Anda di halaman 1dari 7

Nama : Ikhsan Nurfajar

NIM : 1517618029

Prodi : Rekayasa Keselamatan Kebakaran

Mata Kuliah : Manajemen Resiko

1. Jelaskan konsep tentang resiko, pengertian tentang manajemen resiko serta bagaimana
strategi manajemen resiko tersebut diterapkan !

Resiko adalah faktor penyebab ketidakpastian dalam usaha untuk mencapai tujuan
yang dapat memberikan kerugian akibat dari ancaman bahaya yang timbul. Dengan
adanya resiko maka suatu organisasi akan menghadapi konsekuensi kegagalan yang akan
terjadi dimasa yang akan datang. Dalam aktivitas bisnis, sebuah risiko sudah sepatutnya
untuk dikelola sebaik mungkin. Terlebih berada pada kondisi yang penuh ketidakpastian.
Situasi tersebut biasa dikenal dengan nama VUCA (Volatility, Uncertainty, Complexity, &
Ambiguity), Dengan demikian penting untuk menerapkan manajemen risiko. Cara
menghadapi resiko adalah dengan memanajemen resiko itu sendiri dengan cara
mengidentifikasi risiko tersebut, melakukan analisis terhadap risiko, dan melakukan
evaluasi apakah risiko tersebut harus diatasi atau dikelola

Manajemen resiko adalah suatu proses atau perencanaan untuk menghindari ancaman
atau mengurangi dampak negatif yang timbul dari ancaman tersebut atau memindahkan
resiko resiko tersebut ke pihak lain. Merencakan manajemen resiko yang baik maka akan
mampu bersiap menghadapi saat kondisi yang buruk. Cara menghadapi resiko adalah
dengan memanajemen resiko itu sendiri dengan cara :

 mengidentifikasi risiko/sumber bahaya tersebut,


 melakukan analisis atau penilaian terhadap risiko
 melakukan evaluasi apakah risiko tersebut harus diatasi atau dikelola secara
kontinu

Strategi manajemen resiko

a) Risk avoidance (menghindari resiko lebih parah) = berhenti melakukan proses


produksi sementara atau melakukan tutup usaha
b) Risk Control (Mengelola resiko ) = adanya manajemen K3 dalam proses produksi ,
sistem proteksi atau mencegah kerugian makin parah
c) Risk retention ( Dana cadangan) = dana simpanan untuk mengatasi kerugian bila
terjadi kerusakan/ancaman
d) Risk Trasnfer (memindahkan resiko ke pihak lain = menjaminkan perusahaan pada
ansuransi

2. Jelaskan tantangan masyarakat baru dikaitkan dengan resiko bagi sebuah


organisasi/perusahaan bisnis
a) Tantangan Market / perekonomian
 Persaingan global
kompetitor bukan hanya dari lokal saja tapi mancanegara mempunyai
resiko semakin kecil kesempatan atau peluang kerja yang akan didapat
 Persaingan yang kompetitif
Persaingan kompetisi yang lebih unggul dan maju, jika memiliki
kemampuan daya saing yang lemah maka masyarakat baru tersebut
akan kalah dalam persaingan
 Persaingan tenaga kerja
Kemampuan kompetensi tenaga kerja dalam menghadapi pesaingan
global dan kompetitif sangat diperlukan masyarakat baru untuk
menghadapi tantangan dari kebutuhan pasar.
b) Tantangan teknologi
 Inovasi dan teknologi
Kemajuan IPTEK yang masih tertinggal dan pembangunan yang
terhambat
 Kebutuhan e-commerce
Mengikuti persaingan ekonomi yang menggunakan kemajuan
teknologi untuk kegiatan komersial seperti alibaba, amazon, tokopedia,
dll
 Informasi yang overload
Sumber informasi yang berasal dari luar sangat banyak sehingga
kemungkinan akan muncul berita hoax dan negatif yang sulit dikontrol
c) Tantagan sosial
 Tanggung jawab sosial
Rasa tanggung jawab perusahaan terhadap lingkungan sosial
sekitarnya. CSR dapat dikatakan sebagai kontribusi perusahaan
terhadap tujuan pembangunan berkelanjutan dengan cara manajemen
dampak (minimisasi dampak negatif dan maksimisasi dampak positif)
terhadap seluruh pemangku kepentingannya.
 Regulasi pemerintah
Pemerintah selaku pembuat kebijakan harus membuat peraturan dan
perundangan menciptakan regulasi yang memudahkan suatu
organisasi/perusahaan namun terkadang ada juga perusahaan yang
terhambat karena terbentur peraturan pemerintah yang rumit
3. Gambar dan jelaskan skema proses manajemen resiko

