Pada bagian ini akan menjelaskan hasil penelitian yang ditemui peneliti dalam
SMK Negeri 2 Wonosari. Data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data primer
Gunungkidul, Yogyakarta. Letak SMK ini sangat dekat dengan jalan raya, meskipun
demikian hal ini tidak mengganggu kegiatan belajar mengajar, bahkan membuat
kegiatan belajar mengajar dapat berjalan lancar karena siswa dapat mengakses
sekolah dengan mudah. SMK Negeri 2 Wonosari adalah Sekolah Menengah Kejuruan
yang telah dipersiapkan untuk menyongsong SMK terbaik. Sekolah ini berdiri pada
tanggal 7 Februari 1975 diatas lahan seluas ± 24.460 m2. Visi dari SMK Negeri 2
Teknik konstruksi batu dan beton (Teknik Sipil), b) Teknik gambar bangunan
yang pelaksanaannya wajib bagi kelas 1. Kegiatan tersebut antara lain : Pecinta Alam
Siswa Teknik (Palasit), Kepramukaan, Karya Ilmiah Remaja (KIR), Drum Band,
Pleton Inti, Baca Tulis Al Quran (BTQ), Polisi Keamanan Sekolah (PKS), Palang
Merah Remaja (PMR), Aero Modelling, Tae Kwon Do, Pencak silat, Karate,
Olahraga (sepak bola, bulu tangkis, vollly ball dan bola basket). Dalam kegiatan
ekstrakurikuler yang diadakan tersebut yang wajib bagi kelas 1 hanya kepramukaan,
dan yang lainya merupakan ekstrakurikuler pilihan. Kondisi secara umum SMK
Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, Rajin (5R). Dengan keterlibatan siswa yang tinggi,
maka dapat menciptakan lingkungan sekolah yang bersih, indah, aman, nyaman serta
kondusif yang dapat berdampak pada budaya kerja industri dan bengkel yang
dengan 45 butir pernyataan dan jumlah responden 96 siswa kelas kelas XI pada
Implementasi 5R Program Keahlian Teknik Kendaraan Ringan SMK Negeri 2
No Deskriptif Skor
1 Mean 109.57
2 Median 106.00
3 Modus 143.00
4 Standar Deviasi 24.83
5 Minimum 68.00
6 Maximum 169.00
7 Sum 10519.00
(Sumber: data diolah. 2020)
implementasi 5R diperoleh skor rerata (mean) sebesar 109.57, skor median sebesar
106.00 dan modus sebesasr 143,00, standar deviasi sebesar 24.83. Dari data
minimum siswa sebesar 68.00 sedangkan skor maksimum perolehan siswa sebesar
nilai minimum (Xmin) dan nilai maksimum (Xmax) diketahui yaitu 45 dan 180, maka
mencari standar deviasi ideal (SDi) dengan rumus Sdi = 1/6 (X max-Xmin). Berdasarkan
acuan norma di atas, mean ideal variabel keterlibatan siswa dalam implementasi 5R
adalah 112.5. Standar deviasi ideal adalah 22.5. Dari perhitungan di atas dapat
x≥( M i + SD i )
= kategori Tinggi
( M i−SD i ) ≤x < ( M i + SDi ) = kategori Sedang
x< ( M i +SD i )
= kategori Rendah
berikut
siswa kelas XI program keahlian Teknik Kendaraan Ringan SMK Negeri 2 Wonosari
pada kategori tinggi sebanyak 18 siswa (18.8%), kategori sedang sebanyak 53siswa
(55.2%), dan kategori rendah sebanyak 25 siswa (26.0%). Berdasarkan hasil uji
sebagai berikut.
