KELOMPOK 1 (KELAS A)
Dosen pengampuh :
Maman Rusmana, M. Farm, Apt.
NAMA KELOMPOK:
Cornelia Suardi (2043700109)
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan rahmat dan karunia-
Nya, penulis dapat menyelesaikan Laporan Projek Farmasi Klinik dengan baik dan lancar .
Laporan ini disusun untuk membantu mengembangkan pemahaman pembaca.
Pemahaman tersebut dapat dipahami melalui pendahuluan, pembahasan, serta penarikan garis
kesimpulan dalam makalah ini. Laporan ini disajikan dalam konsep dan bahasa yang sederhana
sehingga dapat membantu pembaca dalam memahami makalah ini. Dengan makalah ini,
diharapkan pembaca dapat memahami mengenai Penyakit Tuberculosis atau TBC yang
disebabkan oleh kuman Mycobacterium Tuberculosis.
Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada Dosen mata kuliah Farmasi Klinik yang
telah memberikan kesempatan kepada kami untuk berkarya menyusun laporan ini.
Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Saran dan kritik sangat penulis
harapkan dari seluruh pihak dalam proses membangun mutu laporan ini .
Kelompok 1
KATA PENGANTAR................................................................................................ ii
IV.1 Kesimpulan............................................................................................ 22
PENDAHULUAN
Mycobacterium tuberculosis ditemukan oleh Robet Koch pada tahun 1882. Basil
tuberculosis dapat hidup dan tetap virulen beberapa minggu dalam keadaan kering, tetapi
dalam cairan mati dalam suhu 60ºC dalam 15-20 menit. Fraksi protein basil tuberkulosis
menyebabkan nekrosis jaringan, sedangkan lemaknya menyebabkan sifat tahan asam dan
merupakan faktor terjadinya fibrosis dan terbentuknya sel epiteloid dan tuberkel.
Angka prevalensi TBC Indonesia pada tahun 2014 sebesar 297 per 100.000 penduduk.
Eliminasi TBC juga menjadi salah satu dari 3 fokus utama pemerintah di bidang kesehatan
selain penurunan stunting dan peningkatan cakupan dan mutu imunisasi. Visi yang dibangun
I.3 TUJUAN
1. Untuk mengetahui bagaimana pemahaman masyarakat terhadap penyakit TBC
(Tuberkulosis)
2. Untuk mengetahui berapa jumlah masyarakat yang sudah mengetahui, yang belum
mengetahui dan yang masih ragu-ragu terkait penyakit TBC (Tuberkulosis) dengan
jumlah koresponden 58 orang.
I.4 MANFAAT
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak dalam meningkatkan
kualitas kesehatan meliputi:
1. Manfaat bagi Institusi Kesehatan Menambah informasi terkait hubungan pengetahuan
dan perilaku penderita TB Paru dalam pencegahan penularan TB Paru supaya dapat
memberikan pelayanan kesehatan yang efektif dan efisien.
2. Manfaat bagi responden Hasil penelitian ini dapat menjadi sarana dan referensi untuk
menambah pengetahuan khususnya penderita TB Paru dalam mencegah penularan TB
Paru dengan memperhatikan pengetahuan, perilaku pencegahan TB Paru.
TINJAUAN PUSTAKA
Tuberkulosis yang menyerang organ selain paru (kelenjar limfe, kulit, otak, tulang,
usus, ginjal) disebut tuberkulosis ekstra paru. Mycobacterium tuberculosis berbentuk
batang, berukuran panjang 1-4 mikron dan tebal 0,3-0,6 mikron, mempunyai sifat khusus
yaitu tahan terhadap asam pada pewarnaan, oleh karena itu disebut sebagai Basil Tahan
Asam (BTA). Kuman tuberkulosis cepat mati dengan sinar matahari langsung, tetapi dapat
bertahan hidup beberapa jam di tempat yang gelap dan lembab. Dalam jaringan tubuh,
kuman ini dapat dormant atau tertidur lama dalam beberapa tahun.
Menurut Elin Yulinah Sukandar, dkk, 2013, menifestasi klinis dari tuberculosis
yaitu :
1. Tuberkulosis Paru
Tuberkulosis ekstra paru adalah tuberkulosis yang menyerang organ tubuh lain
selain paru, misalnya pleura, selaput otak, selaput jantung (pericardium) kelenjar lymfe,
tulang persendian, kulit, usus, ginjal, saluran kencing, alat kelamin dan lain-lain.
