UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
Page | 1
TAHUN 2020/2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan yang maha kuasa karena telah memberikan
kesempatan kepada kami untuk menyelesaikan makalah yang berjudul TEORI
KEPERAWATAN CALISTA ROY dengan tepat waktu. Makalah teori Calista
Roy di susun menambahkan wawasan kami semua dan tugas dari dosen pada mata
kuliah FALSAFAH di kampus selain itu, kami juga berharap agar makalah ini
dapat menambah wawasan bagi pembaca tentang topik makalah.
Kami mengucapkan terima kasih kepada bapak/ibu selaku dosen mata kuliah.
Tugas yang telah di berikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan
terkait bidang yang di tekuni. Kami juga mengucapkan terima kasih pada semua
pihak yang telah membantu proses penyusunan makalah ini.
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan kami terima demi kesempurnaan makalah
ini.
Page | 2
PONTIANAK, ......2020/202
1
NAMA PENULIS ..........
DAFTAR ISI
COVER ........................................................................................................................... 1
I. PENDAHULUAN
II. ISI
III. KESIMPULAN
Penutup ............................................................................................................................. 12
Kesimpulan .................................................................................................................. 12
Saran ............................................................................................................................ 12
Page | 3
Daftar Pustaka .................................................................................................................. 13
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keperawatan sebagai suatu profesi yang sampai saat ini masih dianggap profesi
yang kurang eksis, kurang profesional, bahkan kurang menjanjikan dalamhal
finansial. Oleh karena itu keperawatan harus berusaha keras untuk menunjukkan
pada dunia luar, di luar dunia keperawatan bahwa keperawatan jugabisa sejajar
dengan profesi-profesi lain. Salah satu cara untuk menunjukkan eksistensi
keperawatan adalah dengan mengembangkan salah satu model pelayanan
keperawatan yang sesuai dengan kondisi masyarakat Indonesia. Model
keperawatan Roy, dikenal dengan model adaptasi dimana Roy memandang setiap
manusia pasti mempunyai potensi untuk dapat beradaptasi terhadap stimulus baik
stimulus internal maupun eksternal dan kemampuan adaptasi ini dapat dilihat dari
berbagai tingkatan usia. Model konseptual Roy mengacu pada ide-ide global
mengenai individu, kelompok situasi atau kejadian tertentu yang berkaitan dengan
disiplin yang spesifik. Teori-teori yang terbentuk dari penggabungan konsep dan
pernyataan yang berfokus lebih khusus pada suatu kejadian dan fenomena dari
suatu disiplin ilmu.
Model konseptual keperawatan dikembangkan atas pengetahuan para ahli
keperawatan tentang keperawatan yang bertolak belakang dari paradigma
keperawatan. Model konseptual dalam keperawatan dapat memungkinkan perawat
untuk menerapkan cara perawat bekerja dalam batas kewenangan sebagai seorang
perawat. Perawat perlu memahami konsep ini sebagai kerangka konsep dalam
memberikan asuhan keperawatan dalam praktek keperawatan atau sebagai filosofi
dalam dunia pendidikan dan kerangka kerja dalam riset keperawatan. Aplikasi
proses keperawatan menurut konsep teori Roy di Rumah Sakit telah banyak
diterapkan namun sedikit sekali perawat yang mengetahui dan memahami bahwa
tindakan keperawatan tersebut telah sesuai. Bahkan perawat melaksanakan asuhan
Page | 4
keperawatan tanpa menyadari sebagian tindakan yang telah dilakukan pada klien
adalah penerapan konsep teori Roy.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana biografi tentang Calista Roy ?
2. Bagaimana teori Calista roy di bidang keperawatan ?
3. Bagaimana model konsep dasar Calista roy di bidang keperawatan ?
4. Apa kekurangan dan kelebihan teori Calista Roy ?
C. Tujuan
1. Mengetahui bagaimana model konsep dasar dan teori Calista roy di
bidang keperawatan.
2. Mengetahui kekurangan dan kelebihan teori Calista Roy.
D. Manfaat
1. Menambah pemahaman bagaimana teori keperawatan Calista Roy.
2. Mengetahui model konsep dasar Calista Roy di bidang keperawatan.
3. Mengetahui kekurangan dan kelebihan teori Calista Roy.
Page | 5
II. ISI
Page | 6
maupun negatif. Kemampuan adaptasi seseorang dipengaruhi oleh 3 (tiga)
komponen yaitu penyebab utama terjadinya perubahan, terjadinya perubahan itu
sendiri dan pengalaman beradaptasi terhadap perubahan yang ada. Kedua,
individu selalu berada dalam rentang sehat sakit, yang berhubungan dengan
efektivitas koping yang dilakukan untuk mempertahankan kemampuan adaptasi.
Dalam memenuhi kebutuhannya, manusia selalu dihadapkan pada berbagai
persoalan kompleks. Hal itu menuntut manusia untuk melakukan adaptasi.
Penggunaan koping atau mekanisme pertahanan diri adalah respon dalam
melakukan peran dan fungsi secara optimal untuk memelihara integritas diri dari
keadaan rentang sehat sakit dari keadaan lingkungan sekitarnya (Alligood, 2017).
Dalam asuhan keperawatan, menurut Roy sebagai penerima asuhan
keperawatan adalah individu, keluarga, kelompok dan masyarakat yang dipandang
sebagai ” holistic adatif system” dalam segala aspek yang merupakan satu
kesatuan. System adalah suatu kesatuan yang dihubungkan untuk beberapa tujuan
dan adanya saling ketergantungan dari setiap bagian-bagiannya. System terdiri
dari proses input, output, kontrol dan umpan balik (Tomey & Alligood, 2006).
