Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pekerja merupakan kelompok beresiko tinggi terhadap berbagai masalah kesehatan
yang disebabkan oleh proses kerja, lingkungan kerja, dan perilaku pekerja sehingga
berpotensi mengalami penyakit akibat kerja, sehingga perlu memberikan kepastian hokum
dalam pelayanan penyakit akibat kerja di fasilitas pelayanan kesehatan (PERMENKES
NOMOR 56 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PENYAKIT
AKIBAT KERJA).
Pekerja mempunyai risiko terhadap masalah kesehatan yang disebabkan oleh
proses kerja, lingkungan kerja serta perilaku kesehatan pekerja. Pekerja tidak hanya
berisiko menderita penyakit menular dan tidak menular tetapi pekerja juga dapat
menderita penyakit akibat kerja dan/atau penyakit terkait kerja.
Penyakit akibat kerja (PAK) adalah penyakit yang diakibatkan secara langsung dari
pekerjaan secara akut/langsung seperti kecelakaan kerja. Sedangkan penyakit akibat
hubungan kerja (PAHK) adalah penyakit atau gangguan kesehatan yang diakibatkan
secara tidak langsung atau menahun dari akibat hubungan kerja seperti tuli dan sesak
bagi penyelam dan lain-lain.
Berdasarkan data International Labour Organization (ILO) tahun 2013 diketahui
bahwa setiap tahun ditemukan 2,34 juta orang meninggal terkait pekerjaan baik penyakit
maupun kecelakaan dan sekitar 2,02 juta kasus meninggal terkait penyakit akibat kerja.
Di Indonesia, gambaran penyakit akibat kerja saat ini seperti fenomena “Puncak
Gunung Es”, penyakit akibat kerja yang diketahui dan dilaporkan masih sangat terbatas
dan parsial berdasarkan hasil penelitian sehingga belum menggambarkan besarnya
masalah keselamatan dan kesehatan kerja di Indonesia. Hal ini disebabkan karena
sumber daya manusia yang mampu melakukan diagnosis penyakit akibat kerja masih
kurang sehingga pelayanan untuk penyakit akibat kerja belum optimal.
Kesehatan kerja yang berarti lapangan kesehatan yang mengurusi masalah masalah
kesehatan secara menyeluruh bagi masyarakat pekerja. Menyeluruh dalam arti usaha-
usaha preventif, promotif, kuratif dan rehabilitative, hygiene.
Pelayanan penyakit akibat kerja berlaku untuk semua pekerja baik sektor formal
maupun informal. Pelayanan penyakit akibat kerja meliputi diagnose penyakit akibat kerja
dan tata laksana penyakit akibat kerja. Penyelenggara pelatanan penyakit akibat kerja
dilaksanakan pada fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama atau fasilitas pelayanan
kesehatan rujukan tingkat lanjutan.

1.2 Tujuan
2.1 Tujuan Umum
Untuk memperoleh derajat kesehatan yang setinggi-tingginya, baik fisik, mental
dan social bagi masyarakat pekerja dan masyarakat lingkungan tempat kerja, melalui
usaha-usaha promotif, preventif dan kuratif terhadap penyakit-penyakit atau
gangguan-gangguan kesehatan akibat kerja atau lingkungan kerja.
2.2 Tujuan Khusus

PROGRAM KESJA TAHUN 2017 1


a. Pencegahan dan pemberantasan penyakit-penyakit dan kecelakaan-kecelakaan
akibat kerja.
b. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan dan gizi tenaga kerja
c. Perawatan dan mempertinggi efisiensi dan produktivitas tenaga kerja.
d. Pemberatasan kelelahan kerja dan meningkatkan semangat kerja.
e. Perlindungan bagi masyarakat sekitar lingkungan kerja agar terhindar dari
bahaya-bahaya pencamaran yang ditimbulkan oleh perusahaaan.

1.3. Sasaran
Sasaran untuk pelayanan kesehatan kerja berdasarkan PERMENKES N0 56 tahun
2016 yaitu semua pekerja baik sektor formal maupun sektor informal.