TBC ekstra paru dibagi berdasarkan pada tingkat keparahan penyakit yaitu :
a. Tuberkulosis Ekstra Paru Ringan
Misalnya TBC kelenjar limfe, pleuritis eksudativa unilateral tulang (kecuali
tulang belakang), sendi, dan kelenjar adrenal.
b. Tuberkulosis Ekstra Paru Berat
Misalnya meningitis, millier, perikarditis, peritionitis, pleuritis eksudativa
duplex, TBC tulang belakang, TBC usus, TBC saluran kencing dan alat kelamin.
Menurut Elin Yulinah Sukandar, dkk, 2013, kategori dari penyakit tuberculosis
yaitu :
1. Kategori-1
Pasien baru TB paru BTA positif
Pasien TB paru BTA negative foto toraks positif
Pasien TB ekstrak paru
II.4 PENCEGAHAN
Sebenarnya seseorang bisa terhindar dari penyakit TBCdengan berpola hidup yang
sehat dan teratur. Diantaranya dengan makan makanan yang bergizi seimbang sehingga
daya tahan tubuh meningkat untuk membunuh kuman TB, tidur dan istirahat yang cukup,
tidak merokok, minum alkohol dan menggunakan narkoba, lingkungan yang bersih baik
tempat tinggal dan disekitarnya, serta membuka jendela agar masuk sinar matahari di
semua ruangan rumah karena kuman TB akan mati bila terkena sinar matahari.
Penyakit TBC adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri
Mycobacterium tuberculosis. Bakteri ini berbentuk batang dan bersifat tahan asam
sehingga dikenal juga sebagai Batang Tahan Asam (BTA). Berbagai karakter klinis unik
patogen ini disebabkan oleh tingginya kandungan lemak/lipid yang dimilikinya. Sel-selnya
membelah setiap 16 –20 jam. Kecepatan pembelahan ini termasuk lambat bila
dibandingkan dengan jenis bakteri lain yang umumnya membelah setiap kurang dari satu
jam. Mikobakteria memiliki lapisan ganda membran luar lipid.
II. 7 DIAGNOSIS
Diagnosis pasti TBC seperti lazimnya penyakit menular yang lain adalah dengan
menemukan kuman penyebab TBC yaitu kuman Mycobacterium Tuberculosis pada
pemeriksaan sputum, bilas lambung, cairan serebrospinal, cairan pleura ataupun biopsi
jaringan. Diagnosis tuberkulosis ditegakkan dengan mengumpulkan riwayat kesehatan,
pemeriksaan fisik, rontgen dada, usapn BTA, kultur sputum, dan tes kulit tuberkulin.
TBC anak adalah penyakit TBC yang terjadi pada anak usia 0-14 tahun. Diagnosis
paling tepat adalah dengan ditemukannya kuman TBC dari bahan yang diambil dari
penderita. Tetapi pada anak hal ini sangat sulit dan jarang didapat, sehingga sebagian besar
diagnosis TBC anak didasarkan atas gambaran klinis, gambaran foto rontgen dada dan uji
tuberkulin. Selain melihat gejala umum TBC anak, seorang anak harus dicurigai menderita
tuberkulosis bila mempunyai sejarah kontak erat (serumah) dengan penderita TBC BTA
positif dan terdapat reaksi kemerahan cepat setelah penyuntikan BCG (dalam 3-7 hari).
Jenis OAT terdiri dari Isoniazid (H), Rifampisin (R), Pirazinamid (Z), Etambutol
(E) dan Streptomisin (S). Pengobatan TBC diberikan dalam dua tahap, yaitu tahap
intensif dan lanjutan. Pada tahap intensif (awal) penderita mendapat obat setiap hari dan
perlu diawasi secara langsung untuk mencegah terjadinya resistensi obat. Bila pengobatan
a. Kategori 1 : 2(HRZE)/4(HR)3.
Paduan OAT disediakan dalam bentuk paket, dengan tujuan untuk memudahkan
pemberian obat dan menjamin kelangsungan (kontinuitas) pengobatan sampai selesai.
Satu paket untuk satu penderita dalam satu masa pengobatan. Paket kombipak adalah
paket obat lepas yang terdiri dari Isoniasid, Rifampisin, Pirazinamid dan Etambutol yang
dikemas dalam bentuk blister. Paduan OAT ini disediakan program untuk digunakan
dalam pengobatan penderita yang mengalami efek samping OAT KDT.
Paduan OAT Sisipan (HRZE), bila pada akhir tahap intensif pengobatan penderita
baru BTA positif dengan kategori 1 atau penderita BTA positif pengobatan ulang dengan
kategori 2, hasil pemeriksaan dahak masih BTA positif, diberikan obat sisipan (HRZE)
setiap hari selama satu bulan.
