Endah Murniningtyas
Deputi Bidang SDA dan LH
Kementerian PPN/Bappenas
27 Februari 2015
Slide - 1
OUTLINE
I. PENDAHULUAN
II. KONDISI DAN TANTANGAN:
2.1. KETAHANAN PANGAN
2.2. MENDUKUNG PENINGKATAN DAYA SAING:
1. Pertanian dan Perikanan
2. Produksi Mineral dan Hilirisasi
3. Hasil hutan
4. Keanekaragaman Hayati (Biodiversitas)
2.3. MEMELIHARA KEBERLANJUTAN PEMBANGUNAN
1. Konservasi Hutan
2. Konservasi Laut dan Pesisir
3. Peningkatan Kualitas Lingkungan Hidup
4. Pengendalian Perubahan Iklim
5. Pengarusutamaan Pembangunan Berkelanjutan
2.4. PEMBANGUNAN KELAUTAN DAN KEMARITIMAN
III. RPJMN 2015-2019 PERPRES 2/2015
2
I. PENDAHULUAN
3
PERAN SDALH
Hilirisasi
PEMB.
KELAUTAN
PRODUKSI PRODUKSI KAYU SUMBERDAYA MIGAS DAN
PERTANIAN DAN DAN HASIL HAYATI DAN JASA
PERTAMBANGAN
PERIKANAN HUTAN LINGKUNGAN
4
KONTRIBUSI PDB (perkiraan tentatif)
Rp. Triliun
Pertambangan
192,8 194,1 195,1 195,6 196 196,2 195,7
dan penggalian
%
Pertambangan
0,1 0,7 0,5 0,3 0,2 0,1 -0,2
dan penggalian
5
Tantangan Yang Akan Dihadapi
1. PANGAN 2. AIR
• Peningkatan rata-rata produksi padi • Ketersediaan air di Pulau Jawa
tahun 2015-2019 sebesar 2,71% 1.750 m3/kapita/tahun, atau
seiring dengan pertambahan jumlah sekitar 4,5% dari total air tawar
penduduk.
yang ada di Indonesia
• Produktivitas lahan pertanian • Jumlah ketersediaan air sungai di
menurun kandungan C-organik <
2% (seharusnya >2,5%) Pulau Jawa yang mencapai
• Luas Lahan Baku (sawah) – 8,09 juta 30.569,2 juta meter kubik per
ha (2012) untuk memenuhi tahun .
kebutuhan pangan sebesar 34,86 juta • Proyeksi kebutuhan air (juta
ton beras (2020) perlu
ekstensifikasi dan intensifikasi m3/tahun):
˗ rumah tangga, kota, industri:
• Irigasi 42 waduk dalam kondisi
waspada akibat berkurangnya 9.205 ,03 (2013) 10.427, 96;
pasokan air selama kemarau. Sepuluh ˗ Irigasi: 217.522,71 (2013);
waduk telah kering, sementara 19
˗ Peternakan: 830,06 (2013)
waduk masih berstatus normal..
1.619,79 (2019);
˗ Perikanan: 24.714,76 (2013)
37.846,35 (2019).
6
3. ENERGI 4. Ekosistem – daya dukung
• Indonesia memerlukan 92,9GW • Ekosistem DAS 108 DAS dalam kondisi kritis
listrik pada tahun 2019. Pada saat prioritas penanganan
ini Indonesia baru mampu • Ekosistem Hutan ada perbaikan, NAMUN
menyediakan 54,6 GW MASIH KURANG:
• Kapasitas panas bumi Indonesia – lahan kritis (th 2006) 23,31 juta Ha 22,03
terbesar di dunia (40% cadangan juta Ha (2012) - lahan sangat kritis (th
dunia, atau sekitar 28.000 MW) 2006) 6,89 juta Ha 5,27 juta Ha
pemanfaatan hanya 1.341 MW. – Laju deforestasi (2003-2006) sebesar 1,17
• Sumber energi masih bergantung juta Ha pertahun 0,45 juta Ha/tahun
pada bahan bakar fossil (batubara) (2009 – 2011)
Akibatnya jika dibakar hanya – Tutupan lahan hutan (2006) sebesar 93,9
akan mencemari udara. juta Ha 90,9 juta Ha (2010)
• Ekosistem pesisir:
• Kestabilan dan kontinyuitas supply ̶ Kerusakan mangrove mencapai 3,2 juta Ha
listrik dari PLN belum mapan
karena rendahnya total dari total seluas 7,7 juta Ha
pembangkitan dan instalasi ̶ Kondisi terumbu karang yang rusak
distribusi listrik yang belum mencapai 30% dari total seluas 45.000 km2
optimal. • Ekosistem Perkotaan:
• Pemanfaatan Energi Baru – Penurunan kualitas udara akibat kegiatan
Terbarukan belum optimal transportasi
target bauran (energi mix) 5,8 % – Rendahnya akses RT terhadap layanan
pada tahun 2019. pengelolaan sampah, air bersih dan sanitasi
– Limbah dari kegiatan domestik dan industri
belum dikelola dengan baik 7
II. KONDISI DAN TANTANGAN
8
2.1. PEMANTAPAN
KETAHANAN PANGAN
9
Arahan RPJPN 2005-2025, UU 18/2012 dan UU 19/2013
ARAHAN RPJPN 2005-2025:
Menjaga Ketahanan dan Kemandirian Pangan, melalui:
Produksi Dalam Negeri
Kelembagaan Ketahanan Pangan
Untuk menjamin pemenuhan kebutuhan pangan Rumah Tangga
(jumlah, mutu, keamanan, harga)
11
PEMANTAPAN KETAHANAN PANGAN SANGAT STRATEGIS
KARENA :
1. Jumlah kebutuhan pangan yang harus disediakan cukup besar karena jumlah dan
pertambahan penduduk yang besar (Jumlah penduduk 2019 diproyeksikan
mencapai 268,1 juta jiwa)
2. Inflasi bahan makanan sangat berpengaruh terhadap inflasi umum. (Inflasi umum
2013: 8,38% dengan sumbangan bahan bahan kelompok makanan 2,75%)
3. Memberikan share terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Nasional cukup besar
sekitar 15 persen; dimana sub sektor tanaman pangan memiliki share terbesar
rata-rata 50% terhadap pembentukan PDB Pertanian.
