Disusun oleh :
NAMA
Di susun oleh :
Nisfatul Annisa
B1801452
2021
1
HALAMAN PENGESAHAN
RT 01 RW 04 KELURAHAN BEJIRUYUNG
Tanggal ...................................
Menyetujui
Program DIII
2
HALAMAN PERSETUJUAN
RT 01 RW 04 KELURAHAN BEJIRUYUNG
Tanggal .................
Menyetujui
(Bidan Desa)
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
produktivitas keluarga meningkat diharapkan kesejahteraan keluarga akan
meningkat dan keluarga sehat akan tercapai.
B. TUJUAN
1. Tujuan umum
Agar mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah
Gombong Program Studi Diploma mampu membina kesehatan keluarga
dengan baik dan benar pada Ny. W yang mempunyai Riwayat
G3P2A0AH2 yang sedang hamil usia 22 minggu lebih 1 hari, tfu setinggi
pusat
2. Tujuan khusus
a) Mahasiswa dan keluarga dapat mengidentifikasi masalah
kebidanan pada khususnya.
b) Mahasiswa dapat melakukan asuhan kebidanan pada Ny. W
c) Membantu menyelesaikan masalah kebidanan komunitas
(keluarga).
d) Melaksanakan evaluasi kebidanan komunitas.
C. MANFAAT
1. Bagi Mahasiswa
a. Mahasiswa dapat mengaplikasikan mata kuliah kebidanan komunitas
b. Mahasiswa dapat melakukan asuhan kebidanan pada keluarga binaan
dengan diawali mengidentifikasi masalah pada keluarga tersebut.
2. Bagi Profesi
Bahan masukan bagi para tenaga kesehatan, terutama bidan dalam menangani
masalah kebidanan yang ada di masyarakat.
3. Institusi Pendidikan
Acuan untuk mengembangkan mata kuliah kebidanan komunitas.
4. Bagi Keluarga Binaan
5
a) Menambah pengetahuan dan informasi mengenai kesehatan keluarga
serta meningkatkan peran serta anggota keluarga dalam mengatasi
masalah kesehatan keluarganya
b) Keluarga dapat melaksanakan Perilaku Hidup Bersih Sehat secara baik
dan benar setelah di lakukan pembinaan tentang kesehatan pada keluarga
Tn. W
6
BAB II
TINJAUAN TEORI
7
anak-anaknya baik itu bawaan dari perkawinan lama maupun hasil
perkawinan baru.
4. Keluarga usia lanjut (ageing couple) : suami-isteri dimana anak-anaknya
sudah meninggalkan rumah karena sekolah/perkawinan/bekerja.
5. Keluarga ‘dyadic’ : terdiri dari suami dan istri tanpa anak.
6. Single parent : terdiri dari satu orangtua (ayah/ibu) karena
perceraian/kematian pasangannya dan anak (kandung/angkat) yang dapat
tinggal serumah /di luar rumah.
7. Single adult : hanya terdiri dari seorang dewasa, tinggal sendiri
8. Dual carrier : suami – isteri atau keduanya orang karier dan tanpa anak.
9. Commuter married : suami-isteri atau keduanya orang karier dan tinggal
terpisah, keduanya saling bertemu pada waktu tertentu.
10. Three generation : tiga generasi atau lebih tinggal dalam satu rumah.
11. Institusional : anak-anak atau orang dewasa yang tinggal dalam suatu
panti.
12. Communal family : satu rumah terdiri dari dua atau lebihkeluarga ( tanpa
pertalian darah) dengan anak-anaknya dan bersama-sama dalam
penyediaan/penggunaan fasilitas.
13. Cohibing couple : satu pasangan yang tinggal bersama tanpa perkawinan.
Secara umum, di Indonesia hanya dikenal 2 kelompok tipe keluarga yaitu
keluarga tradisional dan non tradisional. Yang termasuk keluarga
tradisional : keluarga inti, extended, single parent, keluarga usia lanjut ,
single adult dan keluarga ‘dyadic’. Sedangkan keluarga non tradisional
yaitu : communal family, orangtua yang tidak ada ikatan perkawinan dan
anak-anak hidup dalam satu rumah, serta ‘homoseksual’ yaitu dua individu
sejenis yang hidup bersama.
Fungsi keluarga menurut Friedman (1988):
1. Fungsi afektif
a. Berhubungan dengan fungsi internal keluarga, merupakan basis
kekuatan keluarga.
