Anda di halaman 1dari 8

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Objek penelitian adalah suatu masalah yang akan diteliti. Pengertian


penelitian itu sendiri merupakan suatu kegiatan yang dilakukan dengan tujuan
untuk mengkaji dan menyelidiki suatu permasalahan menggunakan suatu metode
ilmiah yang disusun secara sistematis.

Dalam penyusunan Tugas Akhir penulis membuat Rancang Bangun


Aplikasi Mobile Rekomendasi Obyek Wisata Daerah Pemalang berbasis
Geographic Information System menggunakan Algoritma Dijkstra. sebagi objek
penelitian.

3.2 Jenis Sumber Data

Pada penyusunan Tugas Akhir ini, penulis menggunakan 2 jenis data yaitu
sebagai berikut :

1. Data Primer

Untuk penyusunan laporan dibutuhkan data berupa data pariwisata yang


ada di Kabupaten Pemalang. Data pariwisata tersebut meliputi informasi
objek wisata dan alamat objek wisata. Data tersebut diperoleh dari hasil
survey pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Pemalang, yaitu
sebagai berikut :

Tabel 3.1 Data objek Wisata Pemalang

DATA OBJEK WISATA KABUPATEN PEMALANG


TAHUN 2015

No Nama Wisata Alamat Wisata

1 Widuri Waterpark (Pantai Jl. Laksda Jl. Yos Sudarso No.1, Widuri,
Widuri ) Kec. Pemalang, Kabupaten Pemalang
2 Zatobay Waterboom Jl. Wahid Hasyim no 17 Kelurahan
Wanarejan, Kecamatan Taman,
kabupaten Pemalang.

3 Pemandian Alam Moga Jl. Raya Moga, Banyumudal, Moga,


Kabupaten Pemalang

4 Argo Wisata Kebun Banyumudal, Moga, Pemalang


Semugih

5 Wisata Pegunungan Jl. Belik No. 37, Randudongkal, Sikasur,


Jambe Kembar Pemalang, Kabupaten Pemalang

6 Rainbow Rafting River Jl. Raya Moga - Randudongkal Km.5 No.


Pemalang 99, Desa Kecepit, Moga, Pemalang

7 Pantai Joko Tingkir Nyamplungsari, Petarukan, Kabupaten


Pemalang,

8 Pantai Blendung, Ulujami, Pemalang


KramatSari(Blendung)

9 Telaga Silating Jl Sikasur Simpur, Sikasur, Belik,


Pemalang, Kabupaten Pemalang

10 Curug Bengkawah Jl Sikasur Simpur, Sikasur, Belik,


Pemalang, Kabupaten Pemalang

11 Bukit Mendelem Mendelem, Belik, Pemalang

12 Telaga Rengganis Gapura Watukumpul Pemalang

13 Mojo Mangrove Desa Mojo, Kecamatan Ulujami,


Adventure Kabupaten Pemalang

14 Desa Wisata Cikendung Desa Cikendung Kecamatan Pulosari


Kabupaten Pemalang

15 Wisata Religi Makam Penggarit, Taman, Kec. Pemalang,


Pangeran Benowo Kabupaten Pemalang,

16 Wisata Religi Makam Tanjungsari, Sugihwaras Pemalang


Syech Maulana
Syamsudin
2. Data Sekunder

Data yang diperoleh secara tidak langsung atau mengambil data yang
sudah ada meliputi jurnal-jurnal pada state of the art (tabel 2.1) yang
berkaitan dengan penelitian mengenai Aplikasi mobile tempat wisata dan
algoritma djikstra.
.

3.3 Metode Pengumpulan Data

Dalam menyusun Tugas Akhir, penulis menggunakan beberapa metode


pengumpulan data antara sebagai berikut :

1. Observasi

Dengan observasi ini maka didapatkan data t

wisata.

2. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan metode untuk mengumpulkan sebuah data yang


diperoleh dengan mengambil obyek-obyek atau gambar yang diperlukan
untuk pembuatan program aplikasi.

3. Studi Pustaka

Merupakan pengumpulan data yang mempelajari tentang buku-buku


jurnal-jurnal ilmiah, kepustakan, tesis dan paper yang dapat dipertanggung
jawabkan,
3.4 Metode Pencrian Jalur Terpendek (Djikstra Algorithm)

Algoritma djikstra bertujuan untuk menentukan jalur terpendek


berdasarkan bobot terkecil dari suatu titik ke titik lainnya. sebagai contoh sebuah
titik mengambarkan gedung dan sebuah garis menggambarkan jalan, maka
algoritma Dijkstra melakukan kalkulasi terhadap semua kemungkinan bobot
terkecil dari setiap titik dan garis.