4. Melibatkan sekitar 26,14 juta rumah tangga petani, 2,8 juta orang nelayan dan
4,5 juta orang pembudidaya ikan.
5. Ketahanan dan kemandirian pangan sangat diperlukan, mengingat kedepan
akan semakin sulit apabila kebutuhan pangan mengandalkan terhadap pasar
global;
6. Kondisi Pangan dunia masih akan dihadapi dengan fluktuasi pasokan dan
harga karena dampak perubahan iklim yang berpengaruh terhadap produksi
pangan dunia, serta meningkatnya permintaan bahan pangan akibat
pertambahan penduduk dunia dan perkembangan ekonomi;
7. Peningkatan penyediaan bahan pangan yang bergizi sangat penting untuk
peningkatan kualitas gizi masyarakat.
12
TANTANGAN - ASPEK PENYEDIAAN
7. Paket-paket teknologi yang kurang berdampak
1. Peningkatan produksi pangan strategis seperti
terhadap peningkatan produktivitas karena kurang
kedelai, gula, daging sapi dan ikan untuk
dukungan dari sistem penyuluhan;
mengurangi ketergantungan terhadap impor. 8. Realisasi pemanfaatan sumber-sumber pembiyaan
2. Permintaan bahan pangan, baik kuantitas pertanian seperti KKP-E, KUPS, dan KRP-EN masih
maupun kualitas akibat pertambahan penduduk belum optimal.
dan tingkat pendapatan, sementara peningkatan 9. Peningkatan produksi perikanan tangkap dihadapkan
produktivitas dan perluasan areal lahan pada kondisi overfishing dan eksploitasi penuh
pertanian semakin sulit ditambah lagi konversi disebagian WPP. Tiga dari sebelas (WPP), diantaranya
lahan pertanian terus terjadi (Luas lahan sudah mengalami overfishing, melebihi tangkapan
lestari (MSY) sebesar 6,52 juta ton per tahun, yaitu di
pertanian ST 2013: 8,6 juta ha);
WPP 571 (Selat Malaka dan Laut Andaman), 573
3. Industri perbenihan masih kurang berkembang (Samudera Hindia B/Selatan Jawa - Laut Timor Barat),
dan menurunnya kemampuan balai-balai benih dan 714 (Teluk Tolo dan Laut Banda). Sementara itu,
serta penangkar benih rakyat dalam penyediaan dua WPP lainnya sudah mengalami fully exploited, yaitu
benih-benih unggul; pada WPP 572 (Samudera Hindia A/Barat Sumatera
4. Perluasan areal pertanian semakin sulit karena dan Selat Sunda) dan 712 (Laut Jawa).
keterbatasan ketersediaan lahan, serta konversi 10. Pemanfaatan lahan untuk perikanan budidaya masih
lebih rendah dibandingkan potensinya (6%). Namun
lahan pertanian yang terus terjadi.
demikian, pengembangannya tetap perlu
5. Penanganan jaringan irigasi secara serius antara memperhatikan pemilihan lokasi yang tepat dan
pemerintah pusat dan pemerintah daerah serta disesuaikan dengan daya dukung lingkungan dan
masyarakat (laju kerusakan 344 ribu ha/tahun, keseimbangan ekosistem, serta penyusunan zonasi
2010: kondisi rusak 3,76 juta ha); tataruang yang benar.
6. Penyaluran subsidi agroinput (pupuk dan benih) 11. Untuk memenuhi tingkat konsumsi masyarakat sebesar
yang masih terjadi kurang tepat sasaran, tepat 43,2 kg/kapita/tahun, maka pada tahun 2019, akan
dibutuhkan produksi perikanan sekitar 11,6 juta ton.
waktu dan mutu;
13
TANTANGAN
DISTRIBUSI DAN AKSES KUALITAS KONSUMSI
1. Gejolak harga pangan setiap saat 1. Diversifikasi konsumsi pangan masih
akan terjadi, untuk itu perlu belum berhasil :
ditingkatkan kemampuan dan a. Tingkat konsumsi beras masih cukup
mengelola cadangan pangan dan tinggi (124,89 kg/kapita/tahun).
pengendalian perdagangan bahan b. Diversifikasi konsumsi belum
pangan (Inflasi 2013 untuk bahan mengarah kepada bahan pangan
bersumberdaya lokal;
makanan mencapai 11,35%) . c. Nilai pola pangan harapan (PPH)
2. Kondisi prasarana dan sarana masih dibawah yang diharapkan, yaitu
transportasi terutama di luar Jawa baru mencapai 88,9 dari nilai 100
masih perlu diperluas dan 2. Konsumsi kalori masyarakat masih
ditingkatkan kualitasnya, untuk dibawah Angka Kecukupan Energi
mendukung distribusi bahan pangan 2.000 kkal per kapita (2012: 1.952,6
secara baik dan lancar; kkal per kapita);
3. Kelompok masyarakat miskin yang 3. Dengan meningkatnya pendapatan
kurang mampu untuk mengakses masyarakat terdapat pergeseran pola
terhadap pangan masih cukup besar konsumsi masyarakat yang lebih
jumlahnya(Jumlah penduduk miskin mengarah kepada meningkatnya
hingga Sept 2012: 28,59 juta orang); konsumsi pangan olahan dan protein
hewani (perubahan 2008-2012:
daging naik 29,19%; makanan dan
minuman naik 7,08%).
14
TANTANGAN - ASPEK PERMASALAHAN/
GANGGUAN KETAHANAN PANGAN
1. Permasalahan atau gangguan pangan akibat bencana
alam, kemungkinan masih sering terjadi :
a. Iklim ekstrim banjir, kekeringan, dan ombak tinggi (Luas areal
padi terkena puso 2012: 84,4 ribu ha)
b. Serangan organisme pengganggu tanaman dan penyakit pada
ternak dan Ikan
2. Diperlukan instrumen kebijakan untuk mitigasi dampak
risiko akibat bencana alam dan kenaikan harga baik bagi
produsen (petani/nelayan/pembudidaya ikan) maupun
konsumen; UU No. 19/2013 Tentang Perlindungan
dan Pemberdayaan Petani.
