Anda di halaman 1dari 14

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Objek

PT. SALAM PASIFIC INDONESIA LINES adalah perusahaan yang


bergerak dalam bidang pelayaran muatan domestic. Dan memiliki cabang-cabang
yang tersebar di seluruh indonesia. Perjalanan dimulai pada tahun 1970 dengan
berdirinya PT.Samudera Pacific, Sebuah perusahaan freight forwarding antar
pulau. Pada tahun 1980, kapal pertama diakuisisi untuk menandai awal dari garis
pelayaran nasional, yang kemudian diberi nama PT. Samudera Pacific Indah Raya
(SPIR). Pada tahun 1984, perusahaan telah sepenuhnya mengakuisisi saham PT
Salam Sejahtera, pindah kantor pusat dari Samarinda ke Surabaya, sehingga
muncul nya PT. Salam Pacific Indonesia Lines (SPIL).
Seiring dengan meningkatnya kebutuhan coverage area yang lebih luas dan
permintaan untuk lebih dapat diandalkan antar-pulau pengiriman, SPIL pada
tahun 1996, peningkatan pelayanan, dari penanganan belaka kargo break-bulk,
untuk cara yang lebih efisien transportasi dengan container unitized
memanfaatkan. SPIL terkemuka untuk menjadi pelopor pengiriman Indonesia
Timur dan sangat menjunjung tinggi Motto dari SPIL Menghubungkan Kepulauan
dari 28 kantor yang berlokasi strategis di seluruh nusantara. Didukung oleh tim
professional yang kompeten, SPIL terus meningkatkan jaringannya untuk
menyediakan layanan berkualitas tinggi.
Kebijakan mutu PT. Salam Pacific Indonesia Lines bertujuan untuk
memenuhi atau melampaui kebutuhan pelanggan, kompetitif dalam harga,
ketepatan waktu pengiriman, mencapai kepuasan pelanggan, dan memenuhi
persyaratan peraturan melalui proses perbaikan berkesinambungan berdasarkan
Sistem Manajemen Mutu. PT. Salam Pacific Indonesia Lines berkomitmen untuk
menerapkan dan memelihara dokumen system manajemen mutu dan terus-
menerus meningkatkan efektivitas pada seluruh level organisasi untuk mencapai
keunggulan mutu.

25
26

Komitmen tersebut akan dicapai dan dipertahankan dengan mengikuti kerangka


utama

1. Untuk memastikan bahwa kebijakan mutu ini dipahami, diterapkan dan


dipelihara diseluruh kegiatan operasional perusahaan.

2. Kebijakan mutu sebagai bagian integral dari sistemen manajemen mutu ini
akan di tinjau secara teratur oleh Direktur Operasional setidaknya sekali dalam
setahun terkaut tunjauan manajemen

3. Perusahaan akan selalu meningkatkan kualitas kerja opreasional dalam hal ini
interaksi dengan instansi atau rekanan bisnis / kemitraan dan akan dilakukan
evaluasi secara berkesinambungan atas dasar komitmen mereka terhadap
prinsip-prinsip mutu PT. Salam Pacific Indonesia Lines.

Visi dan Misi PT.SPIL Jakarta


Visi :
Memberikan solusi transportasi dengan jaringan terluas didukung
sumber daya berkualitas untuk kepuasan pelanggan.
Misi :
Pelayaran terbaik yang menggerakan perekonomian.

Gambar 4.1
27

4.2 Hasil Pengumpulan Data


Responden dalam penelitian ini adalah seluruh costumer service PT. SPIL
Jakarta dengan jumlah responden sebanyak 40 orang. pada table dibawah ini akan
disajikan mengenai rincian penyebaran kuesioner dari responden.

Tabel 4.1

Rincian Penyebaran Kuisioner

Jumlah kuisioner yang disebar 40


Jumlah kuisioner yang kembali 40
Kuesioner yang tidak lengkap / rusak 0
Kuesioner yang lengkap pengisian 40

Cara pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
non-probability dengan metode sampling jenuh yaitu bila semua anggota populasi
digunakan sebagai sampel. Jumlah seluruh costumer service di PT.SPIL Jakarta
sebanyak 40 kemudian seluruhnya dijadikan sampel dengan sampling jenuh. Pada
table 4.1 menunjukan dari 40 kuisioner yang disebar, kuisioner kembali berjumlah
40, kuisioner yang tidak lengkap/rusak sebanyak 0 kuisioner dan kuisioner yang
lengkap pengisian berjumlah 40 kuisioner.

