Dimas Faisal L - KMB 2
Dimas Faisal L - KMB 2
Dosen Pembimbing:
Ns. Nina Gartika, M.Kep
Oleh
Dimas Faisal Luthfi S
302017025
Empyema tuberculosis merupakan infeksi aktif, kronis dari rongga pleura yang berisi
sejumlah besar mycobacterium tuberculosis. Komplikasi yang jarang dari pleuropulmonary
TB dibandingkan dengan efusi pleura TB yang dihasilkan dari suatu respon inflamasi yang
berlebihan terhadap infeksi pleura pausibasilary lokal. Proses inflamasi mungkin sudah ada
tetapi dengan gejala klinis yang tidak jelas. Seringnya, pasien datang pada saat foto thoraks
rutin atau setelah berkembangnya fistula bronkopleural atau empiema necessitates.
2. Etiologi
Empiema terjadi karena proses infeksi spesifik dan infeksi non spesifik.
Empiema TB adalah salah satu bentuk dari komplikasi TB, diagnostik TB
berdasarkan klinis adalah adanya gejala khas TB yaitu batuk lebih dari 2
minggu, keringat malam, penurunan nafsu makan, dan penurunan berat
badan. Diagnostik TB selain berdasarkan klinis juga pemeriksaan
penunjang mikrobiologi dan radiologi
1
TB paru disebabkan oleh kuman mycobacterium tuberculosis yang dapat
ditularkan ketika seseorang penderita penyakit paru aktif mengeluarkan
organisme. Indivudu yang rentan menghirup dropelet dan menjadi
bterinfeksi. Bakteria di transmisi ke alveoli dan memperbanyak diri. Reaksi
inflamasi menghasilkan eksudat di alveoli dan bronkopneumonia,
granuloma, dan jaringan fibrosa (smeltzer&bare,2015).
3. Klasifikasi
2
Tuberkulosis paru diklasifikasikan menurut wahid & imam
terapi.
kali
Gambaran radiologik
3
II. TB paru BTA negatif dengan kriteria:
radiologik positif
4. Komplikasi
Menurut sudoyo, dkk (2009) komplikasi yang dapat terjadi pada klien
dengan tuberkulosis paru yaitu:
Empiema
Penumpukan cainra yang terinfeksi atau pus (nanah) pada cavitas
pleura, rongga pleura yang disebabkan oleh terinfeksinya pleura
oleh bakteri mcrobacterium tuberculosis (pleuritis tuberculosis).
Pleuritis tuberkulosa
Terjadi melaui fokus subpleura yang robek atau melalui aliran getah
bening. Sebab lain dapat juga dari robeknnya perkijuan kearah
saluran getah yang menuju rongga pleura , iga atau columna
vetebralis.
Efusi pleura
4
Keluarnya cairan dari pembuluh darah atau pembuluh limfe kedalam
jaringan selaput paru , yang disebabkan oleh adnya penjelasanya
material masuk kerongga pleura.material mengandung bakteri
dengan cepat mengakibatkan reaksi inflamasi dan exudat pleura.
Laringtis
Infeksi mycobacterium pada laring yang kemudian menyebabkan
laringritis tuberculosis.
TBC milier (tulang usus otak limfe)
Bakteri mycrobacterium tuberculosis bila masuk dan berkumpul di
dalam saluran pernafasan akan berkembang biak terutama pada
orang yang daya tahan tubuhnnya lemah dan dapat menyebar
melalui pembuluh darah atau kelenjar getah bening. Oleh karena itu
infeksi mycrobacterium tuberculosis dapat menginfeksi seluruh
orang tubuh seperti paru,otak , ginjal , ddan saluran pencernaan.
