Oleh:
7173344037
FAKULTAS EKONOMI
2020
1DAFTAR ISI
DAFTAR ISI............................................................................................................i
DAFTAR TABEL.................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah............................................................................1
1.2 Identifikasi Masalah..................................................................................6
1.3 Pembatasan Masalah.................................................................................6
1.4 Rumusan Masalah.....................................................................................7
1.5 Tujuan Penelitian.......................................................................................7
1.6 Manfaat Penelitian.....................................................................................7
BAB II KAJIAN PUSTAKA..................................................................................9
2.1 Landasan Teoritis......................................................................................9
2.2.1 Media Pembelajaran...........................................................................9
2.2.2 Pembelajaran E-Learning................................................................12
2.2.3 Gaya Belajar.....................................................................................16
2.2.4 Locus of Control...............................................................................21
2.2.5 Prestasi Belajar.................................................................................25
2.3 Kerangka Berpikir...................................................................................27
2.4 Hipotesis Penelitian.................................................................................28
BAB III Metode Penelitian...................................................................................30
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian...................................................................30
3.2 Populasi dan Sampel Penelitian..............................................................30
3.2.1 Populasi Penelitian...........................................................................30
3.2.2 Sampel Penelitian.............................................................................31
3.3 Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional.........................................31
3.3.1 Variabel Penelitian...........................................................................31
3.3.2 Defenisi Operasional........................................................................31
3.4 Jenis dan Metode Penelitian....................................................................32
3.5 Teknik Pengumpulan Data......................................................................32
3.5.1 Observasi..........................................................................................32
i
3.5.2 Dokumentasi....................................................................................33
3.5.3 Angket..............................................................................................33
3.6 Uji Instrumen Penelitian..........................................................................35
3.6.1 Uji Validitas Instrumen....................................................................35
3.6.2 Uji Reliabilitas Instrumen................................................................36
3.7 Uji Asumsi Klasik...................................................................................38
3.7.1 Uji Normalitas..................................................................................38
3.7.2 Uji Linieritas....................................................................................38
3.7.3 Uji Multikolinearitas........................................................................38
3.8 Teknik Analisis Data...............................................................................39
3.8.1 Analisis Regresi Berganda...............................................................39
3.9 Pengujian Hipotesis.................................................................................40
3.9.1 Pengujian Hipotesis Secara Parsial (Uji-t).......................................40
3.9.2 Pengujian Hipotesis Secara Simultan (uji-F)...................................40
3.8.3 Koefisien Determinasi (R2)..............................................................41
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................43
ii
2DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Prestasi Belajar Mahasiswa Pendidikan Administrasi Perkantoran
Stambuk 2017..........................................................................................................5
Tabel 3.1 Populasi Penelitian................................................................................32
Tabel 3.2 Skor Pilihan Jawaban............................................................................35
Tabel 3.3 Layout Indikator Penelitian...................................................................36
iii
4DAFTAR GAMBAR
iv
5BAB I
PENDAHULUAN
Adapun kualitas pendidikan yang baik yang dimiliki oleh suatu negara,
tentunya juga merupakan suatu keberhasilan dari negara tersebut. Seiring
perkembangan zaman, dunia pendidikan mengalami perubahan. Hal ini
disebabkan oleh perkembangan teknologi informasi juga semakin pesat, yang
mana merupakan tuntutan kebutuhan manusia. Dalam dunia pendidikan,
perkembangan teknologi merupakan salah satu faktor pendukung dalam kegiatan
proses pengajaran dan pembelajaran. Menggunakan pemanfaatan teknologi
informasi sebagai media pembelajaran tentunya merupakan salah satu upaya
dalam meningkatkan mutu pendidikan serta membangkitkan gairah belajar
mahasiswa. Seperti yang dikatakan oleh Sardiman (1993), Pembuatan media
pembelajaran yang tepat akan dapat mengatasi masalah sikap pasif siswa yang
1
pada akhirnya menimbulkan kegairahan dalam belajar dan memungkinkan siswa
untuk belajar sendiri.
2
terganggu dengan masalah jaringan. Berbeda jika melaksanakan proses
pembelajaran di dalam kelas, karena proses pembelajaran yang dilakukan di
dalam kelas dengan tatap muka tentunya akan ada kolaboratif antara mahasiswa
dan dosen. Sehingga hal ini lah yang dapat mengurangi keaktifan mahasiswa
selama proses belajar mengajar.