15
PERKIRAAN KEBUTUHAN
Pertambaha Pertumbuh
No Uraian Satuan 2013 2015 2019 n(2013- an per
2019) tahun (%)
1 PRODUKSI - KEBUTUHAN KALAU HARUS SWASEMBADA
Beras juta ton 39.84 43.04 49.9 6.86 3.0
Daging ribu ton 383.32 633.55 822.99 439.67 19.1
Gula juta ton 2.53 5.7 7.11 4.58 30.2
Kedelai juta ton 0.808 2.09 2.51 1.70 35.1
Jagung juta ton 18.51 17.7 22.19 3.68 3.3
Ikan (PERKIRAAN) juta ton 13.44 25.55 12.11 17.4
Produksi setara beras (Juta Ton) 43,04 44,34 45,67 47,45 49,9
17
SKENARIO PRODUKSI
KOMODITAS : IKAN
Rata-rata
Pertumbuh
Indikator 2015 2016 2017 2018 2019
an per
tahun
1. Perikanan Tangkap (juta ton) 6,16 6,21 6,33 6,45 6,59 1,7%*)
7,29 8,98 11,54 14,80 18,95 27,0%
2. Perikanan Budidaya di luar Rumput Laut (juta
ton)
Total Produksi Ikan (juta ton) 13,44 15,20 17,87 21,25 25,55 17,4%
Asumsi:
Pertumbuhan produksi perikanan tangkap rata-rata sebesar 1,7% per tahun, mempertimbangkan faktor tangkapan lestari (MSY).
Tingkat tangkapan lestari diusulkan meningkat dari 6,5 juta ton per tahun menjadi 7,3 juta ton per tahun.
18
2.2. MENDUKUNG
PENINGKATAN DAYA SAING
19
(1). PERTANIAN DAN PERIKANAN
20
a. PERTANIAN
1. Produksi kelapa sawit (2012) sebesar 23,5 juta ton
sebagian besar diekspor (18,8 juta ton). Saat ini baru
digunakan 900 ribu KL biodiesel. Kalau utk 10%
mandatory akan menyerap 6,6 juta KL biodiesel.
2. Karet diperlukan peningkatan kualitas produk di DN
untuk memenuhi standar permintaan ekspor. Produksi
2012: 3 juta ton; Ekspor karet dan produk karet: 3,1
juta ton.
3. Kakao: (i) peremajaan dan intensifikasi untuk
peningkatan produktivitas, (ii) perbaikan mutu hasil
dan nilai tambah. Produksi 2012: 936,3 ribu ton;
Ekspor: 324,7 ribu ton.
21
Ekspor Perkebunan
Perkembangan Ekspor Pertanian (Ribu Ton)
20,000.0
18,845.0
18,000.0
16,829.2
16,291.9 16,436.2
16,000.0
14,290.7
14,000.0 13,243.8
12,100.9 11,875.4
12,000.0
10,376.2
10,000.0
8,661.6
8,000.0
6,000.0
22
b. PERIKANAN
23
Perkembangan Ekspor dan Impor Perikanan
25
SEBARAN UNIT PENGOLAHAN IKAN (UPI ) TAHUN 2011
Unit Pengolahan Ikan (UPI) didominasi oleh UPI skala Mikro (95%) dan
persebarannya terkonsentrasi di provinsi Jawa Timur
Jenis pengolahan yang dominan adalah: penggaraman, pemindangan,
pengasapan
Sumber: KKP, 2012
26
c. HASIL HUTAN
27
Produksi Kayu Bulat
25.00
22.01 22.42
21.25
20.66
20.00 19.95
18.65
19.04
Juta m3
15.00
10.00 9.92
-
2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012
Hutan Alam Hutan Tanaman
• Produksi kayu dari hutan tanaman meningkat, sementara produksi kayu bulat
dari hutan alam yang beroperasi, masih di bawah potensi (9 juta m3/tahun)
• Pemanfaatan secara lestari masih dapat ditingkatkan.
28
Produksi Kayu Bulat: Masyarakat
500 3.5
3
400
2.5
300 2
200 1.5
1
100
0.5
0 0
2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012
Laju Penambahan Hutan Rakyat (ribu ha)
Produksi Kayu Bulat dari HR (Juta m3)
3.628.774 3.637.698
3.208.377
3.098.505
2.743.670
2.382.579 2.437.372
2.161.024
1.953.470 1.956.471
1.599.808 1.638.695 1.554.610 1.559.180
1.506.681 1.533.457 1.465.941
1.374.670 1.422.447
1.124.050 1.189.395
932.708 867.236
214.902 42.476
3.409 9.317 55.093 37.009
5.376 19.952 49.352 63.721
4.620 5.616
3.134 55.203 30.113 56.145 35.884
1.141 21.156 45.138 30.894
2.214 26.286 43.719 41.568
2.842 34.431 42.406 42.671
2.290 34.511
2.390
Kayu Gergajian Kayu Lapis Pulp Veneer sheets Particle Board (including OSB) Fibreboard Total
Ekspor produk kayu didominasi oleh kayu lapis dan pulp. Produk kayu lain perlu
dikembangkan untuk meningkatkan daya saing
30
Perkembangan ekspor hasil hutan
bukan kayu 2007-2009
Type 2007 (USD) 2008 (USD) 2009 (USD)
Natural honey 783,167 3,281,473 13,127,371
Potensi hasil hutan bukan kayu tinggi, namun pemanfaatan masih belum optimal.
31
d. PEMANFAATAN KEANEKARAGAMAN
HAYATI (BIODIVERSITY)
32
JENIS NILAI PENJELASAN
Nilai konsumtif Manfaat langsung yang dapat diperoleh dari
keanekaragaman hayati, misalnya pangan, sandang
maupun papan.
Nilai produktif Nilai pasar yang didapat dari perdagangan
keanekaragaman hayati di pasar lokal, nasional
maupun internasio
Nilai Jasa Nilai jasa ekologis seperti ekosistem hutan menjaga
Lingkungan siklus hidrologi bagi manusia.
Nilai eksistensi Nilai yang dimiliki oleh keanekaragaman hayati
karena keberadaannya.
Nilai pilihan Nilai potensi keanekaragaman hayati dalam
memberikan keuntungan bagi masyarakat di masa
datang.
