Anda di halaman 1dari 16

KESETIMBANGAN

MOMEN

Disusun Oleh
Dimas Bahtera Eskayudha
NIM 091910101023

TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JEMBER
2009
ABSTRAK

Agar suatu benda dalam keadaan setimbang, benda tersebut juga harus tidak
mempunyai kecenderungan untuk berputar. Maka dalam hal ini diperkenalkan konsep
momen suatu gaya. Kecenderungan suatu gay menyebabkan putaran tergantung pada
garis kerja serta besar gaya tersebut.

Kata Kunci: setimbang, momen gaya


BAB I
PEDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Besar dan arah efek gaya yang bekerja pada suatu benda tergantung pada
letak garis kerja gaya yang dapat diperinci dengan menentukan jarak tegak lurus
antara sebuah titik patokan dengan garis kerja tersebut.
Karena ruang lingkup bahasan adalah benda yang berputar bebas terhadap
sumbu dan gaya - gaya sebidang yang bekerja tegak lurus sumbu, maka yang paling
penting adalah menetukan titik tersebut yang dinamakan titik pusat koordinat, yaitu
titik dimana sumbu memotong bidang gaya yang bekerja.
Jarak tegak lurus antara titik koordinat ke garis kerja gaya dinamakan lengan
gaya atau lengan momen dari gaya itu terhadap sumbu.
Dari kedua pengertian diatas, kita dapat peroleh bahwa momen gaya terhadap
suatu sumbu adalah hasil kali antara besarnya gaya dengan lengan momen atau
disebut juga gaya putar (Torque).

1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah pengertian momen gaya?


2. Bagaimana kesetimbangan momen dapat terjadi?
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Kesetimbangan adalah suatu kondisi benda dengan resultan gaya dan resultan
momen gaya sama dengan nol. Kesetimbangan biasa terjadi pada :

1. Benda yang diam (statik), contoh : semua bangunan gedung, jembatan,


pelabuhan, dan lain-lain.
2. Benda yang bergerak lurus beraturan (dinamik), contoh : gerak meteor di
ruang hampa, gerak kereta api di luar kota, elektron mengelilingi inti atom,
dan lain-lain.
Pada gerak lurus atau gerak translasi, faktor yang menyebabkan adanya gerak
adalah gaya (F). Sedangkan pada gerak rotasi atau gerak melingkar, selain gaya (F),
ada faktor lain yang menyebabkan benda itu bergerak rotasi yaitu lengan gaya (l)
yang tegak lurus dengan gaya.

Secara matematis, momen gaya dirumuskan

τ = F x  l

τ=F.l

Jika antara lengan gaya l dan gaya F tidak tegak lurus maka

τ = F . l sin θ

dimana θ adalah sudut antara lengan gaya l dengan gaya F.


Lengan gaya merupakan jarak antara titik tumpuan atau poros ke titik dimana
gaya itu bekerja. Jika gaya dikenakan berada di ujung lengan maka bisa kita katakan
lengan gaya (l) sama dengan jari-jari lingkaran (r).

Sehingga momen gaya dapat juga kita tulis

τ=F.r
BAB III
PEMBAHASAN

PENGERTIAN MOMEN GAYA

Momen gaya adalah perkalian silang antara gaya dengan lengan momen.
Lengan momen didefinisikan sebagai panjang garis yang ditarik dari titik poros
sampai memoton tegak lurus garis kerja gaya. Momen gaya yang searah gerak jarum
jam diberi tanda positif, sedangkan momen gaya yang berlawanan arah gerak jarum
jam diberi tanda negatif. Apabila pada sebuah benda bekerja beberapa buah gaya,
maka resultan momen gayanya merupakan jumlah aljabar dari masing-masing
momen gaya.

Gambaran tentang pengertian tersebut dapat dijelaskan dengan ilustrasi sebagai


berikut:

Dari gambar di atas dapat dibedakan bahwa:

Efek gaya F1: rotasi yang berlawanan dengan putaran jarum jam terhadap sumbu dan
dianggap positif (+). Sehingga momen (gamma) dari gaya F1 terhadap sumbu
lewat O:

 1= +F1. l1
Efek gaya F2: rotasi yang searah putaran jarum jam terhadap sumbu dan dianggap
negatif (-).Sehingga momen (gamma) dari gaya F2 terhadap sumbu lewat O:

2= -F2. l2

Momen ini dapat dinyatakan dalam pound feet atau Kg.m.

SYARAT KEDUA UNTUK KESETIMBANGAN

Benda yang dalam kondisi setimbang, maka sejumlah gaya yang bekerja
padanya harus memenuhi 2 syarat:

1. Sama besar dan berlawanan arahnya.

2. Harus mempunyai garis kerja yang sama.

Syarat pertama dapat dipenuhi oleh syarat kesetimbangan I, yaitu:

Fx = 0, Fy = 0

Syarat kedua dapat dipenuhi oleh syarat kesetimbangan II, yang dinyatakan
berdasarkan momen gaya, yaitu:

 = 0 (terhadap sembarang sumbu)

Syarat kedua ini dapat di ilustrasikan seperti gambar berikut:


RESULTAN GAYA SEJAJAR

Resultan gaya sejajar adalah sebuah gaya yang bisa mewakili sekumpulan gaya
sejajar serta mempunyai:

Arah yang sama dengan semua gaya tersebut

Besar sama dengan penjumlahan besar semua gaya

Garis kerja yang dapat dicari berdasar syarat bahwa momen resultan harus sama
dengan penjumlahan momen setiap gaya.