1) Menentukan konteks manajemen resiko


Tahap identifikasi hubungan antara organisasi/perusahaan dan lingkungan
disekitarnya sesuai visi dan misi, mengidentifikasi kelebihan, kekurangan,
kesempatan dan kendala yang ada.
 Mengetahui SWOT (strength, weakness, opportunities, threat) dari
perusahaan/organisasi tersebut
 Hubungan antara perusahaan/organisasi dengan lingkungan sekitarnya
(membentuk CSR)
 Kemampuan keuangan, operasional dan kekuatan politik suatu
perusahaan/organisasi
 membuat rancangan manajemen resiko
 menentukan kriteria resiko
 membuat struktur organisasi
2) Mengindentifikasi resiko
proses peninjauan area-area dan proses-proses teknis yang memiliki risiko
potensial yang akan dikelola
 Menentukan ancaman atau gangguan apa saja yang akan muncul serta
kemungkinan resiko yang akan terjadi
 Membuat skenario resiko serta kebutuhan alat dan teknik untuk
manajemen resiko
3) Menganalisis resiko
proses menilai risiko yang telah teridentifikasi menggunakan matrix risiko
untuk menentukan besarnya risiko. (risk = likelihood x consequences)
 Mengklasifikasi kelas resiko berdasarkan besar kerugiannya
 Menentukan dampak akibat dan seberapa besar kemungkinan resiko itu
terjadi
 Menggunakan data kualitatif dan kuantitatif analisis
4) Evaluasi resiko
proses penilaian risiko untuk menentukan apakah risiko yang terjadi dapat
diterima atau tidak dapat diterima.
 Membandingkan tingkatan resiko dengan kriteria yang telah ditentukan
 Membuat list tingkatan resiko dengan aksi yang diperlukan mulai dari
yang low risk hingga high risk
5) Perlakuan terhadap resiko
 Mengidentifikasi opsi tindakan terhadap resiko
 Menghindari resiko yang tinggi
 Mengurangi kemungkinan dan dampak resiko
 Memindahkan resiko ke pihak lain (ke asuransi)
 Menahan resiko
 Melakukan assessment terhadap opsi tindakan
 Menyiapkan rencana tindakan
 Mengimplementasikan rencana tindakan yang telah dirancang
6) Monitoring review
Adalah proses evaluasi yang sistematis dari hasil kerja proses penanganan
risiko yang telah dilakukan dan sebagai dasar dalam penyusunan strategi
penanganan risiko yang lebih baik di kemudian hari
 Memantau efektivitas dari rencana, strategi, dan sistem manajemen
resiko agar implementasinya terkontrol dengan baik dan semestinya.
 Memantau perubahaan kondisi dan menjamin priotitas resiko tidak
berubah
 Menyesuaikan manajemen resiko dengan perkembangan zaman atau
keadaan
7) konsultasikan manajemen resiko ke konsultan ahli
 menjalin relasi dengan stakeholder
 menjamin tanggung jawab tindakan dan kompetensi manajemen resiko
sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan
4. Jelaskan langkah-langkah yang diperlukan dalam pengelolaan resiko K3

Standar OHSAS 18001 : 2007 (Occupational Health and Safety Management


Systems) ialah standar internasional dalam membangun dan menerapkan Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja dalam suatu organisasi
(perusahaan) di tempat kerja. Standar OHSAS 18001 disusun berdasarkan
metode PDCA (Plan-Do-Check-Act) yang dijabarkan sebagai berikut :

 Plan (Perencanaan) : membangun tujauan-tujuan dan proses-proses


yang diperlukan untuk memberikan hasil yang sesuai dengan
Kebijakan K3 suatu organisasi.
 Do (Pelaksanaan) : Menerapkan proses-proses yang telah
direncanakan.
 Check (Pemeriksaan) : Memantau dan mengukur proses-proses
terhadap Kebijakan K3 organisasi.
 Act (Tindakan) : Mengambil tindakan untuk peningkatan kinerja
K3 secara berkelanjutan.
Persyaratan-persyaratan sistem manajemen K3

1) Kebijkan K3
Manajemen puncak harus mendefinisikan dan menyetujui kebijakan K3 dan
memastikan bahwa di dalam ruang lingkup dari sistem manajemen K3 semua
pihak mengetahui dan mengetahui seluruh kebijkan K3 yang telah dibuat oleh
manajemen
2) Perencanaan
Organisasi harus membuat, menerapkan dan memelihara prosedur untuk
mengidentifikasi bahaya yang ada, penilaian risiko, dan penetapan
pengendalian yang diperlukan.
3) Implementasi dan operasional
menjamin sistem manajemen K3 dibuat, diterapkan, dan dipelihara sesuai
dengan standar OHSAS. Organisasi harus memastikan bahwa orang-orang
yang berada di tempat kerja bertanggung jawab untuk aspek- aspek K3 di
dalam kendali mereka, termasuk kepatuhan pada persyaratan K3 organisasi
yang relevan
4) Pemeriksaan dan tindakan perbaikan
Organisasi harus membuat, menerapkan dan memelihara prosedur untuk
memantau dan mengukur kinerja K3 secara teratur. Jika peralatan pemantauan
digunakan untuk mengukur dan memantau kinerja, organisasi harus membuat
dan memelihara prosedur untuk kalibrasi dan pemeliharaan peralatan tersebut,
sesuai keperluan
5) Tinjauan manajemen
Manajemen puncak harus meninjau sistem manajemen K3 organisasinya,
secara terencana, untuk menjamin kesesuaian, kecukupan dan keefektifannya
secara berkelanjutan. Proses tinjauan manajemen harus termasuk penilaian
kemungkinan-kemungkinan peningkatan dan kebutuhan perubahan sistem
manajemen K3, termasuk kebijakan K3 dan tujuan-tujuan K3. Catatan hasil
tinjauan manajemen harus dipelihara.

Anda mungkin juga menyukai