Anda di halaman 1dari 8

KATA PENGANTAR

Segala puji kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah untuk tugas mata kuliah Farmakologi ini
dengan baik dan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Makalah ini adalah hasil tulisan kami yang
memuat materi tentang “Obat Anti Hipertensi”.
Bersama ini, kami sampaikan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu
hingga terselesaikannya tugas ini, yang pertama kepada orang tua kami yang tak lelah memberikan
motivasi dan semangatnya.
Dalam penyusunan makalah ini tentunya jauh dari sempurna. Oleh karena itu, segala kritik dan
saran yang membangun sangat kami harapkan demi perbaikan dan penyempurnaan karya ini dan juga
karya-karya kami selanjutnya.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Bekasi, 22 oktober 2018

Hormat kami,
BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Bagi praktisi dunia kesehatan, pasti tidak asing lagi dengan farmakologi obat dan dosis dimana
hampir semua lembaga pendidikan membahas pelajaran ini, baik itu keperawatan, kedokteran, kesehatan
masyarakat serta farmasi. Farmakologi atau yang sering disebut dengan ilmu khasiat obat adalah
merupakan ilmu yang mempelajari obat dalam seluruh aspeknya baik sifat kimiawi, fisikanya, kegiatan
fisiologi, resorbsi dan nasibnya dalam organisme hidup.
Farmokologi klinik menyelidiki semua interaksi antara obat dan tubuh serta penggunaannya pada
pengobatan penyakit.
Penyakit darah tinggi atau hipertensi adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan
tekanan darah diatas normal yang ditunjukkan oleh angka systolic dan angka diastolic pada pemeriksaan
tensi darah menggunakan alat pengukur tekanan darah baik berupa air raksa ataupun alat digital lainnya.
Bila seseorang mengalami tekanan darah tinggi dan tidak mendapatkan pengobatan dan pengontrolan
secara teratur, maka hal ini dapat membawa si penderita ke dalam kasus serius bahkan bisa menyebabkan
kematian.
BAB II
PEMBAHASAN
A.    Definisi Hipertensi
1.      Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah tekanan darah di atas 140/90mmHg (WHO).
2.      Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sehingga tekanan sistolik > 140 mmHg dan tekanan
diastolik > 90 mmHg (Kee & Hayes)
3.      Tekanan Darah (TD) didistribusikan terus menerus, tidak ada definisi absolut untuk hipertensi
(Davey)
4.      Obat antihipertensi adalah obat yang digunakan untuk menurunkan tekanan darah tingggi hingga
mencapai tekanan darah normal.
5.      Semua obat antihipertensi bekerja pada satu atau lebih tempat kontrol anatomis dan efek tersebut
terjadi dengan mempengaruhi mekanisme normal regulasi TD.
B.     Patofisiologi
Perjalanan penyakit hipertensi sangat perlahan. Penderita mungkin tidak menunjukkan gejala selama
bertahun-tahun. Masa laten ini menyelubungi perjalanan penyakit sampai terjadi kerusakan organ yang
bermakna. Bila terdapat gejala, sifatnya nonspesifik, misalnya sakit kepala atau pusing. Kalau hipertensi
tetap tidak diketahui dan tidak dirawat, maka akan mengakibatkan kematian karena payah jantung, infark
miokard, stroke atau payah ginjal.
Mekanisme bagaimana hipertensi dapat mengakibatkan kelumpuhan atau kematian berkaitan
langsung dengan pengaruh pada jantung dan pembuluh darah. Peningkatan tekanan darah sistemik
meningkatkan resistensi terhadap pemompaan darah dari ventrikel kiri; akibatnya beban kerja jantung
bertambah. Sebagai akibatnya terjadi hipertropi ventrikel untuk meningkatkan kontraksi.
 Akan tetapi kemampuan ventrikel untuk mempertahankan curah jantung dengan hipertropi
kompensasi akhirnya terlampaui, dan terjadi dilatasi dan payah jantung. Jantung semakin terancam oleh
semakin parahnya aterosklerosis koroner . bila proses aterosklerosis berlanjut maka suplai oksigen miokar
berkurang. Kebutuhan miokardium akan meningkat akibat hipertropi ventrikel dan peningkatan beban
kerja jantung, akhirnya menyebabkan angina atau infark miokardium. Sekitar separuh kematian karena
hipertensi adalah akibat infark miokard atau payah jantung.