8
b. Anggota keluarga mempunyai gambaran diri yang positif, perasaan
dimiliki, perasaan berati, mendapat kasih sayang, dukungan dan
penguatan yagn semuanya dipelajari dan dikembangkan melalui
interaksi keluarga.
c. Berguna untuk pemenuhan kebutuhan psikososial.
d. Tampak dari kebahagiaan/kegembiraan dari seluruh anggotanya.
e. Merupakan sumber energi yang menentukan kebahagiaan keluarga.
2. Fungsi sosialisasi
a. Keluarga merupakan tempat individu melakukan sosialisasi sejak
lahir, termasuk internalisasi norma/nilai yang sesuai bagi setiap
individu sesuai dengan tahap perkembangannya.
b. Anggota keluarga belajar disiplin, norma, budaya, perilaku melalui
interaksi dalam keluarga sehingga individu mampu berperan di
masyarakat.
3. Fungsi reproduktif
Meneruskan keturunan dan menambah sumber daya manusia. Dengan
adanya program keluarga berencana maka fungsi ini sedikit terkontrol.
Disisi lain banyak kelahiran yang tidak diharapkan sehingg lahirlah
keluarga baru dengan satu orang tua.
4. Fungsi ekonomi
Untuk memenuhi kebutuhan seperti makanan, pakaian, rumah, maka
keluarga membutuhkan sumber keuangan. Fungsi ini sulit dipenuhi oleh
keluarga miskin.
5. Fungsi perawatan kesehatan
a. Kemampuan keluarga dalam memberikan asuhan kesehatan
mempengaruhi status kesehatan keluarga.
b. Kesanggupan keluarga melaksanakan pemeliharaan kesehatan dapat
dilihat dari tugas kesehatan keluarga yang dilaksanakan. Menurut
Fiedman, ada 5 tugas kesehatan keluarga adalah sbb :
1) Mengenal masalah kesehatan
2) Membuat keputusan tindakan kesehatan yang tepat
9
3) Memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit.
4) Mempertahankan / menciptakan suasana rumah yang sehat.
5) Mempertahankan hubungan dengan fasilitas kesehatan masyarakat.
Tahap perkembangan keluarga
Meskipun setiap keluarga melalui tahapan perkembangan secara unik,
namun secara umum seluruh keluarga mengikuti pola yang sama. Berikut
akan diuraikan tahap-tahap perkembangannya :
1. Tahap I. Pasangan baru / keluarga baru (beginning family)
a. Dimulai saat masing-masing individu membentuk keluarga melalui
perkawinan yang sah.
Tugas perkembangan pada tahap ini :
1) Membina hubungan intim yang memuaskan
2) Menetapkan tujuan bersama
3) Membina hubungan dengan keluarga lain, teman dan kelompok
sosial.
4) Merancanakan anak / KB
5) Menyesuaikan diri dengan kehamilan dan mempersiapkan diri
untuk menjadi orangtua
Pada tahap ini, bidan dapat memberikan konsultasi, misalnya tentang KB,
perawatan prakonsepsi, perawatan prenatal dan pentingnya komunikasi dalam
keluarga. Kurangnya informasi tentang hal-hal tersebut dapat menimbulkan
masalah seksual, emosional, rasa takut, cemas bersalah, atau kehamilan yang
tidak direncanakan.
2. Tahap II. Keluarga ‘child-bearing’ / mengasuh anak.
a. Keluarga menantikan kelahiran (hamil) sampai lahirnya anak pertama
dan berlangsung sampai anak pertama berusia 30 bulan (2,5 tahun).
Pada tahap ini sering terjadi perubahan besar dalam keluarga karena
pasangan harus beradaptasi dengan perannya untuk memenuhi
kebutuhan bayi. Kadang pasangan merasa diabaikan akrena perhatian
terfokus pada bayi, suami merasa belum siap atau isteri belum siap
menjadi ibu.
10
Tugas perkembangan :
1) Persiapan menjadi orangtua
2) Membagi peran dan tanggung jawab
3) Menata ruang untuk anak atau mengembangkan suasana rumah
yang menyenangkan
4) Mempersiapkan biaya
5) Memfasilitasi role learning anggota keluarga
6) Bertanggung jawab memenuhi kebutuhan bayi
7) Mengadakan kebiasaan keagamaan secara rutin.