Nilai warisan Nilai warisan berkaitan dengan hasrat untuk
menjaga kelestarian keanekaragaman hayati agar
dapat dimanfaatkan oleh generasi mendatang.
33
PEMANFAATAN BIODIVERSITY
MENGAPA PENTING – sumber pendapatan baru dan hijau....
1. Nilai pasar global:
a. Obat-obatan yang diperoleh dari sumber daya genetis
diperkirakan US$ 75.000- 150 000 juta per tahun.
b. Perdagangan benih di seluruh dunia mencapai US$ 45
miliar, sedangkan total keluaran dari agroekosistem
dunia mencapai nilai setara US$ 1,3 triliun setiap
tahun
c. Ekspor tumbuhan dan satwa liar mencapai sekitar
US$450 juta pada tahun 2011
2. Nilai industri bahan spa/kebugaran, suplemen alam dan
jamu, industri kosmetik serta bahan lain (kosmetik, dll)
Dollar ($)
Dollar ($)
207,232,382
205,000,000 2,500,000
166,354,497
2,352,010
2,318,544
2,181,791
105,000,000 1,500,000
512,857
5,000,000 500,000
2007 2008 2009 2010 2011
Tahun
Satwa Tumbuhan
35
Contoh Nilai Ekonomi (Nilai Konsumstif dan
Produktif) KEHATI : Ekosistem
Tipe ekosistem Sekuestrasi karbon Referensi
Ekosistem laut
(Penelitian)
Ekosistem terestrial
dan Perubahan Iklim Hutan alam 325,72 Astutik (2011)
sebagai penjernih air dan Hutan campuran 270,96 Noordwijk et al. (2002)
d. Industri kerahayuan
Padang rumput 63,59 Noordwijk et al. (2002)
36
Contoh Nilai Ekonomi KEHATI : Spesies
Potensi Pemanfaatan
a. Pangan
b. Bahan baku industri kerahayuan
c. Bahan baku obat
Pendapatan petani=Rp.
1.000.000/bulan/perbungaan.
1. Konservasi Hutan
2. Konservasi Laut dan Pesisir
3. Peningkatan Kualitas Lingkungan Hidup
4. Pengendalian Perubahan Iklim
5. Pengarusutamaan Pembangunan Berkelanjutan
38
KONSERVASI HUTAN
Diperlukan untuk:
• Mengembalikan kesuburan dan kualitas tanah
untuk mendukung sektor pertanian
• Meningkatnya tekanan terhadap daerah
tangkapan air (catchment area)
• Mencegah ketidakseimbangan antara pasokan
dan kebutuhan air - meningkatnya potensi konflik
penggunaan air (industri, pertanian, domestik)
• Meningkatkan keanekaragaman hayati
39
5.3. PENINGKATAN KUALITAS LINGKUNGAN HIDUP
• Sektor berbasis SDA masih menjadi tulang punggung
perekonomian Indonesia:
- PDB rata-rata sektor pertanian, kehutanan, peternakan, dan perikanan
2009-2012 = 15,13% (urutan kedua);
- PDB rata-rata sektor pertambangan dan migas = 11,5% (urutan
keempat)
• Meningkatnya kebutuhan SDA (ekstraktif) kerusakan
lingkungan
• Meningkatnya limbah domestik, industri, pertanian, dan emisi
kendaraan bermotor menurunnya daya dukung dan daya
tampung lingkungan
• Penegakan hukum yang belum tegas dan konsisten
• Kesadaran masyarakat untuk menjaga lingkungan masih belum
tinggi.
40
1. IKLH sudah dikembangkan sejak tahun 2009
2. Perlu penyempurnaan: (1) Belum digunakan secara luas;
(2) Belum masuk ke RPJM; (3) Kualitas IKLH perlu
ditingkatkan.
41
IKLH Nasional 2009 - 2012
90.00
81.87
80.00
70.00
64.21
61.07 60.25
59.79
60.00 59.08
63.14
59.23 62.25
50.00 48.86 55.55
46.64
42.46
40.00
2009 2010 2011 2012
MSY = 299,1
Prod = 142,8
MSY = 929,7
MSY = 565,2 Prod = 625,8
Prod = 541,5 PPP = 1
PPS = 1
PPN = 1
PPP = 6
MSY = 836,6
Prod = 810,6
PPS = 1
PPN = 3 MSY = 855,5
PPP = 22 Prod = 537,9
MSY = 491,7 MSY = 278
Prod = 431,4 Prod = 427,6
PPS = 1 PPS = 1
PPN = 3 PPN = 2
Keterangan: PPP = 7
Satuan dalam Ribu Ton; MSY= 6,5 juta ton/tahun
Jumlah Tangkap yang Diperbolehkan (JTB) adalah 80% dari MSY = Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Belawan, Bungus, Nizam Zachman, Cilacap, Kendari, Bitung)
= over fishing (produksi > MSY), pengelolaan harus
hati-hati, tidak ada ijin baru dan perlu pemulihan SDI = Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Ambon, Brondong, Kejawanan, Pelabuhan Ratu,
= produksi > JTB (namun belum melebihi MSY), Pekalongan, Pemangkat, Pengambengan, Prigi, Sibolga, Sungailiat, Tanjung Pandan, Ternate, Tual
mengoptimalkan penangkapan dan pemulihan SDI = Pelabuhan Perikanan Swasta Telaga Punggur dan Barelang (Batam, Kepri)
= produksi < MSY, mengoptimalkan hasil tangkapan 45
sampai batas JTB
PETA SUMBER DAYA MINERAL
Jumlah Luas
No Kawasan Konservasi
Kawasan (juta Ha)
Inisiasi Kemenhut (Taman
Nasional Laut, Taman Wisata
A 32 4,69
Alam Laut, Suaka Margasatwa
Laut, Cagar Alam Laut)
Inisiasi KKP dan Pemda
(Kawasan Konservasi Perairan
B 76 11,09
Nasional, Kawasan Konservasi
Perairan Daerah)
Jumlah Total 108 15,78
• Komitmen Indonesia dalam hasil pertemuan Convention on Biological Diversity (CBD) tahun
2006 luas kawasan konservasi perairan adalah 20 juta pada tahun 2020