Seorang pendidik, perlu mengetahui gaya belajar peserta didiknya, hal ini
bertujuan agar dapat membangun suasana belajar yang efektif. Namun, sebagai
mahasiswa juga perlu mengenal gaya belajar yang sesuai dengan katrakter dirinya.
Untuk orang yang dapat mengenal gaya belajarnya, maka tentunya dalam kegiatan
proses belajarnya akan lebih efektif dan efesien. Seorang dosen, dalam proses
belajar mengajar dapat menyajikan pembelajaran e-learning berupa video
pembelajaran yang berkaitan dengan materi, power point, live chat dan konferensi
video. Hal ini dikarenakan banyaknya gaya belajar mahasiswa, sehingga ada yang
cenderung mendengarkan saja, namun ada juga yang cenderung melihat dengan
detail dan bahkan ada pula yang langsung mempraktekkan. Gaya belajar tentunya
memiliki peran penting dalam meningkatkan prestasi belajar mahasiswa, seperti
yang dikatakan Wahyuddin (2016:106), Mengetahui gaya belajar mahasiswa
sangat besar manfaatnya, diantaranya dapat menciptakan suasana belajar yang
menyenangkan bagi mahasiswa, menimbulkan motivasi belajar, dan mengurangi
3
konflik yang timbul sebagai akibat dari belajar. Pembelajaran yang efektif
tentunya tidak hanya diukur berdasarkan media pembelajaran yang digunakan,
namun gaya belajar seorang peserta didik tentunya akan memberikan pengaruh
terhadap kelancaran proses pembelajaran. Pada kenyataannya, masih banyak
mahasiswa yang belum mengetahui gaya belajar yang dimiliki oleh dirinya.
mereka cenderung mengikuti gaya belajar temannya. Misalnya, di antara
mahasiswa yang lain, mereka mengikuti gaya belajar mahasiswa yang memiliki
IPK yang tinggi, dengan harapan mampu membantu untuk mempermudah
memahami materi, namun belum tentu mereka paham dengan catatan temannya
tersebut. Dengan gaya belajar yang dimiliki oleh tiap-tiap mahasiswa, tentunya
akan lebih menuntut mahasiswa untuk belajar dengan aktif selama proses
pembelajaran, sehingga dengan usaha yang optimal ini tentunya mahasiswa akan
mampu untuk mendapatkan prestasi belajar yang baik.
4
pencapaian prestasi yang sangat memuaskan, mereka beranggapan bahwa
pencapaian tersebut berkat belajar keras yang telah mereka lakukan. Orang yang
memiliki Internal Locus of Control akan memiliki tanggung jawab terhadap
perilaku maupun tidakan yang mereka buat, apakah dengan perilaku maupun
tidakan tersebut akan berdampak baik atau buruk pada dirinya. Namun, ketika
proses pembelajaran tentunya masih ada saja mahasiswa yang kurang antusias dan
tidak memiliki kesiapan untuk mengikuti pembelajaran, dan ketika mengerjakan
tugas atau pun ujian, cenderung asal-asalan dengan pemikiran yang penting
selesai dan bisa dikumpul. Maka dari itu, Internal Locus of Control tentunya
memiliki peran yang ada di dalam diri seseorang untuk pencapaian prestasi
belajar.
Tabel 1.1
Prestasi Belajar Mahasiswa Pendidikan Administrasi Perkantoran Stambuk
2017
No IPK Jumlah Mahasiswa Persentase
.
1 2,00-2,49 0
2 2,50-2,99 5 5,37%
3 3,00-3,49 67 72,04%
4 3,50-4,00 21 22,58%
Total 93 100%
(Sumber: Prodi Pendidikan Administrasi Perkantoran)
Dapat dilihat dari data di atas bahwa masih ada mahasiswa di Program
Studi Pendidikan Administrasi Perkantoran Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri
Medan yang memiliki IPK di bawah 3,00 yaitu sebesar 5,37% dan jumlah
mahasiswa yang memiliki IPK di bawah 3,50 juga cukup banyak yaitu sebesar
72,04%. Maka dari itu, peningkatan mutu Pendidikan masih terus dibutuhkan agar
agar prestasi belajar mahasiswa di Program Studi Pendidikan Administrasi
5
Perkantoran menjadi optimal. Untuk mengatasi hal tersebut perlu ditelusuri
faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar mahasiswa, sehingga masalah
yang ada dapat terselesaikan serta mahasiswa juga mampu untuk mencapai
prestasi yang lebih baik untuk ke depannya.
