Anda di halaman 1dari 10

KONSEP ATP DAN WTP

Makalah ini dibuat dan diajukan untuk memenuhi tugas kelompok pada mata kuliah“
Ekonomi Kesehatan”

Dosen Pengampu :

Ahmad Zacky Anwary, SE., M.P.H.

KELOMPOK 3

Di Susun oleh :

1. Desy Rahmayanti 2007010258


2. Desy Sabputry 2007010252
3. Muhamad Ihsanurul Kamil 2007010194
4. Muhammad Ikhsan Aditya 2007010230
5. Oktaristanti 2007010213
6. Sendy Fetariano 2007010177
7. Sudarmadi 2007010203
8. Yeusi Epriliani Utami Putri 2007010228

PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS ISLAM KALUMANTAN MUHAMMAD ARSYAD AL BANJARI
BANJARMASIN
2020

i
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatulllahi Wabarakatu.

Alhamdulillah segala puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang
telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan
makalah konsep ATP dan WTP ini dapat terselesaikan dengan baik. Shalawat serta salam
selalu tercurahkan kepada-Nya junjungan Nabi Muhammad Saw, semoga atas izin Allah
SWT bersama teman-teman seperjuangan semua mendapatkan syaafaatnyaa nanti. Amin
Ya Rabbal Alamin. Penyusun makalah ini dapat terselesaikan berkat dukungan kelompok,
dorongan, motivasi, bimbingan, nasehat, dan semangat dari orang terdekat, sehingga
mampu menyelesaikannya. Oleh karena itu, tidak lupa pula kami ucapkan terima kasih
kepada Yth. Ahmad Zacky Anwary, SE., M.P.H. selaku dosen mata kuliah “ Ekonomi
Kesehatan” .

Penulis menyadari bahwa makalah “Konsep ATP dan WTP” ini jauh dari
kesempurnaan, Semoga dalam makalah ini para pembaca dapat menambah wawasan ilmu
pengetahuan dan diharapkan kritik yang membangun dari para pembaca guna memperbaiki
kesalahan sebagaimana mestinya.

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................ii

DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii

BAB I..........................................................................................................................................1

PENDAHULUAN......................................................................................................................1

1.1 Latar Belakang................................................................................................................1

1.2 Tujuan..............................................................................................................................2

1.2.1 Tujuan Umum................................................................................................................2

1.3 Manfaat...........................................................................................................................2

1.3.1 Bagi Penulis....................................................................................................................2

1.3.2 Bagi Mahasiswa.............................................................................................................2

BAB II.........................................................................................................................................3

TINJAUAN TEORI....................................................................................................................3

2.1 ATP dan WTP...................................................................................................................3

2.1.1 Pengertian ATP dan WTP..............................................................................................3

2.1.2 Faktor – faktor yang mempengaruhi ATP dan WTP.....................................................3

BAB III.......................................................................................................................................6

PENUTUP...................................................................................................................................6

Kesimpulan..............................................................................................................................6

Saran........................................................................................................................................6