4.2.1 Responden Berdasarkan Usia


Berdasarkan data penelitian yang diperoleh dari penyebaran kuisioner maka
diperoleh data tentang usia responden yang dapat dilihat pada table berikut:

Tabel 4.2
Usia Responden
Usia (Tahun) Jumlah Presentase
20 - 30 21 52.5 %
31 - 40 13 32.5 %
> 41 6 15 %
Jumlah 40 100%

Berdasarkan tabel 4.2 menunjukan bahwa responden berdasarkan usia


diantara 20 sampai 30 tahun berjumlah 21 orang atau 52.4%, responden
berdasarkan uia diantara 31 sampai 40 tahun berjumlah 13 orang atau sekitar
28

32,5% dan usia diatas 41 tahun sebanyak 6 orang atau sekitar 15%. Seperti yang
dapat dilihat drari tabel 4.2 dapat diketahui bahwa lebih dari separuh costumer
service PT.SPIL Jakarta yang berada pada rentang usia 20-30 tahun.

4.2.2 Responden Berdasarkan Jenis Kelamin


Berdasarkan data penelitian yang diperoleh dari penyebaran kuisioner maka
diperoleh data tentang jenis kelamin responden yang dapat dilihat pada tabel
berikut:

Tabel 4.3
Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah Presentase


Laki – Laki 18 45 %
Perempuan 22 55 %
Jumlah 40 100 %

Berdasarkan tabel 4.3 menunjukan bahwa responden berdasarkan jenis


kelamin laki-laki berjumlah 18 orang atau 45% sedangkan responden berdasarkan
jenis kelamin perempuan berjumlah 22 orang atau 55%. Dapat di simpulkan
bahwa costumer service pada PT.SPIL Jakarta di dominasi oleh tenaga kerja
perempuan.

4.2.3 Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir


Berdasarkan data penelitian yang diperoleh dari penyebaran kuisioner maka
diperoleh data tentang pendidikan terakhir responden yang dapat dilihat pada tabel
berikut:

Tabel 4.4
Pendidikan Terakhir
Pendidikan Terakhir Jumlah Presentase
SLTA 0 0%
29

D3 15 37.5 %
S1 16 40 %
S2 9 22.5 %
Lainnya 0 0%
Jumlah 40 100 %

Berdasarkan tabel 4.4 menunjukan bahwa responden berdasarkan


pendidikan terakhir pada D3 sebanyak 15 orang atau 37.5%, S1 sebanyak 16
orang atau 40%, dan S2 sebanyak 9 orang atau 22.5%. dapat disimpulkan bahwa
costumer service pada PT.SPIL di dominasi oleh karyawan berpendidikan S1.

4.2.4 Responden Berdasarkan Masa Kerja


Berdasarkan data penelitian yang diperoleh dari penyebaran kuisioner maka
diperoleh data tentang masa kerja responden yang dapat dilihat pada table berikut:

Tabel 4.5
Masa Kerja
Masa Kerja (Tahun) Jumlah Presentase
1-5 26 65 %
6 – 10 14 35 %
>11 0 0%
Jumlah 40 100 %

Pada tabel 4.5 menunjukan bahwa responden dalam penelitian ini


berdasarkan masa kerja di PT.SPIL Jakarta diantara 1-5 tahun berjumlah 26 orang
atau 65 %, di antara 6-10 tahun berjumlah 14 orang atau 35% dan tidak ada yang
bekerja diatas 11 tahun. Pada umumnya semakin lama masa kerja seseorang akan
memiliki pengalaman kerja tinggi.

