47
(b) Elektrolisa,
(c) Netralisasi,
(d) Presipitasi/Pengendapan,
(e) Solididifikasi/Stabilisasi,
(f) Absorpsi,
(g) Penukar lon,
(h) Pirolisa.
2. Proses pengolahan secara fisika:
(a) Pembersihan gas :
(i)Elektrostatik presipitator,
(ii) Penyaringan partikel,
(iii) Wet scrubbing,
(iv) Adsorpsi dengan karbon aktif.
(b) Pemisahan cairan dan padatan :
(i)Sentrifugasi,
(ii) Klarifikasi,
(iii) Koagulasi,
(iv) Filtrasi,
(v) Flokulasi,
(vi) Flotasi,
(vii) Sedimentasi,
(viii) Thickening.
(c) Penyisihan komponen-komponen yang spesifik :
(i)Adsorpsi,
(ii) Kristalisasi,
(iii) Dialisa,
(iv) Electrodialisa,
(v) Evaporasi,
(vi) Leaching,
(vii) Reverse osmosis,
(viii) Solvent extraction,
(ix) Stripping.
48
4.2. Teknik Pengolahan Limbah B3
4.2.1. Netralisasi
Air limbah yang bersifat basa dinetralkan dengan asam kuat seperti
H2SO4, HCl atau dengan gas CO2. Netralisasi dengan CO2 dapat
dilakukan dengan memasukkan gas CO2 melalui bagian bawah
tangki netralisasi. Gas akan akan membentuk gelembung-
gelembung gas yang akan bereaksi dengan basa yang ada
sehingga dihasilkan asam karbonat (H2CO3).
49
Gambar 4.1: Tangki netralisasi
4.2.2. Pengendapan
Jika konsentrasi logam berat di dalam air limbah cukup tinggi, maka
logam tersebut dapat dipisahkan dari limbah dengan jalan
pengendapan. Pengendapan dapat dilakukan dengan mengubah
bentuk logam yang ada ke dalam bentuk hidroksidanya. Hal ini
dilakukan dengan penambahan larutan kapur (Ca (OH)2) atau soda
kostik (NaOH) dengan memperhatikan kondisi pH akhir dari larutan.
Pengendapan optimal akan terjadi pada kondisi pH dimana
hidroksida logam tersebut mempunyai nilai kelarutan minimum.
Untuk lebih jelasnya hubungan antara konsentrasi logam dengan
kondisi pH dapat dilihat pada Gambar 4.2.
Dari Gambar 4.2 terlihat bahwa kelarutan minimum krom dan seng
terjadi pada pH 7,5 dan 10,2. Gambar tersebut juga menunjukkan
bahwa konsentrasi krom maupun seng akan meningkat dengan
tajam jika kondisi pH berubah dari nilai 7,5 atau 10,2. Jadi untuk
mengendapkan logam yang ada secara optimal kondisi pH
memegang peran yang sangat penting.
50
dengan menambahkan bahan kimia koagulan ke dalam air limbah.
Koagulan yang sering digunakan di lingkungan industri antara lain
larutan kapur Ca (OH)2, tawas (Al2(SO4)3. 18 H2O; FeCl3; FeCl2;
FeSO4. 7 H2O dan lain-lain.
Konsentrasi Logam (mg/l)
51
oksidasi selalu diikuti dengan reaksi reduksi. Reduksi adalah reaksi
kimia yang akan menurunkan bilangan valensi materi yang
bereaksi dengan menerima elektron dari luar. Reaksi kimia yang
melibatkan kedua reaksi oksidasi dan reduksi ini dikenal dengan
reaksi redok.
52
Reaksi oksidasinya sebagai berikut:
NaCN + Cl2 + 2 NaOH NaCNO + 2 NaCl + H2O
2 NaCNO + 3 Cl2 + 4 NaOH 2 CO2 + N2 + 6 NaCl + 2 H2O
4.2.5. Insenerasi
53
yang diinginkan, diperlukan suatu insenerator yang dapat bekerja
dengan baik yang dilengkapi dengan suatu sistem kontrol
pengendalian proses pembakaran agar dapat dipastikan bahwa
semua bahan dapat terbakar pada titik optimum pembakarannya
dan hasilnya sesuai dengan yang diharapkan. Dengan demikian
teknologi insenerator yang akan digunakan harus dapat mengatasi
semua permasalahan dalam pembuangan dan pemusnahan limbah
B3 (sampah padat).
54
Gambar 4.5: Insenerator Yang Telah Diisi Sampah Siap Untuk Dibakar.
55
4.2.6. Pengolahan dengan cara stabilisasi/solidifikasi
Pengolahan dengan cara ini memerlukan lokasi yang luas, jauh dari
pemukinan penduduk dan aktivitasnya. Lokasi penimbunan juga
tidak boleh berhubungan dengan faktor-faktor pendukung
kehidupan seperti, tempat sumber air atau lokasi serapan air tanah.
56
a. Memenuhi baku mutu uji Toxity Characteristic Leaching
Procedure (TCLP) sesuai Tabel 3 Keputusan Kepala
Bapedal No. Kep-04/BAPEDAL/09/1995; lolos uji Plain
Filter Test dan uji kuat tekan (compressive strength);
c. Tidak bersifat :
(iii) Reaktif.
57
pengolahan limbah harus disesuaikan dengan jenis dan
karakteristik dari limbah yang akan diolah dengan
mempertimbangkan 5 hal sebagai berikut :
58
Explosive
Physical-
Chemical
Flamable
Air Emission
Reactive
Solidification/ Gas
Toxic (TCLP and Stabilitation
LD 50 test Liquid Waste
Discharge
Solid
Infectious
Incineration or
Thermal
Solid Waste
Destruction
Corrosive
Landfill
Toxic Organic
Recovery
Toxic Inorganic
Keterangan:
1. Baku mutu limbah cair wajib memenuhi persyaratan
sebagaimana yang telah ditetapkan dalam Kep-men 03/1991
atau yang ditetapkan oleh Bapedal.
2. Baku mutu emisi udara wajib memenuhi persyaratan
sebagaimana yang telah ditetapkan dalam Kep-men 13/1995
atau yang ditetapkan oleh Bapedal.
3. Penimbunan wajib memenuhi semua persyaratan yang
tercantum dalam PP 19/1994 dan ketentuan lain yang
ditetapkan.
59