Oleh :
ANNISA RIZKY HERMAWAN
NIM. 34403517023
AKADEMI KEPERAWATAN
PEMERINTAH KABUPATEN CIANJUR
2020
ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK
PADA NY. A DENGAN DIAGNOSA MEDIS HIPERTENSI
A. Pengkajian
1. Identitas klien
a. Nama : Ny. A
b. Umur : 70 tahun
c. Tempat tanggal lahir : Bogor, 24 November 1950
d. Jenis kelamin : Perempuan
e. Alamat : Kp. Cibadak Rt. 002/Rw. 003, Desa Sukanagalih,
Kecamatan Pacet
f. Agama : Islam
g. Suku/ bangsa : Sunda/Indonesia
h. Pendidikan : SD/Sederajat
i. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
j. Sumber pendapatan : Gaji Pensiunan
k. Status perkawinan : Cerai Mati
2. Identitas penanggung Jawab
a. Nama : Ny. N
b. Umur : 45 tahun
c. Pendidikan : SLTA/Sederajat
d. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
e. Alamat : Kp. Cibadak Rt. 002/Rw. 003, Desa Sukanagalih,
Kecamatan Pacet
f. Hubungan dengan klien : Anak
3. Lingkungan tempat tinggal
Rumah klien tampak bersih, rapih dan nyaman, penerangan bersumber dari
cahaya matahari dari jendela dan lampu yang terpasang di setiap ruangan,
ventilasi cukup terdapat dari jendela, keadaan kamar mandi bersih dan terletak di
dalam rumah, pembuangan air kotor ke septic tank yang letaknya di belakang
rumah, sumber air minum berasal dari air mineral kemasan, pembuangan sampah
ke tempat TPA, rumah klien mempunyai halaman yang cukup luas yang terdapat
pepohonan dan tanaman serta kolam ikan.
4. Keluhan Utama
Nyeri pada kepala
5. Riwayat penyakit
a. Riwayat penyakit sekarang
Pada saat dilakukan pengkajian pada tanggal 13 April 2020 klien
mengeluhkan nyeri pada bagian kepala, nyeri dirasakan ketika banyak
beraktifitas dan berkurang ketika klien beristirahat, nyeri dengan skala 4 (0-
10), nyeri seperti kepalanya ditusuk-tusuk.
b. Riwayat penyakit dahulu
Klien mengatakan memiliki riwayat hipertensi dan tidak pernah menjaga jenis
makannya.
c. Riwayat penyakit keluarga
Klien mengatakan di keluarganya ada yang memiliki riwayat hipertensi.
6. Genogram
Keterangan :
: Laki-Laki
: Perempuan
: Kepala Keluarga
: Klien
: Laki-Laki Meninggal
: Perempuan Meninggal
: Tinggal Serumah
7. Riwayat psikososial
a. Bahasa : Klien menggunakan Bahasa Sunda dan Bahasa Indonesia
sebagai bahasa sehari-hari
b. Citra tubuh : Klien mengatakan menyukai semua bagian tubuhnya
c. Harga diri : Klien mengatakan merasa dirinya berharga
d. Peran diri : Klien mengatakan saat ini ia berperan sebagai janda dan ia
merupakan ibu rumah tangga.
e. Identitas diri : Klien mengatakan menyadari dirinya sebagai seorang
perempuan dan berpakaian seperti seorang perempuan.
8. Nutrisi Metabolik
Klien mengatakan makan dua kali sehari, dengan porsi makan sedikit, nafsu
makan klien cukup, jenis makan yaitu nasi, lauk pauk seperti ikan asin, dan tidak
menjaga jenis makanannya.
9. Eliminasi
Klien mengatakan BAK 5-6 kali sehari, dalam waktu pagi siang dan malam,
tidak ada keluhan ketika BAK. Klien mengatakan BAB dalam satu hari bisa 1-2
kali sehari tergantung makanan yang di makan, BAB lancar, tidak ada keluhan
saat BAB.
10. Aktifitas Pola Latihan
Klien mengatakan mandi 2 kali sehari, menggosok gigi sehari 3 kali sehari,
keramas 1 kali dalam seminggu, memotong kuku satu kali dalam seminggu,
aktifitas sehari-hari klien menjadi ibu rumah tangga, tidak ada keluhan saat
beraktivitas.
