Disusun oleh :
Dosen pengampu :
i
KATA PENGANTAR
Makalah ini telah kami selesaikan dengan maksimal berkat kerjasama dan bantuan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu kami sampaikan banyak terima kasih kepada segenap
pihak yang telah berkontribusi secara maksimal dalam penyelesaian makalah ini. Diluar
itu, penulis sebagai manusia biasa menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak
kekurangan dalam penulisan makalah ini, baik dari segi tata bahasa, susunan kalimat
maupun isi. Oleh sebab itu dengan segala kerendahan hati , kami selaku penyusun
menerima segala kritik dan saran yang membangun dari pembaca.
Demikian yang bisa kami sampaikan, semoga makalah ini dapat menambah khazanah
ilmu pengetahuan dan memberikan manfaat nyata.
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................1
A. Latar belakang.............................................................................................1
B. Rumusan masalah........................................................................................1
C. Tujuan..........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................2
A. Pengertian strategi pembelajaran Problem Based Learning.......................2
B. Langkah-langkah strategi pembelajaran Problem Based Learning............3
C. Karakteristik strategi pembelajaran Problem Based Learning...................5
D. Tujuan strategi pembelajaran Problem Based Learning.............................6
E. Kelebihan dan kekurangan strategi pembelajaran problem based learning 9
F. Landasan Teoritik Strategi Pembelajaran Problem Based Learning........10
G. Evaluasi Strategi Pembelajaran Problem Basid Learning........................11
BAB III PENUTUP...........................................................................................12
A. Kesimpulan................................................................................................12
B. Saran..........................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................13
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Pada proses pembelajaran di kelas hingga saat ini masih juga ditemukan pengajar yang
memposisikan peserta didik sebagai objek belajar, bukan sebagai individu yang harus
dikembangkan potensi yang dimilikinya. Hal ini dapat mematikan potensi peserta didik.
Dan dalam keadaan tersebut peserta didik hanya mendengarkan pidato guru di depan
kelas, sehingga mudah sekali peserta didik merasa bosan dengan materi yang diberikan.
Akibatnya, peserta didik tidak paham dengan apa yang baru saja disampaikan oleh guru.
Pada model pembelajaran berbasis masalah berbeda dengan model pembelajaran yang
lainnya, Dalam model pembelajaran ini, peranan guru adalah menyodorkan berbagai
masalah, memberikan pertanyaan, dan memfasilitasi investigasi dan dialog.
Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menetapkan topik masalah
yang akan dibahas, walaupun sebenarnya guru telah menetapkan topik masalah apa yang
harus dibahas. Hal yang paling utama adalah guru menyediakan perancah atau kerangka
pendukung yang dapat meningkatkan kemampuan penyelidikan dan intelegensi peserta
didik dalam berpikir. Proses pembelajaran diarahkan agar peserta didik mampu
menyelesaikan masalah secara sistematis dan logis. Model pembelajaran ini dapat terjadi
jika guru dapat menciptakan lingkungan kelas yang terbuka dan jujur, karena kelas itu
sendiri merupakan tempat pertukaran ide-ide peserta didik dalam menanggapi berbagai
masalah.
Jika dilihat dari sudut pandang psikologi belajar, model pembelajaran ini berdasarkan
pada psikologi kognitif yang berakar dari asumsi bahwa belajar adalah proses perubahan
tingkah laku berkat adanya pengalaman. Melalui model pembelajaran ini peserta didik
dapat berkembang secara utuh, artinya bukan hanya perkembangan kognitif, tetapi peserta
didik juga akan berkembang dalam bidang affektif dan psikomotorik secara otomatis
melalui masalah yang dihadapi.