Bidan dapat memberikan perawatan dan konsultasi tentang bagaimana
merawat bayi, mengenali gangguan kesehatan bayi secara dini dan
mengatasinya, imunisasi, tumbuh kembang, interaksi keluarga, KB,
pemenuhan kebutuhan anak.
3. Tahap III. Keluarga dengan anak prasekolah (family with preschool
child)
Dimulai saat anak pertama berusia 2,5 tahun hingga anak berusia 5 tahun.
Tugas perkembangan :
a. Memenuhi kebutuhan anggota keluarga, seperti : tempat tinggal,
privasi dan rasa aman.
b. Membantu anak untuk bersosialisasi
c. Beradaptasi dengan anak yang baru lahir, sementara kebutuhan yang
lain juga harus terpenuhi
d. Mempertahankan hubungan yang sehat, baik di dalam maupun di luar
keluarga.
e. Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak (tahap paling
repot)
f. Pembagian tanggung jawab anggota keluarga
g. Meluangkan waktu untuk melakukan kegiatan stimulasi tumbuh
kembang anak
Peran bidan dapat berupa memberikan penyuluhan kepada orangtua
tentang penyakit dan kecelakaan yang sering terjadi pada anak-anak.
11
Sibling rivalry, tumbuh kembang anak, KB, peningkatan kesehatan dan
sosialisasi anak.
4. Tahap IV. Keluarga dengan anak usia sekolah (family with school child)
a. Saat anak tertua memasuki sekolah pada usia 6 tahun hingga usia 12
tahun.
b. Umumnya keluarga sangat sibuk, selain aktivitas di sekolah, masing-
masing anak memiliki aktivitas sendiri demikian pula orangtua.
c. Keluarga perlu bekerjsama untuk mencapai tugas perkembangan.
Tugas perkembangan :
a. Memberikan perhatian pada kegiatan sosial anak, pendidikan dan
semangat belajar.
b. Tetap mempertahankan hubungan yang harmonis dalam perkawinan
c. Mendorong anak untuk mencapai pengembangan daya intelektual.
d. Menyediakan aktifitas untuk anak.
e. Menyesuaikan dengan aktivitas komuniti dengan mengikutsertakan
anak.
Bidan dapat memberikan perawatan dan konsultasi baik dalam keluarga
maupun di sekolah, bekerjasama dengan guru sekolah dan orang tua anak.
5. Tahap V. Keluarga dengan anak remaja (family with teenager)
a. Dimulai saat anak pertama berusia 13 tahun dan biasanya berakhir
sampai usia 10/20 tahun.
b. Tujuan keluarga : melepas anak remaja dan memberi tanggung jawab
serta kebebasan yang lebih besar untuk mempersiapkan diri menjadi
lebih dewasa.
c. Sering muncul konflik orangtua-remaja.
Tugas perkembangan keluarga :
a. Memberikan kebebasan yang seimbang dengan tanggungjawab
mengingat remaja sudah bertambah dewasa dan meningkat otonominya.
b. Mempertahankan hubungan yang intim dengan keluarga
c. Mempertahankan komunikasi terbuka antara anak dan orangtua,
menghindari perdebatan, kecurigaan dan permusuhan.
12
d. Perubahan sistem peran dan peraturan untuk tumbuh kembang keluarga.
Fungsi bidan dapat lebih difokuskan pada peningkatan dan pencegahan
penyakit. Pada remaja : penyuluhan tentang obat-obatan terlarang,
minuman keras, seks/kesehatan reproduksi, serta membantu hubungan
yang lebih efektif antara orangtua dengan remaja.
6. Tahap VI. Keluarga dengan anak dewasa atau pelepasan (launching center
family)
a. Dimulai saat anak pertama meninggalkan rumah dan lamanya
tergantung pada jumlah anak dalam keluarga atau jika ada anak yang
belum berkeluarga tetap tinggal bersama orangtua.
b. Tujuan utama keluarga ini : mengorganisasi kembali keluarga untuk
tetap berperan dalam melepas anak untuk hidup sendiri.
c. Orangtua akan merasa kehilangan peran dalam merawat anak dan
merasa kosong karena anak sudah tidak lagi tinggal serumah.