26% 19%
Tinggi
Sedang
55% Renda
h
SMK Negeri 2 Wonosari dalam kategori sedang (55.20%). Hal ini berarti sebagian
besar siswa telah terlibat dengan baik dalam implementasi 5R mulai dari
mencermati pula bahwa temuan lain dalam penelitian ini menunjukkan 26.0%
keterlibatan siswa dalam implementasi 5R masih dalam kategori rendah. Hal ini
berarti masih ada 26.0% siswa yang belum terlibat dengan baik dalam implementasi
tujuan 5R yakni untuk menciptakan lingkungan sekolah yang bersih, indah, aman dan
nyaman. Dengan demikian akan meningkatkan pula mutu, efisiensi, efektivitas dan
keahlian Teknik Kendaraan Ringan SMK Negeri 2 Wonosari dapat dijelaskan pada 3
mencapai tujuan di masa yang akan datang. Oleh karena itu, perencanaan harus
dilakukan secara matang agar dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya. Dalam perencanaan 5R, siswa juga perlu dilibatkan karena siswa yang
No Deskriptif Skor
1 Mean 31.90
2 Median 30.50
3 Modus 38.00
4 Standar Deviasi 9.24
5 Minimum 18.00
6 Maximum 53.00
7 Sum 3063.00
(Sumber: data diolah. 2020)
Dari data tersebut dapat diketahui bahwa data keterlibatan siswa dalam
perencanaan 5R diperoleh skor rerata (mean) sebesar 31.90. skor median sebesar
30.50, modus sebesasr 38,00, standar deviasi sebesar 9.24 dengan skor minimum
siswa sebesar 18.00 sedangkan skor maksimum perolehan siswa sebesar 53.00
nilai minimum (Xmin) dan nilai maksimum (Xmax) diketahui yaitu 15 dan 60, maka
mencari standar deviasi ideal (SDi) dengan rumus Sdi = 1/6 (X max-Xmin). Berdasarkan
acuan norma di atas, mean ideal variabel keterlibatan siswa dalam perencanaan 5R
adalah 37.5. Standar deviasi ideal adalah 7.5. Dari perhitungan di atas dapat
x≥( M i + SD i )
= kategori Tinggi
( M i−SD i ) ≤x < ( M i + SDi ) = kategori Sedang
x< ( M i +SD i )
= kategori Rendah
berikut.
Tabel 7. Hasil Uji Kategorisasi Keterlibatan Siswa dalam Perencanaan 5R
siswa kelas XI program keahlian Teknik Kendaraan Ringan SMK Negeri 2 Wonosari
pada kategori tinggi sebanyak 12 siswa (12.5%), kategori sedang sebanyak 39 siswa
(40.6%), dan kategori rendah sebanyak 45 siswa (46.9%). Berdasarkan hasil uji
sebagai berikut.
13%
47% Tinggi
41% Sedang
Rendah
SMK Negeri 2 Wonosari dalam kategori rendah (46.90%). Hal ini berarti sebagian
besar siswa belum dilibatkan dengan baik dalam perencanaan 5R di sekolah.
meliputi keterlibatan dalam mencermati pentingnya suatu barang peralatan yang tidak
dan penataan alat praktik setelah kegiatan praktik selesai, keterlibatan dalam
menyediakan alat kebersihan, keterlibatan dalam deteksi barang dengan pelabelan dan
keahlian Teknik Kendaraan Ringan SMK Negeri 2 Wonosari lebih detailnya dapat
60.00% 55.20%
52.10%
50.00% 49.00%
50.00%
39.60%
38.50%
40.00% 34.40%
30.20% 30.20% 29.20% Tinggi
30.00% Sedang
21.90% Rendah
19.80%
17.70%
20.00% 16.70%
15.60%
10.00%
0.00%
Ringkas Rapi Resik Rawat Rajin
Ringkas mayoritas siswa berada dalam sedang sebanyak 50.00%. Sisanya dalam
dalam kategori tinggi sebanyak 30.20% dan kategori rendah sebanyak 19.80%. Pada
dasarnya konsep Ringkas mempunyai arti membedakan antara yang diperlukan dan
yang tidak diperlukan dalam kegiatan praktik. Dalam penelitian ini berarti siswa
sudah cukup terlibat dalam perencanaan yakni mencermati pentingnya suatu barang
kategori rendah sebanyak 39.60%, sisanya dalam kategori sedang sebanyak 38.50%