6
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah yang telah ditentukan, maka rumusan
masalah dari penelitian ini adalah:
7
2. Manfaat Praktis
1) Bagi peneliti sebagai tambahan pengetahuan yaitu dengan mengetahui
fakta dilapangan secara langsung, sehingga dapat mengaplikasikan
teori yang diperoleh serta untuk mengetahui sampai seberapa jauh
hubungan antara teori yang diterima dengan prakteknya. Selain itu
juga mengetahui faktor yang mempengaruhi prestasi belajar
mahasiswa.
2) Bagi perguruan tinggi penelitian ini diharapkan Penelitian ini dapat
memberikan informasi kepada lembaga akademik yang dapat
digunakan dalam upaya meningkatkan prestasi belajar mahasiswa.
3) Bagi mahasiswa penelitian ini dapat dijadikan sebagai motivasi dan
bahan pertimbangan akan pentingnya meningkatkan prestasi belajar
sebagai arah menentukan masa depan.
8
6BAB II
KAJIAN PUSTAKA
9
4. Media pendidikan memiliki pengertian alat bantu pada proses belajar
baik dalam maupun diluar kelas.
5. Media pendidikan digunakan dalam rangka komunikasi dan interaksi
guru dan siswa dlam mapupun diluar kelas.
6. Media pendidikan dapat digunakan secara massal (misalnya radio,
televisi), kelompok besar dan kelompok kecil (misalnya film, slide,
video, OHP), atau perorangan (misalnya : modul, komputer, radio
tape/kaset, video recorder.
7. Sikap, perbuatan, organisasi, strategi, dan manajemen yang
berhubungan dengan penerapan suatu ilmu.
10
dapat dilihat menurut kemampuannya membangkitkan rangsangan pada
indera penglihatan, pendengaran, perabaan, dan penciuman siswa. Di
samping itu, ciri-ciri media juga dapat dilihat menurut harganya, lingkup
sasarannya, dan kontrol oleh pemakai.
11
• Pembelajaran dapat lebih menarik
• Pembelajaran menjadi lebih interaktif dengan menerapkan teori
belajar
• Penyampaian pesan pembelajaran dapat lebih terstandar
• Waktu pelaksanaan pembelajaran dapat diperpendek
• Kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan
12
dengan tele-edukasi semakin meningkat pula. E-learning dapat
menggunakan kombinasi teks, audio serta gambar visual untuk
mengomunikasikan konten dalam membantu pelajar memperoleh
pengetahuan dan keterampilan yang relevan (Ruth & Richard, 2016:8).
Proses pembelajaran E-learning memiliki tingkat fleksibel yang tinggi
sehingga proses pembelajaran tidak harus dilakukan dengan tatap muka
langsung dan proses pembelajaran dapat dilakukan dalam waktu yang
bersamaan di tempat yang berbeda pula.
13
(2) Pengiriman sampai ke pengguna terakhir melalui komputer dengan
menggunakan teknologi internet yang standar
(3) Memfokuskan pada pandangan yang paling luas tentang pembelajaran
di balik paradigma pembelajaran tradisional.
Dua kelebihan yang dinilai paling tinggi dari e-learning ini adalah
(a) fleksibilitas pada waktu dan tempat dan (b) kemudahan dalam bahan
ajar. Fleksibilitas belajar yang tinggi tentunya memberikan kesempatan
pada mahasiswa untuk terus dapat mengakses bahan ajar yang diberikan
oleh dosen yang dikemas dalam bentuk elektronik kapan saja dan dimana
saja. Selain itu juga mahasiswa dapat lebih mudah berkomunikasi dengan
dosen, seperti melalui chatting atau pun email. Dalam pengumpulan tugas
juga lebih efisein, yaitu mahasiswa tidak perlu mengeluarkan biaya untuk
print-out tugas, namun cukup untuk mengunggah tugas yang telah
diselesaikan. Pembelajaran e-learning juga dapat memberikan form untuk
para dosen dalam membuat kuis yang nantinya akan dikerjakan oleh
mahasiswa. Dengan adanya kuis yang dilakukan ini dapat memantau
keaktifan mahasiswa dan mengukur kemampuannya dalam memahami
materi. Selain itu juga, dari kuis yang diberikan tadi, akan muncul hasil
skor dari pengerjaan kuis yang dilakukan oleh mahasiswa. Sehingga,
mereka juga dapat mengetahui seberapa jauh pemahaman mereka
mengenai materi yang disampaikan oleh dosen. Maka dari itu, mahasiswa
tentunya akan lebih mempersiapkan diri kedepannya untuk mengerjakan
kuis atau ujian berikutnya.
