Anda di halaman 1dari 6

“ COVID-19 di Bulan Maret”

Nama: Sherlita Maharani

Kelas: IX.3

Hai Maret, bulan ketiga di tahun 2020 ini. Bulan yang diselimuti air mata. Bulan dimana
semuanya hancur begitu saja. Namaku Sherlita Maharani, aku seorang perempuan yang lahir di
Batam, pulau kecil dengan jutaan kenangan indah didalamnya. Aku remaja berusia 15 tahun, kini
aku duduk dijenjang terakhir tingkat Sekolah Menengah Pertama. Hari ini, aku pulang sekolah
lebih awal, seharusnya selepas pts hari pertama, proses belajar – mengajar akan tetap efektif
berjalan. Namun, tidak dengan hari ini, hari ini kami dipulangkan lebih cepat. Guru – guru
tampak bingung dengan raut cemas. Namun tidak dengan para siswa yang menampilkan
senyuman – senyuman ceria untuk kembali pulang kerumah melepas penat. Tanpa kami sadari,
hari itulah hari terakhir kami bertemu dan tersenyum.

Sepulang sekolah, ibuku mendapat pesan dari grup whatsapp paguyuban kelas 9.3. Aku
terkejut mendengarnya, ketika ibu memberitahuku bahwa kami diliburkan selama 2 minggu.
Senang? Mungkin sedikit, karena artinya aku bisa melepas sejenak letihku akibat ujian, try out,
simulasi ditambah pemantapan yang kami lalui selama 3 bulan ini. Dan sedihnya, penyebab kami
diliburkan adalah karena makin menyebarnya kasus Covid-19 atau yang lebih dikenal dengan
nama virus Corona. Virus Corona atau serve acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-
CoV-2) adalah virus yang menyerang sistem pernapasan. Penyakit karena infeksi virus ini
disebut Covid-19. Virus Corona bisa menyebabkan gangguan pada sistem pernapasan,
pneumonia akut, sampai kematian. Virus ini bisa menyerang siapa saja, baik bayi, anak – anak,
orang dewasa, lansia, ibu hamil, maupun ibu menyusui. Dan belakangan ini, virus Corona
menjadi topik mencekam sejak virus ini mendadak menjadi terror yang mengerikan bagi
masyarakat dunia, karena telah merenggut nyawa ratusan orang hanya dalam waktu yang
terhitung singkat. Satu hal yang paling mengkhawatirkan adalah, virus ini terus mencari
mangsanya sementara vaksin dari virus tersebut masih tidak jelas adanya, karena para ahli masih
dalam tahap penelitian. Infeksi virus ini pertama kali ditemukan di kota Wuhan, China, pada
akhir Desember 2019. Virus ini pertama kali muncul di pasar hewan dan makanan laut Kota
Wuhan, dimana orang pertama yang jatuh sakit akibat virus ini juga diketahui merupakan para
pedagang di pasar tersebut. Setelah dunia dihebohkan dengan virus ini, tidak selang berapa lama
Wuhan terjangkit Covid-19 dengan sangat parah, virus ini berhasil memporak – porandakan
Kota Wuhan. Banyak dari mereka yang meninggal tanpa sempat ditangani, tenaga medis pun
tampak sangat kewalahan. Bukti keadaan yang semakin parah itu ditandai dengan China yang
mengumumkan akan membuat rumah sakit besar tempat penampungan pasien virus Corona
dalam waktu kebut 10 hari. Pemberitaan – pemberitaan di media masa semakin banyak dan tidak
terkendali, hingga akhirnya beberapa negara ikut menginformasikan bahwa virus Corona telah
menyerang negara mereka, termasuk tanah air kita, Indonesia.