Gambar di atas dapat dipakai untuk menjelaskan hal tersebut. Dari gambar tersebut
dengan gaya - gaya sejajar F1 dan F2 dapat dibuat sumbu x yang tegak lurus terhadap
gaya - gaya dan titik O adalah titik sembarang yang dijadikan acuan. Karena kedua
gaya tidak berkomponen x maka besarnya resultan gaya:

R = Fy = F1 + F2

Sedangkan resultan momennya terhadap titik O adalah:

0 = x1 F1 + x2 F2

Dan jika adalah jarak dari O ke garis kerja resultan, maka momen dari resultan
terhadap O adalah:

R = (F1 + F2)

Biasanya da pat ditentukan dengan:

0 = R

x1 F1 + x2 F2 = (F1 + F2)
Resultan dari sembarang gaya sejajar dapat ditentukan dengan cara yang sama degan
besar resultannya:

R= F

Dan jika gaya - gaya itu sejajar dengan sumbu y, maka koordinat x dari garis kerjanya
(resultan) adalah:
PUSAT BERAT

Berat adalah resultan dari semua gaya tarik bumi yang dialami oleh partikel
zat dalam suatu benda. Tetapi karena jarak ke pusat bumi sedemikian jauhnya
sehingga gaya - gaya tersebut da pat dianggap sejajar. Dengan demikian berat benda
dapat diartikan sebagai resultan dari sejumlah besar gaya sejajar.

Sedangkan pusat berat dari benda da pat diilustrasikan dari gambar berikut
yang memperlihatkan benda tipis sembarang bentuk dan terletak pada bidang xy.
Jika dimisalkan benda tersebut terbagi atas partikel - partikel dengan berat w1, w2 dst
maka:

Berat total benda tersebut adalah:

W = w1 + w2 + ... = w

Koordinat x garis kerja W adalah:


Kemudian jika gaya gravitasi kita putar 900 berlawanan jarum jam, maka koordinat y
dari garis kerjanya adalah:

Titik perpotongan garis kerja W pada kedua bagian dengan koordinat ,


dinamakan pusat berat benda tersebut. Dan simetri suatu benda seringkali berguna
untuk menentukan pusat berat benda.

Pusat gravitasi mempunyai beberapa sifat penting. Pertama, bila suatu benda
digantung dari sebuah titik dalam daerah medan gravitasi, pusat gravitasi selalu
terletak di bawah titik penggantung, bila tidak benda tidak akan dalam setimbang
rotasi. Kedua, suatu gaya yang diberikan pada suatu benda di pusat gravitasinya tidak
akan menyebabkan benda berputar, sedangkan gaya yang yang diberikan pada titik
lain akan menyebabkan benda berputar dan bergerak lurus. Ketiga, momentum total
suatu benda selalu diberikan oleh hasil kali massa total kecepatan pusat massa, dan
percepatan dari pusat massa selalu sama dengan percepatan suatu titik yang massanya
sama dengan massa total dari benda, yang mendapat gaya dari luar.

KOPEL

Kopel adalah pasangan gaya sama besar yang berlawanan arah, denga garis
kerja sejajar tetapi tidak berimpit. Pasangan gaya tersebut da pat dijelaskan dengan
gambart berikut ini, yang sama besar masing - masing gaya adalah F, terpisah oleh
jarak tegak lurus l.
Resultan dari gaya - gaya tersebut adalah:

R=F-F=0

Dengan resultan = 0 artinya bahwa sebuah kopel tidak mempengaruhi sebuah gerak
translasi benda sebagai suatu benda keseluruhan, tetapi hanya menimbulkan rotasi.

Momen resultan dari kopel tersebut terhadap sembarang titik O adalah:

 0 = x1F - x2F

= x1F - (x2 + l) F

= - lF

Dari perumusan itu dapat disimpulkan bahwa besarnya momen kopel terhadap semua
titik dalam bidang dimana bekerja gaya - gaya yang membentuk kopel adalah:
Hasil kali salah satu gaya dengan jarak tegak lurus antara garis - garis kerjanya.

Dan sebuah benda yang padanya bekerja sebuah kopel, hanya dapat dalam
keadaan setimbang bila ada kopel lain yang bekerja pada benda tersebut dengan besar
yang sama dan arah berlawanan.
BAB IV
KESIMPULAN

Benda yang dalam kondisi setimbang, maka sejumlah gaya yang bekerja
padanya harus memenuhi 2 syarat:

1. Sama besar dan berlawanan arahnya.

2. Harus mempunyai garis kerja yang sama.

Syarat pertama dapat dipenuhi oleh syarat kesetimbangan I, yaitu:

Fx = 0, Fy = 0

Syarat kedua dapat dipenuhi oleh syarat kesetimbangan II, yang dinyatakan
berdasarkan momen gaya, yaitu:

 = 0 (terhadap sembarang sumbu)

Dapat disimpulkan bahwa besarnya momen kopel terhadap semua titik dalam bidang
dimana bekerja gaya - gaya yang membentuk kopel adalah:

Hasil kali salah satu gaya dengan jarak tegak lurus antara garis - garis kerjanya.

Dan sebuah benda yang padanya bekerja sebuah kopel, hanya dapat dalam
keadaan setimbang bila ada kopel lain yang bekerja pada benda tersebut dengan besar
yang sama dan arah berlawanan.
DAFTAR PUSTAKA

Zemansky, Sears. Fisika untuk Universitas 1.1994.Jakarta:Binacipta


Young, Hugh.Fisika untuk Universitas Edisi Keenam.1993.Jakarta:Erlangga

Anda mungkin juga menyukai