Anda di halaman 1dari 3

ASMA BRONKIAL

No. Dokumen : SOP/UKP/RJ/


SOP No.Revisi : 00
Tgl. Mulai Berlaku : 14 Januari 2019
Halaman : 1/3
Saiful, S.Sos
Puskesmas Keumala Nip : 19630128
198803 1 001

1. Pengertian Asma Bronkial adalah gangguan inflamasi kronik saluran nafas yang
melibatkan banyak sel inflamasi dan mediator.
2. Tujuan Sebagai acuan dalam penatalaksanaan bagi pasien dengan asma bronkial di
Puskesmas Keumala.
3. Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas Keumala Nomor : 800.001/ADMEN/2018
Tentang Jenis - Jenis Pelayanan Kesehatan di Puskesmas Keumala.
4. Referensi Peraturan Menteri Kesehatan No.5 Tahun 2014 Tentang Panduan Praktik
Klinis Bagi Dokter Di FKTP.
5. Alat Dan Bahan -Tabung Oksigen
-Nebulizer
6. Prosedur dan Hasil Anamnesis (Subjective)
Langkah Keluhan
-Langkah Pasien datang karena:
a. Sesak napas yang episodik.
b. Batuk – batuk berdahak yang sering memburuk pada malam dan pagi
hari menjelang subuh. Batuk biasanya terjadi kronik.
c. Mengi.

Faktor Risiko

a. Faktor Pejamu
Ada riwayat atopi pada penderita atau keluarganya, hipersensitif
saluran napas, jenis kelamin, ras atau etnik.
b. Faktor Lingkungan
1. Bahan –bahan di dalam ruangan: tungau, debu rumah, binatang,
kecoa.
2. Bahan- bahan diluar ruangan: tepung sari bunga, jamur.
3. Makanan- makanan tertentu: bahan pengawet, penyedap dan
pewarna makanan.
4. Obat-obat tertentu.
5. Iritan: parfum, bau-bauan merangsang.
6. Ekspresi emosi yang berlebihan.
7. Asap rokok.
8. Polusi udara dari luar dan dalam ruangan.
9. Infeksi saluran napas.
10. Exercise- inducedasthma (asma kambuh ketika melakukan
aktivitas fisik tertentu).
11. Perubahan cuaca.
Hasil Pemeriksaan Fisik dan Pemeriksaan Penunjang Sederhana
(Objective)

Pemeriksaan Fisik
Tanda Patognomonis
a. Sesak napas
b. Mengi pada auskultasi.
c. Pada serangan berat digunakan otot bantu napas (retraksi
supraklavikula, interkostal, dan epigastrium).

Faktor Predisposisi

Riwayat Bronchitis atau pneumonia yang berulang

Pemeriksaan Penunjang

a. Arus Puncak Ekspirasi (APE) menggunakan Peak Flowmeter


b. Pemeriksaan darah (eosinofil dalam darah)

Penegakan Diagnosis (Assessment)


Diagnosis Klinis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan
pemeriksaan penunjang, yaitu terdapat kenaikan ≥15% rasio APE sebelum
dan sesudah pemberian inhalasi salbutamol.

Diagnosis Banding

a. Obstruksi jalan napas.


b. Bronkitis kronik.
c. Bronkiektasis.

Rencana Penatalaksanaan Komprehensif (Plan)


Penatalaksanaan
a. Pasien disarankan untuk mengindentifikasi serta mengendalikan
faktor pencetusnya.
Perlu dilakukan perencanaan dan pemberian pengobatan jangka panjang
serta menetapkan pengobatan pada serangan akut sesuuai tabel dibawah ini.
Pemeriksaan

Penunjang Lanjutan (bila diperlukan)


a. Fototoraks
b. Uji sensitifitas kulit
c. Spirometri
d. Uji Provokasi Bronkus
Komplikasi
a. Pneumotoraks.
b. Pneumomediastinum.
c. Gagal napas.
d. Asma resisten terhadap steroid.
Konseling dan Edukasi
a. Memberikan informasi kepada individu dan keluarga mengenai seluk
beluk penyakit, sifat penyakit, perubahan penyakit (apakah membaik
atau memburuk), jenis dan mekanisme kerja obat- obatan dan
mengetahui kapan harus meminta pertolongan dokter.
b. Kontrol secara teratur antara lain untuk menilai dan monitor berat
asma secara berkala (Asthma control test /ACT)
c. Pola hidup sehat.
d. Menjelaskan pentingnya melakukan pencegahan dengan:
1. Menghindari setiap pencetus.
2. Menggunakan bronkodilator / steroid inhalasi sebelum melakukan
exercise untuk mencegah exercise induced asthma.

Kriteria rujukan
a. Bila sering terjadi eksaserbasi
b. Pada serangan asma akut sedang dan berat.
c. Asma dengan komplikasi.

7. Unit Terkait - Unit Gawat Darurat


- Rujukan Ke Layanan Kesehatan Sekunder
8. Rekaman
Historis
No Yang Diubah Isi Perubahan Tanggal Mulai Diberlakukan

Anda mungkin juga menyukai