Senin, 2 Maret 2020 Presiden Joko Widodo mengumumkan kasus pertama virus corona di
Indonesia. Tidak tanggung – tanggung kasus pertama ini langsung mengenai dua warga negara
Indonesia. Hal ini dikarenakan kedua pasien sempat melakukan kontak langsung dengan WNA
Jepang yang datang ke Indonesia. Di bulan Maret ini semua berawal, dari hari ke hari tak
disangka kasus positif virus ini semakin meningkat. Terhitung 27 Maret 2020 telah ada 1.046
kasus positif Covid-19 di Indonesia. Dari angka tersebut, 46 orang dinyatakan sembuh,
sementara 87 orang dinyatakan meninggal dunia. Tingkat kematian akibat virus corona ini naik
menjadi 8,3 persen.

Tepat tanggal 19 Maret kemarin, Walikota Batam, Bapak Muhammad Rudi mengumumkan
seorang warga Batam berusia 51 tahun positif terpapar virus Corona. Ibu tertular tersebut,
memiliki riwayat perjalanan sebelumnya ke luar daerah. Dan tepat pada tanggal 22 Maret
kemarin, ibu itu dinyatakan telah meninggal dunia.

Keesokan harinya, ayahku tiba – tiba saja pulang kerja tidak pada waktunya. Aku dan ibuku
sangat kaget, perasaan cemas menjalar di hatiku. Ayah mengajak kami duduk dan menjelaskan
bahwa teman di tempat ayahku bekerja adalah orang yang menjenguk almarhum ibu yang
meninggal akibat virus Corona, alhasil teman ayahku dan 19 orang yang bekerja dekat dengan
nya harus dikarantina dirumah masing – masing selama 2 minggu. Aku dan ibuku sangat syok
mendengarnya, perasaan cemas dan takut menyelimuti kami. Bagaimana tidak, virus ini sangat
mudah menular, lewat cairan yang berasal dari batuk dan bersin, kontak pribadi seperti
menyentuh atau menjabat tangan, dan yang paling mudah adalah menyentuh benda atau
permukaan dengan virus diatasnya, kemudian menyentuh area mulut, hidung, atau mata sebelum
mencuci tangan.

Mulai hari itu, aku, ayah dan ibu bekerja sama saling menjaga dan mengingatkan. Ayah
yang sekarang berstatus ODP (Orang Dalam Pengawasan) tidak tinggal diam, ayah membeli
vitamin – vitamin penambah daya tahan tubuh, masker, dan juga alat pengecek suhu. Karena
setiap hari ayah harus melaporkan suhu badannya sebanyak 2 kali kepada atasannya. Syukurlah
PT tempat ayah pekerja sangat peduli terhadap karyawannya. Semenjak kejadian itu, akupun jadi
lebih mencari tahu tentang virus Corona. Ternyata gejala – gejala seseorang terkena virus Corona
diantaranya, terkena demam dengan suhu tubuh diatas 38 derajat celcius, batuk kering, dan
kesulitan bernafas. Dan menurut penelitian, gejala ini akan muncul 2 hari sampai 2 minggu
setelah terpapar virus Corona.

Bersyukurnya aku mempunyai ibu yang sangat perhatian. Ibu yang tak henti – hentinya
menyuruhku untuk berolahraga walau sebentar. Ibu juga menyiapkan banyak buah – buahan dan
vitamin – vitamin peningkat daya tahan tubuh. Ibu juga selalu mengingatkanku agar banyak
meminum air putih.