1.4 Kebijakan
a. Permenkes Nomor 56 Tahun 2016 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Penyakit
Akibat Kerja

b. Permenkes Nomor 48 Tahun 2016 Tentang Standar Keselamatan Dan Kesehatan


Kerja
c. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
d. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan

1.5 Strategi
Strategi Kegiatan kesehatan kerja diantaranya:
1. Upaya pencegahan penyakit akibat kerja
Pada umumnya penyakit akibat kerja bersifat irreversible sehingga tindakan
pencegahan sangat diperlukan, karena bila tidak dilakukan akan menimbulkan penyakit
akibat kerja pada pekerja lain dengan resiko pekerjaan yang sama. Upaya pencegahan
penyakit akibat kerja Antara lain:
a) Melakukan identifikasi potensi berbahaya penyakit akibat kerja
b) Promosi kesehatan kerja
c) Melakukan pengendalian potensi bahaya di tempat kerja.
d) Pemberian informasi mengenai alat pelindung diri dan cara pemakaiannya.
e) Pemberian imunisasi bagi pekerja yang terpajan dengan agen biologi
2. Penemuan Dini penyakit akibat kerja
Penemuan dini penyakit akibat kerja dilakukan dengan :
a) Pemeriksaan kesehatan pra kerja
b) Pemeriksaan berkala
c) Pemeriksaan khusus, dilakukan sesuai indikasi bila ditemukan ada keluhan dan/atau
potensi bahaya di tempat kerja.
d) Surveilens kesehatan pekerja dan lingkungan kerja, dilakukan sesuai potensibahaya
yang dihadapi di tempat kerja.

Upaya pembangunan kesehatan harus berlandaskan paradigma sehat yaitu


mengedepankan upaya promotif dan preventif tanpa meninggalkan upaya kuratif dan

PROGRAM KESJA TAHUN 2017 2


rehabilitative. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka Puskesmas Cibogo mempunyai
strategi yang tertuang dalam Visi dan Misi sebagai berikut :

Visi : Puskesmas Cibogo ‘BERSATU’ menuju Kecamatan Cibogo


mandiri gotong royong untuk hidup sehat`

Misi : 1) Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan melalui


penyediaan tempat yang bersih dan nyaman;
2) Mengembangkan kreatifitas dan inovasi para petugas
Puskesmas untuk meningkatkan mutu pelayanan dan
meningkatkan pemberdayaan masyarakat dalam upaya-
upaya di bidang kesehatan;
3) Meningkatkan motivasi petugas Puskesmas agar lebih
bertanggung jawab dan berdedikasi tinggi;
4) Meningkatkan upaya-upaya antisipasi terhadap berbagai
masalah kesehatan masyarakat melalui deteksi dini yang
optimal serta cepat tanggap (responsive) terhadap setiap
masalah yang terjadi.

Untuk mewujudkan Visi dan Misi Puskesmas Cibogo mengambil beberapa


kebijakan antara lain :

1) Meningkatkan kerja sama lintas program dan lintas sektor yang terkait untuk
kesuksesan pelaksanaan program kerja Puskesmas.
2) Menyelenggarakan program upaya peningkatan kesehatan masyarakat melalui
kegiatan pembinaan dan pemeliharaan kesehatan yang meliputi promosi kesehatan,
pemberantasan penyakit, penyehatan lingkungan, perbaikan gizi, peningkatan
kesehatan keluarga/ termasuk KB, pengobatan dasar serta upaya kesehatan
masyarakat lainnya sesuai kebutuhan.
3) Meningkatkan jangkauan pelayanan pemeriksaan kehamilan dan pertolongan
persalinan oleh tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan yang memadai
4) Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan petugas dalam memberikan pelayanan
kesehatan yang bermutu kepada masyarakat.
5) Berupaya menyelenggarakan pelayanan rawat jalan yang bermutu, merata dan
terjangkau melalui pelayanan di puskesmas , pustu, polindes.
6) Memberikan pelayanan secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan serta
berorientasi pada kepuasan masyarakat.

PROGRAM KESJA TAHUN 2017 3


BAB II

GAMBARAN UMUM PUSKESMAS CIBOGO

2.1 Kondisi Geografi

Secara geografis Puskesmas Cibogo terletak di sebelah Timur Kecamatan


Subang dan sebelah Barat Kecamatan Cibogo, persisinya terletak di desa Cinangsi dan
termasuk Pada Kecamatan Cibogo, dengan luas wilayah 64,567 km2. Adapun batas-
batas wilayah kerja Puskesmas Cibogo adalah :

1. Sebelah Barat berbatasan langsung dengan Kecamatan Subang, yang


dihubungkan langsung oleh jalan utama sebagai sarana transportasi;
2. Sebelah Timur berbatasan langsung dengan Kabupaten Indramayu dan Sumedang;
3. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Cijambe;
4. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Cipunagara.