• Tahun 2015-2019: peningkatan luas kawasan konservasi laut sebesar 4,2 juta ha
47
POTENSI WISATA BAHARI
Masih kurang memadainya pengembangan sarana dan prasarana transportasi dari dan
ke pulau-pulau kecil – KONEKTIVITAS
Tahun 2015-2019 : Percepatan pembangunan sarana dan prasarana transportasi
dari/ke pulau-pulau kecil – RENCANA PENGEMBANGAN DAN ARMADA (industri
maritim/perkapalan)
PETA KEMISKINAN MASYARAKAT PESISIR
20
15
10
0
Australia Filipina India Malaysia Palau Papua Nugini Singapura Timor Leste Vietnam
PULAU-PULAU KECIL TERLUAR (PPKT)
Jumlah Jumlah
No Provinsi Pulau kecil Pulau kecil terluar
terluar berpenghuni
1
Nanggroe Aceh
Darussalam
6 Eksistensi RI di 92 pulau
2 Sumatera Utara 3 1 terluar (31 berpenduduk):
a. Pengelolaan PPKT
3 Kepulauan Riau 20 3
4 Sumatera Barat 2
5
6
Bengkulu
Lampung
2
1
1
Perpres No.78/2005 –
7 Banten 1 pengelolaan pulau
8 Jawa Barat 1
9 Jawa Tengah 1 1 berpenghuni dan tidak
10
11
Jawa Timur
Nusa Tenggara Barat
3
1
berpenghuni
12 Nusa Tenggara Timur 6 1 b. Perlu strategi yang jelas
untuk mempertahankan
13 Kalimantan Timur 4 2
14 Sulawesi Utara 11 7
15 Sulawesi Tengah 3 1 eksistensi, pertahanan dan
16 Maluku Utara 1
17 Maluku 17 9 keamanan, serta isu
18 Papua
Total
9
92
5
31
kesejahteraan masyarakat.
52
KONDISI SAAT INI (3)
3. PEMANFAATAN GEO-EKONOMI DAN GEO-
POLITIK – 3 jalur ALKI dan pemanfaatannya
56
DASAR-DASAR
STRATEGI PEMBANGUNAN NASIONAL
Slide - 57
MENUJU INDONESIA
YANG JAUH LEBIH BAIK
Slide - 58
B. VISI & MISI
PEMBANGUNAN 2015-2019 (NAWA CITA)
C1. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan
rasa aman pada seluruh warga negara
C2. Membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis dan terpercaya
C3. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa
dalam kerangka negara kesatuan
C4. Memperkuat kehadiran negara dalam melakukan reformasi sistem dan penegakan
hukum yang bebas korupsi, bermartabat dan terpercaya
C5. Meningkatkan kualitas hidup manusia indonesia
C6. Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional
C7. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakan sektor-sektor strategis
ekonomi domestik
C8. Melakukan revolusi karakter bangsa
C9. Memperteguh ke-bhineka-an dan memperkuat restorasi sosial indonesia
Slide - 60
VISI: TERWUJUDNYA INDONESIA YG BERDAULAT, MANDIRI DAN
BERKEPRIBADIAN BERLANDASKAN GOTONG ROYONG
6.
4. MEMPERKUAT MENINGKATKAN
3. MEMBANGUN KEHADIRAN PRODUKTIVITAS
1. 2. MEMBUAT 7. MEWUJUDKAN 9.
INDONESIA DARI NEGARA DLM RAKYAT DAN
MENGHADIRKAN PEM SELALU KEMANDIRIAN MEMPERTEGUH
PINGGIR DG MELAKUKAN 5. DAYA SAING DI
NEGARA UTK HADIR DG EKONOMI DG 8. MELAKUKAN KEBHINEKAAN
MEMPERKUAT REFORMASI MENINGKATKAN PASAR
MELINDUNGI MEBANGUN MENGGERAKKAN REVOLUSI DAN
DAERAH DAN SISTEM DAN KUALITAS HIDUP INTERNASIONAL
BANGSA DAN TATAKELOLA PEM SEKTOR2 KARAKTER MEMPERKUAT
DESA DLM PENEGAKAN MANUSIA SHG BANGSA
MEMBERI RASA BERSIH, EFEKTIF, STRATEGIS BANGSA RESTORASI
KERANGKA HUKUM YG BEBAS INDDONESIA INDONESIA MAJU,
AMAN KPD DEMOKRATIS EKONOMI SOSIAL
NEGARA KORUPSI, BANGKIT
SELURUH WN DAN TERPERCAYA DOMESTIK INDONESIA
KESATUAN BERMARTABAT, BERSAMA
DAN TERPERCAYA BANGSA ASIA
LAIN
Kedaulatan Pangan
ARAH KEBIJAKAN:
2014 Kementerian
1. Peningkatan ketersediaan pangan melalui
INDIKATOR 2019 penguatan kapasitas produksi DN: Padi: (i)
(baseline) Terkait
Produksi DN untuk Kedaulatan Pangan penyelesaian pengamanan lahan
- Padi (Juta Ton) 70,6 82,0 Kementan berkelanjutan (menahan konversi sawah)
- Jagung (Juta Ton) 19,1 24,1 Kementan dan perluasan sawah baru 1 juta ha dan
- Kedelai (Juta Ton) 0,92 1,92 Kementan
jaringan irigasi; (ii) revitalisasi penyuluhan
- Gula (Juta Ton) 2,6 3,8 Kementan
dan sistem perbenihan-1.000 desa
- Daging Sapi (Ribu Ton) 452,7 755,1
berdaulat benih dan 1.000 desa pertanian
Kementan
- Produksi perikanan (juta ton) 24,9 40-50
organik; (iv) bank untuk pertanian-UKM-
KKP
Koperasi; Produk perikanan: 40 juta ton
Pembanguan, Peningkatan dan
Rehabilitasi Irigasi: (ikan dll)**
- Pembangunan dan Peningkatan 2. Peningkatan aksesibilitas masyarakat
Kemen PU dan
Jaringan irigasi air permukaan , 8,9 9,89
Pera terhadap pangan: (i) pembangunan gudang
air tanah dan rawa (juta ha)
- Rehabililtasi jariangan irigasi
dg fasilitas pasca panen; pengendalian
Kemen PU dan impor melalui pemberantasan mafia impor;
permukaan, air tanah dan rawa 2,71 3,01
Pera
(juta ha) (ii) penguatan cadangan pangan dan
- Pembangunan dan Peningkatan Kemen PU dan stabilisasi harga pangan; (iii) pengembangan
189,75 304,75
irigasi tambak (ribu ha) Pera
sistem logistik ikan.
