Anda di halaman 1dari 11

WANITA DALAM DUNIA OLAHRAGA

SOSIOLOGI OLAHRAGA

Dosen Pengampu : “ Yan Indra Siregar S.Pd., M.Pd. “

Disusun Oleh :

1. Joshua Saragih
2. Joy Brema Sembiring
3. Kintan Sinaga
4. Louis Manogi Romualdus Simbolon
5. SIhol Albert Damanik

PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA

FAKULTAS ILMU KELAHRAGAAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2020
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa,
yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah dengan singkat dan tepat pada waktunya. Makalah ini
membahas tentang “Wanita Dalam Dunia Olahraga”.

Dalam pembuatan makalah ini, kami menyadari banyak kekurangan


dalam hal pengetikan maupun pemilihan kata yang tepat. Oleh sebab itu, saya
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca agar
penulisan makalah kami dapat lebih baik lagi di lain kesempatan.

Kelompok VI

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................i

DAFTAR ISI......................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1

A. Latar Belakang......................................................................................................1
B. Tujuan.....................................................................................................................1
C. Manfaat...................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................................2

BAB III KESIMPULAN...................................................................................................8

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keterlibatan Wanita jaman sekarang dalam olahraga bukan hal yang baru.
Menurut sejarahnya, wanita sudah menjadi penonton dan peserta. Kegiatan mereka
sekarang berkisar dari rekreasi sederhana di massa lampau menjadi pendidikan serius,
Internasional dan kompetisi professional, bukan hanya itu, peraturan jenis kelamin
yang diharapkan selama bertahun-tahun telah terbukti sebagai hambatan-hambatan
hasil untuk mewujudkan secara penuh potensi olahraga mereka. Meskipun peraturan-
peraturan dalam olahraga sekarang tidak berpedoman. Sebagian besar kegiatan secara
harfiah ketidakadilan terhadap sikap atau memihak sebagian pihak dan individu
berdasarkan jenis kelamin masih berlangsung dan tetap.

B. Tujuan
1. Untuk memenuhi salah satu tugas matakuliah Sosiologi Olahraga
2. Menambah wawasan mengenai Wanita Dalam Dunia Olahraga
C. Manfaat
Dapat memahami materi perkuliahan mengenai Wanita Dalam Dunia Olahraga

1
BAB II

PEMBAHASAN

WANITA DALAM DUNIA OLAHRAGA


Wanita

Menurut sejarahnya, wanita sudah menjadi penonton dan peserta. Kegiatan mereka
sekarang berkisar professional, bukan hanya itu, peraturan tentang jenis kelamin yang
diharapkan bertahun-tahun ialah terbukti sebagai hambatan-hambatan hasil untuk
mewujudkan secara penuh potensi olahraga mereka.

A. Latar Belakang Wanita dalam Olahraga


Secara kronologis wanita dengan olahraga penting untuk dua hal yaitu :
1. Hal itu membuktikan penilaian untuk mengerti dan menilai pengalaman olahgraga
mereka di jaman sekarang
2. Untuk memunjukkan dasar-dasar beberapa ide, khususnya mitos yang tidak
menguntungkan bagi wanita yang berpartisipasi dalam dunia atletik

Orang Yunani membentuk nilai budaya mereka dan pikiran dalam wujud dewa dan
dewi mereka, dan meletakkan dasar atas berbagai imajinasi atas wanita dalam olahraga di
jaman sekarang.
Dewi orang Yunani telah diketahui ikut serta dalam berbagai macam kegiatan seperti
menuggang kuda, berburu, berenang dan lari. Mitos dewi Amazone (secara harafiah "tanpa
buah dada'") adalah kelompok dari dukun wanita yang hidup terpisah dari pria (kecuali tujuan
menjadi ayah) dan membangun kehidupan matrilinial yang sempurna.

B. Peristiwa Penting dalam Olahraga

Sebelum776 sebelum masehi Herae Games

1831 Chaterine Bee Cheer's kursus senam untuk wanita didirikan.


1837 Mt Holyoke lembaga wanita, dibuka dengan menyedikan latiahan-latihan.
1865 Pendidikan/ sekolah pertama untuk program pendidikan fisik wanita Vassar College.
1870 Middie Morgan menjadi penulis olahraga pertama.
1887 Kejuaraan Nasional tunggu putri pertama.

