STUDI KASUS
SKYVIEW MANOR
Oleh:
Dewi Mita Rozali (1806278711)
Gerald Kevin Bonifacius Hasintongan (1806278775)
Yohanes Whimpi Hardono Jati (1806279046)
Kelas: F18-2S
Dosen : Dr. Katjep K. Abdoelkadir
MAGISTER AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS INDONESIA
2019
STATEMENT OF AUTHORSHIP
“Kami yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa makalah/tugas terlampir adalah murni
hasil pekerjaan kami sendiri. Tidak ada pekerjaan orang lain yang kami gunakan tanpa
menyebutkan sumbernya.
Materi ini tidak/belum pernah disajikan/digunakan sebagai bahan untuk makalah/tugas pada mata
ajaran lain kecuali kami menyatakan dengan jelas bahwa kami menyatakan dengan jelas
menggunakannya.
Kami memahami bahwa tugas yang kami kumpulkan ini dapat diperbanyak dan atau
dikomunikasikan untuk tujuan mendeteksi adanya plagiarisme.”
Skyview Manor merupakan sebuah perusahaan yang hanya bergerak di bidang usaha hotel,
tanpa ada restoran atau bar. Tujuan utamanya adalah memberikan para wisatawan sebuah tempat
penginapan yang baik dan berkualitas tetapi dengan harga yang cukup terjangkau. Skyview Manor
hanya beroperasi selama 120 hari dalam setahun, yaitu pada saat musim dingin dimana banyak
wisatawan datang untuk bermain ski. Skyview Manor memiliki 50 kamar di sisi timur dengan tarif
$15 dan $20 untuk hunian tunggal dan ganda. Sedangkan untuk sisi barat Skyview Manor, terdapat
30 kamar dengan tarif yang lebih mahal daripada sisi timur. Hal tersebut dikarenakan pada sisi
barat pemandangan tiap kamar sangat bagus, tarif per kamar adalah $20 dan $25 untuk masing-
masing hunian tunggal dan ganda. Selama beroperasi pada tanggal 2 Desember sampai dengan
akhir Maret, normalnya hotel penuh saat weekend dan rata-rata saat weekday terisi 50 samapi 60
kamar. Akan tetapi saat akhir musim hotel akan mengalami peningkatan sebesar 80%.
Perbandingan antara hunian tunggal dan ganda adalah 2:8.
Tuan Kachek, manajer hotel, merekomendasikan kepada pemilik Skyview Manor untuk
tetap beroperasi sepanjang tahun untuk kamar-kamar di sisi barat agar dapat mengurangi kerugian
selama off season (di luar musim ski). Perkiraan dari Tuan Kachek adalah kamar di sisi barat akan
terisi sebesar 20% sampai 40%, tetapi dengan menurunkan harg aper kamar menjadi $15 untuk
hunian tunggal dan $20 untuk ganda. Dengan beroperasi selama off season maka biaya pemasaran
yang diperkirakan muncul sebesar $4,000, sedangkan untuk pemeliharaan sebesar $2,000.
Selama beroperasi, Nyonya Kacheck akan dibayar $20 per hari dengan tugas mengawasi
pelayan hotel dan membantu bagian resepsionis. Saat musim ski Nyonya Kacheck akan digaji 7
hari kerja seminggu dan saat off season hanya digaji untuk 5 hari kerja. Rata-rata gaji karyawan
administrasi dan pelayan sebesar $24 dan $15. Pajak pendapatan dan tunjangan lain yang diperoleh
sebesar 20% gaji. Biaya asuransi diperkiraan akan meningkat sebesar $500 dalam tahun tersebut.
Peralatan kebersihan dan setengah biaya lain-lain akan dibebankan menjadi biaya langsung untuk
tiap kamar yang dihuni. Sedangkan setengah sisanya akan dicatat menjadi biaya tetap. Saat hotel
beroperasi, maka biaya listrik yang muncul akan tergantung penggunaan listrik setiap kamar.
Mr. Kacheck menambahkan catatan terkait dengan kolam renang tertutup yang hangat.
Dengan adanya fasilitas tersebut, kemungkinan tingkat hunian kamar hotel akan melebihi 30%.
Biaya investasi untuk kolam renang tersebut adalah sebesar $40,000 yang dapat disusutkan selama
5 tahun tanpa nilai sisa ($15,000nya untuk pelampung). Tambahan biaya lain yang muncul adalah
$400/ bulan untuk gaji lifeguard, tambahan asuransi $1,200 , biaya penghangatan $1,000, serta
biaya perawatan $1,800.
1. Berapa banyak ruangan yang harus disewakan hotel permalam pada musim ski supaya
mendapatkan breakeven?
2. Ruangan hotel penuh di akhir pekan pada musim ski. Jika semua harga ruangan dinaikkan
menjadi 5 dollar di akhir pekan, tapi tingkat hunian turun menjadi 72 ruangan dari 80,
berapa jumlah laba sebelum pajak sesuai exhibit 1 ?