Kemen PU dan
- Pembangunan waduk 21 49
Pera 3. Meningkatkan perbaikan kualitas konsumsi
pangan dan gizi masyarakat: (i) konsumsi
CACATAN: protein: telur, ikan, dan daging, sayur dan
Untuk 3 tahun pertama: fokus pada swasembada padi. buah; (ii) penggunaan pangan lokal non
Untuk kedele fokus pada konsumsi DN utamanya untuk beras .
tahu dan tempe; Gula, daging sapi dan garam fokus 4. Mitigasi gangguan terhadap kedaulatan
pada pemenuhan konsumsi rumah tangga. pangan: (i) benih adaptif perubahan iklim,
Slide - 62
UPAYA-UPAYA STRATEGIS MENUJU KEDAULATAN PANGAN (DARI : NAWA CITA)
KEDAULATAN PANGAN
PETANI - KESEJAHTERAAN
PRODUKSI – KEMANDIRIAN/SWASEMBADA
IMPOR - PENURUNAN
30,000,000
Daging 439.060
Gula 2.089.547
25,000,000
Ton
20,000,000
Keterangan:
• Produsen padi utama di kawasan
15,000,000 Jawa terutama ditargetkan di
Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa
10,000,000
Timur dan Banten.
• Jagung ditargetkan di Jatim,
5,000,000
Jateng dan Jabar.
- • Kedelai terutama di Jatim dan
Daging
Padi Jagung Kedelai Sapi dan Gula disusul oleh Jateng dan Jabar.
Kerbau
• Daging sapi dan kerbau
Banten 2,394,019 23,685 28,293 55,860 -
Jawa Timur 13,654,262 6,767,324 801,893 157,101 1,370,252 ditargetkan di Jatim, Jabar dan
DI Yogyakarta 1,011,825 368,587 75,396 12,610 51,624 Jateng.
Jawa Tengah 11,517,149 3,479,882 267,242 87,833 456,143
• Dan gula ditargetkan terutama di
Jawa Barat 13,303,278 1,299,336 115,632 108,317 211,527
DKI Jakarta 11,268 - - 17,339 -
Jatim dan Jateng.
Target Produksi Komoditi Utama 2019 Komoditi Target 2019
Bali - Nusa Tenggara Padi 4.266.407
4,500,000
Jagung 1.962.142
4,000,000
Kedelai 252.165
3,500,000 Daging 51.603
3,000,000
Gula -
2,500,000
Keterangan:
Ton
2,000,000
• Di kawasan Bali-Nusa
1,500,000 Tenggara, padi terutama
ditargetkan di NTB.
1,000,000
• Untuk jagung ditargetkan di
500,000 NTB dan NTT.
• Kedelai terutama di NTB.
-
Daging • Daging sapi dan kerbau
Padi Jagung Kedelai Sapi dan Gula
Kerbau terutama di NTB, dan
Nusa Tenggara Timur 867,927
Nusa Tenggara Barat 2,421,525
996,407
899,856
4,404
230,961
20,660
18,515
-
-
• Gula tidak diproduksi di
Bali 976,955 65,878 16,800 12,428 - kawasan ini.
KEMARITIMAN
66
MARITIM DAN KELAUTAN (1)
2014 Kementerian
INDIKATOR 2019
(baseline) Terkait
1. Memperkuat Jatidiri sbg negara Maritim
Penyelesaian pencatatan/deposit pulau-pulau kecil KKP, Kemendagri,
13.466 17.504
ke PBB Kemlu
Penyelesaian batas maritim antar negara 1 negara 9 negara KKP dan Kemlu
2. Pemberantasan Perikanan Liar
• Meningkatnya ketaatan pelaku perikanan 52% 87% KKP, Kemenhan
3. Membangun Konektivitas Nasional:
• Membangun/mengembangkan pelabuhan - 24 Kemenhub
• Pengembangan pelabuhan penyeberangan 210 270 Kemenhub
• Peningkatan SDM transportasi - 1 juta orang Kemenhub
Peningkatan dan pengembangan kapal perintis 15 unit 76 unit Kemenhub
4. Pengembangan Ekonomi Maritim dan Kelautan
Produksi hasil perikanan (juta ton ) 22,4 40-50 KKP
Pengembangan pelabuhan perikanan 21 unit 23 unit KKP
15,7 juta
Peningkatan luas kawasan konservasi laut (%) 20 juta ha KKP
ha
Slide - 67
ARAH KEBIJAKAN
1. Memperkuat Jatidiri sbg negara Maritim dengan Menegakkan kedaulatan
dan yurisdiksi nasional melalui:
(a) Penyelesaian tata batas dan batas landas kontinen di luar 200 mil laut,
serta penamaan pulau2 dan pendaftarannya; Pengaturan dan
pengendalian ALKI;
(b) Pengembangan dan penerapan tata kelola laut: penyusunan tata ruang
laut nasional; Penyusunan rencana aksi dan roadmap Poros Maritim;
(c) Peningkatan keamanan laut dan pengawasan SDA kelautan.
No WILAYAH PPS PP
N
2. Jawa 2 PP. Cilacap; PP. Nizam 6 PP. Pekalongan; PP. Palabuhan Ratu; PP.
Zachman Jakarta Kejawanan; PP. Karangantu
PP. Brondong; PP. Prigi
3. Bali-Nusa - 1 PP. Pengambengan
Tenggara
2. MENINGKATKAN KUALITAS, DAYA DUKUNG DAN KELESTARIAN FUNGSI
LINGKUNGAN LAUT
6
5 Padaido, Papua 183.000
3
74
PERTANIAN
Dukungan Sektor
Arah kebijakan Langkah strategis
Lain
1. Peningkatan produksi -Perluasan areal kebun terutama di lahan Kemenhut, BPN,
minyak sawit, karet dan terdegradasi Pemda
kakao - peningkatan produktivitas melalui
pengembangan dan penyediaan bibit unggul,
perbaikan budidaya perkebunan.
