Mendel I dan II
GregorMendel (1822—1884) Dasar
pengembangan genetika modern
1865 mendel menulis makalah “Experiment in
Plant Hybridization” laporan hasil percobaan
mengenai persilangan tanaman
1866 dipublikasikan dalam “Proceding of the
Brunn Society for Natural History” hipotesis
mengeai pewarisan material genetik dari tetua
kepada turunannya banyak pertentangan dari
para ahli Bilogi
1990 Hugo de Vries (Belanda), carl Correns
(Jerman), dan Eric Von Tschermak-Seysenegg
(Austria) Membenarkan pendapat mendel
MENDELIAN INHERITANCE
Mendel mempelajari pada kacang kapri (Pisum
sativum) terutama pada variasi bentuk dan warna
ditandai dengan hubungan dominan-resesif.
Mendel mempelajari sifat-sifat tanaman yang
dikendalikan gen pada kromosom berbeda.
Galur murni mudah didapat dengan pembuahan
sendiri
Penyerbukan silang mudah dikerjakan
Tanaman kapri mudah dibudidayakan (daur hidup
satu musim)
Ada batas yang jelas sifat-sifat yang diwariskan
(unit characters)
bentuk batang, bentuk polong, bentuk biji, warna
polong, posisi bunga, warna bunga, dan warna
polong
MENDELIAN INHERITANCE
HASIL PERCOBAAN MENDEL PADA SATU SIFAT MENGARAH
PADA DOMINAN SEMPURNA
No Fenotip parental F1 F2
1 Round x wrikled seeds All round 2.96 : 1
2 Yellow x green seeds All Yellow 3.01 : 1
3 Purple x white petals All Purple 3.15 : 1
4 Inflated x pinched pods All inflated 2.95 : 1
5 Green x Yellow pods All green 2.82 : 1
6 Axial x terminal All Axial 3.14 : 1
flowers
7 Long x short stems All long 2.84 : 1
PEWARISAN SIFAT
(HUKUM MENDEL I DAN II)
Genotype Phenotype
The genetic makeup Physical appearance
Symbolized with letters of the organism
Tt or TT Expression of the trait
Short, tall, yellow,
smooth, etc.
Mendel 1
Galur murni akan menampilkan sifat-sifat dominan
(alele AA) maupun sifat-sifat resesif (alele aa) dari
suatu karakter tertentu. Bila disilangkan, F1 akan
mempunyai kedua macam alele (Aa) tetapi
menamakkan sifat dominan (apabila dominan legkap)
Individu heterozigot (F1) menghasilkan gamet-gamet,
setengahnya mempunyai alele dominan A dan
setengahnya mempunyai alele resesif a
Degan rekombinasi antara gamet-gamet secara
rambang, populasi F2 menampilkan sifat-sifat dominan
dan resesif dengan nisbah yang dapat diramalkan
nisbah fenotipe yaitu 3 dominan (AA atau Aa) : 1
resesif (aa). Nisbah genotipe yaitu 1 dominan lengkap
(AA) : 2 hibrida (Aa) : 1 resesif lengkap (aa)
DOING THE CROSS
Using these laws we can see how Mendel
got the
3 tall to 1 short ratio (3:1) among the peas:
Tt
Tt X
X Tt
Tt parents
parents
T t T t gametes
TT Tt Tt tt offspring
MONOHYBRID CROSS
(CROSS WITH ONLY 1 TRAIT)
Biji Bulat (dominan) X Biji Kisut (resesif)
Parent RR X rr
Gamet R R X r r
F1 (generation)?
F1 (gamet)?
F2 (generation)?
Phenotipic ratio?
