PENDAHULUAN
1.1 TUJUAN
Alat
Bahan
HASIL
Absorbansi
Menit Ke-
Vessel Kiri Vessel Tengah Vessel Kanan
10 1,886 1,882 1,86
20 1,882 1,882 1,890
30 1,884 1,886 1,84
4.2. Analisis Data
1.2
1
0.8 Linear ()
0.6
0.4
0.2
0
5 10 15 20 25 30 35
Konsentrasi (ppm)
b Analisa data
Y = bx + a
Y = 0,0623 x – 0,11
Contoh perhitungan
Kadar (%)
Menit Ke-
Vessel Kiri Vessel Tengah Vessel Kanan
10 57,66 % 57,56 % 57,66 %
20 57,56 % 57,56 % 57,78 %
30 57,61 % 57,66 % 57,61 %
BAB III
PEMBAHASAN
Parasetamol merupakan derivat p – aminofenol yang mempunyai sifat analgesik
antipiretik. Sifat antipiretik disebabkan oleh gugus aminobenzen dan mekanismenya diduga
efek sentral. Sifat analgesik parasetamol dapat menghilangkan rasa nyeri ringan sampai
sedang.
Praktikum uji disolusi tablet parasetamol bertujuan untuk mengetahui kadar dari
parasetamol, serta jumlah zat aktif yang terlarut dalam media air dengan volume, wakti dan
alat tertentu apakah memenuhi persyaratan disolusi yang tertera pada monografi. Sampel
tablet berbentuk tablet tidak bersalut dengan persyaratan dalam waktu 30 menit harus larut
kurang dari 80 % dari etiket. Pengujian disolusi tablet parasetamol dilakukan dengan
pembuatan kurva oleh larutan baku seri. Konsentrasi larutan baku induk 1000 ppm dilarutkan
menjadi beberapa larutan baku seri yaitu 10; 15, 20; 25; dan 30 ppm.
oleh spektrofotometer. Kurva baku menghasilkan garis linear regresi y = 0,0623x – 0,11
dengan ketelitian sebesar 98,53%. Garis linear regresi dari kiri bawah menuju ke kanan atas
menunjukkan bahwa semakin besar konsentrasi larutan baku seri maka semakin besar pula
Perhitungan hasil kadar tablet parasetamol yang dilakukan pada uji disolusi secara
media disolusi pada menit ke 10; 20; dan 30. Ditentukan harga Ab (Absorbansi Baku)
mendekati harga absorbansi uji. Hasil kadar tablet parasetamol diperoleh sebesar 57,66;
57,56; 57,61; 57,56; 57,56; 57,66; 57,66; 57,78; dan 57,61 %. Kadar zat aktif yang terlarut
tersebut tidak sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan oleh Farmakope Indonesia Edisi IV,
dimana kadar tidak kurang dari Q + 5 % (Q = 80%). Hal ini menunjukkan bahwa zat aktif
parasetamol yang sudah kadaluarsa, ditinjau dari data uji kekerasan yang kurang memenuhi
persyaratan sehingga diduga tablet terlalu keras sehingga sulit untuk melarut. Media yang
digunakan yaitu air. Hal ini tidak sesuai dengan monografi yang seharusnya menggunakan
media disolusi dapar fosfat pH 5,8. Spektrofotometer yang digunakan kurang sensitif
terhadap sampel yang diuji dan perlu dikalibrasi kembali. Pada monografi tertera pengujian
dalam panjang gelombang 250 nm. Faktor praktikan yang melakukan praktikum dapat
mempengaruhi hasil analisa, diduga praktikan kurang menjaga kebersihan alat sehingga
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan praktikum uji disolusi tablet dapat disimpulkan bahwa tablet parasetamol
persyaratan kadar uji disolusi tiap unit sediaan adalah tidak kurang dari Q + 5% (Q = 80%).
DAFTAR PUSTAKA
Lachman, Leon. 1994.Teori dan Praktek Farmasi Industri. Jilid III.Edisi III. Jakarta:
Penerbit Universitas Indonesia.
Ditjen POM . 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta : Departemen Kesehatan
RI,.
Roth, Hermann, J . 1988 . Analisis Farmasi . Yogyakarta : UGM-Press
Martin, Alfred . 1990 . Farmasi Fisika Edisi I . Jakarta : Universitas Indonesia Press.
Bird, T. 1994. Kimia Fisik untuk Universitas”. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama..
Daintith, J.1994.” Kamus Lengkap Kimia”. Edisi Baru. Alih Bahasa : Suminar
Achmadi, Ph.D. Jakarta : Erlangga..
Amir, Syarif.dr, dkk.2007. Farmakologi dan Terapi. Edisi kelima. Jakarta : Gaya Baru.