Tugas perkembangan :
a. Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar
b. Mempertahankan keintiman pasangan
c. Membantu orangtua suami/isteri yang sakit dan memasuki masa tua.
d. Mempersiapkan anak untuk hidup mandiri dan menerima kepergian
anak.
e. Menata kembali fasilitas dan sumber yang ada pada keluarga.
f. Berperan suami-isteri, kakek-nenek.
g. Menciptakan lingkungan rumah yang dapat menjadi contoh bagi anak-
anaknya.
Disini bidan dapat memberikan konsultasi tentang penyakit-2 yang sering
timbul pada masa tua atau faktor-2 predisposisinya. Misalnya : hipertensi,
jantung, problem menopause, juga peningkatan kesehatan dengan pola
hidup sehat.
7. Tahap VII. Keluarga usia pertengahan (middle age families)
Dimulai saat anak terakhir meninggalkan rumah dan berakhir saat pensiun
atau satu pasangan meninggal. Seringkali dirasakan sulit berkaitan dengan
13
masalah lanjut usia, perpisahan dengan anak, atau perasaan gagal sebagai
orangtua.
Tugas perkembangan :
a. Mempertahankan kesehatan
b. Mempunyai lebih banyak waktu dan kebebasan dalam hal mengolah
minat sosial & waktu santai
c. Memulihkan hubungan antara generasi muda-tua
d. Keakraban dengan pasangan
e. Memelihara hubungan dengan anak dan keluarga
f. Persiapan masa tua atau pensiun dan meningkatkan keakraban pasangan
Bidan dapat berfungsi melaksanakan perawatan & konsultasi yang terkait
dengan upaya peningkatan kesehatan seperti ; kebutuhan istirahat yang
cukup, aktifitas ringan sesuai kemampuan, nutrisi, dsb.
8. Tahap VIII. Keluarga lanjut usia
Tahap terakhir, dimulai saat salah satu pasangan pensiun, berlanjut hingga
salah satu pasangan meninggal sampai keduanya meninggal. Stressor :
berkurangnya pendapatan, berbagai relasi sosial, pekerjaan, menurunnya
produktifitas dan kesehatan.
Tugas perkembangan :
a. Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan
b. Adaptasi dengan perubahan kehilangan pasangan, teman, kekuatan fisik
dan pendapatan.
c. Mempertahankan keakraban suami isteri dan saling merawat
d. Mempertahankan hubungan dengan anak dan sosial kemasyarakatan.
e. Melakukan ‘file review’ dengan mengenang pengalaman hidup dan
keberhasilan masa lalu.
f. Menerima kematian pasangan, teman, dan mempersiapkan kematian.
Dalam hal ini bidan melakukan perawatan pada lansia terutama yang
mengalami penyakit kronis, memperhatikan peningkatan kesehatan
seperti : nutrisi, aktifitas, istirahat, pemeriksaan mata, gigi, pencegahan
kecelakaan di rumah.
14
B. Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Keluarga
Dalam melaksanakan asuhan kebidanan pada keluarga, bukan klien yang
mendatangi bidan melainkan bidan yang bergerak mengunjungi klien/keluarga.
Sasaran/fokus bidan dalam asuhan kebidanan keluarga adalah keluarga yang
mempunyai masalah dan kebutuhan yang berhubungan dengan kehamilan,
persalinan, nifas, bayi/balita dan KB serta kesehatan reproduksi. Pada
praktiknya seringkali satu keluarga juga mengalami masalah
kesehatan/penyakit yang umum, sehingga dalam hal ini bidan perlu melakukan
kolaborasi dengan profesi lain.
Fase hubungan bidan-keluarga dalam manajemen asuhan kebidanan :
1. Fase Preinisiasi / persiapan
a. Mendapatkan data / seleksi keluarga keluarga yang akan diasuh dari
Puskesmas /Pustu/PKD/ kader.
b. Mereview kembali tentang konsep teori yang sesuai dengan masalah
keluarga
c. Kontrak waktu untuk kunjungan dengan keluarga.
2. Fase Inisiasi atau perkenalan
Bidan dan keluarga berusaha saling mengenal dan mengetahui bagaimana
keluarga menanggapi suatu masalah kesehatan. Mungkin memerlukan
beberapa kali kunjungan.