Mendel 2
Tanaman kacang kapri dengan bentuk biji bulat (Round) berwarna kuning
(Yellow) disilangkan dengan tanaman kacang kapri dengan biji kisut
(Wringkled) berwarna hijau (Green). Jika sifat biji bulat berwarna kuning
adalah dominan, tentukan:
a. Gamet tetua (gamet P)
b. Turunan pertama (F1 generation)
c. Gamet turunan pertama (gamet F1)
d. Turunan kedua (F2 generation)
e. Fenotipe F2
f. Jumlah genotipe turunan (F2)
g. Jumlah kombinasi gamet yang mungkin ada (F2)
Misal kita mempunyai dua jenis tanaman melon yang memiliki sifat berbeda, tanaman
pertama memiliki sifat buahnya kecil-kecil dan rasanya manis, sedangkan tanaman kedua
memiliki sifat buahnya besar tapi rasanya hambar. Karena sifatnya yang berbeda tersebut
kita akan menyilangkan kedua tanaman tersebut untuk mengetahui sifat yang terjadi pada
turunannya.
Jika sifat buah kecil rasa manis adalah dominan, tentukan:
Gamet tetua (gamet P)
Turunan pertama (F1 generation)
Gamet turunan pertama (gamet F1)
Turunan kedua (F2 generation)
Fenotipe F2
Jumlah genotipe turunan (F2)
Jumlah kombinasi gamet yang mungkin ada (F2)
Jika yang dominan adalah tanaman sifat bauh besar rasa hambar, tentukan:
Gamet tetua (gamet P)
Turunan pertama (F1 generation)
Gamet turunan pertama (gamet F1)
Turunan kedua (F2 generation)
Fenotipe F2
Jumlah genotipe turunan (F2)
Jumlah kombinasi gamet yang mungkin ada (F2)
Dihybrid cross - phenotypes
3
1
Dihybrid Testcross:
How to determine the genotype of an individual with
2 traits of dominant phenotype
P ♀ AA X ♂ aa P ♀ AA X ♂ aa
BC BC
F1 Aa F1 Aa
F1 Hh (hijau) F1 Hh (hijau)
F2 1 HH (hijau) F2 1 HH (hijau)
2Hh (hijau) 2Hh (hijau)
1hh (kuning) 1hh (kuning)
1 2 2 3 4
2 4 4 9 16
3 8 8 27 64
4 16 16 81 256
n 2n 2n 3n 4n
Tugas:
Misal kita mempunyai dua tanaman kacang kapri yang memiliki sifat
berbeda, tanaman pertama memiliki sifat batangnya tinggi, warna polong
kuning dan berbentuk bulat. Sedangkan tanaman kedua memiliki sifat
batangnya pendek, polong berwarna hijau, dan bentuk polong megkerut.
Karena sifatnya yang berbeda tersebut kita akan menyilangkan kedua
tanaman tersebut untuk mengetahui sifat yang terjadi pada turunannya.
Jika sifat batang tinggi, warna polog kuning, dan bentuk polong bulat adalah
dominan, tentukan:
a. Gamet tetua (gamet P)
b. Turunan pertama (F1 generation)
c. Gamet turunan pertama (gamet F1)
d. Turunan kedua (F2 generation)
e. Fenotipe F2
f. Jumlah genotipe turunan (F2)
g. Jumlah kombinasi gamet yang mungkin ada (F2)
INTERAKSI GEN
Kodominan (codominance)
Gen Letal (lethal gene)
Gen ganda (multiple alleles)
Dominan Tidak Sempurna
Contoh : Warna bunga pukul empat
P : RR x rr
Merah putih
Gamet : R r
F1 : Rr
(Merah muda)
F2 : Rr x Rr
RR 2 Rr rr
1 Merah : 2 Merah muda: 1 putih
Red snapdragon crossed
with white snapdragon
•F1 offspring have pink
flowers
•F2 generation :
¼ are red,
½ are pink,
¼ are white
AWARNA BUNGA ANYELIR (Dianthus
caryophillus)
Red = CR CR Pink = CRCW White = CWCW
Egg Plant Pigmentation
WHAT ABOUT
phenotype
ratio of F2 ?
