Dosen Pembimbing :
Disusun Oleh :
III Reguler B
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Kegawatdaruratan Gigitan
Binatang”.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang......................................................................................
1.2 RumusanMasalah.................................................................................
1.3 Tujuan..................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. GIGITAN BINATANG SERANGGA
2.1 ............................................................................................................
2.2 .............................................................................................................
2.3 .............................................................................................................
2.4 .............................................................................................................
2.5 .............................................................................................................
2.6 .............................................................................................................
2.7 .............................................................................................................
2.8
B. GIGITAN BINATANG BERBISA
2.1. ............................................................................................................
2.2. ............................................................................................................
2.3. ............................................................................................................
2.4. ............................................................................................................
2.5. ............................................................................................................
2.6. ............................................................................................................
2.7. ............................................................................................................
2.8. ............................................................................................................
2.9. ............................................................................................................
2.10............................................................................................................
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan..........................................................................................
3.2 Saran....................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.3. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan dari penyusunan
makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengertian dan macam-macam gigitan binatang
2. Untuk mengetahui etiologi dari gigitan binatang
3. Untuk mengetahui bagaimana patofisiologi gigitan binatang
4. Untuk mengetahui bagaimana manifestasi klinis dari gigitan binatang
5. Untuk mengetahui masa inkubasi gigitan rabies
6. Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang untuk macam-macam
gigitan binatang
7. Untuk mengetahui penatalaksanaan gigitan binatang
8. Untuk mengetahui komplikasi gigitan binatang
9. Untuk mengetahui konsep asuhan keperawatan pada gigitan binatang
BAB II
KONSEP TEORI
A. GIGITAN SERANGGA
2.1. Definisi Gigitan Serangga
Insect Bite atau gigitan serangga adalah kelainan akibat gigitan atau
tusukan serangga yang disebabkan reaksi terhadap toksin atau alergen yang
dikeluarkan artropoda penyerang. Kebanyakan gigitan dan sengatan
digunakan untuk pertahanan. Gigitan serangga biasanya untuk melindungi
sarang mereka. Sebuah gigitan atau sengatan dapat menyuntikkan bisa
(racun) yang tersusun dari protein dan substansi lain yang mungkin
memicu reaksi alergi kepada penderita.
Gigitan serangga seringkali menyebabkan bengkak, kemerahan, rasa
sakit (senut-senut), dan gatal-gatal. Reaksi tersebut boleh dibilang biasa,
bahkan gigitan serangga ada yang berakhir dalam beberapa jam sampai
berhari-hari. Bayi dan anak-anak labih rentan terkena gigitan serangga
dibanding orang dewasa.
2) Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri berhubungan dengan proses toksikasi
b. Syok berhubungan dengan tidak adekuatnya peredaran darah ke
jaringan
c. Rasa gatal, bengkak dan bintik – bintik merah berhubungan dengan
proses inflamasi
d. Gangguan Jalan napas tidak efektif berhubungan dengan reaksi
endotoksin
3) Intervensi
a. Nyeri berhubungan dengan proses toksikasi
Tujuan : Meredakan nyeri
Intervensi :
1. Sengat kalau masih ada dicabut dengan pinset
Rasional : Mengeluarkan sengat serangga yang masih tertinggal
2. Berikan kompres dingin
Rasional : Meredakan nyeri dan mengurangi bengkak
3. Lakukan tehnik distraksi relaksasi
Rasional : Mengurangi nyeri
4. Kolaborasi dalam pemberian antihistamin seperti diphenhidramin
(Benadryl) dalam bentuk krim/salep atau pil, losion Calamine
Rasional : Mengurangi gatal – gatal
b. Syok berhubungan dengan tidak adekuatnya peredaran darah ke
jaringan
Tujuan : Menangani penyebab, Memperbaiki suplai darah ke
jaringan
Intervensi :
1. Atasi setiap penyebab shock yang mungkin dapat di
atasi(perdarahan luar)
