Pertanyaan :
1. Apa prinsip dasar yang membedakan suatu sewa sebagai sewa pembiayaan atau sewa
operasi ? ( Putri Ayu Solihat )
Jawab :
Pada sewa pembiayaan terjadi pengalihan secara substansial seluruh risiko dan manfaat
yang terkait dengan kepemilikan suatu asset, terlepas apakah hak milik pada akhirnya dapat
dialihkan atau tidak. Pada sewa operasi, pengalihan risiko dan manfaat tersebut tidak terjadi,
terlepas apakah hak milik pada akhirnya dapat dialihkan atau tidak. Sedangkan pada sewa
operasi, pengalihan risiko dan manfaat tersebut tidak terjadi. Pengalihan risiko dan manfaat
tidak harus dalam bentuk pengalihan kepemilikan, sehingga tidak adanya pengalihan
kepemilikan belum tentu merupakan sewa operasi.
4. Bagaimanakah dampak perlakuan akuntansi atas sewa pembiayaan dan sewa operasi
terhadap penyajian dalam Laporan Keuangan perusahaan?
Jawab :
Pada sewa pembiayaan, Lessee mengakui aset sekaligus liabilitas sewa sehingga
berdampak terhadap komposisi di Laporan Keuangan karena pada sewa pembiayaan ini,
sekalipun aset bertambah, namun liabilitas juga bertambah dengan porsi yang lebih besar
pada liabilitas jangka panjang. Penambahan liabilitas ini akan berdampak negatif terhadap
rasio-rasio keuangan seperti Rasio Utang terhadap Ekuitas (Debt to Equity Ratio-DER)
dan Imbal Hasil atas Aset (Return on Asset-ROA). Hal inilah yang menyebabkan banyak
perusahaan menghindari untuk mengakui suatu sewa sebagai sewa pembiayaan. Untuk itu
diperlukan analisis yang memadai untuk menentukan klasifikasi suatu sewa agar penyajian
di Laporan Keuangan mencerminkan substansi transaksinya.
Sementara pada sewa operasi, Lessee tidak mengakui aset maupun liabilitas sewa di
Laporan Keuangan. Lessee hanya mengakui beban atas pembayaran sewa. Istilah ini yang
disebut sebagai off-balance sheet financing.