Topografi wilayah kerja UPTD Puskesmas Cibogo Kecamatan Cibogo merupakan


dataran rendah 565 ha/m2 dan berbukit 200 ha/m2, dengan ketinggian : 86-140 m dpl.
Memiliki curah hujan 7817 Mm, dengan jumlah bulan hujan : 6 bulan, Suhu rata-rata
harian 280C.

Wilayah kerja UPTD Puskesmas Cibogo meliputi 9 wilayah Administrasi Desa. Luas
wilayah dan penyebaran penduduk di 9 Desa tidak merata karena sebagian dibatasi oleh

PROGRAM KESJA TAHUN 2017 4


perkebunan (Cacao, karet dan tebu). Jarak Desa terjauh dari kota kecamatan adalah
Desa Cibalandong 20 ± Km.

Untuk melaksanakan pembinaan dan pelayanan program dari Puskesmas ke


Desa-Desa bisa dijangkau dengan menggunakan kendaraan roda 2 dan kendaraan roda
4. Jarak tempuh dari Puskesmas ke Dinas Kesehatan kabupaten Subang ± 15 Menit (± 8
Km).

Adapun wilayah kerja UPTD Puskesmas Cibogo meliputi :

a. Desa Cibogo
b. Desa Cinangsi
c. Desa Majasari,
d. Desa Padaasih
e. Desa Sadawarna
f. Desa Sumurbarang
g. Desa Belendung
h. Desa Cisaga
i. Desa Cibalandong Jaya

Sarana transportasi jalan pada umumnya sudah dapat dilalui oleh kendaraan roda 4
(mobil) dan kendaraan roda 2 ( Motor), walaupun masih ada jalan-jalan yang sudah dalam
keadaan rusak berat dan ada yang belum dilakukan pengerasan/pengaspalan, seperti
Desa Cibalandong, Desa Padaasih dan jalan menuju Kampung Bolang Desa Sadawarna.
Dengan jarak tempuh terjauh dari Ibu kota adalah Desa Cibalandong 20 Km, Desa
Sumurbarang 10 Km dan Desa Sadawarna 11 Km, adapun daerah yang sulit ditempuh
atau dijangkau adalah Dusun Cibalandong, Dusun Bolang Desa Sadawarna dan Dusun
Baplang/Sukajaya Desa Sumurbarang.

2.2 Kondisi Demografi


2.2.1 Jumlah Penduduk : 41.809 jiwa
2.2.2 Jumlah Penduduk Laki-laki : 21.042 jiwa
2.2.3 Jumlah penduduk perempuan : 20.766 jiwa
2.2.4 Jumlak KK : 14.911 jiwa
2.2.5 Jumlah Maskin : 20.812 jiwa
2.2.6 Tingkat Pendidikan : SD/ SMP
2.2.7 Mata Pencaharian : Petani dan Buruh
2.2.8 Jumlah baduta (0-24bln) : 2160
2.2.9 Jumlah balita (0-59bln) : 4375

Tabel 2.1 Jumlah penduduk menurut kelompok umur di Puskesmas Cibogo Tahun 2016

Kelmpo Laki-laki Perempuan Jumlah


k Umur
(Tahun) N % N % N %

0-14 6465 30,7 5859 28,2 12324 29,5


15-64 13317 63,3 14309 68,9 27626 66,1

PROGRAM KESJA TAHUN 2017 5


65+ 1261 6,0 598 2,9 1859 4,4
Jumlah 21043 100 20766 100 41809 100
Sumber : Profil promkes 2016

Dengan jumlah penduduk 41.809 jiwa pada tahun 2016. Umur 0-14 tahun laki-laki
6465 (30,7%) dan perempuan 5859 (28,2%), umur 15-64 tahun laki-laki 13317 (63,3%)
dan perempuan 14309 (68,9%), umur 65 ke atas laki-laki 1261 (6,0%) dan perempuan 598
(2,9%).