C.    Klasifikasi Hipertensi Berdasarkan Penyebabnya


1.      Hipertensi Esensial/ Primer
Usia, stress psikologis, dan hereditas (keturunan). Sekitar 90%.
2.      Hipertensi Sekunder
Kelainan pembuluh darah ginjal, gangguan kelenjar tiroid (hipertiroid), penyakit adrenal. Sekitar 10%.
D.    Pengobatan Farmakologis
Reserpin (Lannett yang Serpalan) adalah alkaloid indol, antipsikotik dan antihipertensi obat yang
telah digunakan untuk mengontrol tekanan darah tinggi dan untuk menghilangkan gejala psikotik,
meskipun karena pengembangan obat yang lebih baik untuk tujuan ini dan karena banyak efek samping,
itu jarang digunakan saat ini. Tindakan antihipertensi reserpin adalah hasil dari kemampuannya untuk
menguras katekolamin (antara neurotransmitter monoamine lainnya) dari perangkat ujung saraf simpatis.
Zat-zat ini biasanya terlibat dalam mengendalikan denyut jantung, kekuatan kontraksi jantung dan
resistensi pembuluh darah perifer.
1.       Nama generik  : Reserpin
Nama dagang  : Serpasil
Nama Pabrik   : Biochemie
2.       Penghambat
Penghambat pelepasan adrenergik prasinaptik; dibagi menjadi antiadrenergik “sentral” dan
“perifer”. Antiadrenergik sentral mencegah aliran keluar simpatis (adrenergic) dari otak dengan
mengaktifkan reseptor α2 penghambat. Antiadrenergik perifer mencegah pelepasan norepinefrin dari
terminal saraf perifer (misal yang berakhir di jantung). Obat-obat ini mengosongkan simpanan
norepinefrin dalam terminal-terminal saraf.
3.       Farmakodinamik
Curah jantung dan resitensi perifer berkurang pada terapi jangka panjang dengan reserpin.
Penurunan tekanan darah berlangsung dengan lambat karena reserpin mengosongkan berbagai amin
dalam otak maupun dalam saraf adrenergik perifer, mungkin efek antihipertensinya merupakan hasil kerja
sentrol maupun perifernya. Hipotensi postural dapat terjadi tetapi biasanya tidak menimbulkan gejala.
Frekwensi jantung dan sekresi renin berkurang. Terjadi retensi garam dan air, yang sering
menimbulkan psiodotolerance.
4.       Farmakokinetik
Reserpine dimetabolisme seluruhnya, tidak ada bentuk utuh yang di ekskresi dalam urine.
5.       Indikasi
Hipertensi esensial ringan, juga digunakan sebagai terapi tambahan dengan obat hipertensi lain pada
kasus hipertensi yang lebih berat.
6.       Kontraindikasi
Riwayat depresi mental, ulkus peptikum aktif, kolitis ulseratif, hamil, menyusui.
7.       Efek samping
a.       Saluran cerna : muntah, diare, mual, anoreksia, mulut kering, hipersekresi.
b.      Kardiovaskular : aritmia (terutama jika diberikan bersama-sama digitalis dan kuinidin), sinkop, gejala
menyerupai angina, bradikardi, edema.
c.       Saluran napas : dispne, epistaksis, kongesti nasal.
d.      Neurologik : sindroma parkinson dan gejala ekstrapiramidal bersifat jarang, pusing, sakit kepala,
ansietas, depresi, gelisah, mengantuk.
e.       Muskuloskeletal : nyeri otot.
f.       Metabolik : peningkatan berat badan.
g.      Panca indera : tuli, glaukoma, uveitis, injeksi konjungtiva.
h.      Reaksi hipersensitivitas : purpura, ruam kulit, pruritus.
i.        Lain-lain: pseudolaktasi, impotensi, disuri, ginekomastia, penurunan libido.
j.         Reserpin masuk ke dalam ASI dan berbahaya bagi bayi yang disusui, dan karena itu harus dihindari
selama menyusui jika mungkin.
8.       Dosis
Dosis awal : 0,5 mg/hari melalui mulut(per oral), dalam dosis dibagi selama 2 minggu. Kemudian kurangi
menjadi dosis rumatan 0,1-0,25 mg/hari melalui mulut(per oral). Dosis maksimum : 0,5 mg/hari.
E.     Klasifikasi Obat Antihipertensi
Obat-obat antihipertensi yang biasa digunakan dapat diklasifikasikan dalam beberapa golongan,
antara lain:16,15,11,9
F.     Diuretik
Diuretik bekerja meningkatkan ekskresi natrium, air dan klorida sehingga menurunkan volume
darah dan cairan ekstraseluler.Akibatnya terjadi penurunan curah jantung dan tekanan darah. Selain
mekanisme tersebut, beberapa diuretik juga menurunkan resistensi perifer sehingga menambah efek
hipotensinya. Efek ini diduga akibat penurunan natrium diruang interstisial dan didalam sel otot polos
pembuluh darah yang selanjutnya menghambat influks kalsium.
a.      Golongan Tiazid
Terdapat beberapa obat yang termasuk golongan tiazid antara lain hidroklorotiazid,
bendroflumetiazid, klorotiazid dan diuretik lain yang memiliki gugus aryl-sulfonamida (indapamid dan
klortalidon). Obat golongan ini bekerja dengan menghambat transport bersama Na-Cl di tubulus distal
ginjal, sehingga ekskresi Nadan Clmeningkat.+ − 15,11
Yang termasuk kedalam golongan Tiazid adalah:
1.      Hidroklorotiazid (HCT), merupakan prototype golongan tiazid dan dianjurkan untuk sebagian besar
kasus hipertensi ringan dan sedang dan dalam kombinasi dengan berbagai hipertensi lain.
2.      Indapamid, memiliki kelebihan karena masih efektif pada pasien gangguan fungsi ginjal, bersifat netral
pada metabolisme lemak dan efektif meregresi hipertrofi ventrikel. Sampai sekarang tiazid merupakan
obat utama dalam terapi hipertensi. Berbagai penelitian besar membuktikan bahwa diuretik terbukti
paling efektif dalam menurunkan risiko kardiovaskular.
b.      Diuretik Kuat ( Loop Diuretics, Ceiling Diuretics)
Diuretik kuat bekerja dengan cara menghambat kotransport Na, K, Cldan menghambat resorpsi air dan
elektrolit. Termasuk dalam golongan diuretik kuat antara lain furosemid, bumetanid, dan asam etakrinat.+
+− 11,9
c.       Diuretik Hemat Kalium
Amilorid, triamteren, dan spironolakton merupakan diuretik lemah. Penggunaannya terutama dalam
kombinasi dengan diuretik lain untuk mencegah hipokalemia.11
Efek samping yang sering dijumpai akibat penggunaan obat golongan diuretik ini seperti demam,
sakit tenggorokan, rasa lelah, keram otot, dan pusing. Beberapa individu juga mengeluhkan adanya ruam
pada kulit, dan detak jantung yang abnormal. Efek samping obat golongan diuretik terhadap rongga mulut
sendiri yaitu dapat menyebabkan xerostomia, reaksi likenoid, hilangnya pengecapan (dysgeusia),
angioedema dan eritema multiforme.

