktur Organisasi Tata Kerja UPTD P5A
KELOMPOK
JABATAN FUNGSIONAL
14
2) Tugas Pokok dan Fungsi
a. Dinas PPKBP3A
Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPKBP3A) Kabupaten Cirebon
sesuai dengan Peraturan Bupati Cirebon Nomor 73 Tahun 2016 Tentang
Fungsi, Tugas Pokok dan Tata Kerja Dinas Pengendalian Penduduk,
Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
Kabupaten Cirebon, Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana,
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Cirebon
mempunyai tugas pokok dan fungsi :
Tugas Pokok
Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPKBP3A) Kabupaten Cirebon
melaksanakan tugas pokok membantu Bupati di bidang
Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan Anak meliputi :
a) Merencanakan,
b) Merumuskan kebijakan,
c) Membina administrasi dan teknis,
d) Mengkoordinasikan,
e) Mengendalikan,
f) Mengevaluasi penyelenggaraan program dan kegiatan bidang
Pengendalian Penduduk, Kerluarga Berencana, Pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan Anak.
Fungsi
Dalam melaksanakan tugas pokok tersebut di atas, secara
keseluruhan Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPKBP3A)
Kabupaten Cirebon mempunyai fungsi sebagai berikut :
a) Perumusah kebijakan, pengendalian, pengevaluasian rencana
strategis (renstra) dan rencana kerja (renja) bidang
Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan Anak;
15
b) Perumusan dan penetapan Standar Operasional Prosedur (SOP),
target capaian Standar Pelayanan Minimal (SPM), Standar
Pelayanan (SP), dan Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) bidang
Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan Anak;
c) Perencanaan dan pengendalian anggaran Dinas;
d) Penyelenggaraan urusan administrasi Dinas;
e) Pembinaan pengelolaan administrasi Pengendalian Penduduk,
Keliarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak;
f) Pengendalian pembangunan Sistem Informasi Pengendalian
Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan PErempuan dan
Perlindungan Anak;
g) Pembinaan dan pengendalian pemrosesan akta pencatatan sipil;
h) Penetapan pedoman teknis pengaturan Norma, Standar,
Prosedur, Kriteria (NSPK) Pengendalian Penduduk, Keliarga
Berernca, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
sesuai aturan yang berlaku; Pengendalian bidang Pengendalian
Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak serta Unit Pelaksanaan Teknis Dinas (UPT)
sesuai dengan lingkup tugas;
i) Pelaksaan koordinasi dan fasilitas kerjasama Pengendalian
Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak; Pemantauan dan evaluasi kinerja
Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan Anak serta UPTD sesuai dengan
lingkup tugas;
j) Penilaian dan pengendalian terhadap pelaksanaan program
kegiatan; dan
k) Pelaksaan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh Bupati sesuai
tugas dan fungsinya.
16
b. Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD)
17
4. Pengelolaan Tim
a. Struktur Aksi
MENTOR
COACH PROJECT
LEADER
2. Deskripsi Struktur
Mentor :
1) Memberikan masukan, dukungan dan arahan atas keseluruhan Aksi
perubahan.
2) Membantu mengatasi hambatan.
3) Mendukung penyelesaian proyek.
4) Memberi arahan pencapaian tujuan, target dan rencana kerja.
5) Memberi inspirasi dan motivasi Pemimpin Proyek.
Project Leader :
1) Mengelola tim dan Aksi perubahan untuk menghasilkan output.
2) Menciptakan team bilding.
3) Menyediakan input dalam pelaksanaan proyek.
4) Memberi arahan pada Tim Aksi perubahan.
Coach :
1) Memberikan masukan pada tim.
2) Membantu menyelesaikan masalah / kendala.
3) Memberikan inspirasi dan motivasi kepada Pemimpin Proyek.
Tim Teknis Sistem Informasi :
adalah Staf UPT yang bertugas dalam pelaksana teknis penyusunan Sistem
Informasi serta membantu menyiapkan kelengkapan administrasi seperti
surat menyurat, daftar hadir rapat, notulen hasil rapat dan draft surat
keputusan.
18
Tim TIM Teknis Konseling Center dan Konten:
Yaitu Penyuluh KB dan MOTEKAR dimana perannya dalam melaksanakan
Konseling serta penyiapan konten konten yang akan di masukkan kedalam
sistem informasi.
