Bentuk perlindungan tenaga kerja di Indonesia yang wajib di laksanakan oleh setiap
pengusaha atau perusahaan yang mempekerjakan orang untuk bekerja pada perusahaan
tersebut harus sangat diperhatikan, yaitu mengenai pemeliharaan dan peningkatan
kesejahteraan di maksud diselenggarakan dalam bentuk jaminan social tenaga kerja yang
bersifat umum untuk dilaksanakan atau bersifat dasar, dengan bersaskan usaha bersama,
kekeluargaan dan kegotong royongan sebagai mana yang tercantum dalam jiwa dan semangat
Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
Jaminan pemeliharaan kesehatan merupakan jaminan sebagai upaya penanggulangan dan
pencegahan gangguan kesehatan yang memerlukan pemeriksaan, pengobatan, dan/atau
perawatan termasuk kehamilan dan persalinan. Pemeliharaan kesehatan dimaksudkan untuk
meningkatkan produktivitas tenaga kerja sehingga dapat melaksanakan tugas sebaik-baiknya
dan merupakan upaya kesehatan dibidang penyembuhan. Oleh karena itu upaya
penyembuhan memerlukan dana yang tidak sedikit dan memberatkan jika dibebankan kepada
perorangan, maka sudah selayaknya diupayakan penanggulangan kemampuan masyarakat
melalui program jaminan social tenaga kerja. Para pekerja dalam pembangunan nasional
semakin meningkat, dengan resiko dan tanggung jawab serta tantangan yang dihadapinya.
Oleh karena itu kepada mereka dirasakan perlu untuk diberikan perlindungan, pemeliharaan,
dan peningkatan kesejahteraannya sehingga menimbulkan rasa aman dalam bekerja.
Jaminan sosial tenaga kerja adalah suatu perlindungan bagi tenaga kerja dalam bentuk
santunan berupa uang sebagai pengganti sebagian penghasilan yang hilang atau
berkurang dan pelayanan sebagai akibat peristiwa atau keadaan yang dialami oleh
tenaga kerja berupa kecelakaan kerja, sakit, hamil, bersalin, hari tua dan meninggal
dunia.
Indonesia, Undang-undang Jaminan SosialTenagakerja, No, 3 Tahun 1992 Pasal 10.
D. SISTEM PENGUPAHAN
Pengertian “UPAH” dalam UU 13/2003 Pasal 1 angka (30) :
Upah adalah hak pekerja/buruh yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang
sebagai imbalan dari pengusaha atau pemberi kerja kepada pekerja/buruh yang
ditetapkan dan dibayarkan menurut suatu perjanjian kerja, kesepakatan, atau peraturan
perundangundangan, termasuk tunjangan bagi pekerja/buruh dan keluarganya atas suatu
pekerjaan dan/atau jasa yang telah atau akan dilakukan.
Sistem upah merupakan kebijakan dan strategi yang menentukan kompensasi yang diterima
pekerja. Kompensasi ini merupakan bayaran atau upah yang diterima oleh pekerja sebagai
balas jasa atas hasil kerja mereka. Bagi pekerja, masalah sistem upah merupakan masalah
yang penting karena menyangkut keberlangsungan dan kesejahteraan hidup mereka. Oleh
karenannya tidak heran bila dari buruh hingga direktur, tidak ada topik yang lebih menarik
dan sensitif daripada masalah gaji. Isu – isu dikriminasi dan kesenjangan sosial bisa muncul
karena adanya perbedaan gaji, buruh seringkali unjuk rasa menuntut kenaikan upah/gaji atau
menuntut bonus belum keluar. Bahkan sering terjadi karyawan-karyawan dengan potensi baik
pindah ke perusahaan lain karena merasa kurang dihargai secara finansial.
Bagi perusahaan permasalahan upah merupakan sesuatu yang penting dikarenakan upah bisa
mencapai 80% dari biaya operasional perusahaan. Upah yang terlalu tinggi akan
menghasilkan harga produk menjadi terlalu mahal untuk bersaing secara efektif di pasar,
namun bila gaji yang dikenakan rendah maka akan membuat pekerja keluar, semangat kerja
rendah, dan produktifitas kerja menurun sehingga tingkat produksi menjadi tidak efisien.
Untuk itulah dibentuk suatu sistem upah yang diatur dengan baik sehingga mampu memenuhi
kebutuhan pekerja dengan tetap menjaga pengeuaran perusahaan.
