Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PENDAHULUAN PERSONAL HYGINE

Disusun oleh :

Nama : Zhenvio Gilang Anggariesta

NIM : 17010171

PROGRAM STUDI SI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN dr. SOEBANDI JEMBER
YAYASAN JEMBER INTERNATIONAL SCHOOL
2021
BAB 1

LAPORAN PENDAHULUAN

1.1 PENGERTIAN

Personal Hygiene berasal dari bahasa Yunani yaitu personal yang artinya perorangan
dan hygiene berarti sehat. Jadi personal hygiene merupakan suatu tindakan untuk memelihara
kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis. Perawatan diri
adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi kebutuhan guna
mempertahankan kehidupannya, kesehatan, kesejahteraan, sesuai dengan kondisi kesehatan,
klien dinyatakan terganggu keperawatan dirinya jika tidak dapat melakukan perawatan diri
(Depkes 2000). Ukuran kebersihan atau penampilan seseorang dalam pemenuhan kebutuhan
Personal Hygiene berbeda pada setiap orang sakit karena terjadi gangguan pemenuhan
kebutuhan. Perawat dapat memberikan informasi-informasi tentang personal hygiene yang
lebih baik terkait dengan waktu atau frekuensi aktifitas, dan cara yang benar dalam
melakukan perawatan diri.

Cara perawatan diri manusia untuk memelihara kesehatan mereka disebut hygiene
perorangan (Potter & Perry. 2005). Personal hygiene adalah upaya seseorang dalam
memelihara kebersihan dan kesejahteraan dirinya untuk memperoleh kesejahteraan fisik
(Muhammad, 2007).

1.2 KEBUTUHAN FISIOLOGIS (HYGINE)

1. Kulit
Kulit adalah organ aktif yang berfungsi sebagai pelindung, ekskresi, regulasi
temperature, dan sensasi. Kulit mempunyai tiga lapisan, yaitu epidermis, dermis, dan
hypodermis (Asmadi, 2008).

a. Epidermis
Adalah lapisan terluar terdiri dari berbagai sel lapis yang tipis dimana ada
perbedaan dalam berbagai tingkat kematangan. Lapisan paling dalam dari sel ini
berfungsi untuk mengganti sel yang mati.

b. Dermis
Adalah lapisan yang lebih tebal yang terdiri dari sekelompok kolagen dan
fiber – fiber yang elastis untuk mendukung epidermis. Fiber syaraf, pembuluh darah,
kelenjar keringat, kelenjar sebasea, dan folikel rambut melewati lapisan dermal.
Kelenjar sebasea mensekresi sebum, minyak, cairan odorous, hingga folikel rambut.

c. Hypodermis atau subkutan


Lapisan subkutan terdiri dari pembuluh darah, syaraf, limpa, dan jaringan
pengikatyang berisi sel lemak. Jaringan lemak adalah insulator panas bagi tubuh.
Subkutan juga menjadi pendukung lapisan kulit atas yang menahan stressor dan
tekanantanpa injury.

2. Kuku kaki dan tangan


Kaki, tangan, dan kuku selalu diperuntukkan untuk memberi perhatian yang
khusus untuk mencegah infeksi. Apakah ada luka pada kaki termasuk adakah
pertumbuhan atau luka pada kulit bagian atas, bisa nyeri dan pada pasien normal
kemampuan berjalan. Kuku adalah jaringan epitel yang tumbuh dari akar nail bed,
yang terletak di kulit pada nail groove, yang disembunyikan oleh fold kulit, disebut
cuticle, kuku juga memilki body nail, itu berbentuk area putih, disebut lunula.
Dibawah kuku terdapat lapisan epiteldisebut nail bed. Kuku yang normal dan sehat
transparan, lembut, dan konveks, dengan warna nail bed merah jambu. Penyakit
dapat memengaruhi bentuk, ketebalan, dan curvature dari kulit (Alimul, 2006).