B. Rumusan masalah
1. Apa pengertian dari strategi pembelajaran problem based learning baik bahasa
maupun istilah
2. Bagaimana langkah-langkah strategi pembelajaran problem based learning
3. Apa saja karakteristik strategi pembelajaran problem based learning
4. Apa tujuan strategi pembelajaran problem based learning
5. Apa saja kelebihan dan kekurangan strategi pembelajaran problem based learning
6. Bagaimana landasan strategi pembelajaran problem based learning
7. Bagaimana cara mengevaluasi strategi pembelajaran problem based learning
1
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari strategi pembelajaran problem based learning baik
bahasa maupun istilah
2. Untuk mengetahui langkah-langkah strategi pembelajaran problem based learning
3. Untuk mengetahui karakteristik strategi pembelajaran problem based learning
4. Untuk mengetahui tujuan strategi pembelajaran problem based learning
5. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan strategi pembelajaran problem based
learning
6. Untuk mengetahui landasan strategi pembelajaran problem based learning
7. Untuk mengetahui cara mengevaluasi strategi pembelajaran problem based learning
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian strategi pembelajaran Problem Based Learning
Secara umum strtegi dapat diartikan sebagai suatu garis-garis besar haluan untuk
bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan dihubungkan dengan
belajar mengajar, strategi juga bisa diartikan sebagai pola-pola umum guru dan anak didik
dalam kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Menurut Barrow yang di kutip dalam Arend (2004: 392) dalam menyatakan bahwa
PBL merupakan pembelajaran yang merupakan hasil dari suatu proses menginvestigasi,
pemahaman dan memberikan solusi dari suatu masalah. Dengan demikian prinsip utama
dari PBL adalah pemecahan masalah yang otentik. Masalah yang dibawa ke dalam kelas
merupakan stimulus awal dan kerangka utama proses 16 pembelajaran. Dalam PBL, siswa
akan menimbulkan keterampilan memecahkan masalah secara efektif, yang nantinya
berguna di kehidupan profesionalnya.
Menurut Kamdi (2007:77) Problem Based Learning adalah suatu model pembelajaran
yang melibatkan siswa untuk memecahkan masalah melalui tahap-tahap metode ilmiah
sehingga siswa dapat mempelajari pengetahuan yang berhubungan dengan masalah
tersebut dari sekaligus memiliki keterampilan untuk memecahkan masalah.
Menurut David Johnson & Johnson memaparkan 5 langkah melalui kegiatan kelompok:
1) Konsep Dasar
Jika dipandang perlu, fasilitator dapat memberikan konsep dasar, petunjuk,
refrensi, atau link dan skill yang diperlukan dalam pembelajaran tersebut. Hal ini
dimaksudkan agar peserta didik lebih cepat masuk dalam atmosfer pembelajaran dan
mendapatkan peta yang akurat tentang arah tujuan pembelajaran.
2) Pendefisian Masalah
Fasilitator menyampaikan sekenario atau permasalahan dalam kelompoknya.
Pertama yang dilaksanakan dengan cara semua anggota kelompok mengungkapkan
pendapat, ide, dan tanggapan sekenario secara bebas, sehingga
dimungkinkanmuncul bebagai macam alternatif pendapat.setiap kelompok memiliki
hak yang sama dalam memberikan dan menyampaikan ide dalam diskusi serta
mendokumentasikan secara tertulis pendapat masing-masing dalam kerja
keras.Kedua, melakukan seleksi alternatif untuk memilih pendapat yang lebih fokus.
4
Ketiga, menentukan permasalahan dan melakukan pembagian tugas dalam
kelompok untuk mencari refrensi penyelesaian dari isu permasalahan yang didapat.
3) Pembelajaran Mandiri
Setelah mengetahui tugasnya, masing-masing peserta didikmencari bebagai
sumber yang dapat memperjelas isu yang sedang diinfestigasi. Sumber yang
dimaksud dapat dalam bentuk artikel tertulis yang tersimpan diperpustakaan,
halaman web, atau bahkan pakar dalam bidang yang relevan.
4) Pertukaran pengetahuan
Setelah mendapatkan sumber untuk keperluan pendalaman materi dalam langkah
pembelajaran mandiri, selanjutnya pada pertemuan berikutnya pesrta didik
berdiskusi dalam kelompoknya untuk mengklarifikasi capaiannya dan merumuskan
solusi dari permasalan kelompok. Pertukaran pengetahuan ini dapata dilakukan
dengan cara peserta didik berkumpul sesuai kelompoknya.
5) Penilaian
Penilaian dilakukan dengan memadukan tiga aspek yaitu : pengetahuan,
kecakapan dan sikap. Penilaian terhadap penguasaan pengetahuan yang mencakup
seluruh kegiatan pembelajaran yang dilakukan. Sedangkan penilaian terhadap sikap
dititikberatkan pada penguasaansoftskill, yaitu kaktifan dan partisipasi dalam
diskusi, kemampuan bekerja sama dalam tim, dan kehadirandalam pembelajaran.