5. Stakeholder
a. Identifikasi Stakeholder
Stakeholder adalah orang memiliki peran penting terhadap kelancaran dan
keberhasilan rencana Aksi perubahan yang akan dilaksanakan. Kegiatan
identifikasi ini merupakan tahapan untuk memilah orang kedalam bagian
mempengaruhi atau dipengaruhi, memiliki kepentingan dan idak memiliki
kepentingan
b. Stakeholder Internal dan Eksternal
19
d. Pemetaan Stakeholder
Influence/Pengaruh (+)
LATEN PROMOTERS
Camat Kepala Dinas
KUA Para Kepala
Kepala Desa Bidang
Puskesmas
Interest/ Interest/
Kepentingan ( - ) Kepentingan (+)
DEFENDERS
Penyuluh KB/
Motekar
APHATETICS Penyuluh Agama
TIm Penggerak
PKK
Influence/Pengaruh (-)
Gambar 2. Pemetaan Stakeholder
Keterangan
1) Promoters memiliki kepentingan terhadap upaya dan juga kekuatan untuk
membantu membuatnya berhasil (atau menggelincirkan)
2) Defenders memiliki kepentingan Besar dan dapat menyuarakan
dukungannya dalam komunitas, tetapi kekuatannya kecil dalam
mempengaruhi upaya.
3) Latens tidak memiliki kepentingan khusus maupun terlibat dalam upaya,
tetapi memiliki kekuatan besar untuk mempengaruhi upaya untuk menjadi
tertarik.
4) Apathetics Kurang memiliki kepentingan maupun kekuatan, bahkan
mungkin tidak mengetahui adanya upaya.
20
e. Net Map Dukungan Stakeholder
Gambar 3.
Peta jaringan/ keterkaitan stakeholder
Keterangan
: Koordinasi : Ekternal : Tingkat Dukungan
: Perintah : Internal
Pusk
Penyulu
Kepa
21
f. Analisis Stakeholders dan Strategi Komunikasi dengan Stakeholders
Influence/Pengaruh (+)
LATEN PROMOTERS
Camat Kepala Dinas
KUA Para Kepala Bidang
Kepala Desa
Puskesmas
Interest/ Interest/
Kepentingan (-) Kepentingan (+)
DEFENDERS
Penyuluh KB/ Motekar
Penyuluh Agama
APHATETICS Penyuluh Kesehatan
Influence/Pengaruh (-)
Keterangan
1) Promoters memiliki kepentingan terhadap upaya dan juga kekuatan untuk
membantu membuatnya berhasil (atau menggelincirkan)
2) Defenders memiliki kepentingan Besar dan dapat menyuarakan
dukungannya dalam komunitas, tetapi kekuatannya kecil dalam
mempengaruhi upaya.
3) Latens tidak memiliki kepentingan khusus maupun terlibat dalam upaya,
tetapi memiliki kekuatan besar untuk mempengaruhi upaya untuk
menjadi tertarik.
4) Apathetics Kurang memiliki kepentingan maupun kekuatan, bahkan
mungkin tidak mengetahui adanya upaya.
22
Strategi komunikasi yang baik dimulai dengan penempatan sumber daya
manusia dalam pemetaan stakeholder dan net-Map stakeholder yang sudah
direncanakan dan strategi komunikasi yang paling efektif akan dilaksanakan.
Strategi Komunikasi secara teknik dan metode yang akan dilaksanakan pada
Aksi perubahan terhadap semua stakeholder terkait dijelaskan melalui tabel
strategi komunikasi berikut ini:
23
No. Stakeholder Stategi Komunikasi
Teknik Metode
• PROMOTERS
• DEFENDERS
• LATENS
24
25
BAB II
DESKRIPSI HASIL KEPEMIMPINAN
CAPAIAN DALAM PERBAIKAN SISTEM PELAYANAN
A. TEROBOSAN/INOVASI
Dari hasil identifikasi masalah dan penentuan skala prioritas yang harus diselesaikan
maka inovasi yang dapat dilaksanakan secara sistematis, terintegrasi dan
berkelanjutan. Aksi perubahan yang akan kami lakukan adalah : “SI PARTNER
CATIN” kepanjangan dari Sistem Informasi Pelayanan Pranikah Terintegrasi Bagi
Calon Pengantin Di Kecamatan Plumbon. Langkah Inovasi dari Aksi perubahan ini
memprioritaskan Pelaksanaan KIE Program Pengendalian Penduduk dan Keluarga
Sejahtera dengan pengoptimalan Kegiatan konseling dan penyuluhanan bagi calon
pengantin. Fokus area permasalahan dan gagasan inovasi yang akan dilaksanakan
adalah:
• Pembetukan konseling center
• Terbentuknya tim konseling
• Pemanfaatan sistem informasi dan media sosial sebagai media konsultasi, laporan
dan penyuluhan.