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................7

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Undang-Undang No. 40/2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN)
menyatakan bahwa jaminan kesehatan menggunakan prinsip asuransi sosial yaitu
kepesertaan yang bersifat wajib, besaran premi berdasarkan persentase pendapatan
dan semua anggota mendapatkan pelayanan kesehatan yang sama. Melalui
pelaksanaan SJSN ini, seluruh masyarakat akan mendapatkan pelayanan kesehatan
yang akan berdampak pada peningkatan derajat kesehatan. Undang-Undang No.
36/2009 tentang Kesehatan menyebutkan bahwa setiap orang mempunyai hak yang
sama dalam memperoleh akses atas sumber daya dalam bidang kesehatan serta
mempunyai kewajiban untuk ikut mempertahankan dan meningkatkan derajat
kesehatan yang setinggi-tingginya, serta turut serta dalam program jaminan
kesehatan sosial. Dengan demikian, masyarakat sebagai sasaran program
merupakan salah satu komponen yang harus dipersiapkan untuk ikut serta dalam
pembiayaan jaminan kesehatan sesuai kemampuannya. Saat ini hampir di seluruh
pelosok daerah, pembiayaan kesehatan dan kepesertaan jaminan pemeliharaan
kesehatan menjadi masalah yang sangat penting karena cukup memberatkan
khususnya bagi golongan ekonomi menengah ke bawah. Masyarakat miskin telah
mendapatkan bantuan baik dari pemerintah pusat (Jamkesmas) maupun pemerintah
daerah, sedangkan masyarakat yang kaya, mampu untuk membiayai kesehatannya.
Dipihak lain masyarakat pekerja informal yang tidak mempunyai penghasilan tetap
serta bukan merupakan sasaran program pemerintah dalam Jamkesmas baik di
tingkat nasional, provinsi maupun kabupaten/kota, merupakan sasaran yang perlu
diprioritaskan karena kelompok ini cukup banyak jumlahnya.

1
1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum


Penyusunan makalah ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan
tentang konsep ATP dan WTP.

1.3 Manfaat

1.3.1 Bagi Penulis


Bagi penulis sendiri dapat memberikan pengetahuan, pengalaman dan
mengembangkan kemampuan penulis dalam menyusun makalah tentang
Konsep ATP dan WTP.

1.3.2 Bagi Mahasiswa


Untuk dapat membantu menambah referensi tantang Konsep ATP dan WTP.

2
BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 ATP dan WTP

2.1.1 Pengertian ATP dan WTP


Ability To Pay (ATP) Ability To Pay (ATP) adalah kemampuan seseorang untuk
membayar jasa pelayanan yang diterimanya berdasarkan penghasilan yang dianggap
ideal. Willingness To Pay (WTP) adalah kesediaan pengguna untuk mengeluarkan
imbalan atas jasa yang diperolehnya.
(Menurut Adisasmita, 2008), Ability To Pay adalah Pendekatan yang digunakan
dalam analisis ATP didasarkan pada alokasi biaya untuk pemenuhan terhadap
kebutuhan sehari-hari dari pendapatan rutin.
(Menurut Susenas 2000), Kemauan membayar kesehatan atau dikenal dengan
WTP, yaitu besarnya dana yang mau dibayarkan keluarga untuk kesehatan.

2.1.2 Faktor-Faktor yang mempengaruhi ATP dan WTP

a. Faktor-faktor yang mempengaruhi ATP, yaitu :


1) Harga barang (Biaya Kesehatan)
Kecenderungan biaya kesehatan yang konsisten dalam kenaikan biaya
pemeliharaan kesehatan dapat disebabkan antara lain oleh :
a) Kenaikan yang tajam dalam biaya pelayanan kesehatan, termasuk
obat-obatan.
b) Perubahan dalam struktur penduduk.
c) Peningkatan utilisasi dari berbagai jenis pelayanan kesehatan.
d) Peningkatan kualitas tindakan medis, termasuk teknik pengujian dan
diagnosis lanjut yang semakin canggih, perlengkapan alat bantu,

3
transplantasi organ dan teknologi perawatan kesehatan lain yang
semakin maju.
2) Pendapatan konsumen

Biaya pelayanan kesehatan umumnya meningkat sesuai dengan


peningkatan pendapatan. Disamping biaya dokter umumnya dipengaruhi
oleh kemampuan ekonomi pasien, juga lebih sering memeriksa dan
memelihara kesehatan dibanding kelompok responden yang berpendapatan
rendah. Begitu pula dengan biaya pelayanan kesehatan, mereka menuntut
lebih banyak pelayanan lanjutan sehingga biaya kesehatan lebih tinggi
faktor yang mempengaruhinya antara lain, pengetahuan dan kesadaran
terhadap kesehatan dari kelompok responden yang memiliki pendapatan
tinggi lebih baik dibandingkan yang berpendapatan lebih rendah.