2
1900 Wanita memulai langkah pertamanya di olimpiade dalam golf dan tennis.
1923 Konferensi White House tentang atletik wanita.
1925 Getrude Ederle menjadi wanita pertama yang melintasi selat inggris.
1928 Wanita dijinkan berpartisipasi di acara lari, trak lapangan di Olimpiade untuk pertama
kali
1932 Babe didirikan membintangi Olimpnde.
1949 Asosoasi Golf wanita ( LPGA ) dibentuk.
1959 Gibson menjadi atlit tennis hitam Profesional pertama.
1968 Kathreline Switzer diskors olal AAU untuk berpartisipasi dalam lomba Bostom
Marathon 26 mil.
1969 Tuesdee Testa menjadi joki wanita periama di Santa Maria
1971 Billic Jean King (petcnis) menjadi atlit wanita pertama yang mendapat $100.00.
1972 Program Title IX disahkan kongres
1973 Penerbitan The Sports Women, Billie Jean King, Bobby Rigg mengadakan
pertandingan tennis di Astrodome
1974 Penerbitan pertama Women Sports" liga kecil berpiagan yang mengijinkan wanita.
1975 Perputaran Tittle IX berpengaruh.
1977 Pertandinagn Basket wanita, dua kali berturut-turut dalan sehari disaksikan 15.000
penonton. Christ Event (pctenis wanita) mcmperolch bayaran $500.000
1978 Pembentukan Liga Baket Profesional.

Pada akhir abad 16, satu olahraga wanita yang diterima hanya oleh kaum ningrat, dan
kemudian hanya diijinkan kegiatan seperti Bulu tangkis, menunggan kuda dan menari.
Kebiasaan ini berlanjut untuk mempertahankan kekuasaan sampai era olahraga ditengah 1800
M.

C. Peranan Wanita dalam Bermasyarakat dan Olahraga

Pergerakan wanita menjadi lebilh efektif dengan berdirinya dua lembaga (I) Women
Action Group (WAG). (2) National Organization of Women (NOW). Tujuan organisasi
untuk menghilangkan perbedaan jenis kelamin dan membawa wanita untuk berpartisi penuh
dalam olahraga arus kemasyarakatan Amerika, pada saat yang sama praktek tidak
membedakan jenis kelamin dalam olahraga tidak diketahui sampai pada awal 1970,
contohnya tidak sampai tahun 1973 NOW mengeluarkan resolusi pada masyarakat. Tugas

3
utama dari NOW adalah mengorganisasi dengan tujuan pengakuan dari pelaksanaan
kejujuran dari proposal ini.

D. Pembentukan Pikiran Pria dalam Olahraga

Olahraga di Amerika disediakan untuk kejantanan "keteraturan dalam barisan" itu


adalah perayaan yang memberi tempat bergerak dari status kehidupan satu ke yang lan. Ini
adalah roda untuk mensosialisasikan kepada masa remaja, pria mempunyai keikutsertaan
secara tradisional dalam olahraga untuk menunjukkan kejantanan melalui liga kecil bascball,
sepak bola pop warner dan sepertinya. Anak muda seakan diberi kesempatan untuk
menunjukkan peranan jenis kelamin dan identitasnya. Bagaimanapun program olahraga untuk
percampuran muda hanya discdiakan dalam jumlah kecil.

Jack Scoot, sebagai pribadi telah memimpin kritik terhadap olahraga sebagai ajang
pembuktian kejantanan. Dengan pegangan latar belakang wanita dalan olahraga dan berapa
problem yang dihadapi kita bergerak kepada diskusi yang lebih intensive tentang peranan
wanita dalam olahraga.

Olahraga Sebagai Kelainan untuk Wanita

Jan Telslin, penulis terkemuka dalam aspek sosial terladap olahraga, menggunakan
kata keanehan sosial dalam menggambarkan peranan wanita dalam olahraga, olahraga
sebagaimana terlihat, terwujud sebaga wujud kejantanan, wanita dalam pandangan
tradisional. Olahraga adalah sebagian dan tidak terpisahkan dari masyarakat dan gambaran
dirinya ketika kulit hitam mulai memaduki ranking olahraga propesional, mereka melawan
dengan berbagai untuk deskriminasi.