4.3 Analisis Deskriptif


Analisis deskriptif memberikan gambaran suatu data yang dilihat dari nilai
rata-rata (mean), standar deviasi, maksimum dan minimum (Ghozali, 2011). Pada
penelitian ini berdasarkan pada jawaban responden yang berjumlah 40 responden,
untuk memberikan gambaran analisis deskriptif, berikut ini akan dijelaskan tiap-
tiap variabel penelitian.
Tabel 4.6
30

Nilai Statistik Deskriptif

Std.
N Range Minimum Maximum Mean
deviation

Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic

LINGKUNGAN KERJA 40 2 3 5 3,77 0,586

BEBAN KERJA 40 4 1 5 3.30 0.662

KEPUASAN KERJA 40 2 3 5 4.15 0.695

Valid N (listwise) 40

Berdasarkan tabel diatas menunjukan jumlah responden (N) adalah sebesar


40. Nilai minimum variabel lingkungan kerja adalah 3, nilai maksimum 5, nilai
rata-rata 3.77 dengan standar deviasi sebesar 0.586. Variabel beban kerja memiliki
nilai minimum 1, nilai maksimum 5, rata-rata 3.30 dengan standar deviasi sebesar
0,662. Variabel kepuasan kerja memiliki nilai minimum 3, nilai maksimum 5 dan
nilai rata-rata 4.15 dengan standar deviasi sebesar 0.695. Berdasarkan tabel
tersebut menunjukan bahwa data yang digunakan dalam variabel lingkungan
kerja, beban kerja, dan kepuasan kerja mempunyai variasi data yang cukup tinggi
sehingga simpangan data dikatakan baik.

4.4 Uji Validitas


Uji validitas adalah suatu uji yang digunakan untuk mengukur sah atau
tidaknya suatu kuesioner. Pada uji validitas dilakukan untuk meyakinkan bahwa
hasil pengukur sesuai dengan apa yang ingin kita ukur. Suatu kuesioner dikatakan
valid jika pertanyaan (indikator) dalam kuesioner mampu untuk mengungkapkan
sesuatu yang akan diukur oleh kuisioner itu. Dasar pengambilan keputusan untuk
menguji validitas butir angket adalah jika r hitung < r tabel maka butir atau variabel
tersebut valid. Sebaliknya jika r hitung < r tabel maka butir atau variabel tersebut tidak
valid (Ghozali, 2006).
31

r hitung adalah hasil output dari program SPSS sedangkan untuk menentukan
r tabel adalah dengan melihat level signifikansi dan df (degree of freedom) yang
diperoleh dari n (jumlah responden) – k (jumlah variabel). Dalam penelitian ini
level signifikansi (α) = 0.05 (one tailed) dan derajat kebebasan (df) = 40-3 =37.
Jadi nilai yang dipersyaratkan adalah sebesar 0.2673 (Ghozali, 2011). Hasil
validitas menggunakan program SPSS sebagai berikut:

Tabel 4.7
Uji Validitas
Item rhitung Rtabel Keterangan
1 0.378 0.2673 Valid
2 0.410 0.2673 Valid
3 0.577 0.2673 Valid
4 0.407 0.2673 Valid
5 0.528 0.2673 Valid
6 0.750 0.2673 Valid
7 0.535 0.2673 Valid
8 0.453 0.2673 Valid
9 0.398 0.2673 Valid
10 0.413 0.2673 Valid
11 0.369 0.2673 Valid
12 0.633 0.2673 Valid
13 0.683 0.2673 Valid
14 0.398 0.2673 Valid
15 0.422 0.2673 Valid
16 0.459 0.2673 Valid
17 0.307 0.2673 Valid
18 0.379 0.2673 Valid
19 0.548 0.2673 Valid

4.5 Uji Reliabilitas


Uji reliabilitas adalah alat ukur untuk mengukur suatu kuesioner yang
merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan
reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten
atau stabil dari waktu ke waktu. Pengukuran reliabilitas dapat dilakukan dengan
uji statistik Cronbach Alpha (α). Suatu konstruk atau variabel dinyatakan reliabel
jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0.70 (Ghozali, 2006).
Tabel 4.8
Uji Reliabilitas

Reliability Statistics

Cronbach's
N of Items
Alpha

.810 19
32

Dari hasil uji reliabilitas menggunakan program aplikasi SPSS ditemukan nilai
Cronbach alpha sebesar 0,810, maka kuesioner dalam penelitian ini
realibel/handal.