2. Peningkatan kualitas - Penerapan ISPO dan pengelolaan kebun lestari KLH, BSN,
produk untuk karet dan kakao Kemenperin dan
- Pengembangan kriteria dan standar produk Kemendag, Pemda
lestari
- Perbaikan pasca panen dan peningkatan mutu
produk
3. Keterkaitan hulu-hilir -Penyusunan rencana hilirisasi Kemenperin,
-Integrasi industri pengolahan dan kemampuan Kemendag, Pemda,
penyediaan bahan baku Asosiasi
-Mendorong investasi di sektor hilir yang
menghasilkan nilai tambah di sektor primer
4. Pembinaan produsen -Peningkatan akses pembiayaan. KemenkopUKM,
kecil (smallholders) -Pembinaan mutu produk Pemda
-Perlindungan usaha
75
PERIKANAN (1)
Arah Kebijakan Langkah Strategis Dukungan sektor lain
76
PERIKANAN (2)
Arah Kebijakan Langkah Strategis Dukungan sektor lain
77
PERIKANAN (3)
Arah Kebijakan Langkah Strategis Dukungan sektor lain
Peningkatan Sarana Peningkatan kualitas KKP-Pemda
dan Prasarana manajemen pelabuhan
perikanan
Pengembangan jalan produksi PU dan Pemda
di tambak dan balai
benih/hatchery
Revitalisasi sarana perikanan KKP, Pemda dan PU
(Armada Kapal dan Sarana
Penyimpanan)
Pengembangan data Sislog Kemendag, Perhubungan
Ikan dan Perbaikan Sistem
Distribusi
Dorongan pengembangan Pemda
pabrik pakan lokal
78
ARAH KEBIJAKAN DAN LANGKAH STRATEGIS (4)
79
HASIL HUTAN
80
ARAH KEBIJAKAN DAN LANGKAH STRATEGIS
Arah Langkah Strategis Dukungan
Kebijakan Sektor Lain
Pembinaan Pembentukan dan pembangunan KPH Penyelesaian
Kawasan (Kesatuan Pengelolaan Hutan/Forest tata batas
Hutan Management Unit) dengan:
• Pemda
• BPN
Mendorong KPH sebagai profit center dengan Pemda
tetap mempertahankan fungsi konservasi dan
melindungi kawasan bawahnya (produk kayu,
bukan kayu dan jasa lingkungan)
81
ARAH KEBIJAKAN DAN LANGKAH STRATEGIS
Arah Langkah Strategis Dukungan
Kebijakan Sektor Lain
Peningkatan Peningkatan kemudahan kepada KPH dan Kemendagri
daya saing mitra kerjanya dalam bidang management,
komoditas hasil akses kepada teknologi, akses kepada kapital,
hutan dan akses kepada pasar
82
PENGEMBANGAN KOMODITAS RAMAH LINGKUNGAN
(SUSTAINABLE COMMODITY)
SEKTOR Langkah Strategis
Kehutanan • Pengelolaan hutan lestari – Kemenhut dan Pemda
pengembangan KPH
• Sistem Verifikasi Legalitas Kayu (SVLK)
Pertanian • ISPO (dikembangkan untuk karet dan Kementan, BSN dan
kakao) Kemendag
• Pembinaan dan pengawasan kebun
• Standar dan sertifikasi komoditas lestari
Perikanan • Pengelolaan WPP lestari KKP, BSN, Kemendag
• Standar dan sertifikasi produksi/produk
Industri Pengembangan kriteria green KADIN-KLH-
business/industri Bappenas-
Kemenperind
Pendukung •Pengembangan kriteria green procurement LKPP, Kemenkeu, BI
•Pengembangan green credit
83
Arah kebijakan dan langkah Strategis
Dukungan Sektor
Arah Kebijakan Langkah Strategis
terkait
Revitalisasi dan 1 Penataan dan KemenPU
perkuatan kebijakan Penggunaan Ruang BPN
dan peraturan 2. Tenurial KLH
3. Pengelolaan hutan dan Aparat penegak hukum
lahan gambut
4. Pemantauan hutan dan
penegakan hukum
5. Moratorium
Reorientasi dan 1. Pengelolaan lanskap Kemendagri
perkuatan pengelolaan secara berkelanjutan Pemda
hutan dan lanskap 2. Pemanfaatan ekonomi
secara terintegrasi sumber daya alam secara
berkelanjutan
3. Konservasi dan
rehabilitasi
84
Arah kebijakan dan langkah Strategis
Dukungan Sektor
Arah Kebijakan Langkah Strategis
terkait
Konservasi sumber 1. Perlindungan sumber air KemenPU
daya air secara dalam kawasan hutan Pemda
berkelanjutan 2. Konservasi Daerah Kementan
Aliran Sungai (DAS)
secara berkelanjutan
3. Perkuatan kelembagaan
dan sumber data dan
informasi konservasi
tanah dan air
85
Arah kebijakan dan langkah Strategis
Arah Kebijakan Langkah Strategis Dukungan
Sektor Lain
• Target luasan kawasan konservasi perairan adalah 20 juta pada tahun 2020 sesuai komitmen Indonesia
dalam hasil pertemuan Convention on Biological Diversity (CBD) tahun 2006.