14
yang juga telah memafaatkan keunggulan e-learning untuk program-
programnya.
Seperti fenomena yang terjadi pada saat ini, yaitu Pandemi Covid-
19 yang sedang terjadi di berbagai belahan dunia sejak bulan Maret 2020,
yang mana pemerintah melarang setiap Lembaga pendidikan untuk
melaksakan pembelajaran dengan tatap muka secara langsung, sehingga
perlu diterapkannya pembelajaran jarak jauh. Maka, dengan penggunaan
pembelajaran e-learning ini diharapkan dapat memutuskan mata rantai
penyebaran virus. Tentunya, pembelajaran e-learning sangat efektif untuk
digunakan diberbagai situasi dan kondisi.
15
5. Baik pendidik maupun peserta didik dapat melakukan diskusi melalui
internet yang dapat diikuti dengan jumlah peserta yang banyak.
6. Berubahnya peran peserta didik dari yang biasanya pasif menjadi aktif
dan lebih mandiri.
7. Relative lebih efisien. Misalnya, bagi mereka yang tinggal jauh dari
perguruan tinggi atau sekolah konvensional.
16
mendefenisikan Gaya belajar adalah cara yang cenderung dipilih
seseorang untuk menerima informasi dari lingkungan dan memproses
informasi tersebut atau cara yang cenderung dipilih seseorang untuk
menerima informasi dari lingkungan dan memproses informasi tersebut.
17
Individu yang memiliki kecenderungan gaya belajar visual lebih
senang melihat apa yang sedang dipelajari. Visualisasi akan membantu
mereka yang memiliki gaya belajar visual untuk lebih memahami data dan
informasi yang ditampilkan, jika dibandingkan dengan data dan informasi
yang dijelaskan. Apabila seseorang menjelaskan sesuatu kepada orang
yang memiliki kecenderungan gaya belajar visual, mereka akan
menciptakan gambaran tentang apa yang dijelaskan oleh orang tersebut
menggunakan mata mereka. Mereka lebih suka melihat bagaimana
melakukan sesuatu daripada berdiskusi. Mereka berpikir dengan
menggunakan gambar-gambar dan belajar lebih cepat dengan
menggunakan tampilan-tampilan visual, seperti diagram, buku pelajaran
bergambar, dan video. Di dalam kelas, anak visual lebih suka mencatat
sampai detail-detailnya untuk mendapatkan informasi. Ini adalah gaya
belajar pendidikan konvensional, secara tradisional diarahkan. Tidak
mengherankan, karena 60% orang percaya dirinya sebagai pembelajar
visual, dan ini adalah salah satu gaya yang lebih mudah untuk
mengakomodasi pembelajaran dalam skala besar.
18
- Mempunyai masalah untuk mengingat instruksi verbal kecuali
jika ditulis, dan seringkali minta bantuan orang untuk
mengulanginya
- Senantiasa melihat pergerakan dosen yang sedang mengajar
- Saat petunjuk untuk melakukan sesuatu diberikan, biasanya
anak ini akan melihat teman-teman lainnya baru dia sendiri
bertindak.
- Cenderung menggunakan gerakan tubuh (untuk
mengekspresikan/ mengganti sebuah kata) saat
mengungkapkan sesuatu.
- Kurang menyukai berbicara di depan kelompok, dan kurang
menyukai untuk mendengarkan orang lain.
19
- Dapat mengulangi kembali dan menirukan nada, berirama dan
warna suara
- Kurang baik dalam mengerjakan tugas mengarang/menulis.
- Kurang dapat mengingat dengan baik apa yang baru saja
dibacanya.
- Kurang memperhatikan hal-hal baru dalam lingkungan
sekitarnya, seperti: hadirnya anak baru, adanya papan
pengumuman yang baru, dan sebagainya.
- Kurang suka tugas membaca (dan pada umumnya bukanlah
pembaca yang baik).
- Lebih menyukai seni musik dibandingkan seni yang lainnya
- Lebih pandai mengeja dengan keras daripada menuliskannya
- Lebih senang mendengarkan (dibacakan) daripada membaca
- Lebih suka gurauan lisan daripada membaca komik
- Mampu mengingat dengan baik materi yang didiskusikan
dalam kelompok atau kelas
20
- Belajar melalui memanipulasi dan praktik
- Berbicara dengan perlahan
- Berdiri dekat ketika sedang berbicara dengan orang lain
- Biasanya memiliki koordinasi tubuh yang baik
- Cenderung terlihat “agak tertinggal” dibanding teman
sebayanya. Padahal hal ini disebabkan oleh tidak cocoknya
gaya belajar anak dengan metode pengajaran yang selama ini
lazim digunakan di sekolah.