4.6 Uji Asumsi Klasik


Uji asumsi klasik digunakan apabila penelitian menggunakan metode regresi
berganda. Analisis regresi berganda dilakukan untuk menguji pengaruh dari
beberapa variabel bebas terhadap satu variabel terikat. Data yang akan diolah
dengan regresi berganda yang dibantu oleh SPSS, harus memenuhi asumsi
tertentu agar model regresi tidak terjadi bias. Adapun uji asumsi klasik mencakup
sebagai berikut:

4.6.1 Uji Normalitas


Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi, kedua
variabel (bebas maupun terikat) mempunyai distribusi normal atau setidaknya
mendekati normal (Ghozali, 2011). Pada prinsipnya normalitas dapat dideteksi
dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik atau
dengan melihat histogram dari residualnya (Ghozali, 2011).

Gambar 4.2
Uji Normalitas
33

Dasar pengambilan keputusan untuk mengetahui apakah data berdistribusi


normal atau setidaknya mendekati normal apabila jika data (titik) menyebar
disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik
histogramnya menunjukkan pola distribusi normal. Berdasarkan hasil uji
normalitas dengan teknik P-PLOT menggunakan program applikasi SPSS dapat
dilihat bahwa persebaran titik berada disekitar garis diagonal dan mengikuti arah
garis diagonal. Maka dapat disimpulkan bahwa data dalam penlitian ini memiliki
pola distribusi normal

4.6.2 Uji Multikolinearitas


Uji multikolinearitas adalah untuk menguji apakah pada model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independent). Apabila terjadi
korelasi, maka dinamakan terdapat problem multiokolinearitas (Ghozali, 2011).
Uji multikolinearitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah terdapat korelasi
yang tinggi antara variabel-variabel bebas dalam model yang digunakan. Apabila
terdapat korelasi yang tinggi antar variabel bebas tersebut, maka salah satu
diantaranya dieliminir (dikeluarkan) dari model regresi berganda atau menambah
variabel bebasnya. Korelasi antara variabel independen dapat diketahui dengan
menggunakan VarianceInflation Factor (VIF) dengan kriteria menurut Singgih
(2001) yaitu:
34

1. Jika angka tolerance di atas 0.1 dan VIF < 10 dikatakan tidak terdapat gejala
multikolinearitas.

2. Jika angka tolerance di bawah 0.1 dan VIF > 10 dikatakan terdapat gejala
multikolinearitas.

Tabel 4.9
Uji Multikolinearitas

Variabel independent Tolerance VIF

Lingkungan Kerja 0.867 1.153

Beban Kerja 0.867 1.153

Berdasarkan hasil uji multikolinearitas nilai tolerance variabel lingkungan


kerja dan beban kerja diatas 0,1 yaitu 0.867 dan nilai VIF (Variance Inflation
Factor) variabel Lingkungan Kerja dan Beban Kerja lebih kecil dari 10 yakni
sebesar 1,153 sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat gejala
multikolinearitas antara variabel independent dalam model regresi.

4.6.3 Uji Heteroskedastisitas


Uji heteroskedastisitas adalah pengujian asumsi residual dengan varians
tidak konstan. Harapannya asumsi ini tidak terpenuhi karena model regresi linier
berganda memiliki asumsi residual dengan varians konstan (homokedasitas).
Deteksi heterokedatisitas dapat dilakukan dengan melihat nilai signifikansi. Jika
nilai signifikansi > 0.01, maka tidak terjadi heteroskedastisitas dalam model
regresi linier berganda (Ghozali, 2009). Model yang baik didapatkan jika tidak
terdapat pola tertentu pada grafik, seperti mengumpul di tengah, menyempit
kemudian melebar atau sebaliknya. Model regresi yang baik adalah yang
homokedastisitas atau tidak terjadi heterokedastisitas (Ghozali, 2011)

Tabel 4.10
Uji Heteroskedastisitas
35

Variabel independet Signifikansi

Lingkungan Kerja 0.758

Beban Kerja 0.736

Berdasarkan tabel 4.10 dapat dilihat bahwa nilai Signifikansi pada variabel
lingkungan kerja dan beban kerja > 0.01 maka tidak terdapat heteroskedastisitas.