Bobot penilaian untuk ketiga aspek tersebut ditentukan oleh guru mata pelajaran
yang bersangkutan.1
1
Arends, R. I, Learning to Teach Belajar Untuk Mengajar, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2000), hlm. 7-15
5
Meskipun PBL diterapkan pada mata pelajaran tertentu, misalnya kimia, namun
nantinya dalam pemecahan masalahnya akan dapat melibatkan disiplin ilmu lain
tergantung kemampuan dan kemauan siswa. Misalnya, dalam pelajaran kimia
lingkungan, siswa ditugaskan untuk mencari solusi seperti fisika, biologi, ekonomi dan
sosial.
3) Penyelidikan autentik.
PBL mengharuskan siswa melakukan penyelidikan autentik untuk mencari
penyelesaian nyata terhadap masalah. Mereka harus menganalisis dan mendefinisikan
masalah, mengembangkan hipotesis, mengumpulkan informasi, melakukan eksperimen
jika diperlukan, membuat analisis serta merumuskan kesimpulan.
4) Menghasilkan produk/karya dan mempresentasikannya.
PBL menuntut siswa untuk menghasilkan produk tertentu dalam bentuk karya nyata
atau peragaan yang menjelaskan bentuk penyelesaian masalah yang mereka temukan.
Produk tersebut berupa laporan, model fisik, rekaman video, program komputer, tabel,
gambar, dll. Karya tersebut selanjutnya didemonstrasikan kepada teman-teman yang
lainnya.
5) Kerja sama dalam kelompok kerja.
Kelompok kerja merupakan aspek yang penting dalam PBL untuk beberapa alasan.
Pertama, kelompok kerja membangun rasa nyaman bagi siswa untuk mengutarakan
pertanyaan terkait masalah dan ide pemecahan masalah. Kedua, kelompok kerja
membantu membangun kemampuan berkomunikasi dan mengorganisasikan kelompok.
Terakhir, kelompok kerja membangun motivasi siswa sehingga mereka aktif terlibat
dalam penyelesaian tugas karena merasa bertanggung jawab terhadap anggota
kelompok lainnya. Namun kelompok tidak selalu dapat bekerja efektif tanpa adanya
pembimbing. Oleh karena itu, tugas guru adalah memonitor interaksi dalam kelompok.
6
melibatkan pencarian makna dan harus kerja keras. Masalah dalam kehidupan nyata
yang dibawa kedalam kelas pada strategi PBL merupakan masalah yang kompleks dan
hanya dapat dicari solusinya melalui berpikir tingkat tinggi. Dengan kata lain, Saat
memecahkan masalah yang bersifat kompleks, maka siswa dengan sendirinya
membangun keterapilan berpikir tingkat tinggi.
2) Membangun ketrampilan memecahkan masalah secara efektif.
Masalah dalam kehidupan nyata yang dibawa kedalam kelas pada strategi PBL harus
dicari solusinya oleh siswa melalui kerja ilmiah. Kerja ilmiah merupakan keterampilan
yang paling efektif untuk memecahkan masalah. Disisi lain, strategi PBL dapat
menimbulkan keterampilan metakognitif siswa. Keterampilan metakonitif berkaitan
dengan kesadaran untuk menentukan suatu cara pemecahan masalah, memonitor suatu
perkembangan langkah yang telah dikerjakan dan mengevaluasi suatu pemecahan
masalah yang telah ditemukan.
3) Membangun ketrampilan belajar bekelanjutan.
Strategi metakognitif juga penting untuk membangun ketrampilan belajar
berkelanjutan, yaitu belajar secara mandiri untuk memecahkan masalah dalam
kehidupan sehari-hari. Pertama, siswa yang memiliki keterampilan metakognitif
mengetahui apa yang telah mereka pahami dan apa yang belum mereka pahami terkait
dengan suatu masalah. Kedua, mereka dapat menentukan sendiri tujuan dari
pembelajarannya, yaitu mengidentifikasi apa yang dipelajari lebih 19 lanjut untuk
memecahkan masalah. Ketiga, mereka dapat menentukan strategi yang digunakan unuk
dapat memecahkan masalah.
4) Menumbuhkan kemampuan berkolaborasi.