Dengan aksi perubahan ini diharapkan meningkatkan pengetahuan ketahanan
keluarga bagi pasangan suami istri sehingga dapat menurunkan angka perceraian di
wilayah kecamatan Plumbon.
Tabel 2. Penyusunan Prioritas Penyelesaian masalah dengan Metode USG
NO PERMASALAHAN U S G JUM PRIO
LAH RITAS
1. Masih adanya perkawinan remaja 4 3 3 10 4
usia 18 tahun (0,46%)
2. Tingginya angka perceraian 5 5 5 15 1
(15,47%)
3. Masih dijumpai kasus-kasus 4 4 4 12 3
kekerasan dalam rumah tangga
(0,69%)
4. Kurangnya pengetahuan 5 5 4 14 2
ketahanan keluarga bagi calon
pasangan suami istri.
Hasil analisis melalui metode USG diatas, menunjukkan bahwa prioritas pertama
masalah yang harus diselesaikan adalah Tingginya angka perceraian.
26
B. MEMBANGUN KOMITMEN BERSAMA
Undang-Undang No. 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan
dan Pembangunan Keluarga telah mengamanatkan perlunya pengendalian kuantitas,
peningkatan kualitas dan pengarahan mobilitas penduduk agar mampu menjadi
sumber daya yang tangguh bagi pembangunan dan ketahanan nasional. Program
pembangunan yang berkaitan dengan kependudukan adalah Program Keluarga
Berencana dan keluarga sejahtera yang bertujuan mengendalikan laju pertumbuhan
penduduk, pembinaan peran serta masyarakat dalam pelayanan KB dan Kesehatan
Reproduksi (KR) diantaranya melalui program Pendewasaan Usia Perkawinan (PUP).
Tujuan program pendewasaan usia perkawinan (PUP) adalah Memberikan
pengertian dan kesadaran kepada remaja agar didalam merencanakan keluarga,
mereka dapat mempertimbangkan berbagai aspek berkaitan dengan kehidupan
berkeluarga, kesiapan fisik, mental, emosional, pendidikan, sosial, ekonomi serta
menentukan jumlah dan jarak kelahiran anak. Perkawinan adalah membentuk
keluarga harmonis melalui saling asah, asih dan asuh dalam ikatan cinta kasih
berdasakan nilai-nilai agama yang disepakati oleh kedua belah pihak untuk
mewujudkan keluarga bahagia dan sejahtera lahir dan bathin diperluhkan
pengetahuan ketahanan keluarga melalui pendewasaan usia perkawinan (PUP) bagi
calon pasangan suami istri sehingga dapat menurunkan angka perkawinan remaja
dibawah usia 18 tahun, menurunkan angka perceraian, berkurangnya kasus
kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).
Dalam mengoptimal program Pendewasaan Usia Perkawinan (PUP) maka
salah satu upayanya dengan “SI PARTNER CATIN”. Yaitu Pelayanan Pra nikah
terintegrasi bagi calon pengantin, yang merupakan wadah untuk menyampaikan
informasi program Kependudukan Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga
(KKBK) dan kesehatan melalui kegiatan konseling pranikah. Kedepan keberadaan
pusat konseling ini diharapkan dapat memberikan informasi yang bermanfaat
tentang program Kependudukan Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga
(KKBPK) kepada masyarakat agar dapat menjadi keluarga yang tanggu dalam
menyiapkan generasi penerus yang berkualitas.
Adapun kendala yang ada adalah sebagai berikut :
1. Kendala Internal
Kompetensi SDM belum maksimal.
Belum adanya peraturan yang baku terkait dengan penyuluhan.