11. Pola Istirahat Tidur
Klien mengatakan biasa tidur/istirahat pada malam hari yaitu pada pukul
20.00, sedangkan pada siang hari klien membiasakan diri untuk tidur siang 1-2
jam.
12. Pemeriksaan khusus gerontik
a. Masalah kesehatan kronis
B. Analisa Data
No. Data Etiologi Masalah
1 DS : Peningkatan Tekanan Nyeri
Klien mengatakan nyeri pada Vaskuler Serebral
kepala bagian belakang yang
dirasakan ketika terlalu
banyak berkatifitas dengan
skala nyeri 4 (0-10)
DO :
TD : 150/90 mmHg
2 DS : Kurang informasi Kurang
Klien mengatakan tidak pengetahuan
minum obat secara teratur
DO :
Klien makan makanan yang
tersedia.
C. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskuler serebral
2. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi
D. Intervensi Keperawatan
No. Diagnosa NOC NIC
1. Nyeri Kontrol nyeri Manajemen Nyeri
1. Mengenali kapan nyeri 1. Lakukan pengkajian nyeri
terjadi komprehensif yang meliputi
2. Menggambarkan faktor lokasi, karakteristik,
penyebab onset/durasi, frekuensi,
3. Menggunakan tindakan kualitas, intensitas atau
pencegahan beratnya nyeri dan faktor
4. Menggunakan teknik pencetus
pengurangan nyeri 2. Observasi adanya petunjuk
tanpa analgesic nonverbal mengenai
5. Menggunakan ketidaknyamanan terutama
analgesic yang pada mereka yang tidak
direkomendasikan dapat berkomunikasi secara
6. Melaporkan nyeri efektif
terkontrol 3. Gali pengetahuan dan
kepercayaan mengenai nyeri
4. Berikan informasi mengenai
nyeri, seperti penyebab,
berapa lama nyeri dirasakan,
dan antisipasi
ketidaknyamanan akibat
prosedur
5. Kendalikan faktor
lingkungan yang dapat
mempengaruhi respon
pasien terhadap
ketidaknyamanan (missal
suhu ruangan, pencahayaan,
suara bising)
6. Kurangi atau eliminasi
faktor-faktor yang dapat
mencetusakan atau
meningkatkan nyeri (missal
ketakutan, kelelahan,
keadaan monoton dan
kurang pengetahuan)
7. Ajarkan penggunaan
nonfarmakologi (seperti
biofeed back, TENS,
hypnosis, relaksasi, terapi
music, terapi bermain,
aplikasi panas/dingin dan
pijatan, sebelum, sesudah
dan jika memungkinkan
ketika melakukan aktivitas
yang menimbulkan nyeri
terjadi atau meningkat, dan
bersamaan dengan tindakan
penurun rasa nyeri lainnya)
8. Ajarkan metode farmakologi
untuk menurunkan nyeri
9. Berikan individu penurun
nyeri yang optimal dengan
peresepan analgetik
10. Evaluasi keefektifan dari
tindakan pengontrol nyeri,
catat perubahan dalam
catatan medis, informasikan
pertugas kesehatan lain yang
merawat pasien
11. Dukung istirahat/tidur untuk
membantu penurunan nyeri
2. Kurang Pengetahuan: Diet Sehat 1. Kaji tingkat pengetahuan
pengetahu 1. Pemahaman mengenai pasien mengenai diet yang
an penyakit disarankan
2. Pemahaman mengenai 2. Kaji pola makan pasien saat
diet sehat ini dan sebelumnya,
termasuk makanan yang
disukai dan pola makan saat
ini
3. Ajarkan pasien nama-nama
makanan yang sesuai dengan
diet yang disarankan
4. Informasikan pada pasien
jangka waktu pasien harus
mengikuti diet yang
disarankan
5. Instruksikan pasien untuk
menghindari makanan yang
dipantang dan
mengkonsumsi makanan
yang diperbolehkan
6. Bantu pasien untuk memilih
makanan kesukaan yang
sesuai dengan diet yang
disarankan
7. Bantu pasien untuk
mengganti bumbu masakan
yang pasien suka ke dalam
diet yang disarankan
8. Observasi bagaimana pasien
memilih makanan
9. Tekankan pemantauan yang
berkelanjutan dan beritahu
pasien jika harus merubah
program diet yang
disarankan segera mungkin