Salah satu karakteristik strategi PBL adalah adanya siswa yang bekerja sama satu
dengan lainnya, bisa secara berpasangan atau dalam kelompok kecil. Bekerja sama
dapat meningkatkan keterampilan sosial, antara lain melatih ketrampilan berdiskusi,
bertanggung jawab terhadap tugas, mengajukan pendapat dan menerima pendapat
orang lain, mengorganisasikan kelompok hingga membuat persetujuan kelompok.
5) Menumbuhkan motivasi intrinsik.
Motivasi intrinsik akan tumbuh dalam diri siswa bila apa yang dipelajari siswa
dikelas berkaitan dengan apa yang disukai dan terkait dengan kehidupan sehari-harinya,
dalam strategi PBL siswa diberikan kebebasan untuk menentukan topik sesuai dengan
materi atau tema yang diberikan guru yang menarik baginya dan menentukan
bagaimana akan mempelajarinya.
Tujuan pembelajaran Problem Based Learning menurut Barrows, Tamblyn (1980) dan
Engel (1977), Problem Based Learning dapat meningkatkan kedisiplinan dan kesuksesan
dalam hal (a) adaptasi dan partisipasi dalam suatu perubahan, (b) aplikasi dari pemecahan
masalah dalam situasi yang baru atau yang akan datang, (c) pemikiran yang kreatif dan
kritis, (d) adopsi data holistik untuk masalah-masalah dan situasi-situasi, (e) apreasisasi
dari beragam cara pandang, (f) kolaborasi tim yang sukses, (g) identifikasi dalam
mempelajari kelemahan dan kekuatan,(h) kemajuan mengarahkan diri sendiri, (i)
kemampuan komunikasi yang efektif, (j) uraian dasar-dasar atau argumentasi
7
pengetahuan, (k) kemampun dalam kepemimpinan , dan (l) pemanfaatan sumber-sumber
yang bervariasi dan relevan. (Siregar, Nara :121)
Menurut Arends (2008 : 70) bahwa pembelajaran Problem Based Learning bertujuan
untuk membantu siswa mengembangkan keterampilan berpikir dan keterampilan
pemecahan masalah, belajar peranan orang dewasa secara autentik, memungkunkan siswa
untuk mendapatkan rasa percaya diri atas kemampuan yang dimilikinya sendiri, untuk
berpikir dan menjadi pelajar yang lebih mandiri.
Strategi pembelajaran Problem based learning ini, siswa mempunyai kesempatan untuk
mengeksplor dan membangun pemikiran kreatif sehingga siswa dapat memecahkan
masalah yang ada dalam kegiatan belajar mengajar, sehingga kegiatan belajar yang ada di
kelas bisa menjadi lebih efektif. dengan demikian siswa dapat mengetahui apa yang telah
dketahui dan apa yang belum diketahui dan siswa dapat menentukan tujuan dari
pembelajarannya. Strategi pembelajaran Problem Based Learning merupakan strategi
pembelajaran yang dapat mengekatifkan siswa untuk mempelajari sendiri suatu masalah
dengan jalan membaca sendiri, memecahkan masalah sendiri, sehingga apa yang mereka
pelajari dapat mereka rasakan berguna untuk mereka dan akan lebih lama mereka
mengingatnya
Menurut Rohman (2011: 189) mengemukakan bahwa terdapat beberapa tujuan dari
pembelajaran problem based learning, yaitu:
9
2. Kelemahan Model Problem Based Learning (PBL)
1. PBM tidak dapat diterapkan untuk setiap materi pelajaran, ada bagian guru berperan
aktif dalam menyajikan materi. PBM lebih cocok untuk pembelajaran yang
menuntut kemampuan tertentu yang kaitannya dengan pemecahan masalah.
2. Dalam suatu kelas yang memiliki tingkat keragaman siswa yang tinggi akan terjadi
kesulitan dalam pembagian tugas.
1. Manakala siswa tidak memilki minat atau tidak mempunyai kepercayaan bahwa
masalah yang dipelajari sulit untuk dipecahkan, maka mereka akan merasa enggan
untuk mencoba.
2. Keberhasilan strategi pembelajaran melalui Problem Based learning membutuhkan
cukup waktu untuk persiapan.
3. Tanpa pemahaman mengapa mereka berusaha untuk memecahkan masalah yang
sedang dipelajari, maka mereka tidak akan belajar apa yang mereka ingin pelajari.