3. Fase Implementasi
a. Bidan melakukan pengkajian dan perencanaan untuk menyelesaikan
masalah kesehatan keluarga bersama dengan keluarga.
b. Melakukan tindakan sesuai rencana. Dalam memberikan penkes
hendaknya sesuai dengan tingkat pendidikan dan didukung dengan
informasi tertulis.
c. Mengeksplorasi nilai-nilai keluarga dan persepsi keluarga terhadap
kebutuhannya.
4. Fase Terminasi
a. Bidan menyimpulkan hasil kunjungan berdasarkan pencapaian tujuan
yang ditetapkan bersama keluarga.
15
b. Menyusun rencana tindak lanjut terhadap masalah kesehatan yang sedang
ditangani dan yang mungkin dialami keluarga adalah penting dilakukan
pada fase ini.
c. Tinggalkan nama, alamat dan nomor telepon bidan.
5. Fase Pasca kunjungan
a. Fase terakhir yang sering terabaikan.
Bidan membuat dokumentasi lengkap tentang hasil asuhan dan disimpan di
institusi pelayanan dimana ia bekerja
1. Tempat persalinan yaitu tempat yang dipilih oleh ibu dan keluarga untuk
membantu proses persalinan, seperti di rumah sakit, klinik bersalin dan praktik
mandiri bidan.
3. Tabungan Ibu Bersalin (Tabulin) yaitu dana atau barang yang disimpan oleh
keluarga atau pengelola tabulin secara bertahap sesuai dengan kemampuannya,
yang pengelolaanya sesuai dengan kesepakatan serta penggunaannyauntuk segala
bentuk pembiayaan serta antenatal, persalinan dan kegawatdaruratan pada ibu.
4. Persalinan oleh tenaga kesehatan yaitu persalinan ibu ditolong oleh tenaga
kesehatan trampil sesuai standar seperti dokter spesialis kandungan atau bidan
yang telah memiliki surat ijin praktik.
16
5. Transportasi yaitu alat transportasi yang dapat digunakan untuk mengantar
calon ibu bersalin ke tempat persalinan termasuk rujukan dan siap setiap saat agar
tidak terjadi keterlambatan mencapai tempat bersalin ibu. Transortasi bisa berupa
ambulan desa, mobil pribadi maupun kendaraan roda dua atau sepeda motor.
6. Calon pendonor darah yaitu orang-orang yang disiapkan oleh ibu, suami,
keluarga dan masyarakat yang sewaktu-waktu bersedia menyumbangkan darahnya
untuk keselamatan ibu melahirkan sehingga bila terjadi sesuatu yang memerlukan
darah segera bisa teratasi. Calon donor yang disiapkan harus memenuhi syarat
sebagai pendonor darah untuk ibu seperti salah satunya calon pendonor tidak
menderita penyakit infeksi seperti malaria, hepatitis dan HIV/AIDS.
5) Persiapan dana
6) Persiapan transportasi
17
Pengetahuan yang baik tentang P4K juga sangat penting dalam upaya
pencegahan komplikasi kehamilan dan persalinan,
Pendidikan gizi bagi ibu hamil diperlukan untuk pengetahuan ibu tentang
makanan yang baik dikonsumsi pada saat kehamilan agar ibu terhindar dari
masalah anemia yang sering di alami oleh ibu hamil, pendidikan tersebut bisa
melalui via SMS (Kusfriyadi, 2010). Ibu hamil harus memenuhi kebutuhan zat
gizi dan mendapatkan makanan yang cukup gizi agar janin yang dikandungnya
bertumbuh kembang dengan baik sehingga terhindar dari berat badan lahir rendah
(BBLR), BBLR dapat mengakibatkan bayi lahir stunting (MCA Indonesia, 2014).
Kepatuhan ibu hamil untuk Mengkonsumsi tablet zat besi atau Fe pada masa
kehamilan berjumlah 90 tablet minimal yang perlu dikonsumsi di masa kehamilan
(Susiloningtyas, 2012a).
18
dapat beresiko ketuban pecah dini dan hipokalsemia (Hanani, Suyatno and P,
2016). Janin dan ibu memerlukan asupan nutrisi yang baik selama kehamilan, jika
ibu kekurangan cairan pada saat kehamilan bisa berdampak pada konstipasi
(Rahayu, Ummah and Juanita, 2010). Stunting ialah Kekurangan energi kronis
yang disebabkan tidak terpenuhinya kebutuhan asupan gizi ibu disaat kehamil,
stunting terjadi mulai dari janin masih dikandung (Kusumawardhani, Gunawan
and Aritonang, 2017).
a. Hamil diluar nikah Adalah akibat dari perilaku seksual remaja yang
dimana melakukan aborsi merupakan pilihan yang biasa mereka pilih.