Rasional: Mengurangi keparahan
2. Pasien dibaringkan kepala lebih rendah.
Rasional: Kepala lebih rendah supaya pasien tidak hilang
kesadaran
3. Kaki di tinggikan dan di topang
Rasional: Meningkatkan suplai darah ke otak
4. Longgarkan pakaian yang ketat atau pakaian yang menghalangi
Rasional: Sirkulasi tidak terganggu
5. Periksa dan catat pernapasan nadi dan tingkat reaksi tiap 10 menit
Rasional: Mengetahui tingkat perkembangan pasien
c. Rasa gatal, bengkak dan bintik – bintik merah berhubungan dengan
proses inflamasi
Tujuan : Mencegah peradangan akut
Intervensi :
1. Pasang tourniket pada daerah di atas gigitan
Rasional: Mencegah tersebarnya racun ke seluruh tubuh
2. Bersihkan area yang terkena gigitan dengan sabun dan air untuk
menghilangkan partikel yang terkontaminasi oleh serangga
Rasional: Untuk menghindari terkontaminasi lebih lanjut pada
luka
3. Kolaborasi dalam pemberian antihistamin dan serum Anti Bisa
Ular (ABU) polivalen i.v dan disekitar luka. ATS dan penisilin
procain 900.000 IU
Rasional: Mencegah terjadinya infeksi
B. GIGITAN BINATANG BERBISA
2.1. Definisi Gigitan Berbisa
Racun ular adalah racun hewani yang terdapat pada ular berbisa. Daya
toksin bias ular tergantung pula pada jenis dan macam ular. Racun binatang
adalah merupakan campuran dari berbagai macam zat yang berbeda yang
dapat menimbulakan beberapa reaksi toksik yang berbeda pada manusia.
Sebagian kecil racun bersifat spesifik terhadap terhadap suatu organ ;
beberapa mempunyai efak pada hampir setiap organ. Kadang-kadang pasien
dapat membebaskan bebarapa zat farmakologis yang dapat meningkatkan
keparahan racun yang bersangkutan. Komposisi racun tergantung dari
bagaimana binatang menggunakan toksinnya. Racun mulut bersifat ofensif
yang bertujuan melumpuhkan mangsanya; sering kali mengandung factor
letal. Racun ekor bersifat defensive dan bertujuan mengusir predator; racun
bersifat kurang toksik dan merusak lebih sedikit jaringan.
3) INTERVENSI
a. Nyeri berhubungan dengan proses toksikasi
Tujuan : Meredakan nyeri
Intervensi:
1. Sengat kalau masih ada dicabut dengan pinset
Rasional : mengeluarkan sengat serangga yang masih tertinggal
2. Berikan kompres dingin
Rasional : meredakan nyeri dan mengurangi bengkak
3. Lakukan tehnik distraksi relaksasi
Rasional : mengurangi nyeri
4. Kolaborasi dalam pemberian antihistamin seperti diphenhidramin
(Benadryl) dalam bentuk krim/salep atau pil, losion Calamine
Rasional : mengurangi gatal
b. Syok berhubungan dengan tidak adekuatnya peredaran darah ke
jaringan
Tujuan : Menangani penyebab, Memperbaiki suplai darah ke
jaringan
Intervensi:
1. Atasi setiap penyebab shock yang mungkin dapat di atasi
(perdarahan luar)
Rasional: Mengurangi keparahan
2. Pasien dibaringkan kepala lebih rendah
Rasional: Kepala lebih rendah supaya pasien tidak hilang
kesadaran
3. Kaki di tinggikan dan di topang
Rasional: Meningkatkan suplai darah ke otak
4. Longgarkan pakaian yang ketat atau pakaian yang menghalangi
Rasional: Sirkulasi tidak terganggu
5. Periksa dan catat pernapasan nadi dan tingkat reaksi tiap 10 menit
Rasional: Mengetahui tingkat perkembangan pasien
c. Bintik merah berhubungan dengan proses inflamasi
Tujuan : Mencegah peradangan akut
Intervensi:
1. Pasang tourniket pada daerah di atas gigitan
Rasional: Mencegah tersebarnya racun ke seluruh tubuh
2. Bersihkan area yang terkena gigitan dengan sabun dan air untuk
menghilangkan partikel yangterkontaminasi oleh serangga
(seperti nyamuk).