3. Rongga Mulut
Rongga mulut dibatasi oleh membrane mukosa yang berhubungan dengan
kulit. Rongga mulut terdiri dari bibir yang disekitarnya mulut yang terbuka, pipi
berada disepanjang rongga, lidah dan ototnya, hard dan soft palate. Mukosa mulut
normalnya berwarna merah jambu terang (light pink) dan lembab. Pada dasar mulut
dan area bawah lidah kaya akan pembuluh darah.tipe dari ulcer atau trauma dapat
mengakibatkan perdarahan. Ada 3 kelenjar saliva yang mensekresikan 1 liter saliva
per hari. Kelenjar buccal ditemukan pada mukosa yang membatasi pipi dan mulut
yang mencegah hygiene dan kenyamanan pada jaringan oral (Alimul, 2006).

Gigi adalah organ mengunyah, atau mastication. Mereka didesain untuk


memotong, menyobek, dan mematahkan makanan sehingga dapat dicampur dengan
saliva dan ditelan. Gigi yang normal terdiri dari kepala, leher, dan akar. Gigi yang
sehat terlihat putih, bersinar, dan berdiri sendiri. Kesulitan mengunyah dapat
berkembang sewaktu sekeliling gusi menjadi inflamasi atau infeksi atau ketika gigi
tanggal. Oral hygiene yang teratur dibutuhkan untuk menjaga integritas area gigi dan
untuk mencegah gingivitis, atau inflamasi gusi (Alimul, 2006).

4. Rambut
Pertumbuhan rambut, distribusi, dan pola dapat mengindikasikan status
kesehatan orang secara umum. Perubahan hormone, emosional, dan stress fisik,
umur, infeksi, dan penyakit tertentu dapat memengaruhi karakteristik rambut
(Syaifuddin, 2004).

5. Mata, Telinga, dan Hidung


1.3 FAKTOR YANG BERPENGARUH

Menurut Tarwoto Wartonah factor-factor yang mempengaruhi personal hygiene adalah:


a. Citra tubuh
Citra tubuh merupakan konsep subjektif seseorang tentang penampilan fisiknya.
Personal hygiene yang baik akan mempengaruhi terhadap peningkatan citra tubuh
individu. Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan diri
misalnya karena adanya perubahan fisik sehingga individu tidak peduli terhadap
kebersihannya.
b. Praktik sosial
Kebiasaan keluarga, jumlah orang di rumah, dan ketersediaan air panas atau air
mengalir hanya merupakan beberapa faktor yang mempengaruhi perawatan personal
hygiene. Praktik personal hygiene pada lansia dapat berubah dikarenakan situasi
kehidupan, misalnya jika mereka tinggal dipanti jompo mereka tidak dapat
mempunyai privasi dalam lingkungannya yang baru. Privasi tersebut akan mereka
dapatkan dalam rumah mereka sendiri, karena mereka tidak mempunyai kemampuan
fisik untuk melakukan personal hygiene sendiri.
c. Status sosio ekonomi
Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi, sikat gigi,
shampo dan alat mandi yang semuanya memerlukan uang untuk menyediakannya.
d. Pengetahuan
Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena pengetahuan yang baik dapat
meningkatkan kesehatan. Kendati demikian, pengetahuan itu sendiri tidaklah cukup.
Seseorang harus termotivasi untuk memelihara perawatan diri. Seringkali
pembelajaran tentang penyakit atau kondisi yang mendorong individu untuk
meningkatkan personal hygiene. Misalnya pada pasien penderita Diabetes Melitus
selalu menjaga kebersihan kakinya.
e. Budaya Kepercayaan kebudayaan dan nilai pribadi mempengaruhi personal hygiene.
Orang dari latar kebudayaan yang berbeda mengikuti praktik perawatan diri yang
berbeda. Disebagian masyarakat jika individu sakit tertentu maka tidak boleh
dimandikan
f. Kebiasaan seseorang Setiap individu mempunyai pilihan kapan untuk mandi,
bercukur dan melakukan perawatan rambut. Ada kebiasaan orang yang menggunakan
produk tertentu dalam perawatan diri seperti penggunaan shampo, dan lain-lain.
g. Kondisi fisik Pada keadaan sakit, tentu kemampuan untuk merawat diri berkurang
dan perlu bantuan untuk melakukannya.

Anda mungkin juga menyukai