2.3 Sumber Daya Kesehatan

2.3.1 Tenaga Kesehatan


1) Kepala Puskesmas : 1 orang
2) Dokter Umum : 1 orang
3) Dokter Gigi : 1 orang
4) Bidan Puskesmas : 4 orang
5) Bidan poned : 3 orang
6) Bidan Desa : 9 orang
7) Perawat : 24 orang
8) Tenaga Pelaksana Gizi : 1 orang
9) Sanitarian : 1 orang
10) Perawat Gigi : 2 orang
11) Petugas Promkes : 1 orang
12) Tenaga lain : 9 orang
13) Jumlah kader kesehatan : 310 orang

2.3.2 Sarana Pelayanan Kesehatan


1) Puskesmas : 1 Buah
2) Puskesmas Pembantu : 2 Buah
3) Polindes : 9 Buah
4) Posyandu : 62 Buah
5) Pusling : 2 Buah
6) Posbindu : 18 Buah

2.3.3 Sarana Penunjang


1) UGDset : 1 unit
2) Partus set : 1 unit
3) Dental set : 1 unit
4) Tempat tidur periksa : 3 buah
5) Blangkar UGD : 3 buah
6) Mobil Pusling : 1 unit
7) Bed Pasien : 12 buah
8) O2 besar : 2 buah
9) O2kecil : 1 buah
10) Gynecolog bed : 1 buah

PROGRAM KESJA TAHUN 2017 6


11) TV : 2 unit
12) Video : 1 unit
13) TTV set : 1 unit

2.4 Lingkungan Sosial, Ekonomi dan Budaya

Lingkungan sosial wilayah kerja Puskesmas Cibogo terbagi menjadi 9


pemerintahan desa, walaupun statusnya masih pedesaan, tetapi lingkungan sosialnya
cenderung sudah menggambarkan lingkungan perkotaan, khususnya di wilayah desa
Cinangsi, Cibogo, Padaasih dan Sadawarna, hal ini didukung dengan tersedianya jalur
lalu lintas berupa jalan raya provinsi yang melewati wilaya desa-desa tersebut, sehingga
mobilisasi penduduknya sangat tinggi, hal ini di dukung pula dengan berdirinya pabrik-
pabrik besar di sepanjang jalur tersebut. Banyak berdirinya pabrik-pabrik besar di wilayah
kerja Puskesmas Cibogo yang menyerap puluhan ribu karyawan/buruh menyebabkan
pergeseran social, ekonomi dan budaya masyarkatnya.
Secara ekonomi, terjadi pergeseran status mata pencaharian masyarakat, yang
semula mengandalkan dari sektor pertanian dan perkebunan, sekarang bertambah dari
sektor industri, terutama dalam dekade tiga tahun terakhir ini, penghasilan masyarakat di
wilayah kerja Puskesmas Cibogo mengalami peningkatan pendapatan dan perubahan
yang sangat signifikan, disadari atau tidak, tentu saja hal ini merubah juga gaya hidup
yang tadinya gaya hidup masyarakat desa bergeser menjadi gaya hidup masyarakat
kota, apalagi banyak pula berdiri mini market/swalayan, tempat kos dan fasilitas lain yang
mendukung perubahan tersebut.
Pergeseran status sosial dan ekonomi masyarakat (baik masyarakat setempat
maupun pendatang), tentu saja memberikan banyak perubahan dalam banyak hal, tetapi
masyarakat setempat umumnya masih tetap kuat memegang budaya/tradisi leluhurnya.
Hal ini terlihat dari seni budaya (kesenian setempat), acara hajatan, serta seremonial
seperti ‘hajat wawar atau hajat lembur yang masih eksis dan tetap bertahan sampai saat
ini. Dilihat dari perilaku masyarakat untuk hidup bersih dan sehat, sudah ada
peningkatan, akses pelayanan kesehatan yang dipilih masyarkat, penerapan nilai-nilai
hidup sehat dalam program desa siaga sudah lebih baik dan maju.

2.5 Lingkungan Fisik

Gedung Puskesmas Cibogo terletak di samping jalur jalan raya provinsi yang cukup
ramai, jalan ke desa-desa di wilayah kerja pada umumnya sudah dapat dilalui oleh
kendaraan roda 4 (mobil) dan kendaraan roda 2 ( Motor), walaupun masih ada ruas jalan
yang sudah rusak dan belum dilakukan pengerasan/pengaspalan, seperti Desa
Cibalandong, Desa Padaasih dan jalan menuju Kampung Bolang Desa Sadawarna.
Dengan jarak tempuh terjauh dari Ibu kota adalah Desa Cibalandong 20 Km, Desa
Sumurbarang 10 Km dan Desa Sadawarna 11 Km.