3) Jumlah anggota keluarga

Semakin banyak jumlah anggota keluarga akan semakin banyak pula


kebutuhan untuk memenuhi kesehatannya dan secara otomatis akan
semakin banyak alokasi dana dari penghasilan keluarga per bulan
yang harus disediakan. (Faiz, 2006)

Dua batasan ATP yang dapat digunakan sbb:

1) ATP 1 adalah besarnya kemampuan membayar yang setara dengan 5 % dari


pengeluaran pangan non esensial dan non makanan. Batasan ini didasarkan
bahwa pengeluaran untuk non makanan dapat diarahkan untuk keperluan lain,
termasuk untuk kesehatan.
2) ATP 2 adalah besarnya kemampuan membayar yang setara dengan jumlah
pengeluaran untuk konsumsi alkohol, tembakau, sirih, pesta/upacara. Batasan
ini didasarkan kepada pengeluaran yang sebenarnya dapat digunakan secara
lebih efesien dan efektif untuk kesehatan. Misalnya dengan

4
mengurangi pengeluaran alkohol / tembakau / sirih untuk kesehatan.
(Adisasmita, 2008)
b. Faktor – faktor yang mempengaruhi WTP, yaitu :
1) Harga barang
2) Pendapatan Bila seseorang responden mempunyai pendapatan yang
semakin meningkat tentunya kemauan membayar tarif pelayanan
kesehatan pun semakin besar. Hal ini disebabkan karena alokasi biaya
kesehatan lebih besar sehingga akan memberikan kemampuan dan kemauan
yang lebih besar pula untuk membayar tarif pelayanan kesehatan tersebut.
3) Selera
4) Persepsi terhadap barang/jasa (variabel non ekonomi)

Kondisi hubungan antara tarif resmi pelayanan kesehatan yang berlaku dengan
menyertakan fakor – faktor ATP dan biaya operasional.

1) Tarif lebih kecil dari ATP


Apabila terjadi kondisi ini maka kemampuan masyarakat sangat baik, karena
tarif yang diberlakukan ternyata lebih kecil dari daya beli masyarakat. Pada
kondisi ini masyarakat mampu membeli jasa dan barang yang ditawarkan
tanpa memikirkan untuk mencari alternatif lain.
2) Tarif hampir sama dengan ATP
Pada kondisi ini pemakai jasa berkemampuan hampir sama dengan tarif
yang diberlakukan, tidak semua masyarakat mampu membeli jasa dana
barang tersebut, ada kemungkinan sebagian masyarakat yang
menggunakan alternatif lainnya.
3) Tarif lebih besar dari ATP
Apabila terjadi kondisi seperti ini maka kemampuan dari
masyarakat sangat jelek, karena tarif yang diberlakukan ternyata lebih
besar dari daya beli masyarakat, maka sebagian besar masyarakat tidak
mampu membeli barang atau jasa yang ditawarkan (Hadi, 2008).

5
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan dari kemampuan seseorang membayar jasa pelayanan yang


diterimanya disebut dengan ATP, serta kemauan membayar kesehatan atau dikenal
dengan WTP sehingga ATP dan WTP ada hubungannya terhadap keputusan penentuan
kelas iuran jaminan kesehatan pada masyarakat yang sesuai dengan kemampuan
pendapatan masyarakat itu sendiri,sehingga bias tercapai pelayanan kesehatan yang
memadai.

3.2 Saran

Dengan adanya kerjasama dengan pihak Jaminan Kesehatan di masyarakat


diharapkan masyarakat mengerti akan manfaat Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)dan
berusaha untuk menyisihkan sebagian penghasilannya untuk danakesehatan sehingga
tingkat ATP (Ability to Pay) dan WTP(Willingness to Pay) masyarakat dapat
meningkat.

6
DAFTAR PUSTAKA

Undang-Undang No.40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasioanal, 2004

Undang-Undang No.36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, 2009

Undang-Undang No. 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial, 2011

Undang-Undang No. 12 Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan Nasional, 2013

Anda mungkin juga menyukai