Ketika para wanita berkeinginan untuk memasuki dunia olahraga, peranan


partisipator, dia melakukan dengan berbagai resiko sebab kontes secara alamiah.

Golf adalah salah satu bentuk olahraga dimana para wanita diragukan keberadaannya
bagiamanapun ada beberapa kegiatan tentu sejarahnya, tidak diperbolehkan untuk para
wanita diragukan keberadaanya. Menurut norma-norma kebudayaan wanila yaitu termasuk
kontak langsung dengan tubuh, penerapan kekuatan tubuh untuk benda-benda yang berat,
sistem kerja tubuh melalui ke dalam area untuk jarak jauh, dan perlawaan langsung sccara
bersama-sama dalam situasi di mana tubuh yang langsung bersentuhan akan terluka.

4
Kecepatan yang ringan, adalah dicapai dengan alat dan keccpatan yang ringan, adalah
dicapai dengn kegunaan alat yang dibuat.

Wanita tidak diperbolehkan untuk mengangkat yang berat-berat. Lempar lembing,


loncat indah, lari rintangan, atau lari jarak jauh.

A. Mithos Melawan Realita

Olahraga berbahaya bagi tubuh wanita. Kate Smith mengatakan bahwa


olahraga dapat melukai wanita tergantung perkembangan fisik mereka. Gilbert dan
williamsons dalam artikel yang lain mengaitkan 2 dugaan bahwa olahraga bahaya
bagi wanita.

Pertama,pandangan tradisional wanita secara fisik rentan dan lemah. Kedua,


kegiatan fisik melalui olahraga akan menyebabkan wanita berotot secara
berlebihan. Mitos ini menghalangi keberadaan wanita untuk memasuki dunia
olahraga

B. Agen Perubahan Sosial (Khaterine Switsen)


Khaterine Switsen adalah wanita pertama yang akan berlari di Boston
Marathon (1968) dan menerima penundaan dari AAU untuk usahanya. Mitos
kedua sekitar penolakann partisipasi penuh wanita, menyindir secara tidak
langsung bahwa mereka (wanita) akan menjadikan tubuh- tubuh mereka sangat
berotot. Riset medis menghasilkan 2 alasan kenapa wanita tidak akan memperoleh
otot-otot yang menonjol. Hormon Brown, seorang endocroinolog,mencatat.
1. Jumlah lemak tubuh wanita memiliki pelindung perkembangan otot (22%
dibanding 12% milik rata-rata pria)
2. Wanita hanya memproduksi sekitar 5sampai 10% dari jumlah endrogen hormon
sex pria.

Cidera Atlet Wanita Berlainan

Leah Wollenburg, Pelatih Wanita Universitas Minnesota mengatakan para Wanita


tidak lagi melakukan gerakan-gerakan jongkok. Wanita pada umumnya memiliki
kecendrungan menjadi penderita anemia. Hallin mengatakan menstruasi dan segala efeknya
adalah mitos belaka. Para ibi dari setiap generasi, telah memperingatkan anak-anak gadis
mereka untuk tidak berenang,menunggang kuda,atau melakukan olahraga berat lainnya
selama menstruasi.

Sebagian besar dokter kini percaya olahraga sebenarnya membantu mengurangi nyeri
pada perut pada saat menstruasi. Para ahli menyimpulkan tubuh wanita itu sama kuatnya
dengan tubuh pria meski demikian wanita berbeda dalam nmerespon tekanan yang

5
ditimbulkan kegiatan fisik yang menguras tenaga. Atlet wanita tidak hanya mengalami
cedera, hanya karena mereka adalah wanita.

Wanita Berolahraga Bukan untuk Memperoleh Pengakuan

Pendapat ini tidak logis,contoh pada saat para direktur sekolah tinggi akademik atletik
memutuiskan untuk menampilkan atau tidak tim pria berdasarkan kualitas permainan,orang
akan melihat dengan jelas sebuah pengurangan yang dramatis dalam banyak program atletik.
Pendapat ini mengasumsi bahwa semua olahraga untuk pria itu bagus tapi olahraga khusus
untuk wanita haruslah olahraga yang sebisa mungkin menghasilkan kecakapan. Hasil
penelitian menemukan bahwa wanita meningkat, khususnya dalam even-even lapangan
,dimana wanita memperlihatkan peningkatan yang lebih bagus. Kesimpulannya pendapat ini
didasarkan pada para petinggi olahraga. Haruskah kenikmatan dan partisipasi dalam
berolahraga dibatasi hanya untuk Yang paling mahir ? simone De Beauvoir menjawab
pertanyaan ini untuk para wanita.