Banyak remaja putri yang terus melanjutkan kehamilannya sehingga,
konsekuensi dari keputusan yang mereka ambil itu adalah melahirkan anak
yang dikandungnya dalam usia yang relatif muda.
19
b. Penyakit menular seksual HIV/AIDS Dampak dari perilaku seksual
remaja terhadap kesehatan reproduksi adalah tertular penyakit HIV/AIDS
karena kebiasaan berganti-ganti pasangan yang menyebabkan remaja
semakin rentan untuk tertular PMS/HIV, sepertisifilis, gonore, herpes,
klamidia dan AIDS
E. BALITA
1. Faktor genetic
Faktor genetik merupakan modal dasar dalam mencapai hasil akhir proses
tumbuh kembang anak.
20
psikososial” yang mempengaruhi individu setiap hari, mulai dari konsepsi
sampai akhir hayatnya.
3. Faktor fisik
4. Faktor psikososial
21
e. Sekolah Dengan adanya wajib belajar 9 tahun sekarang ini, diharapkan
setiap anak mendapat kesempatan duduk dibangku sekolah minimal 9 tahun.
Sehingga dengan mendapat pendidikan yang baik
22
BAB III
ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS
PADA KELUARGA TN. W UMUR 42 TAHUN
DI RT 01 RW 04 DESA BEJIRUYUNG KECAMATAN SEMPOR
KABUPATEN KEBUMEN
A. Pengkajian
b. Umur : 42 th
d. Agama : Islam
e. Pendidikan : SMA
f. Pekerjaan : Buruh
23
3 Sdr.D 14 th Islam L Anak Pelajar Belum
(Kelas 7 bekerja
SMP)
2. Kesehatan Lingkungan
a. Kebiasaan makan
1) Keluarga makan teratur, frekuensi makan keluarga 3-4 kali
sehari dengan menu nasi, sayur, ikan dan terkadang buah.
2) Keluarga mempunyai kebiasaan mencuci tangan sebelum
dan sesudah makan menggunakan air mengalir dan sabun.
3) Keluarga memiliki kebiasaan mencuci sayuran sebelum
dimasak dan memasak daging sampai matang.
4) Keluarga memiliki kebiasaan mengkonsumsi garam
beryodium.
b. Sanitasi Lingkungan
1) Jamban
Keluarga memiliki jamban kondisi cukup bersih.
2) Kandang ternak
Keluarga memiliki kandang di sebelah dan cukup bersih.
3) Pembuangan sampah
Keluarga memiliki tempat pembuangan sampah
4) Lingkungan rumah
Lingkungan sekitar rumah tidak berserakan
5) Sistem pembuangan air limbah rumah tangga
Keluarga membuah air limbah rumahan di halaman
6) Sumber air bersih
Keluarga memiliki sumber air bersih yaitu menggunakan air
sumur.
24
c. Indikator Capaian Keluarga yang diharapkan pada Program
Indonesia Sehat
1) Keluarga tidak mengikuti program KB karena hamil
2) Ibu melakukan persalinan di fasilitas kesehatan
3) Bayi sudah mendapatkan imunisasi dasar lengkap
4) Bayi mendapatkan air susu ibu ekslusif
5) Balita mendapatkan pemantauan pertumbuhan ( penimbangan )
6) Keluargatidak mempunyai riwayat penyakit TB paru
7) Keluarga mempunyai riwayat penyakit hipertensi
8) Keluarga tidak mempunyai riwayat gangguan jiwa
9) Anggota keluarga tidak ada yang merokok
10) Keluarga mempunyai jaminan kesehatan nasional
11) Keluarga mempunyai akses sarana air bersih
12) Keluarga mempunyai akses/menggunakan jamban sehat
2) Keluarga Berencana
1) Ibu ingin mempunyai anak lagi (sedang hamil)
2) Ibu tidak memakai kontrasepsi sebab sedang hamil
3) Pengetahuan ibu/keluarga mengenai KB sudah cukup baik
4) Pengetahuan ibu/keluarga mengenai HIV/AIDS cukup baik
3) Remaja
1) Remaja belum pernah mendapatkan informasi tentang kesehatan
reproduksi remaja di sekolah
2) Pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi remaja
kurang baik
4) Lansia
Keluarga Tn.W tidak memiliki anggota keluarga lansia
5) Hamil
Keluarga Tn.W memiliki anggota keluarga yang sedang hamil
6) Nifas
Keluarga Tn.W tidak memiliki anggota keluarga yang sedang nifas.