27
Belum adanya Anggaran khusus untuk penyuluhan kelompok calon
pengantin.
2. Kendala Eksternal
Belum terkoordinasi dengan baik kegiatan KKBPK.
Belum adanya koordinasi antara kecamatan, Desa, KUA, Puskesmas.
Adapun cara mengatasi kendala dengan cara sebagai berikut :
Tabel 3. Strategi penyelesaian kendala dengan Resiko dam mitigasi
Dari
RESIKO MITIGASI
Kend
Internal
Eksternal
28
program KKBPK khususnya calon pengantin untuk merencanakan keluarga
kecil yang bahagia dan sejahtera melalui kegiatan konseling terintegrasi.
29
Pelaksanaan aksi perubahan “SI PARTNER CATIN” (Sistem Informasi
Pelayanan Terintegrasi Bagi Calon Pengantin) Di Kecamatan Plumbon
dilaksanakan melalui 5 (lima) tahapan yaitu :
1. Pembentukan Tim Efektif
2. Membangun dukungan Stakeholder
3. Merancang Desain Aplikasi
4. Membuat Buku Pedoman Teknis
5. Membuat Konten dan penyusunan kegiatan
Dukungan Internal dan eksternal saat ini dan kondisi pandemi mengakibatken respon
positif dan dukungan yang sangat besar dimana proses pelayanan bisa diarahkan
kepada pelayanan digital sesuai dengan arah pembangunan SDM di era 4.0 saat
pandemi ini.
Dan pelaksanaan aksi perubahan juga harus melalui kendala teknis yang
mengharuskan adanya inovasi dan strategi komunikasi terhadap rancangan aksi
perubahan sebelumnya yang juga dikarenakan kondisi pandemi covid agar tujuan
bisa tetap dilaksanakan.
Pelaksanaan aksi perubahan “SI PARTNER CATIN” (Sistem Informasi
Pelayanan Terintegrasi Bagi Calon Pengantin) Di Kecamatan Plumbon ini
juga sudah mulai diarahkan kepada pencapaian tujuan jangka menengah yaitu
dengan sudah dilaksanakan sosialisai dan uji coba aplikasi saat pelaksanaan
pelayanan penyuluhan bagi calon pengantin di kecamatan plumbon.
30
Tabel 5. Capaian waktu dan output proyek perubahan
Waktu
No Pelaksanaan Milestone/ Kegiatan Wakt Evidenc Capaian Output Pelaksana Ket.
u e
1 PEMBENTUKAN TIM EFEKTIF
21 April 2020 1. Penyusunan Tim Efektif 1 hari Usulan SK Usulan SK TIM Usulan sk tim Project leader
TiM
23 April 2020 2. Rapat persiapan pelaksanaan 1 hari Daftar hadir, Kesanggupan Usulan SK TIM Project leader
Notulen Calon Anggota
28 April 2020 3. Penetapan Tim Efektif oleh Kepala 1 hari SK TIM yang Disetujuinya SK SK TIM Project leader
Dinas ditandatanga TIM
n
2 Membangun Dukungan Stikholder
24-27 April 2020 1. Koordinasi dan konsultasi dengan 1 hari Surat dukungan tujuan proyek Project leader
stakholder Internal Pernyataan stakeholder perubahan
Dukungan dipahasmi oleh
stakholder
2- 9 Mei 2020 2. Koordinasi dan konsultasi dengan 7 hari Surat dukungan tujuan proyek Project leader
stakholder eksternal Pernyataan stakeholder perubahan
Dukungan dipahasmi oleh
stakholder
3 Merancang Desain Aplikasi
16 Mei 2020 1. Konsultasi dengan program tentang 1 hari Foto Kerangka aplikasi Tim siap ikut dan Project leader
Desain Aplikasi terlibat
31
12 Mei 2020 2. Membuat Rancangan Desain Aplikasi 3 hari Foto Kerangka aplikasi Tim siap ikut dan Tim
terlibat Pelaksanaan
3. Simulasi Aplikasi 2 hari Screenshoot Diketahuinya Tim siap ikut dan Tim
aplikasi dan kendala2 pada terlibat Pelaksanaan
aplikasi visual aplikasi awal
27 Mei 2020 1. Rapat koordinasi Pembahasan 1 hari Foto, daftar Tim dapat Tim siap ikut dan Project leader
hadir berperan dalam terlibat
uji coba aplkasi
28 Mei 2020 2. Melaksanakan Uji Coba Rancangan 2 hari Foto, daftar Didapatkannya Beberapa masukan Tim
Tekis Aplikasi hadir saran masukan2 atas tentang tampilan Pelaksanaan
aplikasi yang dan konten
5 Pengembangan Konten dan Penyusunan Kegiatan
1. Pembuatan surat perintah tugas 1 hari Jadwal tugas Staf UPTD P5A Tim
konsulen dengan jadwal harian melaksanakan pelaksanaan
jadwal
32
BAB III
KEBERLANJUTAN AKSI PERUBAHAN
Aksi Perubahan “SI PARTNER CATIN” dengan penyusunan sistem informasi sebagai
media penyuluhan dan data pranikah di UPTD P5A Kecamatan Plumbon memiliki tujuan
jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang sebagai berikut :
1. Jangka Pendek (2 bulan)
Tersedianya Tim
Tersedianya sistem informasi sebagai media penyuluhan dan data pranikah.