2.6 Keuangan

Kegiatan program UKK bersumber dari Bantuan Operasional Kesehatan (BOK)


yang dapat dilihat pada tabel di bawah ini yaitu :

PROGRAM KESJA TAHUN 2017 7


N KEGIATAN ALOKASI
O
1 Penjaringan tempat kerja dan pekerja

2 Pembinaan dan pemantauan kesehatan kerja 120,000

3 Sosialisasi, orientasi kesehatan kerja 230,000

Jumlah 0,000

Analisis :

Jika dilihat dari sumber biaya BOK di atas, untuk pembiayaan seluruh kegiatan program
Kesja selama tahun 2017 masih kurang, maka dari itu petugas akan mengajukan
anggaran kegiatan untuk tahun 2018 yang lebih besar sehingga seluruh kegiatan dapat
masuk ke dalam anggaran BOK ( Biaya Operasional Kesehatan).

PROGRAM KESJA TAHUN 2017 8


BAB III
ANALISA SITUASI UPAYA KESEHATAN

3.1 Cakupan Pembinaan POS Upaya Kesehatan Kerja ( POS UKK)

Grafik 3.1

Cakupan Pembinaan POS Upaya Kesehatan Kerja (UKK)


Puskesmas Cibogo Tahun 2017
1
0.9
0.8
0.7
0.6
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
ri ar
i et ril ei ni li us r er r r
ua ru ar Ap M Ju Ju st be ob be be
a n b M u m t m m
J Pe A g te Ok pe se
S ep No De

Cibogo Cinangsi Majasari Padaasih Sadawarna


Sumurbarang Belendung Cisaga Cibalandong

Analisis :
Cakupan pembinaan POS UKK sudah mencapai target ( target 1 POS UKK, pencapaian 1
POS UKK) tapi masih ada 8 desa yang belum terbina POS UKK nya di Puskesmas
Cibogo tahun 2017.

3.2 Cakupan Penanganan Penyakit Akibat Kerja (PAK) dan Penyakit Akibat Hubungan
Kerja (PAHK)

Grafik 3.2

Cakupan Penanganan Penyakit Akibat Kerja (PAK) dan Penyakit Aibat Hubungan Kerja
(PAHK)
di Puskesmas
100 100Cibogo
100 Tahun 2017
100 100 100 100 100 100 100 100 100
100
90
80
70
60
50
40
30
20
10 0
0
ri ri et ril ei ni li us r er r r as
ua ua ar Ap M Ju Ju st be ob be be m
n r M u em t m m s
J a
Pe
b A g
pt Ok pe se sk
e
Se No De Pu

PROGRAM KESJA TAHUN 2017 9


Analisis :

Secara keseluruhan Cakupan penanganan penyakit akibat kerja (PAK) dan penyakit Akibat
Hubungan kerja (PAHK) telah mencapai target dari target 100% (28 orang pekerja yang
datang dengan PAK/PAHK), pencapaian 100% (28 orang pekerja yang dating dan tertangani)
dari penyakit yang diakibatkan secara langsung dari pekerjaan secara akut / seperti
kecelakaan kerja, tapi masih banyak perusahaan yang tidak merujuk PAK/PAHK ke
Puskesmas Cibogo.

PROGRAM KESJA TAHUN 2017 10


BAB IV
RUMUSAN MASALAH UPAYA KESEHATAN

4.1 Identifikasi Masalah

N
UPAYA TARGET PENCAPAIAN MASALAH
O

Cakupan pembinaan POS Cakupan pembinaan POS UKK sudah mencapai target ( target 1 POS UKK, pencapaian 1
1 POS POS UKK) tapi masih ada 8 desa yang belum terbina POS UKK nya di Puskesmas Cibogo
1 UKK di wilayah puskesmas 1 POS UKK
UKK tahun 2017.
Cibogo tahun 2017

4.2
Cakupan Penanganan
Penyakit Akibat Kerja (PAK) Secara keseluruhan Cakupan penanganan penyakit akibat kerja (PAK) dan penyakit Akibat
& Akiba Hubungan Kerja Hubungan kerja (PAHK) telah mencapai target dari target 100% (28 orang pekerja yang

2 (AHK) di wilayah 100% 100% ( 28 ) datang dengan PAK/PAHK), pencapaian 100% (28 orang pekerja yang dating dan tertangani)
puskesmas Cibogo tahun dari penyakit yang diakibatkan secara langsung dari pekerjaan secara akut / seperti
2017 kecelakaan kerja, tapi masih banyak perusahaan yang tidak merujuk PAK/PAHK ke
Puskesmas Cibogo.

