Anda di halaman 1dari 13

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Dari hasil penelitian tentang uji efektifitas antibakteri ekstrak Kulit

Buah Jengkol (Phitecellobium lobatum Benth) terhadap pertumbuhan

Pseudomonas aeruginosa. Didapatkan hasil sebagai berikut :

Tabel 1. Hasil pengukuran diameter zona hambatan (mm) ekstrak Kulit

Buah Jengkol (Phitecellobium lobatum Benth) terhadap Pseudomonas

aeruginosa setelah 1 x 24 jam

Diameter Zona Hambatan (mm) Inkubasi 1 x 24 jam


Kontrol
Kontrol positif negatif
Konsentrasi Ekstrak (Siprofloksasin (Na.
Bakteri uji
30 bpj) CMC
1% b/v)
Ekstrak Ekstrak Ekstrak
4% 6% 8%
Pseudomona 0
0
s aeruginosa 0
Jumlah 0
Rata-rata 0

B. Pembahasan

Penelitian ini menggunakan Kulit Buah Jengkol (Phitecellobium

lobatum Benth) dibuat ekstrak dengan metode maserasi. Pemilihan

metode ini karena tekstur dari simplisia


Pembuatan ekstrak Kulit Buah Jengkol (Phitecellobium lobatum

Benth dengan beberapa konsentrasi yaitu 4%, 6% dan 8% dengan

menggunakan pelarut etanol. Ekstrak etanol Kulit Buah Jengkol

(Phitecellobium lobatum Benth) dievaluasi dengan pengujian efektifitas

bakteri dimana bakteri uji yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

Pseudomonas aeruginosa.

Dari hasil penelitian yang diperoleh bahwa ekstrak Kulit Buah

Jengkol (Phitecellobium lobatum Benth) menghasilkan rata-rata zona

hambatan terhadap pertumbuhan Pseudomonas aeruginosa, diameter

zona hambatan terbesar setelah masa inkubasi 1 x 24 jam ditunjukkan

oleh ekstrak etanol Kulit Buah Jengkol (Phitecellobium lobatum Benth)

dengan konsentrasi 8% yaitu sebesar, selanjutnya diikuti oleh ekstrak

etanol Kulit Buah Jengkol (Phitecellobium lobatum Benth) dengan

konsentrasi 6% dengan diameter mm dan ekstrak etanol Kulit Buah

Jengkol (Phitecellobium lobatum Benth) dengan konsentrasi 2%

dengan diameter mm. Pada pemberian Na. CMC 1% b/v sebagai

kontrol negatif tidak memberikan efek karena hanya merupakan larutan

pembawa sedangkan Siprofloksasin sebagai kontrol positif

memperlihatkan daya hambat sebesar mm. Hal ini karena

Siprofloksasin merupakan Adapun kandungan kimia dari kulit buah

jengkol yang berkhasiat sebagai antibakteri yaitu senyawa tanin.

Aktivitas antimikroba tanin kemungkinan berhubungan dengan

penghambatan enzim antimikroba seperti celulase pektinase dan


xylonase. Selain itu tanin juga dapat meracuni membran sel. Senyawa

tanin dapat membunuh dan menghambat pertumbuhan bakteri dengan

cara bereaksi dengan membran sel, inaktivasi enzim – enzim essensial

dan destruksi atau inaktivasi fungsi dan materi genetik. Tanin berperan

sebagai antibakteri karena dapat membentuk komplek dengan protein

dan interaksi hidrofobik , jika terbentuk ikatan hidrogen antara tanin

dengan protein enzim yang terdapat pada bakteri maka kemungkinan

akan terdenaturasi sehingga metabolisme bakteri terganggu, selain itu

dengan adanya tanin (asam tanat) maka akan terjadi penghambatan

metabolisme sel, mengganggu sintesa dinding sel, dan protein dengan

mengganggu antivitas enzim.

Hasil analisa menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap

(RAL) menunjukkan bahwa pemberian ekstrak Kulit Buah Jengkol

(Phitecellobium lobatum Benth) dengan konsentrasi 4%, 6% dan 8%

b/v, pemberian Na. CMC 1% b/v serta pemberian Siprofloksasin

sebagai kontrol positif memberikan pengaruh yang sangat signifikan

atau ada perbedaan efek yang sangat bermakna terhadap

Pseudomonas aeruginosa, karena dari analisis tersebut menunjukkan

bahwa Fhitung sebesar 670,21** lebih besar dari F tabel baik pada taraf ὰ

0,05 – 0,01 sebesar 3,48 dan 5,99.