Penghitungan Upah
Secara mendasar, pemberian upah memiliki tiga tujuan sebagai berikut:
1. Menarik pekerja-pekerja berbakat agar masuk ke dalam perusahaan tersebut
2. Mempertahankan karyawan terbaik agar tidak pindah ke perusahaan lain
3. Memotivasi karyawan tersebut dalam bekerja
Guna mencapai tujuan – tujuan tersebut, sebuah sistem pengupahan dapat dikatakan baik jika
sistem pengupahan itu:
1. Mampu memuaskan kebutuhan dasar pekerja,
2. Sebanding dengan perusahaan lain dibidang yang sama,
3. Memiliki sifat adil dalam perusahaan,
4. Menyadari fakta bahwa kebutuhan setiap orang adalah berbeda.
Ada tiga hal yang dapat dijadikan pertimbangan dalam memberikan seberapa banyak upah
yang harus diberikan kepada karyawan.
Tingkat Kebersaingan, perusahaan dalam memberikan gaji kepada karyawannya
harus melihat bagaimana perusahaan serupa atau sejenis di pasar memberikan gaji
kepada karyawannya.
Struktur Upah, perusahaan harus menentukan tingkat upah bagi semua posisi di dalam
perusahaan. Struktur ini dibangun berdasarkan evaluasi pekerjaan untuk menentukkan
seberapa penting peerjaan tersebut di dalam oerusahaan.
Performa Karyawan, dasar pemberian upah berdasarkan hasil kerja pegawai adalah
masalah pertambahan nilai, jika pegawai dapat meningkatkan kinerjanya
sehinggaperusahaan dapat mencapai target yang ditetapkan maka karyawan tersebut
layak diberikan upah yang lebih baik.
Macam Bentuk Kompensasi Pekerja
Upah merupakan hasil balas jasa yang diterima oleh pekerja berdasarkan lama waktu yang
habiskan untuk menyelesaikan pekerjaan atau seberapa banyak hasil produksi yang ia
hasilkan. Upah merupakan balas jasa yang diberikan kepada para buruh produksi atau
pekerja tidak tetap. Sedangkan Gaji merupakan Kompensasi pekerja yang dihitungan
berdasarkan basis tahunan dan bulanan, atau bahkan mingguan, gaji biasanya diterima oleh
pegawai, pegawai tetap suatu perusahaan baik swasta maupun negeri.
Macam – macam bentuk upah antara lain :
1. Upah Berdasarkan Waktu, upah ini dihtung berdasarkan banyaknya waktu/jam yang
diberikan pekerja terhadap perusahaan, dapat dihitung berdasar per jam, per minggu,
per bulan.
2. Upah Berdasarkan Hasil, didasarkan atas hasil yang diperoleh pekerja secara
kuantitas/jumlah dalam kurun waktu produksi secara individu maupun team.
3. Bonus, merupakan upah tambahan yang diberikan kepada karyawan disamping gaji
tetap yang sudah diterima sebagai penghargaan.
4. Pembagian Keuntungan.
Bab 1 : Ketentuan Umum
Pasal 1 Point 17
Serikat pekerja/serikat buruh adalah organisasi yang dibentuk dari, oleh dan untuk
pekerja/buruh baik di perusahaan maupun di luar perusahaan, yang bersifat bebas, terbuka,
mandiri, demokratis dan bertanggung jawab guna memperjuangkan, membela serta
melindungi hak dan kepentingan pekerja/buruh serta meningkatkan kesejahteraan
pekerja/buruh dan keluarganya.
Pasal 1 point 31
Kesejahteraan pekerja/buruh adalah suatu pemenuhan kebutuhan dan/atau keperluan yang
bersifat jasmaniah dan rohaniah, baik di dalam maupun di luar hubungan kerja, yang secara
langsung atau tidak langsung dapat mempertinggi produktivitas kerja dalam lingkungan
kerja yang aman dan sehat.
Bab 2 : Landasan Azas & Tujuan
Pasal 4 Point C & D
Pembangunan ketenagakerjaan bertujuan memberikan perlindungan kepada tenaga kerja
dalam mewujudkan kesejahteraan dan meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja dan
keluarganya.
Bab 10 : Perlindungan, Pengupahan & Kesejahteraan
Pasal 100
Ayat 1 :
Untuk meningkatkan kesejahteraan bagi pekerja/buruh dan keluarganya, pengusah wajib
menyediakan fasilitas kesejahteraan.