Rasional: Untuk menghindari terkontaminasi lebih lanjut pada
luka
3. Kolaborasi dalam pemberian antihistamin dan serum Anti Bisa
Ular (ABU) polivalen i.v dandisekitar luka. ATS dan penisilin
procain 900.000 IU
Rasional: Mencegah terjadinya infeksi
C. GIGITAN RABIES
2.1. Definisi Gigitan Rabies
Rabies / penyakit anjing gila adalah penyakit hewan yang disebabkan
oleh virus, bersifat akut serta menyerang susunan saraf pusat. Hewan
berdarah panas dan manusia. Rabies merupakan kelompok penyakit
zoonosis artinya penyakit tersebut dapat menular dari hewan ke manusia
dan menyebabkan kematian pada manusia dengan CFR (Case Fatality
Rate) 100%. Virus rabies dikeluarkan bersama air liur hewan yang
terinfeksi dan disebarkan melalui luka gigitan atau jilatan. Hewan penular
rabies yaitu anjing, kucing, kera, musang.
3.1. Kesimpulan
Insect Bite atau gigitan serangga adalah kelainan akibat gigitan atau
tusukan serangga yang disebabkan reaksi terhadap toksin atau alergen yang
dikeluarkan artropoda penyerang. Prevalensinya sama antara pria dan
wanita. Bayi dan anak-anak labih rentan terkena gigitan serangga
dibanding orang dewasa. Salah satu faktor yang mempengaruhi timbulnya
penyakit ini yaitu terjadi pada tempat-tempat yang banyak serangga,
seperti di perkebunan, persawahan, dan lain-lain. Secara sederhana gigitan
dan sengatan lebah dibagi menjadi 2 grup yaitu Venomous (beracun) dan
Non Venomous (tidak beracun).
Racun ular adalah racun hewani yang terdapat pada ular berbisa.
Daya toksin bias ular tergantung pula pada jenis dan macam ular. Racun
binatang adalah merupakan campuran dari berbagai macam zat yang
berbeda yang dapat menimbulakan beberapa reaksi toksik yang berbeda
pada manusia. Sebagian kecil racun bersifat spesifik terhadap terhadap
suatu organ ; beberapa mempunyai efak pada hampir setiap organ.
Rabies adalah penyakit infeksi tingkat akut pada susunan saraf pusat
yang disebabkan oleh virus rabies. Rabies disebabkan oleh virus rabies
yang masuk ke keluarga Rhabdoviridae dan genus Lysavirus. Penyakit ini
bersifat zoonotik, yaitu dapat ditularkan dari hewan ke manusia. Virus
rabies ditularkan ke manusia melalui gigitan hewan misalnya oleh anjing,
kucing, kera, rakun, dan kelelawar. Rabies disebut juga penyakit anjing
gila.
3.2. Saran
Untuk masyarakat :
1. Untuk selalu berhati-hati saat berada di tempat yang semestinya
2. Bila terdapat seseorang yang tergigit sebaiknya beri pertolongan
terdahulu baru menelpon pihak Rumah Sakit.
DAFTAR PUSTAKA
Siregar RS. Prof. Dr. Atlas berwarna Saripati Penyakit Kulit. Indonesia. Jakarta :
EGC ; 2000 p. 174-175
Wiryadi Be. Prurigo. In : Djuanda Adhi: Mochtar H, Siti A, eds. Ilmu Penyakit
Kulit dan Kelamin 3th ed. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia.2005.p.272-275
Ball, J. 1999. Pediactric Nursing Caring For Children. Singapura: A Simon &
Schuster Company.
Daley, Brian James MD. 2010. Snake bite : patophysiology. Available from :
http://emedicine.medscape.com/article/168828-overview#a0104
Hafid, Abdul, dkk. 2006. Bab 2 : Luka, Trauma, Syok, Bencana. Buku ajar ilmu
bedah. Edisi revisi, EGC : Jakarta