Gambar 3.1 Contoh keterhubungan antar titik dalam Algoritma Djikstra

langkah pertama yaitu tentukan titik mana yang akan menjadi node awal, lalu beri
bobot jarak pada node pertama ke node terdekat satu per satu, Dijkstra akan
melakukan pengembangan pencarian dari satu titik ke titik lain dan ke titik
selanjutnya tahap demi tahap. Inilah urutan logika dari algoritma Dijkstra:

1. Beri nilai bobot (jarak) untuk setiap titik ke titik lainnya, lalu set nilai 0
pada node awal dan nilai tak hingga terhadap node lain (belum terisi)

2.

3. Dari node keberangkatan, pertimbangkan node tetangga yang belum


terjamah dan hitung jaraknya dari titik keberangkatan. Sebagai contoh,
jika titik keberangkatan A ke B memiliki bobot jarak 6 dan dari B ke node
C berjarak 2, maka jarak ke C melewati B menjadi 6+2=8. Jika jarak ini
lebih kecil dari jarak sebelumnya (yang telah terekam sebelumnya) hapus
data lama, simpan ulang data jarak dengan jarak yang baru.

4. Saat kita selesai mempertimbangkan setiap jarak terhadap node tetangga,

tidak akan pernah di cek kembali, jarak yang disimpan adalah jarak
terakhir dan yang paling minimal bobotnya.

5. rkecil (dari node

dengan kembali ke step 3.

3.5 Contoh Kasus

Dibawah ini merupakan penjelasan langkah per langkah pencarian jalur


terpendek secara rinci dimulai dari node awal sama node tujuan dengan jarak
terkecil.

1. Node awal adalah 1, dan node tujuan nya adalah 5. Setiap edge yang
berhubungan antar node telah diberi nilai

Gambar 3.2 Contoh kasus Djikstra - Langkah 1


2. Dijkstra melakukan kalkulasi terhadap node tetangga yang terhubung
langsung dengan node keberangkatan (node 1), dan hasil yang didapat
adalah node 2 karena bobot nilai node 2 paling kecil dibandingkan nilai
pada node lain, nilai = 7 (0+7).

Gambar 3.3 Contoh kasus Djikstra langkah 2

3. Node 2 diset menjadi node keberangkatan dan ditandai sebagi node yang
telah terjamah. Dijkstra melakukan kalkulasi kembali terhadap node-node
tetangga yang terhubung langsung dengan node yang telah terjamah. Dan
kalkulasi dijkstra menunjukan bahwa node 3 yang menjadi node
keberangkatan selanjutnya karena bobotnya yang paling kecil dari hasil
kalkulasi terakhir, nilai 9 (0+9).
Gambar 3.4 Contoh kasus Djikstra - Langkah 3

4. Perhitungan berlanjut dengan node 3 ditandai menjadi node yang telah


terjamah. Dari semua node tetangga belum terjamah yang terhubung
langsung dengan node terjamah, node selanjutnya yang ditandai menjadi
node terjamah adalah node 6 karena nilai bobot yang terkecil, nilai 11
(9+2).

Gambar 3.5 Contoh kasus Djikstra - Langkah 4

5. Node 6 menjadi node terjamah, dijkstra melakukan kalkulasi kembali, dan


menemukan bahwa node 5 (node tujuan ) telah tercapai lewat node 6. Jalur
terpendeknya adalah 1-3-6-5, dan niilai bobot yang didapat adalah 20
(11+9). Bila node tujuan telah tercapai maka kalkulasi dijkstra dinyatakan
selesai.
Gambar 3.6 Contoh kasus Djikstra - Langkah 5

Anda mungkin juga menyukai

  • BAB5
    BAB5
    Dokumen10 halaman
    BAB5
    Leonardo adi wahyudi
    Belum ada peringkat
  • BAB4
    BAB4
    Dokumen15 halaman
    BAB4
    Leonardo adi wahyudi
    Belum ada peringkat
  • BAB2
    BAB2
    Dokumen18 halaman
    BAB2
    Leonardo adi wahyudi
    Belum ada peringkat
  • BAB1
    BAB1
    Dokumen3 halaman
    BAB1
    Leonardo adi wahyudi
    Belum ada peringkat
  • Template DPPL OO
    Template DPPL OO
    Dokumen19 halaman
    Template DPPL OO
    Leonardo adi wahyudi
    Belum ada peringkat