Kesimpulan yang dapat diambil dari beberapa pendapat di atas adalah model Problem
Based Learning ini memerlukan waktu yang tidak sedikit, Pembelajaran dengan model ini
membutuhkan minat dari siswa untuk memecahkan masalah, jika siswa tidak memiliki
minat tersebut maka siswa cenderung bersikap enggan untuk mencoba, dan model
pembelajaran ini cocok untuk pembelajaran yang menuntut kemampuan pemecahan
masalah.
10
seluruh proses pembelajaran dengan diawali pada masalah yang berkaitan dengan konsep
yang dipelajari. Karakteristik Problem Based Learning lebih mengacu pada aliran
pendidikan kontruktivisme, dimana belajar merupakan proses aktif dari pembelajaran
untuk pengetahuan. Proses aktif yang dimaksud tidak hanya bersifat secara mental tapi
juga secara fisik. Artinya, melalui aktifitas secara fisik pengetahuan siswa secara aktif
dibangun berdasarkan proses asimilasi pengalaman atau bahan yang dipelajari dengan
pengetahuan yang yang telah dimiliki dan ini berlangsung secara mental.
BAB III
3
Amir, M Taufiq, Inovasi Pendidikan melalui Problem Based Learning, (Jakarta: Prenada
Media Group, 2012), hlm 14-21
11
PENUTUP
A. Kesimpulan
Problem Based Learning adalah suatu metode pembelajaran yang menggunakan
permasalahan untuk pembelajarannya. Siswa dituntut untuk memecahkan masalah mereka
sendiri, sehingga siswa lebih aktif di dalam kelas.
Tujuan dari metode ini adalah untuk, menghasilkan pengetahuan yang terpadu,
mengembangkan kemandirian, mengembangkan keterampilan, mengembangkan motivasi
belajar, mengembangkan kepedulian sosial, mengembangkan kerja sama, meningkatkan
adaptasi, mampu memecahkan masalah, meningkatkan kemampuan berfikir kritis.
Karakteristik metode ini yaitu student centered, membentuk kelompok kecil, guru
sebagai fasilitator, permasalahan menstimulus pelajaran, perolehan informasi secara
mandiri, mengembangkan keterampilan.
Langkah-langkah PBL yaitu mengklarifikasi definisi kerja, menganalisis implikasi,
diskusi, evaluasi, dan hipotesis kerja, menghasilkan tujuan pembelajaran, meneliti tujuan
pembelajaran, melaporkan kembali, mensintesis masalah.
Peran Guru adalah sebagai pemandu atau fasilitator ytang berwenang untuk
mengarahkan siswa untuk memecahkan permasalahan yang telah diberikan dengan
menggunakan metode-metode atau tahapan yang sesuai.
Kelebihan metode ini ialah memotovasi siswa untuk aktif, memberi peluang siswa
untuk mengembangkan kreatifitas dan keterampilan, memfasilitasi integrasi kurikulum,
menguntungkan bagi guru karena metodenya berpusat ke siswa, meningkatkan
kemampuan berfikir kritis, membangun konsep pengetahuan sendiri.
Kelemahan metode ini ialah tutor yang tidak biasa menggunakan metode ini akan
kewalahan, banyak orang yang terlibat, siswa memerlukan pengetahuan dari buku atau
internet, siswa kurang komunikasi dengan guru, siswa tidak yakin akan informasi yang di
dapat.
B. Saran
Model pembelajaran merupakan komponen yang penting dalam proses belajar dan
pembelajaran, karena minat siswa dalam belajar tergantung dengan bagaimana guru
tersebut menyampaikan materi yang diajarkannya. Oleh karena itu, sebaiknya pendidik
memilih dengan bijak dengan mempertimbangkan beberapa factor untuk memilih model
pembelajaran yang akan menjadi dasar dalam menyampaikan materi pembelajarannya.
12
DAFTAR PUSTAKA
Arends, R. I. 2000. Learning to Teach Belajar Untuk Mengajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Rusmono. 2012. Strategi Pembelajaran dengan Problem Based Learning itu perlu. Jakarta:
Ghalia Indonesia.
Amir, M Taufiq. 2012. Inovasi Pendidikan melalui Problem Based Learning. Jakarta:
Prenada Media Group
13