4.7 Analisis Regresi Berganda


Analisis regresi berganda dilakukan bila jumlah variabel independennya
minimal dua. Analisis ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh
variabel bebas yaitu: Lingkungan Kerja ( X 1 ) dan Beban Kerja ( X 2 ) terhadap
variabel terikatnya yaitu Kepuasan kerja (Y). Kriteria yang digunakan untuk
menerima Hipotesis jika t hitung > t tabel. Penelitian ini tingkat kepercayaan 95%.
Untuk mencari nilai t tabel menggunakan rumus df = n – k – 1 Diperoleh t tabel
sebesar 1.6883
Tabel 4.11
Analisis Regresi Berganda

Variabel B
t hitung t tabel sig
independent ( Constant 10.308)

Lingkungan Kerja 0.473 2.402 1.6883 0.021

Beban Kerja 0.055 0.565 1.6883 0.575

Dari tabel diatas dapat diketahui persamaan regresi linier yang terbentuk adalah:
Y=10.308 + (0.473) X 1 + (0.055) X 2 + 0.05

4.8 Pembahasan
36

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh lingkungan kerja dan


beban kerja terhadap kepuasan kerja costumer service pada PT. SPIL Jakarta.
Peneliti memperoleh hasil penelitian ini setelah melakukan analisis data yang
bersumber dari kuesioner dan menggunakan metode regresi linear berganda.

4.8.1 Pembahasan Lingkungan kerja terhadap kepuasan kerja

H 1: Lingkungan kerja berpengaruh positif terhadap kepuasan kerja


Berdasarkan tabel 4.11 bahwa nilai t hitung sebesar 2.402 > t tabel 1.688 serta
tingkat signifikansi 0.021 yang artinyanya variabel lingkungan kerja memiliki
pengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja costumer service
PT.SPIL Jakarta. Melalui penelitian ini diketahui bahwa semakin baik lingkungan
kerja makan semakin meningkat kepuasan kerja karyawan. Oleh karena itu H 1
“Lingkungan kerja berpengaruh positif terhadap kepuasan kerja” terdukung.
Peningkatan kepuasan kerja dapat dilakukan dengan menciptakan
lingkungan kerja yang baik, baik lingkungan kerja fisik maupun non fisik.
Kondisi demikian mampu membuat karyawan nyaman, dan betah dalam
perusahaan. Fasilitas kerja yang baik tanpa didukung oleh lingkungan kerja yang
baik akan tidak ada artinya. Lingkungan kerja baik fisik maupun non fisik
berperan penting untuk menciptakan dan meningkatkan kepuasan kerja para
karyawan. Karyawan yang puas akan lebih loyal terhadap perusahaan, sehingga
dengan demikian karyawan dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya
dengan baik. (Sunuharyo, 2018)

Lingkungan Kerja yang ada pada PT.SPIL Jakarta khusus nya tata letak
meja Costumer Service secara fisik belum mencerminkan lingkungan kerja yang
kondusif. Tata letak meja karyawan yang sangat berdekatan mengakibatkan
karyawan kurang fokus dalam bekerja akan tetapi hal ini membuat karyawan lebih
efisien dalam berkomunikasi saling membantu menyelesaikan pekerjaan
(Setiawan, 2016). Berdasarkan data yang diperoleh dari pengolahan kuisioner
dapat disimpulkan bahwa Lingkungan kerja pada PT.SPIL Jakarta memiliki
pengaruh terhadap kepuasan kerja. Dilihat dari seluruh item kuisioner yang
37

diajukan pada variabel lingkungan kerja yakni Perlengkapan peralatan,


penerangan, Kebisingan suara, sirkulasi udara, perhatian dari atasan, dan jaminan
keamanan serta kenyamanan sebagian besar responden setuju bahwa lingkungan
kerja sudah memadai.
Hasil peneilitian ini memperkuat penelitian sebelumnya yang dilakukan
oleh Maniar (2017), dengan judul penelitian Pengaruh Lingkungan Kerja dan
Beban Kerja Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan pada PT.JNE Cabang
Tanggerang yang memperoleh hasil bahwa secara parsial lingkungan kerja
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja. Diperkuat dengan
penelitian yang dilakukan oleh Ningrum (2016) , dengan judul Pengaruh Beban
Kerja dan Lingkungan Kerja Terhadap Turnover intention Karyawatn
Outsourcing PT.Bank Rakyat Indonesia Cabang Jember melalui Kepuasan Kerja
Sebagai Variabel Intervening memperoleh hasil Lingkungan Kerja Berpengaruh
Positif terhadap kepuasan kerja.