- Ingin melakukan segala sesuatu
- Memiliki perkembangan otot yang baik
- Sulit mempelajari hal-hal yang abstrak (misalnya simbol
matematika, peta, dan skema).
- Menggunakan jari untuk menunjuk kata yang dibaca ketika
sedang membaca
- Menggunakan kata-kata yang mengandung aksi
- Menghafalkan sesuatu dengan cara berjalan atau melihat
langsung
- Menyentuh orang lain untuk mendapatkan perhatian mereka
- Menyukai buku-buku dan mereka mencerminkan aksi dengan
gerakan tubuh saat membaca
- Menyukai kegiatan atau permainan yang menyibukkan (secara
fisik)
- Merasa kesulitan untuk menulis tetapi hebat dalam bercerita
- Kurang mampu menulis dengan rapi
- Penampilan rapi
21
2.2.4 Locus of Control
Locus of Control merupakan konsep yang menjelaskan bahwa
seseorang memiliki suatu keyakinan mengenai penyebab kesuksesan dan
kegagalan yang dialaminya terjadi karena adanya faktor internal atau
faktor eksternal. Locus of control dikemukakan pertama kali oleh Julian
Rotter yang merupakan seorang ahli dalam ilmu social (Nowicki,
2016:12). Rotter mempunyai pendapat bahwa beberapa orang mempunyai
Internal Locus of Control, mereka percaya bahwa mereka bertanggung
jawab pada takdir mereka sendiri dan senang untuk bekerja dalam situasi
dimana keahlian dan usaha dapat membawa menuju kesuksesan.
Sebaliknya, seseorang dengan External Locus of Control, secara umum
percaya bahwa orang lain dan kekuatan di luar diri merekalah yang
mengontrol kehidupan mereka. Menurut Nowicki (2016:5) Locus of
Control is a concept that reflects the impact our behaviour will have on
what happens to us. (Locus of Control merupakan konsep yang
mencerminkan dampak perilaku kita terhadap apa yang terjadi pada kita).
22
sendiri. Locus of Control telah menduduki posisi utama dalam psikologi
selama setengah abad karena telah terbukti memliki hubungan erat dengan
hampir semua hal yang berharga dalam hidup kita. Konsep Locus of
Control dalam konteks pembelajaran menawarkan pencarian penjelasan
dan pengertian mengapa seorang peserta didik memberi alasan-alasan
yang demikian, terutama jika mereka mengalami kegagalan atau
kesuksesan dalam belajar.
23
takdir, kekuatan lain atau hal-hal yang tidak menentu atau tidak dapat
dikontrol. Sehingga seorang Eksternal percaya bahwa hasil “baik” atau
pun “buruk” yang mereka dapatkan dikarenakan kendali dari luar dirinya.
Contohnya, seorang mahasiswa yang mendapatkan nilai yang buruk,
mereka akan beranggapan karena dosen tersebut tidak mengenalnya
sehingga memberikan ia nilai yang buruk, atau bahkan menganggap
bahwa sudah takdirnya dia mendapatkan nilai yang buruk. Seseorang yang
memiliki External Locus of Control, mereka cenderung menangkis
tanggung jawab yang berarti mereka memiliki. Pendekatan ini berfungsi
sebagai mekanisme pertahanan dan membuatnya lebih mudah untuk
menerima sesuatu dan melanjutkan hidup.
a. Kepercayaan diri
b. Bekerja keras
c. Bertanggung jawab
24
dan percaya bahwa segala sesuatu yang dilakukan harus dipertanggung
jawabkan secara moral maupun sosila.
25
harus dapat diamati (observable) dan dapat diukur. Jadi walaupun dia
mengakui adanya perubahan-perubahan mental dalam diri seseorang
selama proses belajar, namun dia menganggap faktor tersebut sebagai hal
yang tidak perlu diperhitungkan karena tidak dapat diamati. Prestasi
belajar adalah suatu hasil usaha yang telah dicapai oleh mahasiswa selama
kegiatan pembelajaran dan usaha yang dapat menghasilkan perubahan
pengetahuan, sikap dan tingkah laku. Menurut Ali Lukman (1995)
dikatakan bahwa “prestasi belajar adalah hasil usaha yang telah dicapai
atau yang telah dikerjakan untuk mendapatkan suatu kecakapan dan
kepandaian”. Di akhir semester perkuliahan, mahasiswa tentunya akan
mendapatkan prestasi belajar mereka, yaitu IPK.