Berdasarkan hasil uji lanjutan dengan Uji Rentang Newman-Keuls,

menunjukkan bahwa terdapat efek yang signifikan atau ada perbedaan


efek yang bermakna antara tiap kelompok perlakuan dengan kelompok

kontrol baik kontrol negatif maupun kontrol positif.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan tentang Uji

efektifitas antibakteri ekstrak Kulit Buah Jengkol (Phitecellobium

lobatum Benth) terhadap pertumbuhan Pseudomonas aeruginosa maka

dapat disimpulkan bahwa :

1. Ekstrak Kulit Buah Jengkol (Phitecellobium lobatum Benth) pada

konsentrasi 4% b/v, 6% b/v dan 8% b/v efektif terhadap

pertumbuhan Pseudomonas aeruginosa.

2. Dari hasil analisis varian (ANAVA) menunjukkan bahwa semakin

besar konsentrasi ekstrak Daun Paria Gunung (Cardiospermum

helicacabum) maka semakin besar pula daya hambatnya terhadap

pertumbuhan bakteri Escherichia coli.

B. Saran

Disarankan kepada peneliti selanjutnya untuk melakukan uji

efektifitas antibakteri ekstrak Kulit Buah Jengkol (Phitecellobium

lobatum Benth) dengan pengujian yang berbeda atau dalam bentuk

sediaan lain dan metode ekstraksi yang berbeda.

29

Lampiran 1. Hasil perhitungan statistik Pengukuran Diameter Zona


Hambatan (mm) Uji Efektifitas Antibakteri Ekstrak Kulit Buah Jengkol
(Phitecellobium lobatum Benth) Terhadap Pertumbuhan Pseudomonas
aeruginosa, dengan menggunakan Analisis Varians (ANAVA)

Bakteri Uji Diameter Zona Hambat Tota


l
Kontro
l
Ekstra Ekstra Ekstra Kontrol positif
negatif
k 4% k 6% k 8% (Siprofloksasi
(Na.
b/v b/v b/v n 30 bpj)
CMC
1% b/v
Escherichi 0
a coli 0
0
Jumlah 0
(∑)
Rata-rata 0
a. Perhitungan derajat bebas (db)

db total = Total banyaknya pengamatan – 1

= (5 x 3) – 1

= 14

db perlakuan = Banyaknya perlakuan – 1

=5–1

=4

db galat = db total – db perlakuan

= 14 – 4

= 10

b. Perhitungan Jumlah Kuadrat (JK)

30
JK Total = Y2

= (0)2 + (13,5)2 + (17,8)2 + ……. + (28,7)2

= 5344,49

JK Rata-rata = (Jumlah ∑)2


Total banyaknya pengamatan
= (243,1)2
15

= 3939,84

JK Perlakuan = (Total perlakuan)2 - JK Rata-rata


Banyaknya replikasi

= (40,1)2 + (53,9)2 + (60,6)2 + (88,5)2 -


3939,84
3

= 16017 - 3939,84
3

= 1399,43

JK Galat = Total – total rata-rata – perlakuan

= 5344,49 – 3939,84 – 1399,43

= 5,22

c. Perhitungan Jumlah Kuadrat Total (JKT)

JKT Perlakuan = JK Perlakuan


Db perlakuan

= 1399,43 31
4

= 349,85

JKT Galat = JK Galat


Db galat

= 5,22
10
= 0,522

d. Perhitungan Nilai distribusi F (Fh)

Fh = JKT Perlakuan
JKT Galat

= 349,85
0,522

= 670,21

Tabel Analisis Varians (ANAVA)

Sumber Ft
Db JK JKT Fh
variasi 0,05 0,01
Rata-rata 1 3939,84
Perlakua
4 1399,43 349,85 670,21** 3,48 5,99
n
Galat 10 5,22 0,522
Total 15 5344,49
Keterangan : ** = sangat signifikan = sangat berbeda nyata

Pengujiannya bersifat signifikan karena pada taraf ὰ = 0,01 dan

taraf ὰ = 0,05 didapat : 32

Fh > Ft taraf ὰ 0,01 = 670,21 > 5,99

Fh > Ft taraf ὰ 0,05 = 670,21 > 3,48

Hasil Analisis of Varians (ANOVA) adalah H 0 ditolak pada taraf 0,05

dan 0,01 sehingga hasil pengujiannya bersifat signifikan. Oleh karena itu

dilanjutkan dengan Uji Newman-Keuls.