• Mendorong pencadangan dan penetapan kawasan konservasi perairan daerah melalui koorinasi dengan
pemda
• Harmonisasi pengaturan/pengelolaan kawasan konservasi perairan antar kementerian (Kemenhut dan
KKP)
• Penyelesaian rencana zonasi setiap kawasan konservasi perairan
89
ARAH KEBIJAKAN DAN LANGKAH STRATEGIS
Arah Langkah Startegis Dukungan
Kebijakan Sektor lain
Penerapan • Penambahan komponen/kriteria dalam KLH, BPS,
IKLH penghitungan IKLH; Bappenas
• Standarisasi kondisi wilayah dan demografi;
• Penghitungan IKLH komposit (nasional dan
daerah)
Integrasi strategi mitigasi dan adaptasi Kebijakan Lintas Bidang Perubahan Iklim 91
SKENARIO PENURUNAN EMISI 26% (2010-2020)
(dalam juta ton CO2)
BAU
Bidang 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020
Kehutanan dan Lahan
1.729,9 1.715,9 1.704,0 1.690,4 1.675,4 1.652,7 1.642,2 1.624,7 1.606,9 1.589,2 1.575,5
Gambut
Pertanian 51,5 52,3 53,0 53,7 54,5 55,5 56,3 57,2 58,1 59,0 59,8
Energi dan Transportasi 477,0 514,0 551,9 593,9 640,0 695,0 744,5 803,0 865,7 932,6 1.001,1
Industri 52,9 53,7 54,6 55,5 56,4 57,3 58,2 59,2 60,1 61,1 62,1
Limbah 194,4 200,2 205,7 211,3 216,9 222,8 228,1 233,7 239,3 244,8 250,2
Total 2.505,6 2.536,0 2.569,3 2.604,9 2.643,2 2.683,3 2.729,3 2.777,7 2.830,0 2.886,7 2.948,8
Jumlah emisi dengan skenario penurunan emisi 26%
Bidang 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020
Kehutanan dan Lahan
1.537,4 1.482,4 1.427,5 1.369,5 1.308,7 1.240,9 1.179,7 1.112,3 1.043,2 973,0 903,5
Gambut
Pertanian 49,2 49,5 49,7 49,9 50,2 50,5 50,7 51,0 51,3 51,6 51,8
Energi dan Transportasi 471,0 506,2 542,2 581,9 625,4 677,4 723,8 778,6 837,2 899,5 963,1
Industri 52,6 53,4 54,2 55,0 55,8 56,7 57,5 58,4 59,3 60,2 61,1
Limbah 181,9 184,8 187,3 189,7 191,9 194,3 196,0 197,8 199,5 201,0 202,2
Total 2.292,1 2.276,2 2.260,8 2.246,0 2.232,1 2.219,8 2.207,8 2.198,1 2.190,5 2.185,4 2.181,8
Jumlah emisi yang harus diturunkan
Bidang 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020
Kehutanan dan Lahan
192,5 233,5 276,5 320,9 366,7 411,8 462,5 512,4 563,7 616,2 672,0
Gambut
Pertanian 2,3 2,8 3,3 3,8 4,4 4,9 5,5 6,1 6,7 7,4 8,0
Energi dan Transportasi 6,0 7,8 9,8 12,0 14,6 17,6 20,7 24,4 28,5 33,0 38,0
Industri 0,3 0,3 0,4 0,5 0,5 0,6 0,7 0,8 0,8 0,9 1,0
Limbah 12,4 15,4 18,4 21,6 25,0 28,5 32,1 35,9 39,8 43,8 48,0
Total 213,5 259,8 308,4 358,9 411,2 463,5 521,5 579,5 639,5 701,3 767,0
92
ARAH KEBIJAKAN DAN LANGKAH STRATEGIS
Arah Langkah Stategis Dukungan Sektor Lain
Kebijakan
Mitigasi PI • Standarisasi kegiatan penurunan KLH, Bappenas,
emisi (RAN/RAD-GRK) Kemenhut, Kementan,
• Review baseline dan proyeksi Kem.Hub, Kem.Industri,
penurunan emisi, serta Kem.ESDM, Kem.PU,
penyempurnaan metodelogi Pemda, Kadin,
penghitungannya Kemenkeu, BMKG,
• Meningkatkan kontribusi swasta Pemda
dalam penurunan emisi
• Pengembangan dan penerapan
insentif fiskal
• Penguatan sistem informasi iklim dan
cuaca
• Pemantauan, Evaluasi dan Pelaporan
pelaksanaan RAN/RAD-GRK
93
...Lanjutan
Arah Langkah Stategis Dukungan Sektor Lain
Kebijakan
REDD+ • Menurunkan laju deforestasi dan Kemenhut, Bappenas,
kerusakan hutan Badan Pengelola
• Meningkatkan jumlah tegakan pohon REDD+, Kemenkeu,
Pemda
Adaptasi PI • Kajian Kerentananan, terutama untuk Kementan, KKP, BNPB,
daerah yang rentan (pesisir, pulau- KLH, Kemen PU,
pulau kecil, perkotaan) dan daerah Kemenkes, Kemenhut,
rawan bencana BMKG, Bappenas,
• Meningkatkan ketahanan (resilience) Pemda
untuk sektor-sektor yang sensitif
(pertanian, kelautan dan perikanan,
kesehatan, infrastruktur, Kehati)
• Pengembangan strategi adaptasi
daerah
• Pengembangan indikator kerentanan
untuk monev
94
III. APA IMPLIKASI BAGI
PEMBANGUNAN PERTANIAN DAN
PERDESAAN
1. PANGAN
a. Beras dipelihara kapasitas: rumah tangga +
BUMN petani,lahan/irigasi dan layanan
pertanian
b. Usaha pangan lain-tersedia beragam dan
menarik
c. Daging sapi lokal masih terbuka
2. PRODUK PREMIUM,UNIK DAN RAMAH
LINGKUNGAN
95
2. EKONOMI JASALINGKUNGAN DAN
KEHATI
1. EKONOMI JASA LINGKUNGAN
a. Eko-wisata: hutan, bahari, flora-fauna endemis
b. Jasa karbon, jasa air dsb.
2. EKONOMI KEHATI
a. Pengembangan dan standardisasi jamu
b. Industri suplemen herbal
c. Industri bahan2 penyegar/SPA, salon
d. Produk simbol lokal – industri kreatif utk wisata
3. EKONOMI KREATIF BERBASIS KEHATI-BUDAYA-
KREATIVITAS SOCIAL ENTREPRENEURSHIP
96
3. PERDESAAN
1. STANDAR KEHIDUPAN DI DESA SAMA DENGAN
KOTA:
a. Rasio elektrifikasi 97-100% desa dan Rumah
Tangga/individu
b. Layanan air bersih dan sanitasi 100%
c. Pembangunan desa: dana desa
d. Layanan lainnya: kesehatan, pendidikan dsb.
2. Bisnis perdesaan:
a. Paket produk/kehati lokal, ramah lingkungan dan
local wisdom.
b. Social entrepenuership
97
KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
TERIMA KASIH
Slide - 98