5. Patofisiologi
Mycrobacterium tuberkulosis
Dfrolet
Menetap di udara
terhirup
5
efusi pleura
sekret meningkat
sesak
respon batuk
pengunaan otot”abdomen
refleks fagal
mual muntah/anoreksia
defisit nutrisi
6. Penatalaksanaan
Menurut zain (2001) membagi penatalaksanaan tuberkulosis paru menjadi tiga
bagian pengobatan dan penemuan penderitaan
1. Pemeriksaan kontak, yaitu pemeriksaan terhadap
individu yang bergaul erat dengan penederita TB
paru BTA postof. Pemeriksaan meliputi tes
tuberkulin, klinis dan radiologis. Bila tes tuberkulin
positif maka pemeriksaan radiologis foto thoraks
diulang pada 6 dan 12 bulan mendatang.
6
2. Mass chest X-ray , yaitu pemeriksaan massal
terhddap kelompok populasi tertentu misalnnya:
Karyawan rumah sakit/puskesmas /balai pengobatan
, Penghuni rumah tahanan.
3. Vaksinasi BCG dapat melindungi anak berumur
kurang dari 15 tahun samapai 80%, akan tetapi
dapat mengurangi makna pada tes tuburkulin.
Tujuan pengobatan pada penderita TB paru selain mengobati , juga untuk untuk mencegah
kematian , kekmbuhan , resistensi terhdap OAT,serta memutuskan mata rantai penularan .
untuk penata laksanaan pengobtan tuberkulosis paru, berikut inin adalah hal yang penting u
tuk diketahui. Mekanisme kerja obat anti-tuberkulosis (OAT) (arif mutqqin 2012).
7. Pemeriksaan Penunjang
Uji tuberkulin
Pemeriksaan radiologi
Pemeriksaan bakterilogis
Pemeriksaan patologi anatomi
Uji BCG
7
DAFTAR PUSTAKA
Tabrani. 2010. Bakteri ini tidak tahan terhdap ultra violet , karena itu
penurannya terutama terjadi pada malam hari .
Smeltzer & bare. 2015. Reaksi inflamasi menghasilkan eksudat di alveoli dan
bronkupneumoni.
Mutqqin arif . 2012 . apabila bakteri ini terhirup oleh orang sehat maka orang
itu berpontesi terkena bakyteri tuberculosis
8
A. PENGKAJIAN
1. Identitas Pasien
Nama Pasien : Ny.N
Tanggal Lahir : 33 tahun / 14-07-1982
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Blok tanah baru RT 15 RW 02 utara
penembehan plered kabupaten cirebon
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Status : Kawin
Nomor RM :
Diagnosa Medis : TB paru dengan empiyema thorak sinistra
9
Tanggal Pengkajian : 22 Desember
Tanggal Masuk RS : 21 Desember
3. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama
Pasien mengeluh sesak
b. Riwayat Kesehatan Sekarang
Sejak 1 minggu SMRS pasien merasakan perut membesar disertai mual dan
muntah diare , panas badan naik turun meningkat pada malam hari, pasien
juga mengeluh berat badan menurun sebanyak 20 kg selama 3 bulan adanya
keringat berlebihan pada malam hari , batuk berdahak yang hanya di periksa
di puskesmas dan pasien belum pernah mendapatkan / mengkonsumsi obat
yang dapat membuat air kencing menjdai merah. Pasien mengeluh sesak
nafas oleh karena itu yang membuat kondisinya semakin menurun dan
memutuskan untuk dirawat di RS cirebon karena tidak ada perbaikan dan
terdapat. Oedema pad kedua kaki sehingga dari RS cirebon merujuk pasien ke
RSHS bandung.
c. Riwayat Kesehatan Dahulu
Sejak 3 bulan yang lalu pasien merasakan nyeri perut dan memperbesar tetapi
hanya di periksa di puskesmas dan dirawat dirumah , pasien tidak memiliki
riwayat penyakit DM dan hipertensi.
d. Riwayat Kesehatan Keluarga
Ayah dan ibu pasien tidak memiliki riwayat keluarga. Didalam keluraga tidak
ada anggota keluarga yang menderita penyakit yang sama dengan pasien
ataupun penyakit lainnya seperti DM, hipertensi atau jantung.