Tepat, pada tanggal 24 Maret lalu Presiden Joko Widodo memutuskan meniadakan UN untuk
tahun 2020 dengan alasan mendukung penerapan perilaku social distancing akibat makin
maraknya kasus virus Corona ini. Padahal sebelumnya, kesepakatan penghapusan UN akan
dilaksanakan mulai tahun 2021. Siswa kelas 6, 9, dan 12 tidak tahu harus bersikap seperti apa.
Mungkin, bagi mereka yang memang belum siap diri untuk mengikuti UN akan senang dengan
kabar berita ini. Namun, untuk mereka – mereka yang sudah melakukan persiapan sematang
mungkin, seperti les bimbel yang mungkin letaknya cukup jauh dengan spp yang tidak murah,
atau yang sudah membeli buku Sukses UN 2020 yang tebalnya bisa mencapai 500 halaman itu,
atau juga yang sudah berlangganan les online yang biayanya juga tidak murah, akan sedih
rasanya. Seperti dimatikan sebelum sempat menuntaskan perjuangan. Namun, kami yakin ini
semua sudah melewati pertimbangan sebaik mungkin, dan ini semua sengaja dilakukan karena
memiliki alasan dan prinsip yang kuat dengan menomor satukan kesehatan siswa – siswi
Indonesia.
Dan disinilah aku, duduk menatap keluar jendela, tak terasa sudah 10 hari masa karantina
dirumah terlewati. Aku menatap jalanan didepan rumahku yang tampak sepi, tiada lagi anak –
anak yang sore hari sibuk bermain, saling mengejar, memberikan riuhan canda tawa yang lucu.
Semua kegiatan dialihkan secara online, belajar online, ujian tengah semester online, les online,
semua dilakukan lewat benda canggih berbentuk kotak ini..

Virus Corona telah membawa banyak dampak negatif di dalam kehidupan. Ia telah
menyebabkan ratusan bahkan ribuan orang meninggal dunia dan menyebabkan kepanikan di
setiap negara. Kesehatan dan kenyamanan manusia dalam beraktivitas seperti biasa menjadi
terganggu. Nilai tukar rupiah pun semakin melemah mencapai RP 17.000,00 per dollar AS.
Sehingga dapat melemahkan sektor perekonomian Indonesia. Lalu, meruginya sektor pariwisata
karena dibatasi hingga ditiadakannya penerbangan dari suatu negara. Tentu dampaknya akan
sangat dirasakan oleh perusahaan penerbangan, dan juga berlaku untuk kereta, kapal pesiar, bus,
bahkan kendaraan pribadi. Sekolah yang diliburkan untuk menekan penyebaran virus, event
nasional yang dibatalkan untuk menghindari kerumunan, harga bahan pokok di pasaran yang
semakin naik, alat – alat kesehatan seperti masker, hand sanitizer, dan alat pelindung bagi dokter
yang semakin sulit didapatkan. Bahkan sekarang banyak oknum – oknum yang sengaja
menimbun untuk memperkaya diri ditengah wabah virus Corona ini.

Namun, aku yakin Tuhan memberikan suatu musibah pasti dengan hikmah dan makna
dibaliknya. Dampak positif yang dapat kita lihat dari adanya virus Corona ini adalah :
masyarakat menjadi rajin mencuci tangan dengan benar dan bersih, tempat dan fasilitas umum
jadi dibersihkan, kreativitas manusia meningkat seperti penjualan hand sanitizer home made
yang lebih murah sekarang banyak diperjualbelikan, masyarakat juga berlomba meningkatkan
imun dengan berolahraga, sadar akan pentingnya memakan makanan yang bergizi, dan menjadi
paham bagaimana cara virus dan penyakit menyebar. Bukan hanya itu, tanpa sadar virus Corona
juga telah menarik hati kita untuk kembali ke fitrah manusia sebagai makhluk keluarga. Selama
ini, kita sadar bahwa globalisasi telah mengubah fitrah manusia menjadi seseorang yang
individualis, sibuk dengan urusan masing – masing tanpa memerdulikan orang lain. Hanya
mementingkan harta benda, status sosial, dan terlalu mencintai dunia. Sekarang, inilah
kesempatan kita untuk berkumpul kembali bersama keluarga menghabiskan waktu lebih banyak
dengan mereka dan lebih mendekatkan diri kepada Sang Pencipta.
Lalu bagaimana dengan upaya yang harus kita lakukan?. Untuk memutus mata rantai
penyebaran virus Corona ini salah satu upaya yang bisa kita lakukan untuk membantu
pemerintah adalah dengan melaksanakan gerakan DIRUMAH SAJA. Presiden Joko Widodo
telah menganjurkan masyarakat untuk berkegiatan dirumah dan mengurangi aktivitas di luar
rumah. Kegiatan tersebut mencakup ibadah, bekerja hingga bersekolah. Sebagai warga negara
yang baik, kita sudah seharusnya mentaati dan melaksanakan anjuran pemerintah agar virus
Corona tidak semakin menyebar luas. Disamping itu, secara tidak langsung kita telah
meringankan kerja tenaga medis, karena sudah banyak tim medis kita yang meninggal dunia,
karena mengabdikan diri untuk membantu menanggulangi wabah virus ini.