2. Jangka Menengah (1 tahun)
Terbentuknya “SI PARTNER CATIN” sebagian wilayah (7 desa) kecamatan Plumbon
kabupaten Cirebon.
Saat ini juga sudah dimulai kegiatan sosialisasi terhadap Stakeholder external di
kacamatan plumbon yaitu di KUA , Petugas Puskesmas dan dua desa sehingga untuk
pencapaian jangka menengahpun bisa lebih optimis.
3. Jangka Panjang ( 2 tahun)
Terbentuknya “SI PARTNER CATIN” di seluruh wilayah kecamatan Plumbon. Dalam dua
tahun kedepan UPTD P5A yakin dengan dukungan seluruh stakeholder untuk dapat
diterapkan di seluruh desa Kecamatan Plumbon bahkan bisa dijadikan model rujukan
penerapan model sama di kecamatan lain.
33
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Tujuan dari sebuah perkawinan adalah membentuk keluarga harmonis melalui
saling asah, asih dan asuh dalam ikatan cinta kasih berdasakan nilai-nilai agama yang
disepakati oleh kedua belah pihak (komitmen) untuk mewujudkan keluarga bahagia dan
sejahtera lahir dan bathin. Perkawinan jika dilakukan pada usia yang tepat akan
membawa kebahagiaan bagi pasangan dan keluarga. Menikah di usia muda memiliki
potensi lebih besar untuk gagal (cerai) karena ketidak siapan mental dalam menghadapi
dinamika rumah tangga dan tanggung jawab atas peran masing-masing seperti mengurus
rumah tangga, mencukupi ekonomi keluarga dan mengasuh serta mendidik anak. Selain
itu banyak konsekuensi yang harus di tanggung antara lain: konsekuensi Kesehatan,
Pendidikan, Ekonomi dan mental. Maka perkawinan perlu dipersiapkan secara dini
sehingga tidak berdampak dikemudian hari. “SI PARTNER CATIN” adalah sebuah wadah
yang dapat digunakan untuk menyampaikan informasi program KKBPK melalui kegiatan
konseling pranikah. Kedepannya keberadaan pusat konseling ini diharapkan akan dapat
memberikan informasi yang bermanfaat tentang program KKBPK kepada masyarakat
melalui kegiatan konseling pranikah kepada calon pengantin supaya setelah menjadi
pasangan suami istri yang harmonis dan bahagia dunia akhirat, sehingga dapat
menyiapkan generasi – generasi penerus yang tangguh dan berkualitas.
B. REKOMENDASI
Aksi Perubahan “SI PARTNER CATIN” sangat penting di kembangkan sebagai media
penyuluhan dan data pranikah di UPTD P5A Kecamatan Plumbon sehingga para petugas
lapangan mendapatkan referensi dan data yang akurat baik yang di UPTD P5A maupun
yang di KUA dan Puskesmas. Dimasa yang akan datang perlu disempurnakan lagi
system terutama informasi dan pendataannya sehingga cakupan dan pemanfaatanya bisa
lebih luas bukan hanya kecamatan Plumbon tapi seluruh kecamatan yang ada di
kabupaten Cirebon.
34