4.8.2 Pembahasan Beban Kerja terhadap Kepuasan Kerja

H 2: Beban kerja berpengaruh negatif terhadap kepuasan kerja


Berdasarkan tabel 4.11 bahwa nilai t hitung sebesar 0.562 < t tabel 1.688 serta
tingkat signifikansi 0.575 yang artinyanya variabel beban kerja tidak berpengaruh
terhadap kepuasan kerja costumer service PT.SPIL Jakarta. Melalui penelitian ini
diketahui bahwa beban kerja yang ada tidak mempengaruhi kepuasan kerja
costumer service PT. SPIL Jakarta. Dari hasil penyebaran kuisioner dapat
diketahui bahwa sebagian besar costumer service PT.SPIL Jakarta setuju bahwa
beban kerja sehari hari sudah sesuai dengan standar pekerjaan yang ada. Oleh
karena itu H 2 “Beban kerja berpengaruh negatif terhadap kepuasan kerja” tidak
terdukung.
Hasil penelitian ini bertentangan dengan hasil - hasil penilitian sebelumnya
yang dilakukan oleh Alamsyah (2015), hasil penelitian Beban Kerja berpengaruh
negatif terhadap kepuasan kerja pada karyawan Disprindagkop dan UKM Daerah
Istemewa Yogyakarta. Apabila individu merasakan ketidakpuasan kerja akan
menunjukkan sikap dan emosi negatif dalam bekerja, sedangkan individu yang
38

memiliki kepuasan kerja akan menunjukkan sikap dan emosi yang positif
sehingga mampu bekerja dengan baik dan bagi organisasi, kepuasan kerja akan
berdampak positif terhadap efektivitas organisasi. dan Ningrum (2016), dengan
judul penelitian Pengaruh Beban Kerja dan Lingkungan Kerja Tehadap Turnover
Intention Karyawan Outsourcing PT.Bank Rakyat Indonesia Cabang Jember
melalui Kepuasan Kerja sebagai variable intervening, dengan hasil penelitian
Lingkungan Kerja berpengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan dengan arah
positif. Hal ini membuktikan bahwa dengan adanya lingkungan kerja yang baik
akan meningkatkan kepuasan kerja karyawan, Sedangkan Beban Kerja
berpengaruh Negatif terhadap kepuasan kerja yang dimana hal ini membuktikan
bahwa dengan adanya beban kerja yang tinggi akan menurunkan kepuasan kerja
karyawan.

Namun pada kenyataannya beban kerja tidak selalu menjadi sumber


penyebab ketidakpuasan kerja seperti yang dirasakan oleh Costumer Service pada
PT.SPIL Jakarta. Sesuai dengan jawaban yang diberikan para responden pada
quisioner dimana rata rata jawaban setuju bahwa Costumer Service PT.SPIL
Jakarta dapat menikmati pekerjaan yang telah dilakukan.

Hasil dari penelitian ini juga mendukung penelitian yang dilakukan oleh Yustinus
(2016), dengan judul Pengaruh Beban Kerja dan Tunjangan Khusus Terhadap
Kepuasan Kerja Guru SMP dan SMA Daerah Perbatasan Terpencil Di Kabupaten
Sintang yang memperolah hasil Beban Kerja tidak berpengaruh terhadap kepuasan
kerja. Di dukung oleh penelitian Arini Sulistyowati dan Imam Muazansyah
(2016), dengan judul Pengaruh Beban Kerja dan Kesejahteraan Dosen Terhadap
Kepuasan Kerja dan Burnout, Berdasarkan hasil yang diperoleh dimana Beban
Kerja tidak memiliki pengaruh terhadap kepuasan kerja ditunjukan dengan nilai
t hitung sebesar 1.392 lebih kecil dari t tabel sebesar 1.966.

Anda mungkin juga menyukai