Prinsip pengobatan TBC anak adalah OAT diberikan dalam bentuk kombinasi
minimal tiga macam obat untuk mencegah terjadinya resistensi obat dan untuk
membunuh kuman intraseluler dan ekstraseluler, waktu pengobatan TBC pada anak 6-12
bulan. Pemberian obat jangka panjang selain untuk membunuh kuman juga untuk
mengurangi kemungkinan terjadinya kekambuhan.
Pengobatan TBC pada anak dibagi dalam 2 tahap yaitu tahap intensif, selama dua
bulan pertama. Pada tahap intensif, diberikan minimal tiga macam obat, tergantung hasil
pemeriksaan bakteriologis dan berat ringannya penyakit. Tahap Lanjutan, selama 4-10
bulan selanjutnya, tergantung hasil pemeriksaan bakteriologis dan berat ringannya
penyakit.
Paduan OAT untuk anak yang digunakan oleh Program Nasional Pengendalian
Tuberkulosis di Indonesia adalah kategori anak dengan 3 macam obat: 2HRZ/4HR dan
kategori anak dengan 4 macam obat: 2HRZE(S)/4-10HR.
Paduan OAT Kategori Anak diberikan dalam bentuk paket berupa obat
Kombinasi Dosis Tetap (OAT-KDT). Tablet OAT KDT ini terdiri dari kombinasi 2 atau
3 jenis obat dalam satu tablet. Dosisnya disesuaikan dengan berat badan pasien. Paduan
ini dikemas dalam satu paket untuk satu pasien. OAT untuk anak juga harus disediakan
dalam bentuk OAT kombipak untuk digunakan dalam pengobatan pasien yang
mengalami efek samping OAT KDT.
ISI
III.1 HASIL
Tabel: 1 ( Soal dan Jumlah Responden Kuesioner penyakit TBC)
Jumlah
Responden
No SOAL A B C
3 40 9 9
Apa penyebab penyakit TB Paru?
4 25 33 0
Apakah penyakit TB paru adalah penyakit yang tidak menular?
5 Penyakit TB paru pada anak dapat dicegah dengan? 14 34 10
bagikan kepada masyarakat yaitu sebanyak 58 responden melalui google form kuesioner,
dimana masyarakat dengan latar belakang pendidikan dan pekerjaan yang berbeda beda
bebas memilih jawaban yang mereka ketahui seputaran penyakit tuberculosis guna
itu penyakit tuberculosis, bagaimana cara penularannya, apa penyebab dari penyakit
tuberkulosis dan cara terbaik untuk menghindari penularan dari penyakit tersebut
55
52 51
45
40 42
37
33 34 34
25 24
14
1110 99 10 11 11
3 3 5 5 3
0 0 2 2 0
S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 S8 S9 S10
A (Biru) : Jawaban A
B (Merah) : Jawaban B
C (Hijau) : Jawaban C
S1 : Soal nomor 1
S2 : Soal nomor 2
S3 : Soal nomor 3
S4 : Soal nomor 4
S5 : Soal nomor 5
S6 : Soal nomor 6
S8 : Soal nomor 8
S9 : Soal nomor 9
Pada tabel 2 yaitu diagram batang kuesioner penyakit tuberculosis dengan beragam
batang dengan warna biru (A) yaitu responden memilih jawaban A, diagram batang warna
merah (B) responden memilih jawaban B dan diagram batang bewarna hijau (C) responden
Dan pada soal/pertanyaan terdapat nilai yang berbeda beda disetiap diagram batang
tersebut dimana nilai-nilai tersebut diperoleh dari banyaknya jumlah responden yang
50
40
30
20
10
0
S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 S8 S9 S10
A B C
B (Merah) : Jawaban B
C (Hijau) : Jawaban C
S1 : Soal nomor 1
S2 : Soal nomor 2
S3 : Soal nomor 3
S4 : Soal nomor 4
S5 : Soal nomor 5
S6 : Soal nomor 6
S7 : Soal nomor 7
S8 : Soal nomor 8
S9 : Soal nomor 9
Tabel 3 yaitu diagram garis kuesioner penyakit tuberculosis dimana terdapat nilai
nilai (pada sisi kiri), nilai tersebut diperoleh dari banyaknya jumlah responden yang
memilih pilihan jawaban yang telah disediakan pada google form kuesioner penyakit
tuberculosis sehingga pada setiap soal/pertanyaan pada tabel diagram garis tersebut
memiliki garis yang beragam dimana diagram garis bewarna biru (A) yaitu jumlah
responden yang memilih jawaban A pada soal, diagram garis bewarna merah (B)
merupakan jumlah responden yang memilih jawaban B dan diagram garis bewarna hijau
(C) yaitu jumlah responden yang memilih jawaban C pada soal yang telah disediakan pada
PENUTUP
IV.1 KESIMPULAN
Berdasarkan Hasil survey melalui google form kuisioner yang telah diisi oleh 58
korespondens, didapatkan kesimpulan bahwa dari total 58 koresponden terdapat 37 orang
yang sudah mengetahui apa itu penyakit TBC (Tuberkulosis), 11 orang yang masih ragu-ragu
dan 10 orang yang masih tidak mengetahui apa itu penyakit TBC (Tuberkulosis). Dari hasil
dapat dilihat bahwa lebih dari setengah koresponden telah mengetahui apa itu penyakit TBC
(Tuberkulosis) sehingga dapat kita ketahui bahwa penyakit TBC (Tuberkulosis) dapat
berbahaya jika kita melalaikan penyakit tersebut dan koresponden tahu apa yang akan
dilakukan jika mendapatkan gejala penyakit tersebut.