26
koefisien korelasi rhitung = 0,449 dan thitung 4,464 > ttabel 1,664. Karena harga
thitung > ttabel, hal ini menunjukkan adanya pengaruh antara prediktor X 2
dengan kriterium Y dengan efektif sebesar 11,33%. Kemudian pengaruh
antara pemanfaatan media e-learning (X1) dan lingkungan belajar (X2)
secara bersama-sama dengan kreatifitas siswa (Y) ditemukan harga
Fhitung = 13,197 dengan derajat kebebasan (df) 2 pada taraf kepercayaan
5 % diperoleh ftabel = 3,114. Karena harga fhitung > ftabel, hal ini menunjukan
adanya pengaruh signifikan bernilai positif karena koefisien masing-
masing predictor X1 dan X2 adalah 0,259 dan 0,416 dengan sumbangan
efektif sebesar 21,52 %.
2. Penelitian Irma Rahmayani (2017) dengan judul “Pengaruh gaya belajar
terhadap prestasi belajar mahasiswa kedokteran Universitas Hasanuddin
angkatan 2016”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mahasiswa
Pendidikan Kedokteran Universitas Hasanuddin angkatan 2016 memiliki
kecenderungan gaya belajar visual lebih suka membaca. Hal ini sesuai
dengan pendapat De Poter & Hernacki (1999) bahwa gaya belajar visual
lebih suka membaca. Mahasiswa dengan gaya belajar visual akan
cenderung untuk lebih mudah mengingat sesuatu berdasarkan
penglihatannya, lebih memahami suatu perintah jika membaca perintah
tersebut, bahkan bisa menikmati bacaan meskipun sedang berada di
tengah keributan.
3. Penelitian Riska Andriani (2014) dengan judul “Pengaruh Locus of
Control dan Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Siswa
Kelas XI IPS SMA Negeri 2 Sleman Tahun Ajaran 2013/2014”. Hasil
dari penelitian ini menunjukkan bahwa Locus of Control berpengaruh
positif dan signifikan terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas XI
IPS SMA Negeri 2 Sleman Tahun Ajaran 2013/2014. Hasil penelitian
tersebut menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan
antara variabel Locus of Control dengan Prestasi Belajar Akuntansi yang
ditunjukkan oleh nilai thitung 3,028 > ttabel 1,987 dengan koefisien
determinasi (r2) sebesar 0,096. Dari hasil penelitian dan pendapat di atas,
27
dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi Locus of Control yang dimiliki
siswa maka akan semakin tinggi pula Prestasi Belajar Akuntansi siswa
tersebut.
28
Gambar berikut menunjukkan variabel independent dan variabel
dependen:
Pembelajaran
E-Learning
Prestasi
Gaya Belajar
Belajar
Intrenal Locus
of Control
29
Ho2 : Tidak ada pengaruh gaya belajar terhadap prestasi belajar
mahasiswa Mahasiswa Prodi Pendidikan Administrasi Perkantoran Stambuk 2017
Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Medan.
30
7BAB III
Metode Penelitian
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan secara daring menggunakan google form
pada Mahasiswa Prodi Pendidikan Administrasi Perkantoran Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Medan. Waktu penelitian dimulai pada semester genap tahun
pembelajaran 2020/2021.
Tabel 3.2
Populasi Penelitian
NO Kelas Jumlah Siswa
1. A 27 Mahasiswa
2. B 31 Mahasiswa
3. C 35 Mahasiswa
Jumlah 93 Siswa
31
3.2.2 Sampel Penelitian
Menurut Gunawan (2015:46) “sampel adalah sebagai bagian dari populasi”.
Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Prodi Pendidikan
Administrasi Perkantoran Stambuk 2017 Fakultas Ekonomi Universitas Negeri
dengan jumlah mahasiswa sebanyak 93 orang. Dengan teknik pengambilan
sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik total sampling dimana jumlah
sampel sama dengan jumlah populasi. Hal ini sesuai dengan pendapat Arikunto
(2018:175) yang menyatakan bahwa apabila jumlah populasi kurang dari 100,
lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya menggunakan penelitian
populasi.
