Anda di halaman 1dari 7

13042020 Research Management

Di sini lebih dijelasin bahwa pernan teknologi itu sangat besar dan sebenenrya sudah dirasakan sejak
jaman dulu, pas revolusi pertanian. Awalnya kan harus berburu, sekarang dengan bercocok tanam
menggunakan teknik tertentu sehingga kita bisa mendapatkan makan (supply makanan) yang
konstan dibandingkan harus berburu. Denga teknologi dan teknik2nya kita juga jadi tau kapan
hewan ini bertelur, jebakan apa yang harus digunakan sehingga memudahkan kita. Selain itu dengan
adanya teknologi seperti pembangkit listrik, gerekan, dll mempercepat proses. Ini adalah teknologi
dalam bentuk yang sederhana.
Sama kayak sebelunya, di artikel penulis mencoba untuk menguraikan perkembangan teknologi di
bidang bisnis yang mengubah perilaku sosial. Di sini pernah teknologi juga bisa lebih mengekspolitas
worker (pekerja). Tapi yang dia jelasin di sini cuman perkembangan bisnis dengan adanya teknologi.
Di sini belum dibahas apa dampak teknologi terhadap etika bisnis? Apa hubungannya teknologi
terhadap csr? Ya udh dapet sih logicnya kalo csr, tapi buat bisnis etik gimana? Mungkin nanti baru
dibahas.
Iya sih awalnya kan yag revolusi industri unculah arah2 berat, jadi lebih ke besar. Sekarang ada
teknologi baru seperti internet membuat segala sesuatu lebih simple dan cepat. Masalahnya dibalik
benefit ini apakah ada kelemahannya?
Terus kan teknologi sekarang memudahkan seseorang mengakses data, contoh aja bisa buka
download youtube, liat data driving records, nomor telfon (contoh aja nyantumin di linkin),
sebelumnya kan orang harus minta ijin dulu bahkan kita harus beli kaset atau CD sebelum kita bisa
menikmati lagu. Apakah dengan teknologi ini orang jadi ga mau upload atau create musik atau
postin lagu lagi? Teknologi sudah mengubah etika seseorang dan menjadi umum.

Malah sekarang ada yang namanya nanoteknologi, itu kecila banget. Nano teknologi itu teknologi
skala kecil yqang dapat membangun struktur atau assemble di dalam komputer yang kecil, ya
mungkin kalo ada error dalam komputer kita cukup taruh nano teknologi nanti bisa benerin sendiri
atau nano teknologi bisa mendiagnosa seseorang dengan cari ditaruh di peredaran darah (aliran
darah) sehingga hasilnya lebih detail dibandingkan diagnosis secara fisiologi. Cuman ada kontra dari
nano teknologi ini, kalo kehirup atau ke paru2 bisa menyebabkan kanker. Gua sebenernya juga
bingun emang kalo di aliran darah ga kanker?
Wah ini serem banget, bener2 pengaruh teknologi terhadap etika. Di sini lucunya penulis ga
berspekulasi jahat tapi memancing supaya kita jadi berfikir jahat atau nethink. Contoh aja dia kasih
tau genetik manusia, binatang, bahkan tanaman bisa direkayasa, bisa diambil dan ditaruh yang baru.
Jadi contoh ngambil gentiknya ubur2 yang bisa glowing in the dark ditaruh ke kelinci, jadi pas
malem2 kelincinya bisa glowing in the dark. Ya pengusaha sih liatnya di pertanian seperti contoh ada
hama, nah dia bikin varietas tahan atau kan pestisida ga dibolehin, jadi au bikin pertanian organik,
masalahnya di pertanian organik bakterinya bisa dimodifikasi.
Di sini yang bisa gua simpulin dari bagian ini jadi dengan adanya globalisasi, orang jadi bisa
mendengarkan lagu yang sama, makanan yang sama, mobil yang sama nah mikir gua dengan adanya
globalisasi, bisnis etika di setiap negara jadi mendekati sama yang tadinya beda jauh banget. Gausah
jauh2 contoh aja ada google Indonesia, atau facebook indonesia itu kan kerja di sana santai, tetapi
produktif, nah model seperti ini yang akhirnya mulai diadopsi oleh orang indonesia karena
keberadaan kantor google atau kantor facebook.

Dengan adanya teknologi, kan orang jadi terkoneksi satu dengan yang lain, nah interaksi seperti itu
menciptakan globalisasi. Globalisasi dari segi bisnis kan nyari cost labor yang murah tetapi ada sisi
lain yaitu dapat mengurangi tingkat pengangguran contoh pada China, india, Bangladesh, Brazil, dll.
World Bank juga bilang bahwa tingkat pengangguran yang awalnya 52% jadi turun menjadi 25%.
Mungkin maksud dari kalimat ini kek contoh china kan bisa memproduksi apel. Nah dengan apel
yang bagus jadi negera tertentu akan impor apel tersebut. nah negara pengimpor justru jadi lebih
membeli apel impor dibandingkan denga budidaya sendiri. World bank bilang masih adanya
ketimpangan dalam negara dan antar negara. Tapi ya harusnya dijadikan motivasi untuk
berkembang sih. Karna emang bener kualitasnya kurang bagus, kecuali kalo kualitasnya bagus tapi
birokrasinya di indo yang lebih memihak importir, itu baru boleh protes. Tapi bener deh, harusnya
jadi motivasi.

Anda mungkin juga menyukai