Page | 7
Skema model adaptasi Roy dimulai dari proses input yang menjelaskan adanya
stimuli yang secara garis besar terbagi menjadi 2 macam yaitu stimuli internal dan
stimuli external yang berarti :
1. Stimuli Internal adalah keadaan proses mental dalam tubuh manusia berupa
pengalaman, kemampuan emosional, kepribadian dan Proses stressor biologis
(sel maupun molekul) yang berasal dari dalam tubuh individu.
2. Stimuli External yang dapat berupa fisik, kimiawi, maupun psikologis yang
diterima individu sebagai ancaman.
Dan Skema model adaptasi Roy dari proses input menjelaskan adanya 3 (tiga)
tingkatan stimuli adaptasi pada manusia diantaranya (Widyanto, 2014) :
1. Stimuli fokal yaitu stimulus yang langsung berhadapan dengan individu dan
akan mempunyai pengaruh kuat terhadap individu.
2. Stimuli kontekstual yaitu stimulus yang dialami individu baik internal maupun
eksternal yang dapat mempengaruhi situasi sehingga dapat di observasi, serta
dapat diukur secara subyektif.
3. Stimuli residual yaitu stimulus lain yang merupakan ciri tambahan yang ada
atau relevan dengan situasi dalam proses penyesuaian dengan lingkungan yang
sulit untuk diobservasi.
Tahap selanjutnya setelah adanya input stimuli adaptasi yaitu proses kontrol
yang melibatkan 3 (tiga) komponen, yaitu :
1. Mekanisme koping
Pada sistem ini terdapat dua mekanisme yaitu pertama mekanisme koping
bawaan yang prosesnya secara tidak disadari manusia. Proses tersebut ditentukan
secara genetik atau secara umum dipandang sebagai proses yang otomatis ada
pada tubuh. Kedua, yaitu mekanisme koping yang didapat dimana koping tersebut
diperoleh melalui pengembangan atau pengalaman yang dipelajarinya.
2. Regulator sistem
Merupakan proses koping yang menyertakan subsitem tubuh yaitu saraf proses
kimiawi, dan sistem endokrin.
3. Cognator subsistem
Page | 8
Proses koping seseorang yang menyertakan 4 (empat) sistem pengetahuan dan
emosi yaitu pengolahan persepsi dan infromasi, pembelajaran, pertimbangan, dan
emosi (Alligood, 2017).
Page | 9
Proses terakhir dari skema adaptasi Roy yaitu output yang berarti adanya
respon adaptasi individu atau yang dapat berupa respon adaptif maupun
maladaptif. Tujuan dari aplikasi model adaptasi Roy dalam keperawatan
komunitas adalah dengan mempertahankan perilaku adaptif dan mengubah
perilaku maladaptif pada komunitas. Bentuk upaya pelayanan keperawatan yang
dapat dilakukan untuk meningkatkan kesehatan komunitas dengan memberikan
intervensi yang mampu mempertahankan perilaku adaptif. Kegiatan lain yang
dapat dilakukan berupa upaya menekan stressor yang ada dalam komunitas untuk
meningkatkan mekanisme adaptasi (Alligood, 2017).
Page | 10
masalah resiko dan gagguan jiwa. Selain itu, dengan mengaplikasikan teori
adaptasi Roy ini perawat dalam asuhannya mampu lebih memahami tentang
proses adaptasi yang terjadi pada individu yang dimulai dari adanya stimullus
yang dapat menjadikan individu mengalami stress, proses mekanisme koping
dan effektor sebagai upaya individu dalam mengatasi stimulus, sehingga dalam
tujuannya penerapan model tersebut dapat membantu individu terhadap
perubahan baik dalam kebutuhan fisiologis konsep diri, fungsi peran, maupun
hubungan interdependensi selama sehat-sakit. Dalam praktik keperawatan
khususnya keperawatan jiwa, berdasarkan penelitian penerapan assertiveness
training efektif dalam meningkatkan pencegahan perilaku kekerasan dimana
pengkajian dalam penerapan tersebut menggunakan pendekatan model adaptasi
Roy.
Page | 11
PENUTUP
1. KESIMPULAN
Calista Roy menjelaskan bahwa manusia adalah makhluk bio,risiko, soaial,
sebagai satu kesatuan yang utuh. Asumsi dasar model teory adaptasi Roy ada 2
(dua).
Pertama, setiap individu selalu menggunakan koping yang bersifat positif
maupun negatif.
Kemampuan adaptasi seseorang di pengaruhi oleh 3 (tiga) komponen yaitu
penyebab utama terjadinya perubahan, terjadinya perubahan sendiri dan
pengalaman beradaptasi terhadap perubahan yang ada.
Kedua, individu selalu berada dalam rentang sakit sehat, yang berhubungan
dengan efektivitas koping yang di lakukan untuk mempertahankan adaptasi.
Dalam memenuhi kebutuhan, manusia selalu di hadapkan pada berbagai persoalan
komplek. Hal itu menurut manusia untuk melakukan adaptasi.
2. SARAN
Kamampuan seseorang mengenal pola-pola tentang kasih sayang, cinta yang di
lakukan melalui hubungan secara internasional pada Tingkat individu maupun
kelompok (Alligood,2017). Tujuan dari aplikasi model adaptasi Roy dalam
keperawatan komunikasi adalah dengan mempertahankan perilaku adaptif dan
mengubah perilaku maladaptif pada komunikasi bentuk upaya pelayanan
keperawatan yang dapat mengembangkan mekanisme adaptasi.
Page | 12
DAFTAR PUSTAKA
Page | 13