Menetapkan Urutan Prioritas Masalah

MASALAH U S G TOTAL

Cakupan pembinaan POS UKK sudah mencapai target ( target 1 POS UKK, pencapaian 1 POS UKK) 3 3 2 8
tapi masih ada 8 desa yang belum terbina POS UKK nya di Puskesmas Cibogo tahun 2017.

Secara keseluruhan Cakupan penanganan penyakit akibat kerja (PAK) dan penyakit Akibat Hubungan 4 3 3 10
kerja (PAHK) telah mencapai target dari target 100% (28 orang pekerja yang datang dengan
PAK/PAHK), pencapaian 100% (28 orang pekerja yang dating dan tertangani) dari penyakit yang
diakibatkan secara langsung dari pekerjaan secara akut / seperti kecelakaan kerja, tapi masih banyak
perusahaan yang tidak merujuk PAK/PAHK ke Puskesmas Cibogo tahun 2017.

4.3 Mencari Akar Penyebab Masalah

lingkungan Alat
Secara keseluruhan Cakupan
Banyaknya pabrik d Tidak adanya leafleat penanganan penyakit akibat kerja
wilayah kerja mengenai PAK dan AHK
Kurang terjaringnya
(PAK) dan penyakit Akibat
perusahaan formal
Tidak adanya alat tranportasi
dan informal Hubungan kerja (PAHK) telah
khusus petugas
mencapai target dari target 100%
(28 orang pekerja yang datang
Kurang dukungan dari lintas sektor

Pabrik susah untuk di ajak MOU dengan


kerjasama Jadwal penyuluhan kurang perusahaan belum ada

Biaya penjaringan belum maksimal Pekerja belum memahami Kurangnya jadwal


PAK dan AHK penjaringan perusahaan
Masih terbatasnya dana
untuk sosialisasi Petugas rangkap program Koordinasi lintas program
dan sektor masih kurang
Belum maksimalnya Tidak seimbangnya Antara Kurangnya
dana pembinaan petugas dengan daerah Frekuensi penyuluhan sosialisasi tentang
binaan masih kurang PAK dan AHK

Dana Manusia Metode

lingkungan Alat

Kurangnya jadwal
penjaringan Kurang terjaringnya perusahaan
Banyaknya pabrik d perusahaan formal dan informal
wilayah kerja

Tidak adanya alat MOU dengan perusahaan


tranportasi khusus petugas belum ada Cakupan pembinaan
Kurang dukungan dari lintas
sektor POS UKK sudah
mencapai target ( target
Pabrik susah untuk di Jadwal penyuluhan
ajak kerjasama
1 POS UKK,
kurang
pencapaian 1 POS
UKK) tapi masih ada 8
desa yang belum
terbina POS UKK nya di
Puskesmas Cibogo
Biaya penjaringan belum maksimal
Petugas belum terlatih
Koordinasi lintas
Tidak adanya dana untuk program dan sektor
Petugas rangkap masih kurang
pembentukan POS UKK
program
Frekuensi penyuluhan
Masih terbatasnya masih kurang
Tidak seimbangnya
dana untuk sosialisasi
Antara petugas
dengan daerah
Belum maksimalnya binaan Kurangnya sosialisasi
dana pembinaan tentang Pos UKK