3. Berapa margin kontribusi tambahan yang diusulkan per kamar / hari yang ditempati selama
off-season
Berdasarkan keterangan, occupied rate kondisi off-season yaitu 40% dengan kamar yang
disediakan dibagian barat sejumlah 30 kamar. Off –season itu sendiri berlangsung selama 245 hari
sehingga kamar yang disewakan yaitu 12 kamar. Dalam kondisi off-season, terdapat penyewa
kamar single sebanyak 588 dan penyewa kamar double sebanayak 2352 sehingga total penyewa
yaitu 2940 orang.
Jumlah Variable Cost diambil dari soal nomor. Contribution margin merupakan pengurangan total
revenue dengan variable cost sehingga didapatkan contribution margin sebesar $ 33816 atu
contribution margin per unit sebesar $ 11,50.
Untuk menyewa kamar single yaitu $ 10 dan untuk menyewa kamar double yaitu $15 sehingga
didapatkan penambahan contribution margin jika dibuka pada kondisi off-season yaitu $ 20
4. Untuk Setiap alternatif dalam kasus ini, sebutkan pengeluaran. tahunan yang. ditambahkan
untuk. alternatif keputusan tersebut. tetapi tidak terkait dengan kamar / hari yang ditempati
Berikut fixed cost berdasarkan alternative-alternative yang harus dikeluarkan oleh Skyview seperti
dibuka pada saat off-season tanpa adanya pembuatan kolam renang, alternative dibuka pada saat
off-season dan menambahkan kolam renang indoor, serta alternative dibukanya hotel saat off-
season dan dibuat dengan cara outdoor. Secara sekilas pembuatan kolam renang memiliki biaya
yang lebih tinggi terlebih lagi pembuatan kolam renang indoor karena membutuhkan pemanas
serta hanya membutuhkan lifeguard dengan durasi yang lebih. Akan tetapi perlu diperhatikan
keberlangsungan operasional tersebut sehingga perlu dianalisa lebih lanjut apakah lebih
meningkatkan nilai contribution margin atau tidak.
5. Untuk setiap alternatif keputusan, hitunglah occupied rate yang dibutuhkan dalam keadaan
break-even terhadap penambahan pengeluaran tahunan
Berdasakan perhitungan occupied diatas dapat disimpulkan bahwa membuka hotel pada saat off-
season dengan membuat kolam renang indoor memiliki occupcy rate di atas 30%. Hal tersebut
sesuai dengan target yang disampaikan oleh Tuan Kachek yaitu occupcy rate di atas 36%.
Walaupun dengan pembuatan kolam renang indoor memiliki fixed cost yang tinggi tetapi occupcy
rate yang di atas 30% yang diharapkan meningkatkan contribution margin.
Melihat occupancy rate dari ketiga alternative diatas maka kami memilih tingkat occupancy rate
yang paling tinggi yaitu alternative dengan membangun kolam renang air panas tertutup karena
dengan membangun kolam renang , dapat meningkatkan jumlah kunjungan tamu di hotel.
7. Evaluasi profitabilitas hotel sebagai investasi untuk pemilik hotel. Apakah merubah keputusan
no 6?
Pemilik hotel mempunyai tiga alternative yaitu alternative pertama dengan menyewakan ruangan
sebelah barat pada saat off season. Alternatif kedua, pemilik hotel membangun kolam renang air
hangat tertutup sedangkan alternatif ketiga pemilik hotel membangun kolam renang terbuka.
Perhitungan masing-masing alternative adalah sebagi berikut:
Biaya Tetap
Biaya Iklan 4000 4000 4000
Off Season tanpa Kolam Renang Kolam renang
Keterangan
kolam renang Tertutup terbuka
Dari perhitungan diatas menunjukkan bahwa jika pemilik hotel membangun kolam renang maka
profitabilitasnya akan negative. Sedangkan jika pemilik hotel membuka sewa pada saat off season tanpa
membangun kolam renang maka profitabilitasnya positif. Kemudian kami mencoba menggabungkan
pendapatan Hotel pada saat ski season dan off season untuk mengetahui proyeksi laba yang akan dihasilkan
hotel dalam satu tahun.
Biaya Tetap
Biaya Iklan 4,000 4,000 4,000
Maintenance west wing 2,000 2,000 2,000
Kenaikan asuransi 500 500 500
Telepon 3 3 3
Gaji Manajer wife 3,500 3,500 3,500
Gaji Maid 3,675 3,675 3,675
Payroll Taxes and benefit 735 735 735
Biaya pembangunan kolam - 25,000 25,000
Plastic Bubble and heating - 15,000 -
Depresiasi - 5,000 5,000
Lifeguard - 4,800 1,200
Asuransi dan Pajak - 1,200 1,200
Heating Cost - 1,000
Maintenance Cost - 1,800 1,800
Off Season tanpa Kolam Renang Kolam renang
Keterangan
kolam renang Tertutup terbuka
Proyeksi laba jika perusahaan membuka sewa pada saat ski season dan off season adalah 24.456 meningkat
dari laba sebelumnya yang hanya sebesar 22.390. Sehingga perhitungan ini akan mengubah alternative no
6 yang sebelumnya memilih pembangunan kolam renang tertutup namun setelah dihitung profitabilitas
masing-masing alternative maka alternative yang paling menguntungkan adalah tanpa membangun kolam
renang.