10
Pasien dengan keadaan seperti ini merasa kesulitan untuk melakukan aktivitas
dan nmelihat suami pasien merasa kasihan berharap pasein bisa sembuh
kembali
b. Data Sosial
Pasien merasa lelah dan pasrah dengan penyakitnya. Pasien mengungkapkan
harapan dan perasaannya agar bisa sembuh kembali dan segera ingin
berkeumpul kembali dengan keluarganya.
c. Data Spiritual
a. Praktik ibadah saat di rumah
pasien selalu melakukan ibadah sollat pengajian dzikir , tetapi semenjak
sakit ibadah pasien terhambat karena penyakit nya tetapi sollat masih
dilakukan di tempat tidur
b. Praktik ibadah saat di rumah sakit
Pasien masih melakukan ibadah sollat di RS walaupun di tempat tidur dan
di b imbimng oleh suami nya dan pasien merasa dihadapinya ini adalah
merupakan cobaan dari SWT , dan yakin bisa menjalaninya dengan
pasrah dan ikhlas
Tidak terkaji , namun harus dikaji mengenai kegiatan ibadah pasien pada saat
sakit contohnya sollat, mengaji.
5. Riwayat Activity Daily Living (ADL)
No Kebiasaan di rumah di rumah sakit
1 Nutrisi Klien makan 3x Pasien makan 3x sehari
Makan sehari , dengan menu dengan menu dari
Jenis seadanya , kadang juga rumah sakit dan hanya
Frekuensi mengkonsumsi ikan , menghabiskan
Porsi atau sayuran setengah porsi setiap
Keluhan makan
11
Konsistensi
Keluhan
BAK Pasien BAK sekitar
Frekuensi sering dengan warn
Warna kuning jernih
Jumlah (cc)
Keluhan
3 Istirahat dan tidur Pasien tidur selama 6-7 Pasien malam hari
Waktu tidur jam per hari. Dan tidak bisa tidur dan
o Malam, pukul kadang-kadang tidur siangnnya baru bisa
o Siang, pukul siang tidur tetapi tidak
Lamanya nyenyak karenaa sesak
Keluhan nafas
4 Kebiasaan diri Pasien mandi dan Pasien hanya diseka
Mandi gosok gigi 2x sehari. 1xsehari dan gosok
Perawatan kuku Memotong kuku gigi 1x sehari oleh
Perawatan gigi 1x/minggu suaminya.
Perawatan rambut
Ketergantungan
Keluhan/gangguan
6. Pemeriksaan Fisik
a. Status Kesehatan Umum
Penampilan umum :
Kesadaran :
Tanda-tanda vital : TD = 110/70 mmHg
HR = 100 kali/menit
RR = 40 kali/menit
S = 36,5 OC
Status Antopometri : BB =
TB =
IMT =
b. Sistem Pernapasan
Hidung pasien simetris dan terlihat bersih terpasang binasal canul 3ltr/menit,
mukosa hidung lembab, terdapat pernapasan cuping hidung, tidak tampak
adanya kelainan bentuk dada, pengembangan dada simetris.
c. Sistem Kardiovaskular
Konjungtiva pucat anemis, adanya peningkatan pena jugularis dengan nilai
jpv 5+3 cm H2O, teraba kuat arteri karotis. Terdengar bunyi jantung 1 dan 2
normal, kulit terlihat sianosis, kulit hangat dan CRT <3 detik.
12
d. Sistem Pencernaan
Tidak ada pendarahan atau radang gusi, tidak ada tanda tanda infeksi pada
mulut. Hepar tidak teraba peristaltik 5x/menit. Pasien BAB 5x sehari.
e. Sistem Endokrin
Tidak terkaji ,namun harus dikaji hal hal seperti ada rasa nyeri atau tidak
terpasang kateter atau tidak.
f. Sistem Perkemihan
Tidak terkaji , namun harus terkaji apakah terpasang kateter
g. Sistem Persarafan
N1 (Olfaktorius): tidak terkaji namun harus dikaji dapat membedakan bau
atau tidak
N2 (Optikus): tidak terkaji , namun harus dikaji mampu membaca papan
nama perawat dalam jarak 30 cm.