32
suasana belajar yang baru bagi mahasiswa jika dibandingkan dengan
pembelajaran konvesional.
2. Gaya belajar merupakan usaha yang disenangi dan dilakukan individu
untuk dapat menerima dan memahami informasi yang disampaikan.
Adapun macam-macam gaya belajar yaitu Visual, Auditori, dan
Kinestetik.
3. Internal Locus of Control adalah konsep diri seseorang yang memiliki
keyakinan bahwa keberhasilan atupun kegagalan yang dialaminya
dikarenakan dirinya sendiri.
4. Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai oleh setiap individu dari
kegiatan pembelajaran dan dinyatakan dalam bentuk nilai dari mata
kuliah yang diambil yang dapat dilihat dari Indeks Prestasi Kumulatif
(IPK).
33
3.5.1 Observasi
Menurut Winarno (2013:106), observasi adalah data yang dikumpulkan
berdasarkan pengamatan langsung. Berdasarkan observasi terhadap IPK mahasiswa
Prodi Pendidikan Administrasi Perkantoran stambuk 2017 terdapat 5,37%
mahasiswa yang memiliki IPK 2,50-2,99, 72,04% mahasiswa yang memiliki IPK
3,00-3,49 dan 22,58% mahasiswa yang memiliki IPK 3,50-4,00 (Sumber: Prodi
Pendidikan Administrasi Perkantoran).
3.5.2 Dokumentasi
Menurut Siyoto (2015:77) dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-
hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah,
prasasti, notulen rapat, lengger, agenda, dan sebagainya. Dokumentasi dalam
penelitian ini digunakan untuk memperoleh data mengenai populasi penelitian dan
data prestasi belajar mahasiswa Prodi Administrasi Perkantoran Stambuk 2017.
3.5.3 Angket
Menurut Winarno (2013:99), angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis
yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden tentang sesuatu yang
akan diteliti. Secara umum, angket digunakan untuk mengungkap data yang
berkaitan dengan data pribadi responden, pendapat atau informasi lain yang
berkaitan dengan masalah penelitian. Dalam penelitian ini menggunakan angket
tertutup, yaitu jawabnnya sudah disediakan sehingga responden tinggal memilih
dengan memberikan tanda Check list. Pertanyaan yang ada di dalam angket
berpedoman pada indikator dari variabel-variabel penelitian yang dijabarkan
dalam beberapa butir soal.
Skala yang digunakan dalam pengukuran ini adalah skala Likert. Menurut
Priyono (2008:96) Skala Likert merupakan pertanyaan sistematis untuk
menujukkan sikap seorang responden terhadap pertanyaan.
Setiap angket diberi alternatif jawaban dengan indeks nilai, sebagai berikut:
34
Tabel 3.3 Skor
Pilihan Jawaban
No. Pilihan Jawaban Bobot Skor
1. Sangat setuju (SS) 5
2. Setuju (S) 4
3. Ragu-Ragu (RR) 3
4. Tidak Setuju (TS) 2
5. Sangat Tidak Setuju (STS) 1
Tabel 3.4
Layout Indikator Penelitian
No Variabel Sub Variabel Indikator Nomor Tota
. Penelitian Item l
1. Pembelajaran Pengetahuan Penerapan E-learning 1 1
E-learning tentang
(X1) Pembelajara
n E-learning
(Nurdyansya Karakteristik Kemandirian belajar 2,3,4 3
h & Fahyuni, E-learning Fleksibilitas belajar 5,6,7 3
2016) Interaktivitas 8,9 2
Pengayaan 10 1
Jumlah 10
2. Gaya Belajar Macam- Gaya belajar visual 11,12,13 4
(X2) macam gaya , 14
Belajar Gaya belajar auditori 15,16,17 3
(Sit, M. Gaya belajar kinestetik 18,19,20 3
2012)
Jumlah 10
3. Internal Kepercayaan Mampu menyelesaikan 21 1
Locus of diri pekerjaan sendiri
Control Percaya kepada 22,23 2
35
(X3) kemampuan sendiri
Tidak bergantung 24 1
(Hill, R., kepada orang lain
2011) Bekerja Memiliki0020semanga 25 1
keras t terhadap tujuan
Tidak mudah 26,27 2
menyerah
Selalu optimis 28 1
Bertanggung Menerima resiko 29 1
jawab terhadap pekerjaan
Memiliki persiapan 30 1
untuk yang akan
datang
Jumlah 10
Jumlah Item 30
N ∑ XY −( ∑ X )( ∑ Y )
r xy =
√ {N ∑ X −( N ∑ X )}{N ∑ Y −(∑ Y )}
2 2 2 2
(Siyoto, 2015)
Keterangan:
36
r xy = Koefisien korelasi antara variabel x dan y
Syarat valid apabila r hitung ¿ r tabel pada taraf signifikan ¿ = 0,05) maka
instrument itu dianggap valid dan jika r hitung <¿ r tabel maka instrument dianggap
tidak valid. Peneliti menggunakan aplikasi SPSS 17.