Terlepas dari upaya kita untuk melaksanakan gerakan DIRUMAH SAJA. Pemerintah juga
telah mengupayakan beberapa cara untuk menanggulangi penyebaran virus Corona ini, yaitu
dengan adanya aturan dirumah saja, work from home bagi mereka yang bekerja dan learning
online untuk pelajar sepertiku. Pemerintah juga telah membentuk Tim Gerak Cepat (TGC),
pemerintah juga telah mengumumkan penundaan seluruh penerbangan dan melarang seluruh
orang transit dan masuk ke Indonesia apabila selama 14 hari terakhir berada di negara terkena
wabah virus Corona. Meminta masyarakat melakukan social distance yaitu masyarakat diminta
untuk menghindari hadir di pertemuan besar atau kerumunan orang. Lalu, mengkampanyekan 6
cara pencegahan virus Corona yaitu (menjaga kesehatan imun tubuh, mencuci tangan dengan
benar dan sesering mungkin, menerapkan etika saat bersin dan batuk, menjaga jarak,
menggunakan masker bila sedang sakit, dan menghindari makan daging yang tidak matang.

Akhirnya, Alhamdulillah, teman ayahku dinyatakan negatif terkena virus Corona. Walaupun
begitu para karyawan tetap diminta untuk mengkarantina diri selama 2 minggu dan tetap
menjaga daya tahan tubuh. Aku dan keluargaku sangat bersyukur mendengarnya. Kini aku duduk
terdiam di atas kasur, memandangi foto – foto dan video bersama teman – teman di sekolah,
rindu rasanya, sudah 2 minggu tidak mendengar canda dan tawa mereka, hanya sibuk
mengerjakan tugas yang diberikan oleh setiap guru pelajaran untuk mengisi waktu dirumah
kami, apalagi masa karantina ditambah 2 minggu lagi, rasanya aku ingin menangis
mendengarnya. Tapi aku sadar ini semua untuk keselamatan kita bersama.
Jadi, kesimpulan dari kisah singkatku ini adalah, perbanyaklah bersyukur kepada Tuhan jika
diberikan tubuh yang masih sehat, belajar bekerja sama demi keselamatan kita semua, belajar
untuk saling peduli walaupun jarak memisahkan, cukup saling menjaga lewat doa, cukup saling
menjaga lewat sikap kita yang taat akan aturan – aturan pemerintah. Jangan sampai ada tindak
pengucilan terhadap teman – teman yang menjadi suspek atau bahkan telah positif terjangkit
virus Corona. Karena inilah yang sebenarnya akan menghancurkan bangsa kita, bukan virus
Corona namun masyarakat kitalah yang menghancurkan bangsa kita sendiri, dengan
mengucilkan dan menyalahkan mereka yang terjangkit virus, membeli bahan pokok sebanyak –
banyaknya untuk kepentingan diri sendiri, menimbun masker atau hand sanitizer dan menjualnya
lagi dengan harga diatas rata – rata. Inilah tindakan – tindakan yang akan menghancurkan bangsa
kita. Kita ini hidup berbangsa, bersama – sama didalam satu negara, buang sifat egois, tebarkan
rasa peduli kepada sesama. Lekas membaik Indonesiaku .

Anda mungkin juga menyukai