7) Bayi dan balita
25
Keluarga Tn.W memiliki bayi/balita
a. Pengkajian Balita An. M
1) An. M berusia 4 tahun
2) An. M rutin di bawa ke posyandu oleh ibunya
3) An. M memiliki buku KIA/KMS
4) Tinggi badan An.M saat ini 90 cm bulan lalu 89 cm
5) Berat badan An. M saat ini 12,6 kg dan bulan lalu tetap sama
6) Status gizi An. M baik
7) An. M tidak stunting
8) An. M mendapatkan Asi Ekslusif sampai 6 bulan
9) An. M tidak diberikan susu formula dan makanan tambahan
lainnya ( pisang madu ) sebelum usia 6 bulan
10) Usia anak ketika diberikan MPASI yaitu 6 bulan
11) Perkembangan anak normal
12) An. M tidak mengalami sakit dalam 3 bulan terakhir
13) Imunisasi yang di dapatkan An. M sudah lengkap
14) An. M mendapatkan vitamin A ketika usia 6 bulan – sekarang
8) Hamil
1) Usia kehamilan ibu saat ini adalah 22 minggu lebih 1 hari
2) Ini merupakan kehamilan ke 3 dengan paritas ke 2 dan tidak
pernah abortus
3) Jarak kehamilan ibu dengan anak yang lalu adalah 9 tahun.
4) Frekuensi ibu dalam memeriksakan kehamilannya sebanyak 7
kali.
5) Ibu bersalin di Bidan Praktek.
6) Ibu tidak memiliki pantang makanan selama hamil.
7) Ibu makan makanan tambahan yang mengandung zat besi.
8) Ibu tidak mengonsumsi obat-obatan selama hamil kecuali obat –
obatan yang diberikan oleh bidan.
9) Ibu diberi pil besi dengan jumlah 10 tablet.
26
10) Ibu tahu mengenai suntik tetanus dan sudah lengkap dalam
suntik tetanus.
11) Dalam pemeriksaan kehamilan ibu pernah mendapat informasi
mengenai makanan yang sehat untuk ibu hamil.
12) Dalam pemeriksaan kehamilan ibu pernah mendapat informasi
mengenai kebutuhan ibu hamil untuk istirahat.
13) Dalam pemeriksaan kehamilan ibu pernah mendapat informasi
mengenai cara menyusui yang benar.
14) Dalam pemeriksaan kehamilan ibu pernah mendapat informasi
mengenai keluarga berencana
15) Dalam pemeriksaan kehamilan ibu belum pernah pernah
mendapat informasi cara untuk mencegah malaria
16) Ibu memiliki buku KIA
17) Ada penempelan stiker P4K dirumah ibu.
1. DATA SUBJEKTIF
a. Alasan Datang
Mahasiswa ingin mengkaji kembali dan melakukan
pemeriksaan kepada Ny.W
b. Keluhan Utama
Ibu mengatakan perutnya sakit ketika duduk dan greges
c. Riwayat Kehamilan Sekarang
UK : 22 minggu lebih 1 hari
d. Pemeriksaan Laboratorium
Hb : 15,2
VCT : NR
Sifilis : NR
HBSAG : NR
27
Usg 4 Januari 2021
UK 24+6 minggu
9) Analisa Data
Masalah Kebidanan
28
10) Perumusan Masalah
1. Hamil Bermasalah
29
11) Prioritas Masalah
berikut:
Diagnosa Skor
2) Remaja
12) Perencanaan
30
tentang penyuluhan: Kesehatan tentang KRR
pentingny Keluarga reproduksi
a mengetahui remaja Dan HIV/AIDS
Kesehatan pentingnya
reproduksi kesehatan
remaja reproduksi
remaja
13) Pelaksanaan
a. Diagnosa Kebidanan
Perencanaan
31
2) Memberikan pendidikan kesehatan tentang kehamilan bermasalah
balita.
b. Diagnosa Kebidanan
c. Diagnosa Kebidanan
d. Perencanaan
32