Dana Manusia Metode

4.4 Menetapkan Cara Pemecahan Masalah

Tabel 4.3

PRIORITAS ALTRNATIF PEMECAHAN


NO PEYEBAB MASALAH PEMECAHAN MASALAH TERPILIH KETERANGAN
MASALAH MASALAH
1 Masih kurangnya - Petugas rangkap program. - Sosialisasi tentang penyakit - Sosialisasi, orientasi kesehatan
Penanganan Penyakit - Pekerja yang belum memahami Akibat Kerja (PAK) & Akibat kerja
Akibat Kerja (PAK) & tentang Penyakit Akibat Kerja (PAK) Hubungan Kerja (AHK) pada - Pembinaan dan pemantauan
Penyakit Akibat
Hubungan Kerja & Akibat Hubungan Kerja (AHK) perusahaan formal kesehatan kerja
(PAHK) hanya - Belum tertatanya sarana pencatatan - Pembinaan dan pemantauan - Pencatatan Penyakit Akibat Kerja
ditangani 28 kasus pekerja dan masyarakat umum di kesehatan kerja (PAK) & Akibat Hubungan Kerja
kecelakaan di layanan kesehatan di puskesmas - Belum tertatanya sarana (AHK) pekerja di layanan
Puskesmas Cibogo cibogo. pencatatan pekerja dan kesehatan puskesmas cibogo.
tahun 2017 - Sosialisasi tentang PAK dan AHK masyarakat umum di
belum optimal layanan kesehatan di
- Kerjasa malintas sector belum puskesmas cibogo.
terjalin secara optimal.
- Masih terbatasnya dana dalam
melakukan sosialiasi
- Banyak pabrik di wilayah kerja
- Banyak pabrik susah di ajak
kerjasama

2 Masih kurangnya - Penjaringan perusahaan formal dan - Penjaringan Usaha formal - Melakukan penjaringan
pembinaan POS UKK Informal masih kurang maksimal dan informal masih kurang perusahaan formal dan informal
terjadi kesenjangan - Kurangnya Sosialisasi tentang Pos maksimal - Melakukan Sosialisasi POS UKK
dari target 1 pos
UKK. - Melakukan sosialisasi Pos ke perusahaan informal
pencapaian 0 ( belum
terbentuk) pos UKK di - Petugas belum terlatih KESJA UKK ke perusahaan - Melakukan pembentukan POS
wilayah puskesmas - Kurangnya dana dan sarana untuk informal UKK di wilayah kerja Puskesmas
Cibogo tahun 2017 pembentukan pos UKK - Melakukan pembentukan Cibogo
- Kurangnya dana untuk pembinaan POS UKK di wilayah kerja - Melakukan Pembinaan dan
Pos UKK. Puskesmas Cibogo pemantauan kesehatan kerja.
- Banyak pekerja InFormal - Melakukan Pembinaan dan
kecamatan Cibogo. pemantauan kesehatan
- Kurangnya data jumlah perusahaan kerja
informal dan formal
BAB V
RENCANA USULAN KEGIATAN

Tabel 5.1

KEBUTUHAN WAKTU
N UPAYA TARGET PENANGGUNG MITRA KEBUTUHAN INDIKATOR SUMBER
KEGIATAN TUJUAN SASARAN SUMBER PELAKSANA
0 KESEHATAN SASARAN JAWAB KERJA ANGGRAN KINERJA BIAYA
DAYA AN
Melakukan Terdatanya Semua 100 % Ka puskesmas Format, Kader Maret, 1 org x 1hr x 5 100 %
penjaringan semua perusahaan Pet UKK wawancara Agustus ds x 1 kl x Terjaringnya
tempat kerja perusahan terdata 60.000 = tempat kerja
dan pekerja formal dan 300.000 dan pekerja
informal
1 BOK
1 org x 1hr x 4
ds x 1 kl x
80.000 =
320.000

Melakukan Meningkatkan Pekerja 100 % Petugas ukk Materi, diskusi Kader April 2 org x 1hr x 3 100%
Sosialisasi pengetahuan PJ UKM ds x 1 kl x pekerja
orientasi tentang 60.000 = mengetahui
kesehatan kesehatan dan 360.000 tentang
kerja keselamatan kesehatan
2 BOK
di tempat 2 org x 1hr x 3 kerja
kerja ds x 1 kl x
80.000 =
480.000

Melakukan Tempat kerja 100 % Petugas ukk Format, Kader Maret 4 org x 1hr x 1 100 %
pembentuka formal dan PJ UKM wawancara, pos ukk x 1 kl terbentuknya
Program n POS UKK Informal diskusi x 100.000 = Pos UKK
3 pengembangan di wilayah 400.000
UKK kerja
Puskesmas
Cibogo
Melakukan Terbinanya Pekerja 100 % Petugas ukk Materi, diskusi Kader Mei, Juni 2 org x 1hr x 3 100 %
Pembinaan pekerja PJ UKM ds x 2 kl x terbinanya
dan 60.000 = tempat kerja
4 pemantauan 720.000 dan pekerja
kesehatan Sept, Nov
kerja. 2 org x 1hr x 3 BOK
ds x 2 kl x
80.000 =
960.000