37
k ∑ σ b2
r 11 =¿
( ( k −1 ))1 −¿ ( σ 2t )
(Arikunto, 2014: 240)
Keterangan:
r 11 = Reliabilitas instrumen
σ 2t = Varians total
( ΣX )2
2
X−
σ 2b=¿ ∑ N t
Keterangan:
σ 2b = Banyaknya sampel
Xt = Skor total
2
∑ Yt
σ 2t = Σ Y −
2
t ( ) N
N
Keterangan:
N = Banyaknya sampel
38
ΣY i = Banyaknya skor total objek
Dengan demikian pada taraf signifikan 95% (α =0,05 ¿ jika r hitung >r table
pada maka soal angket secara keseluruhan tergolong reliabilitas. Sebaliknya jika
r hitung ¿ r table maka instrumen dianggap tidak reliabel.
Jika nilai sig F>0,05 maka hubungan antar variabel tersebut bersifat linear.
Jika nilai sig F≤0,05 maka hubungan antar variabel tersebut tidak linear.
39
multikolinearitas, hubungan antar variabel bebas dengan variabel terikatnya
menjadi terganggu sehingga model regresi yang diperoleh tidak valid. Syarat tidak
terjadinya multikolinearitas di dalam model regresi dapat dilihat dari nilai VIF
(Variance Inflation Faktor) dengan menggunakan bantuan SPSS. Kriteria
pengambilan keputusan mengikuti aturan sebagai berikut:
Keterangan:
40
β1: Koefisien Regresi Pembelajaran E-learning
e: error
r √n−2
t=
√ 1−r 2
Keterangan:
t: Uji Parsial
r: Koefisien Regresi
n: Jumlah Data
Apabila hasil thitung > ttabel maka hipotesis diterima (Ha), dan sebaliknya
apabila thitung ≤ ttabel maka hipotesis ditolak (Ho).
41
(Y). Menurut Sugiyono (2013: 266) untuk menghitung hipotesis secara simultan
digunakan rumus:
R2 / K
x= 2
(1−R )/( n−K −1)
Keterangan:
Apabila Fhitung > Ftabel dengan alpha (0,05) (dk) (n-k-1) maka hipotesis
diterima. Untuk mempermudah perhitungan, maka data diolah dengan
menggunakan program SPSS.
r2 = b {¿¿
Keterangan:
r2: Determinasi
42
X: Variabel bebas
X: Variabel terikat
43
8DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. (2014). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Arvyaty, Moande, F., & Noho, N. (2016). Pengaruh Motivasi Berprestasi Terhadap
Prestasi Belajar Matematika Siswa SMA Negeri dan SMA Swasta di Kota Kendari.
Jurnal Pendidikan Matematika, 26-42.
Cahyadi, A. (2019). Pengembangan Media dan Sumber Belajar Teori dan Prosedur.
Banjar Masin: Penerbit Laksita Indonesia.
Clark, R. C., & Mayer, R. E. (2016). E-Learning and the Science of Instruction. Canada:
John Wiley & Sons.
Hill, R. (2011). Teach Internal Locus of Control: A Positive Psychology. USA: Will to Power
Press.
Nowicki, S. (2016). Choice or Chance: Understanding Your Locus of Control and Why It
Matters. USA: Promotheus Books.
Sit, M. (2013). Perkembangan Peserta Didik. Medan: Kelompok Penerbit Perdana Mulya
Sarana.
Siyoto, S., & Sodik, M. A. (2015). Dasar Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Literasi Media
Publishing.
Syatriadin. (2017). Locus of Control: Teori Temuan Penelitian Dan Reorientasinya Dalam
Manajemen Penanganan Keselitan Belajar Peserta Didik. Jurnal Pendidikan
Dasar, 144-164.
44
Winarno, M. (2013). Metodologi Penelitian dalam Pendidikan Jasmani. Malang: UM
Malang.
45