dan kategori tinggi sebanyak 21.90%. Rapi berkaitan dengan tata letak yang tertata
rapi, sehingga siswa dapat menemukan barang yang diperlukan dengan mudah dan
tanpa pemborosan waktu. Dalam penelitian ini berarti siswa belum terlibat dengan
baik dalam perencaan yakni membuat kelengkapan informasi pendataan dan penataan
indikator rawat dan indikator rajin mayoritas dalam kategori rendah. Masing-masing
sebesar 49%, 52.10% dan 55.20%. Sisanya dalam kategori sedang dan rendah. Resik
mempunyai arti menghilangkan sampah, kotoran dan barang asing untuk memperoleh
tempat kerja yang lebih bersih. Sedangkan rawat mempunyai arti memelihara barang
rapi, resik dan rawat dalam kehidupan sehari-harinya. Dalam penelitian ini
menunjukkan bahwa siswa belum terlibat dengan baik dalam perencanaan indikator
resik, rawat dan rajin yakni dengan menyediakan alat kebersihan, deteksi barang
resik, rawat dan rajin. Keterlibatan tersebut meliputi membuat kelengkapan informasi
pendataan dan penataan alat praktik setelah kegiatan praktik selesai, menyediakan
alat kebersihan, deteksi barang dengan pelabelan dan membuat peraturan yang harus
ditaati bersama.
kedisiplinan siswa terhadap alat praktik dan ruang praktik dalam pembelajaran
praktik. Oleh karena itu, keterlibatan siswa sangat berperan penting dalam
sebagai berikut.
Tabel 8. Hasil Uji Deskriptif Data Keterlibatan Siswa dalam Pelaksanaan 5R
No Deskriptif Skor
1 Mean 45.07
2 Median 45.00
3 Modus 40.00
4 Standar Deviasi 9.94
5 Minimum 27.00
6 Maximum 66.00
7 Sum 4327.00
(Sumber: data diolah. 2020)
5R diperoleh skor rerata (mean) sebesar 45.07. skor median sebesar 45.00, modus
sebesasr 40.00, standar deviasi sebesar 9.94 dengan skor minimum siswa sebesar
27.00 sedangkan skor maksimum perolehan siswa sebesar 66.00 dengan total skor
nilai minimum (Xmin) dan nilai maksimum (Xmax) diketahui yaitu 17 dan 68, maka
mencari standar deviasi ideal (SDi) dengan rumus Sdi = 1/6 (X max-Xmin). Berdasarkan
acuan norma di atas, mean ideal variabel keterlibatan siswa dalam pelaksanaan 5R
adalah 42.5. Standar deviasi ideal adalah 8.5. Dari perhitungan di atas dapat
x≥( M i + SD i )
= kategori Tinggi
( M i−SD i ) ≤x < ( M i + SDi ) = kategori Sedang
x< ( M i +SD i )
= kategori Rendah
Berdasarkan perhitungan tersebut dapat dibuat tabel distribusi kecenderungan,
berikut.
kelas XI program keahlian Teknik Kendaraan Ringan SMK Negeri 2 Wonosari pada
(49.0%), dan kategori rendah sebanyak 15 siswa (15.6%). Berdasarkan hasil uji
sebagai berikut.
16%
35%
Tinggi
Sedang
49%
Rendah
pada siswa kelas XI program keahlian Teknik Kendaraan Ringan SMK Negeri 2
Wonosari dalam kategori sedang (49.00%). Hal ini berarti sebagian besar siswa sudah
dalam menangani barang cacat, suku cadang dan produk rusak (Ringkas), menata dan
merapikan tempat kerja dan peralatan (Rapi), kegiatan pembersihan alat praktik dan
Teknik Kendaraan Ringan SMK Negeri 2 Wonosari lebih detailnya dapat terlihat dari
Ringkas, Rapi dan Resik mayoritas siswa berada dalam tinggi dengan masing-masing
persentase sebanyak 59.40%, 43.80% dan 44.80%. Sisanya dalam dalam kategori
sedang dan kategori rendah. Hal ini berarti keterlibatan siswa sudah sangat baik
pada indikator Rawat sebagian besar justru dalam kategori rendah sebanyak 42.70%.
indikator Rajin sebagian besar dalam kategori sedang sebanyak 50.0%. Sisanya
dalam kategori tinggi sebanyak 42.70% dan kategori rendah sebanyak 7.30%.