5 Pencatatan Mencatat Pekerja _ Petugas ukk Buku register BP Januari s/d 1 org x 1 kl x 100%
Penyakit semua Desember 12 bln x tercatat
Akibat Kerja PJ UKM UGD
kejadian yang 30.000 = semua
(PAK) & terjadi dengan KIA 360.000 kejadian
Akibat pekerja untuk PAK dan
Hubungan PONED
Penyakit AHK pada
Kerja (AHK) Akibat Kerja pekerja yang
pekerja di (PAK) & Akibat di layani
layanan Hubungan
kesehatan di Kerja (AHK)
puskesmas
cibogo
BAB VI
PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan dari hasil data yang diperoleh ada beberapa masalah yang
ditemukan diantaranya Secara keseluruhan Cakupan penanganan penyakit akibat
kerja (PAK) dan penyakit Akibat Hubungan kerja (PAHK) telah mencapai target dari
target 100% (28 orang pekerja yang datang dengan PAK/PAHK), pencapaian 100%
(28 orang pekerja yang dating dan tertangani) dari penyakit yang diakibatkan secara
langsung dari pekerjaan secara akut / seperti kecelakaan kerja, tapi masih banyak
perusahaan yang tidak merujuk PAK/PAHK ke Puskesmas Cibogo. Cakupan
pembinaan POS UKK sudah mencapai target ( target 1 POS UKK, pencapaian 1
POS UKK) tapi masih ada 8 desa yang belum terbina POS UKK nya di Puskesmas
Cibogo tahun 2017.

Dari masalah yang ditemukan pelaksana program melakukan kegiatan untuk


mengatasi masalah yang ada diantaranya Melakukan penjaringan tempat kerja dan
pekerja, sosialisasi orientasi kesehatan kerja pada pekerja, melakukan pembinaan
dan pemantauan kesehatan kerja para pekerja.

6.2 Saran

1. Agar pencapaian cakupan lebih meningkat di harapkan anggaran untuk dana


untuk sosialisasi orientasi kesehatan kerja serta pemantauan dan pembinaan
kesehatan pekerja ditingkatkan
2. Agar dianggarkannya dana untuk penjaringan tempat kerja baik formal maupun
informal.
N AKAR PENYEBAB MASALAH
MASALAH
O MANUSIA ALAT METODE DANA LINGKUNGAN
1. Masih kurangnya - Petugas - Belum - Sosialisasi tentang - Masih - Banyak pabrik di
Penanganan rangkap tertatanya PAK dan AHK terbatasnya wilayah kerja
Penyakit Akibat program. sarana belum optimal dana dalam - Banyak pabrik
Kerja (PAK) & pencatatan melakukan susah di ajak
Penyakit Akibat - Petugas belum pekerja dan - Kerjasa malintas sosialiasi kerjasama
Hubungan Kerja terlatih masyarakat sector belum
(PAHK) hanya umum di terjalin secara
ditangani 28 - Pekerja yang layanan optimal.
kasus kecelakaan belum kesehatan di
di Puskesmas memahami puskesmas
Cibogo tahun tentang cibogo.
2017 Penyakit Akibat
Kerja (PAK) &
Akibat
Hubungan
Kerja (AHK)

2. Masih kurangnya - Petugas belum - Tidak - Penjaringan - Kurangnya - Banyak pekerja


pembinaan POS terlatih KESJA adanya alat perusahaan formal dana dan InFormal
UKK terjadi tranportasi dan Informal masih sarana untuk kecamatan
kesenjangan dari - Petugas khusus kurang maksimal pembentukan Cibogo.
target 1 pos rangkap petugas - Kurangnya pos UKK
pencapaian 0 program. Sosialisasi tentang - Kurangnya
( belum Pos UKK. dana untuk - Kurangnya data
terbentuk) pos - Tidak - Jadwal pembinaan Pos jumlah
UKK di wilayah seimbangnya penjaringan UKK. perusahaan
puskesmas kurang informal dan
Antara petugas
Cibogo tahun dengan daerah formal
2017 binaan - MOU
dengan
perusahaan
belum ada

Anda mungkin juga menyukai