IV.2 SARAN
Semoga kita semua dapat lebih memahami dan mengetahui tentang penyakit
Tuberculosis (TBC) dan paham mengenai pengobatan TBC yang tepat sebagai seorang
calon Apoteker, serta dapat meningkatkan kesadaran, kemauan dan peran serta dalam
penanggulangan Tuberculosis (TBC).
Aditama TY, dkk. 2006. Tuberculosis Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan di Indonesia.
PERPARI. Jakarta.
Barbara, C.L. 1996. Perawatan Medikal Bedah (suatu pendekatan proses keperawatan),
Bandung.
Mansjoer, Arif (et.al). 2000. Kapita Selekta Kedokteran. (edisi 3). Jakarta : Media
Aesculapius.
Misnadiarly. 2006. Penyakit Infeksi TB Paru dan Ekstra Paru: Mengenal, Mencegah,
Menanggulangi TBC Paru, Ekstra Paru, Anak, dan pada Kehamilan. Jakarta: Pustaka
Populer Obor.
KUISIONER
Nama : ARYANI
Tanggal Lahir : 12 November 1996
Alamat : Raub, Pahang. Malaysia
Pendidikan :
a. SD
b. SMP
c. SMA
d. S1
e. Sudah Bekerja
Pekerjaan :
a. Buruh
b. Petani
c. Pedagang
d. PNS
e. Swasta
f. Tidak bekerja
KUISONER MENGENAI PENYAKIT TB
1. Apakah saudara/saudari tahu penyakit Tuberkulosis Paru ?
a. Tahu
b. Ragu-ragu
c. Tidak tahu
2. Apakah penyakit TB paru itu?
a. Penyakit akibat kekurangan darah
b. Penyakit yang menyerang paru-paru
c. Penyakit keturunan
3. Apa penyebab penyakit TB Paru?
a. Kuman/bakteri
b. Udara kotor
c. Asap rokok
4. Apakah penyakit TB paru adalah penyakit yang tidak menular?
a. Ya
b. Tidak
5. Penyakit TB paru pada anak dapat dicegah dengan….
a. Imunisasi DPT
b. Imunisasi BCG
c. Imunisasi Hepatitis
6. Apakah orang yang tinggal serumah dengan penderita TB paru tidak akan tertular?
a. SD
b. SMP
c. SMA
d. S1
e. Sudah Bekerja
Pekerjaan :
a. Buruh
b. Petani
c. Pedagang
d. PNS
e. Swasta
f. Tidak bekerja
KUISONER MENGENAI PENYAKIT TB
1. Apakah saudara/saudari tahu penyakit Tuberkulosis Paru ?
a. Tahu
b. Ragu-ragu
c. Tidak tahu
2. Apakah penyakit TB paru itu?
a. Penyakit akibat kekurangan darah
b. Penyakit yang menyerang paru-paru
c. Penyakit keturunan
3. Apa penyebab penyakit TB Paru?
a. Kuman/bakteri
b. Udara kotor
c. Asap rokok
4. Apakah penyakit TB paru adalah penyakit yang tidak menular?
a. Ya
b. Tidak
5. Penyakit TB paru pada anak dapat dicegah dengan….
a. Imunisasi DPT
b. Imunisasi BCG
c. Imunisasi Hepatitis
6. Apakah orang yang tinggal serumah dengan penderita TB paru tidak akan tertular?
a. Ya
b. Tidak
7. Jika ya, menurut saudara/saudari penyakit Tuberkulosis Paru dapat menular kepada
anggota keluarga lain karena :