Keterlibatan perilaku siswa pada indikator Rawat yang dimaksud yakni perawatan
barang praktik secara teratur. Rawat dalam pembelajaran praktik meliputi dapat
menggunakan sepatu sebagai alat keamanan. Sealain itu siswa juga menggunakan
sarung tangan dan masker jika memang perlu digunakan sesuai dengan alat praktik
yang digunakan. Perawatan terhadap alat dilakukan oleh siswa dengan bertanggung
jawab untuk memelihara alat praktik yang digunakan dengan konsekuensi tertentu.
c. Keterlibatan Siswa dalam Evaluasi 5R (Emotional Engagement)
sistematis untuk menilai, mengoreksi terhadap pekerjaan yang telah dilaksanakan, dan
agar tujuan dari organisasi dapat tercapai. Dengan siswa dilibatkan dalam kegiatan
evaluasi 5R, maka siswa dapat menilai diri sendiri mengenai ketercapaian tujuan
pembelajaran praktik.
siswa dalam evaluasi 5R yang diolah diperoleh hasil deskriptif sebagai berikut.
Tabel 10. Hasil Uji Deskriptif Data Keterlibatan Siswa dalam Evaluasi 5R
No Deskriptif Skor
1 Mean 32.59
2 Median 32.00
3 Modus 26.00
4 Standar Deviasi 7.46
5 Minimum 18.00
6 Maximum 50.00
7 Sum 3129.00
(Sumber: data diolah. 2020)
diperoleh skor rerata (mean) sebesar 32.59. skor median sebesar 32.00, modus
sebesasr 26.00, standar deviasi sebesar 7.46 dengan skor minimum siswa sebesar
18.00 sedangkan skor maksimum perolehan siswa sebesar 50.00 dengan total skor
minimum (Xmin) dan nilai maksimum (Xmax) diketahui yaitu 13 dan 52, maka
mencari standar deviasi ideal (SDi) dengan rumus Sdi = 1/6 (X max-Xmin). Berdasarkan
acuan norma di atas, mean ideal variabel keterlibatan siswa dalam evaluasi 5R adalah
32.5. Standar deviasi ideal adalah 6.5. Dari perhitungan di atas dapat dikategorikan
x≥( M i + SD i )
= kategori Tinggi
( M i−SD i ) ≤x < ( M i + SDi ) = kategori Sedang
x< ( M i +SD i )
= kategori Rendah
berikut
(59.4%), dan kategori rendah sebanyak 18 siswa (18.8%). Berdasarkan hasil uji
keterlibatan siswa dalam evaluasi 5R tersebut dapat digambarkan diagram pie sebagai
berikut.
19% 22%
Tinggi
Sedang
59% Rendah
pada siswa kelas XI program keahlian Teknik Kendaraan Ringan SMK Negeri 2
Wonosari dalam kategori sedang (59.40%). Sisanya dalam kategori tinggi sebanyak
21.9% dan kategori rendah sebanyak 18.8%. Hal ini berarti sebagian besar siswa
sudah teribat dengan cukup baik dalam evaluasi 5R di sekolah. Keterlibatan siswa
dalam evaluasi 5R yang dimaksud dalam penelitian ini meliputi keterlibatan dalam
mengecek disfungsional dari barang yang ada (Ringkas),kontrol kerapian peralatan
setiap hari sesuai atas arahan dari guru dan jobsheet (Rapi), kegiatan pengecekan
kebersihan alat praktik secara rutin baik kelengkapan maupun kondisi alat (Resik),
kontrol kejelasan dan kesesuaian alat dan ruang kerja (Rawat) dan kesesuaian
Teknik Kendaraan Ringan SMK Negeri 2 Wonosari lebih detailnya dapat terlihat dari
70.00%
60.40%
60.00% 54.20%
52.10%
49.00%
50.00% 44.80%
39.60%
38.50%
40.00% 34.40% 33.30% Tinggi
31.30%
Sedang
30.00% Rendah
21.90%
17.70%
20.00%
11.50%
8.30%
10.00%
3.10%
0.00%
Ringkas Rapi Resik Rawat Rajin