Sy = Kekeliruan baku untuk setiap kekeliruan

N = Banyaknya pengamatan tiap perlakuan


RJK = Jumlah kuadrat rata-rata kekeliruan

RJK Kekeliruan
Sy = √ n

0,522
= √ 3

= 0,41

Dari daftar E dalam apendiks dengan V = 10 dan ὰ = 0,05 didapat :

P = 2 3 4 5

Rentang = 3,15 3,88 4,33 4,66

Harga rentang yang diperoleh dikalikan dengan 0,41 maka didapat RST (Rentang

Signifikan Terkecil) untuk tiap P sebagai berikut :

P = 2 3 4 5

RST = 1,29 1,59 1,77 1,91

Dari rata-rata perlakuan disusun mulai dari data terkecil sampai yang terbesar. 33

Perlakuan A B C D E
Rata-rata 0 13,4 17,9 20,2 29,5
Langkah terakhir menghasilkan perbandingan antar perlakuan :

A lawan B = 13,4 > 1,29 (Signifikan)

A lawan C = 17,9 > 1,59 (Signifikan)

A lawan D = 20,2 > 1,77 (Signifikan)

A lawan E = 29,5 > 1,91 (Signifikan)

B lawan C = 4,5 > 1,29 (Signifikan)

B lawan D = 6,8 > 1,59 (Signifikan)

B lawan E = 16,1 > 1,77 (Signifikan)

C lawan D = 2,3 > 1,29 (Signifikan)


C lawan E = 11,6 > 1,59 (Signifikan)

D lawan E = 9,3 > 1,29 (Signifikan)

Keterangan :

A = Perlakuan Na. CMC 1% b/v

B = Perlakuan Infus Ekstrak Daun Paria Gunung 1% b/v

C = Perlakuan Infus Ekstrak Daun Paria Gunung 2% b/v

D = Perlakuan Infus Ekstrak Daun Paria Gunung 4% b/v

E = Perlakuan Tetrasiklin 30 bpj

Signifikan : Ada perbedaan efek atau tidak sama efeknya dari

tiap perlakuan

Non Signifikan : Tidak ada perbedaan efek atau sama efeknya dari
34
tiap perlakuan

Lampiran 2. Gambar Tanaman Jengkol (Phitecellobium lobatum Benth)


dan Hasil Penelitian

Gambar 1. Gambar Tanaman Jengkol (Phitecellobium lobatum Benth)


Gambar 2. Proses penggerusan bakteri
Pseudomonas
aeruginosa pada medium

Gambar 3. proses peletakan paper disc ke dalam cawan petri


Gambar 4. Hasil Pengamatan Daerah Zona Hambatan Kulit Buah
Jengkol (Phitecellobium lobatum Benth) terhadap
pertumbuhan Pseudomonas aeruginosa

Gambar 5. Replikasi 1 Zona Hambatan Ekstrak Kulit Buah Jengkol


(Phitecellobium lobatum Benth) terhadap pertumbuhan
Pseudomonas aeruginosa

Gambar 5. Replikasi 2 Zona Hambatan Ekstrak Kulit Buah Jengkol


(Phitecellobium lobatum Benth) terhadap pertumbuhan
Pseudomonas aeruginosa
Gambar 6. Replikasi 3 Zona Hambatan Ekstrak Kulit Buah Jengkol
(Phitecellobium lobatum Benth) terhadap pertumbuhan
Pseudomonas aeruginosa

Keterangan :

1 = Kontrol negatif Na. CMC 1% b/v

2 = Ekstrak Kulit Buah Jengkol (Phitecellobium lobatum Benth) 4% b/v

3 = Ekstrak Kulit Buah Jengkol (Phitecellobium lobatum Benth) 6% b/v

4 = Ekstrak Kulit Buah Jengkol (Phitecellobium lobatum Benth) 8% b/v

5 = Kontrol positif Siprofloksasin 30 bpj

Anda mungkin juga menyukai