Ayat 2 :
Penyediaan fasilitas kesejahteraan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilaksanakan
dengan memperhatikan kebutuhan pekerja/buruh dan ukuran kemampuan perusahaan.
Ayat 3 :
Ketentuan mengenai jenis dan kriteria fasilitas kesejahteraan sesuai dengan kebutuhan
pekerja/buruh dan ukuran kemampuan perusahaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan
ayat (2), diatur dengan Peraturan Pemerintah.
Program Kesejahteraan
Program kesejahteraan merupakan balas jasa materil dan non material. Atau dapat disebut
juga kompensasi. Program kesejahteraan karyawan merupakan salah satu cara meningkatkan
semangat kerja karyawan.
Pemberian upah sedikit berbeda dari pemberian kesejahteraan berupa gaji. Upah juga sejenis
balas jasa yang di berikan perusahaan kepada para pekeja harian (pekerja tidak ttetap) yang
besarnya telah disepakati sebelumnya oleh kudua belah pihak. Upah di bayar setelah
pekerjaan selesai dan di terima hasilnya dengan baik oleh pekerja. Pemberian upah biasanya
setiap selesai pkerjaan atau secara mingguan tergantung pada kesepakatan bersama yang
telah di buat sebelumnya.
Program kesejahteraan selain berupa uang, dapat pula di berikan berupa tunjangan.
Tunjangan ini dapat berupa tunjangan keluarga, tunjangan pembangunan dan sebagainya,
yang kesemuanya dapat di menambah penghasilan karyawan. Pembayaran tunjangan ini
biasanya di satukan dalam pembayaran gaji setiap bulan yang di terima oleh setiap pegawai.
Bonus ini sering juga di sebut Insentif. Insentif ini juga di anggap sebagai dari kompensasi
yang berbentuk uang. Insentif ini pada dasarnya adalah tambahan bayaran yang di berikan
kepada pegawai tertentu. Pemberian insentif atau bonus biasanya di dasarkan pada
keberhasilan atau prestasi yang d perlihatkan oleh seornag karyawan yang melebihi prestasi
rata-rara yang telah di tentukan. Di samping uang balas jasa, perusahaan dapat pula
menyediakan fasilitas ini biasanya tidak berdiri sendiri
Tujuan dan Manfaat Program Kesejahteraan
Program kesejahteraan yang diberikan oleh perusahaan, lembaga atau organisasi pada
pegawainya hendaknya bermanfaat, sehingga dapat mendorong tercapainya tujuan
perusahaan yang efektif. Program kesejahteraan karyawan sebaiknya sesuai dengan ketentuan
yang telah ditetapkan oleh perusahaan dan tidak melanggar peraturan pemerintah.
Jenis Kesejahteraan
Menurut Ishak (2003;202) berdasarkan bentuk kesejahteraan tersebut, secara garis besar
kesejahteraan terdiri dari 2 jenis :
1. Kesejahteraan langsung
Kesejahteraan langsung adalah penghargaan yang berupa gaji, upah yang di bayar secara
tetap berdasarkan tenggang waktu yang tetap dan Insentif adalah penghargaan yang diberikan
untuk memotivasi akaryawan agar produkivitas kerja tinggi, sifatnya tidak tetap dan sewaktu-
waktu. Kesejahteraan langsung yang terdiri dari:
Gaji
Definisi Gaji menurut Hasibuan (1999:133) adalah: :Balas jasa yang dibayar secara periodik
kepada karyawan yang tetap serta mempunyai jaminan yang pasti. Selanjutnya Gitosudarmo
(1995:230) menyatakan bahwa untuk merancang imbalan finansial khususnya gaji dapat
mempertimbangkan faktor-faktor seperti:
Keadilan
Penggajian yang dirancang perlu mempertimbangkan azas keadilan. Konsep keadilan dalam
hal ini berkaitan dengan input-income, input atau masukan antara lain meliputi
pengalaman/masa kerja, senioritas , jejang pendidikan, keahlian, beban tugas, prestasi dan
lain sebagainya., sedangkan income/hasil adalah imbalan yang diperoleh pekerja
Kemampuan Organisasi
Organisasi jangan memaksakan diri untuk memberikan gaji di luar kemempuannya, karena
hal itu dapat membahayakan organisasi, yang pada gilirannya juga akan merugikan pekerja
itu sendiri.
Mengaitkan dengan prestasi
Untuk bidang tertentu dalam organisasi dimana prestasinya dapat diukur dengan mengaitkan
secara langsung antara gaji dengan prestasi masing-masing pekerja.