Ringkas, Rapi, Resik dan Rawat mayoritas siswa berada dalam sedang dengan
cukup baik dalam pelaksanaan indikator Ringkas, Rapi, Resik dan Rawat. Kemudian
pelaksanaan 5R pada indikator Rajin sebagian besar sudah dalam kategori tinggi
sebanyak 52.10%. Hal ini menunjukkan bahwa keterlibatan emosi siswa dalam
sangat baik. Namun demikian, gambar 1 juga menunjukkan masih ada beberapa siswa
yang berada dalam kategori rendah khususnya pada indikator Ringkas dengan
persentase terbanyak sebanyak 38.50%. Oleh karena itu, pihak sekolah perlu
dalam implementasi 5R. Oleh karena itu, perlu diketahui hambatan siswa dalam
program keahlian Teknik Kendaraan Ringan SMK Negeri 2 Wonosari. Hasil analisis
hambatan dalam penelitian ini, peneliti membagi menjadi 2 faktor penghambat yakni
faktor dalam diri siswa dan faktor luar diri siswa. Berdasarkan analisis data kuesioner
Faktor dalam diri siswa (Internal) Faktor di luar diri siswa (Eksternal)
keterlibatan siswa dalam implementasi 5R terdiri dari 2 faktor. Faktor pertama yakni
faktor dalam diri siswa (internal) meliputi kurangnya kesadaran pada diri siswa dan
rasa malas dalam diri siswa. Faktor kedua yakni faktor yang berasal dari luar diri
siswa (eksternal) meliputi adanya pengaruh teman, media praktik yang terbatas serta
sarana dan prasarana yang kurang mendukung dalam implementasi 5R. Hambatan
tersebut hendaknya perlu menjadi perhatian serius bagi pihak sekolah agar tidak
B. Pembahasan
SMK Negeri 2 Wonosari dalam kategori sedang (55.20%). Sisanya dalam kategori
sedang sebanyak 53 siswa (55.2%), dan kategori rendah sebanyak 25 siswa (26.0%).
Hal ini berarti sebagian besar siswa telah terlibat dengan baik dalam implementasi
5R. Keterlibatan siswa dalam implementasi 5R pada siswa kelas XI program keahlian
Teknik Kendaraan Ringan SMK Negeri 2 Wonosari dijelaskan pada 3 aspek yaitu
Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat Fredricks dkk, (2004) bahwa
keterlibatan siswa adalah siswa merasa terlibat aktif di sekolah secara emosi, kognitif
dan perilaku. Dengan keterlibatan yang baik, maka akan berdampak pada hasil
pendidikan. Hal ini juga diperkuat dengan pendapat Hart dkk (2011) yang
Ringan SMK Negeri 2 Wonosari dalam kategori rendah (46.90%). Sisanya pada
kategori tinggi sebanyak 12 siswa (12.5%) dan kategori sedang sebanyak 39 siswa
(40.6%). Hal ini berarti sebagian besar siswa belum dilibatkan dengan baik dalam
perencanaan 5R di sekolah khususnya pada indikator rapi, resik, indikator rawat dan
indikator rajin.
Perencanaan merupakan hal utama yang harus dilakukan agar dapat mencapai
tujuan yang ditetapkan. Tanpa adanya perencanaan yang baik, maka tujuan dari
kegiatan implementasi 5R tidak akan tercapai dengan baik. Oleh karena itu, siswa
perlu diberi kesempatan untuk terlibat dalam perencanaan implementasi 5R. Dengan
keterlibatan yang tinggi, maka siswa dapat berpikir kreatif, mengesplorasi, bertanya
dan belajar lebih banyak dalam implementasi 5R. Pada akhirnya perencanaan yang
Teknik Kendaraan Ringan SMK Negeri 2 Wonosari dalam kategori sedang (49.00%).