E. Penghambat Adrenoreseptor Beta (β-blocker)


β-blocker digunakan sebagai obat tahap pertama pada hipertensi ringan sampai sedang terutama pada
pasien dengan penyakit jantung koroner (khususnya sesudah infark miokard akut). β-blocker lebih efektif
pada pasien muda dan kurang efektif pada pasien usia lanjut.15,11,9
Beberapa jenis β-blocker11,9
1.      Kardioselektif
Yang termasuk jenis kardioselektif seperti acetabutol, atenolol, betaxolol, bisoprolol, metaprolol biasa,
dan metaprolol lepas hambat.
2.      Nonselektif
Yang termasuk jenis non selektif yaitu nadolol, cartelol, labetalol, penbutolol, timolol, propanolol, dan
pindolol.
3.      Obat golongan β-blocker dapat menyebabkan efek samping berupa hipotensi ortostatik, retensi cairan
pada tubuh, bradikardia, blokade AV, hambatan nodus SA dan menurunkan kekuatan kontraksi miokard.
Oleh karena itu obat golongan ini dikontraindikasikan pada keadaan bradikardia. Efek sentral berupa
depresi dan halusinasi dapat terjadi pada pemakaian obat jenis labetalol dan karvedilol. 11
4.      Efek samping obat golongan β-blocker terhadap rongga mulut yaitu xerostomia, angioedema,
ulser, dysgeusia dan reaksi likenoid.
Obat otonom yaitu obat-obat yang bekerja pada susunan syaraf otonom, mulai dari sel syaraf
sampai sel efektor. Obat ini berpengaruh secar spesifik dan bekerja pada dosis kecil. Efek suatu obat
otonom dapat diperkirakan jika respons berbagai organ otonom terhadap impuls syaraf otonom diketahui.
Cara Kerja Obat Otonom
Obat otonom mempengaruhi transmisi neurohormonal dengan cara menghambat atau
mengintensifkannya. Terdapat beberapa kemungkinan pengaruh obat pada transmisi system kolinergik
dan adrenergic, yaitu:
1. Menghambat sintesis atau pelepasan transmitor
2. Menyebabkan penglepasan transmitor.
3. Berikatan dengan reseptor
4. Menghambat destruksi transmitor.

Sedatif- Hipnotik adalah golongan obat depresi SSP. Efeknya bergantung pada dosis, mulai dari yang
ringan (menenangkan, menyebabkan kantuk, menidurkan) hingga yang berat (menghilangkan kesadaran,
keadaan anestesi, koma dan mati

Sedatif adalah zat-zat yang dalam dosis terapi yang rendah dapat menekan aktivitas mental, menurunkan
respons terhadap rangsangan emosi sehingga menenangkan.

Hipnotik adalah Zat-zat dalam dosis terapi diperuntukkan meningkatkan keinginan untuk tidur dan
mempermudah atau menyebabkan tidur.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah tekanan darah di atas 140/90mmHg (WHO). Obat
antihipertensi adalah obat yang digunakan untuk menurunkan tekanan darah tingggi hingga mencapai
tekanan darah normal.
Reserpine merupakan obat yang disebut Rauwolfia Alkaloid. Reserpine bekerja dengan cara
mengurangi jumlah zat kimia tertentu dalam otak misalnya Norepinephrine dan serotonin, yang mana
membantu merendahkan tekanan darah dan mengurangi peradangan yang memiliki masalah mental
tertentu

Anda mungkin juga menyukai