N3, N4, N6 (Okulomotoris, Trokhealis, Abdusen): tidak terkaji namun
harus dikaji mengenai gerak bola mata ke segala arah
N5 (Trigeminus): tidak terkaji mengenai mata klien saat reflek cahaya
langsung
N7 (Fasialis): tidak terkaji
N8 (Auditorius): tidak terkaji namun harus dikaji kemampuan mendengar .
N9 dan N10 (Glosofaringeus):tidak terkaji
N11 (Asesorius): tidak terkaji
N12 (Vagus): tidak terkaji
Pemeriksaan Tanda Meningeal
- Test kaku kuduk (+)
-
h. Sistem Muskuloskeletas
Tidak ada nyeri pada tulang belakang namun pasien menyatakan tidak bisa
menggerakan kedua kaki, karena terdapat pada dua kakinya.
i. Sistem Integumen
Tugor kulit baik lemas pada wajah klien .
j. Sistem Reproduksi
Pasien menolak saat akan dilakukan pemeriksaan.
13
7. Pemeriksaan Diagnostik
a. Pemeriksaan foto thorax pada tanggal 21desember
Kesan: TB paru aktif , efusi pleura kiri dan tidak ada kardiomegali
USG pad tanggal 22 Desember
Kesan : efusi pleura sanistra di sertai paru kolaps di medial
“Tambahkan foto ct-scan jika ada”
b. Pemeriksaan Laboratorium
14
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan
Analisa Gas Darah
- pH
- PCO2
- PO2
- HCO3
- TCO2
- Base Excess
- Saturasi O2
c. Program Terapi
Tanggal 5 November 2019
Kotrimoksazol 1x960 mg/po FDC OAT line 1 1x2 tab
Flucunazole 1x150mg/po
KSR 1x1200mg/po
Albumin 20% 1x100
Paracetamol 3x500mg/po
Omeprazole 1x40mg/IV
B. ANALISA DATA
No. Data Subjektif Etiologi Masalah
15
1. DS: mcyobacterium tuberkulosis Bersihan jalan
Pasien mengeluh sesak ↓ nafas tidak
nafas Saluran pernafasan efektif
. ↓
Masuk dalam lapang paru
DO: ↓
Tekanan darah 110/70 alveoli
mmhg ↓
RR 40x/menit ↓
tuberkel
Suhu 36,5 C
↓
Penurunan kesadaran
Infeksi primer pada alveoli
↓
Produksi sekret
↓
Batuk produktif
↓
Sekret kental
↓
Bersihan jalan nafas tidak
efektif
alveoli
proses peradangan
16
tuberkel
DO:
-Porsi makan Pasien tidak infeksi primer pada alveoli
habis
-Pasien 4 kali ganti pempers TBC primer
-diare
Tekanan darah 110/70 meluas
mmhg
Nadi 100x/menit Hematogen
RR 40x/menit
Suhu 36.5 C Bakterimia
Peritonoium
Asam lambung meningkat
Mual muntah
Anoreksia
17
D. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
Nama Pasien : Ny. N Ruangan : Azalea
No. Medrek : 0001489931 Diagnosa Medis : TB paru
Diagnosa
No. Tujuan Intervensi Rasional
Keperawatan
1 Bersihan jalan nafas Setelah dilakukan tindakan keperawatan Respiratory Monitoring
tidak efektif selama 2 x 24 jam bersihan jalan nafas 1) Monitor pola nafas (frekunsi kedalaman 1) Untuk mengatahui apakah
dapat teratasi, dengan kriteria: usaha nafas ) pola nafas pasien normal
a. Respirasi dalam batas normal 2) Monitor sputum atau tidak
20x/menit
b. Adanya penurunan produksi
sputum 2) Untuk mengetahui tekstur
c. Pola nafas membaik Terapetutik sputum
3) Berikan terapi oksigen sesuai indikasi 3) Terapi oksigen diberikan
4) Posisikan semi fow-ler 12 – 16 liter
5) Lakukan penghisapan lendir kuarang dari MV=VT x RR 6-8/50kg
15 detik 50 x 6 = 330 x 40=12000
ml > 12 liter
Edukasi 50 x 8 =440 x 40=
Ajarkan teknik batuk efektif. 16000ml > 16 liter
Memakai Non rebreating
mask
18
4) Meningkatkan ekpansi
paru dan memudahkan
pernafasan
5) Untuk membersihakan
jalan nafas
6) Suatu metode batuk
dengan benar, dimana
pasien dapat menghemat
energi sehingga tidak
mudah lelah dan dapat
mengeluarkan dahak
secara maksimal.