Dalam dunia olahraga tujuan akhirnya bukanlah kesuksesan yang lepas dari pada
perlengkapan fisik hal ini lebih kepada kesempurnaan dari hasil yang dicapai dalam batasan
masing-masing tipe olahraga : juara tinju kelas Bulu setara dengan petinju kelas berat : juara
ski wanita tidak lebih rendah mutunya dibanding dengan juara pria ,mereka adalah milik dua
kelas yang berbeda

A. Sosialisasi Olahraga Untuk Wanita

Salah satu dari menu menu utama olahraga Amerika adalah remaja –remaja putra
disosialisasikan kedalam olahraga dan remaja-remaja putri disosialisasikan jauh dari dunia
olahraga.

B. Sosialisasi ke Dalam Olahraga


Dalam kajian sosialisasi kedalam olahraga ada tiga bagian variabel yang perlu
diperhatikan.
1. Sifat –sifat pribadi
2. Perantara
3. Struktur sosial

Kebanyakan penelitian terhadap wanita dalam olahraga telah ditunjukkan pada kategori
sifat-sifat pribadi termaksud dalam sifat seperti sikap / pendirian, konsep kewanitaan seperti
image diri sendiri dan konsepp diri sendiri dan kepribadian.

Koehler ingin menemukan perantara yang dominan dalam tiga bidang pengaruh yang
berbeda dalam keterlibatan olahraga.

1. Dorongan awal/ motivasi


2. Ajaran pertama hal-hal pokok
3. Ajaran strategi

6
Dia kemudian membagi subjek dalam 6 grub : sekolah negeri atau swasta,pemula dini atau
lanjut dan individu atau tim olahraga. Penemuannya menunjuk pemula dini tergantung pada
perantara keluarga sementara pemula lanjut tergantung pada perantara yang bukan keluarga.

Dalam penelitian korelasi partisipasi wanita dalam olahraga,synder dan spreitzer membuat
dua grub

1. Wanita yang berpartisipasi dalam senam,basket ball dan trik.


2. Wanita yang tidak berpartisipasi.

Dua Penemuan ini patut diperhatikan .pertama ada perbedaan kecil .pada ketertarikan ibu
dan bapak pada olahraga diantara dua grub. Maksud lain dari sosialisasi yang diinvestiagasi
oleh greendorfer adalah teori peran model/teladan. Dan membuat hipotesa bahwa pria akan
menjadi teladan yang sangat berpengaruh dengan kecendrungan dominasi pria dalam
olahraga di masyarakat kita

7
BAB III

KESIMPULAN

Gender adalah perbedaan peran, fungsi, dan tanggungjawab antara laki-laki dan
perempuan yang merupakan hasil konstruksi sosial dan dapat berubah sesuai dengan
perkembangan zaman.
Kaum wanita sering mendapatkan diskriminasi dibandingkan kaum pria. Diposisikan
pada sebagai orang lemah dan lebih tidak mampu. Dalam hal keolahragaan sendiri, wanita
baru-baru ini telah mengukir banyak prestasi. Jika dulu kaum wanita dianggap tidak dapat
melakukan olahraga berat karena kelemahan fisiknya. Dan olahraga sendiri dianggap adalah
hal maskulin yang tidak cocok untuk wanita. Tidak untuk saat ini. Semakin banyak pula
wanita yang tertarik untuk terjun sebagai atlet.
Selain dari wanita itu sendiri yang semakin percaya diri akan
kekuatannya dan kemampuannya di bidang olahraga, pemerintah dan lembaga lainnya
maupun sekolah ikut berperan dalam hal keolahragaan bagi wanita. Saat ini kesetaraan
gender dalam hal keolahragaan sudah sangat dirasakan.

Anda mungkin juga menyukai