Sisanya dalam kategori tinggi sebanyak 34 siswa (35.4%) dan dan kategori rendah
sebanyak 15 siswa (15.6%). Hal ini berarti sebagian besar siswa sudah teribat dengan
cukup baik dalam pelaksanaan 5R di sekolah. Namun demikian, pada indikator Rawat
Keterlibatan siswa memiliki peran penting dalam pelaksanaan 5R. Hal ini
dikarenakan siswa merupakan inti dari proses belajar mengajar itu sendiri. Dengan
keterlibatan siswa dalam pelaksanaan 5R, maka siswa dapat turut serta dalam
menciptakan lingkungan sekolah yang bersih, aman dan nyaman. Selain itu, juga
dapat mencapai disiplin pribadi yang baik mulai dari ringkas, rapi, resik, rawat dan
rajin. Sebgaimana dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Rizki Anjasari (2015)
bahwa pelaksanan prinsip 5R sangat penting dilakukan oleh siswa tentunya dengan
dalam evaluasi 5R pada siswa kelas XI program keahlian Teknik Kendaraan Ringan
SMK Negeri 2 Wonosari dalam kategori sedang (59.40%). Sisanya dalam kategori
tinggi sebanyak 21.9% dan kategori rendah sebanyak 18.8%. Hal ini berarti sebagian
besar siswa sudah terlibat dengan cukup baik dalam evaluasi 5R di sekolah.
Evaluasi sangat penting untuk menilai suatu program dapat berjalan sesuai
dengan standar atau tidak. Dengan evaluasi, maka pihak sekolah dapat mengkoreksi
penyimpangan yang terjadi dan dapat memberi alternatif solusi yang mungkin dapat
mengatasi masalah yang terjadi. Dengan melibatkan siswa dalam proses evaluasi,
maka implementasi 5R dapat tercapai dengan lebih efektif dan efisien. Siswa juga
dapat belajar mengevaluai diri dalam implementasi 5R, sehingga siswa dapat
59.40%
60.00%
49.00%
46.90%
50.00%
40.60%
40.00% 35.40%
30.00% Tinggi
21.90% Sedang
18.80% Rendah
20.00% 15.60%
12.50%
10.00%
0.00%
Perencanaan (cognitive Pelaksanaan (behavioral Evaluasi (emotional
engagement) engagement) engagement)
5R dan evaluasi 5R mayoritas dalam kategori sedang. Hal ini berarti keterlibatan
keterlibatan yang tinggi, maka siswa diberi kesempatan untuk berpikir kreatif, dan
Keterlibatan siswa dalam implementasi 5R juga tidak terlepas dari adanya faktor
kesadaran pada diri siswa dan rasa malas dalam diri siswa. Selain itu, adanya faktor
yang berasal dari luar diri siswa (eksternal) meliputi adanya pengaruh teman, media
praktik yang terbatas serta sarana dan prasarana yang kurang mendukung dalam
implementasi 5R. Hasil penelitian ini hampir sama dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Rizki Anjasari (2015). Hasil penelitian ini juga menyimpulkan bahwa
dengan sikap beberapa siswa yang masih belum mengkaidahkan prinsip kerja 5R, hal
ini disebabkan dari banyak faktor seperti kurangnya kesadaran, dan kurangnya
program keahlian Teknik Kendaraan Ringan SMK Negeri 2 Wonosari dalam kategori
sedang (55.20%). Namun demikian, pihak sekolah dalam hal ini SMK Negeri 2
Wonosari perlu mencermati aspek dan indikator yang berada pada kategori rendah
C. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini telah diupayakan dengan cermat dan teliti, namun bagaimanapun
juga memiliki kelemahan dan keterbatasan yaitu ketika pengambilan data penelitian
di lapangan, peneliti tidak bisa mendampingi siswa satu persatu dalam mengisi
angket penelitian, sehingga peneliti tidak mengetahui apakah hasil tersebut sesuai
dengan kenyataan atau tidak. Selain itu, dalam pengukuran keterlibatan siswa dalam
implementasi 5R hanya melihat sisi subjektifitas dari jawaban siswa saja, tidak