19
2. Risiko defisit nutrisi Setelah dilakukan tindakan keperawatan Manajemen nutrisi observasi
selama 2 X 24 jam risiko defisit nutrisi 1) Identifikasi status nutrisi Manajemen nutrisi observasi
tertasi dengan kriteria hasil : 2) Identifikasi makanan yang disukai 1) Memvalidasi dan
a. Mual dan muntah (-) 3) Monitor asupan makanan menetapkan derajat
b. Porsi makan habis 4) Monitor berat badan masalah untuk
c. BB bertambah menetapkan pilihan
d. Keluhan diare berkurang 2) Untuk meningkatkan
Terapeutik nafsu makan pasien.
1) Lakaukan oral hygine sebelum makan. 3) Untuk mengukur ke
2) Berikan makan tinggi kalori dan tinggi efektipan asupan gizi
protein. dan dukungan cairan.
4) Untuk mengetahui
berat badan.
Terapeutik
5) Menurunkan rasa tidak
enak karena sisa makan
sisa seputum atau obat
pada pengobatan sistem
pernapasan yang dapat
merangsang pusat
20
muntah.
6) Agar pasien memenuhi
kebutuhan kalori dan
protein yang
meningkat.
21
Nama Pasien : Ny. N Ruangan : Azalea
No. Medrek : 0001489931 Diagnosa Medis : TB paru
22
Hari/Tanggal DX Waktu Implementasi dan Catatan Perkembangan Evaluasi Paraf
I 13.30
23
Hari/Tanggal DX Waktu Implementasi dan Catatan Perkembangan Evaluasi Paraf
24
RESUME ANALISIS TINDAKAN KEPERAWATAN
STASE KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
Rasionalisasi Prosedur
RASIONAL
NO KEGIATAN
(Integrasi Jurnal)
1. Persiapan: Batuk efektif adalah
tindakan yang diperlukan
Pra Interaksi
untuk membersihkan sekret.
a. Validasi nama pasien Batuk efektif merupakan
b. Keadaan umum dan TTV suatu metode batuk yang
c. Pastikan tidak ada kontraindikasi benar, dimana pasien dapat
Alat: menghemat energi sehingga
25
2. Langkah kerja: mencegah efek samping
dari retensi ke sekresi.
Orientasi
Dampak dari pengeluaran
a. Mengucapkan salam. dahak yang tidak lancar
b. Memperkenalkan diri. antara lain kesulitan
c. Menjelaskan tujuan prosedur tindakan. bernapas, gangguan
d. Menanyakan kesiapan pasien. pertukaran gas, sianosis,
kelelahan, apatis serta
26
napas dan batukkan dengan kuat.
m. Menampung lendir dalam sputum pot.
n. Merapihkan posisi pasien agar nyaman.
o. Menanyakan respon pasien.
p. Membaca hamdalah.
q. Mencuci tangan.
Fase Terminasi
a. Mengevaluasi tindakan.
b. Menjelaskan rencana tindak lanjut.
c. Berpamitan kepada pasien.
d. Mengucapkan salam.
27