KODOMINAN
• Dua alel menghasilkan produk berbeda
yang kerjanya berlainan yang dapat
diketahui pada keadaan heterozigot
• Contoh : warna bulu pada kuda
crcr = red hairs
cwcw = white hairs
crcw = roan coat (mixture of both colors)
ALEL GANDA
Alel ganda ada tiga atau lebih bentuk alel
dari suatu gen pada satu lokus tertentu.
Umumnya setiap individu hanya mempunyai
dua alel untuk setiap gen.
Karena itu alel ganda hanya dapat dipelajari
pada populasi
Contoh :
Golongan darah manusia
Sterilitas jantan pada tanaman tembakau
ABO blood groups in humans are determined
by three alleles, IA, IB, and IO (also referred to
as i)
Both the IA and IB alleles are dominant to the IO allele
The IA and IB alleles are codominant to each other
Gamet : S1 S2 S1 S2
GENOTIPE F1 : -------------
GENOTIPE P : S1 S 2 X S2 S 3
Gamet : S1 S2 S2 S3
GENOTIPE F1 : S1 S3 S2 S3
GENOTIPE P : S1 S 2 X S3 S 4
Gamet : S1 S2 S3 S4
GENOTIPE F1 : S1 S3 S2 S3
S1 S 4 S2 S4
Polen S3 dan S4 dapat tumbuh pada
kepala putik (betina) karena tidak
memiliki alel yang sama
Tiga atau lebih bentuk gen pada lokus
tertentu, misal warna kulit bulu kelinci
Genotipe : Fenotipe :
C + C+ Agouti (abu-abu liar)
C+ Cch, C+ Ch, C+ Ca Agouti (abu-abu
liar)
Cch Cch, Cch Ch, Cch Ca Chinchilla
Ch Ch,Ch Ca Himalayan
C a Ca Albino
Alel ganda pada kelinci
Genotipe : Fenotipe :
C + C+ Agouti (abu-abu liar)
C+ Cch, C+ Ch, C+ Ca Agouti (abu-abu liar)
Cch Cch, Cch Ch, Cch Ca Chinchilla
Ch Ch,Ch Ca Himalayan
C a Ca Albino
Tipeliar selalu lebih dominan terhadap alel-
alelnya.
P C+C + x C aC a
F1 C+Ca
P : Yy x Yy
Gamet : Y, y Y, y
F1 : 1YY : 2Yy
: yy
hijau kuning-hijau
Jagung albino
Dominant Lethal Alleles
Interaksi Gen
InteraksiINTRA-ALELIK : Interaksi
alel-alel pada lokus yang sama. Alel dominan
menutupi pengaruh dari alel resesif, sebagian
atau penuh
Kodominan (codominance)
Gen Letal (lethal gene)
Gen ganda (multiple
INTERAKSI INTER-ALEL
(EPISTASI)
Kodominan
Epistasis Dominan
Epistasis Resesif
Epistasis Dominan Ganda/Isoepistasi
Epistasis Resesif ganda
Epistasis Dominan-Resesif
Semi epistasi/Gen ganda dengan efek kumulatif
Categories of Inheritance
Paterns
Koepiatsis
(9 : 3 : 3 : 1)
P IICC x iicc
putih putih
F1 IiCc
Merah
F2 9 I-C- : 3 I-cc : 3 iiC- : 1 iicc
putih : putih : 3 berwarna : putih
13 putih : 3 berwarna
GEN DUPLIKAT DENGAN EFEK KUMULATIF/
SEMI EPISTASIS (9 : 6 : 1)
* Dua gen bukan alelnya bekerja saling menambah atau bersifat
kumulatif untuk menimbulkan suatu karakter.
P: BBLL x bbll
cakram lonjong
F1 : BbLl
cakram
F2 : 9 B-L- cakram
3 B-ll bulat
3 bbL- bulat cakram : bulat : lonjong
1 bbll lonjong 9 : 6 : 1
Fig. 13.10 Generation of an F2 9:6:1 ratio for fruit shape in summer squash
Epistasis of A- over bb
Complementary action
Generation of Epistatic Ratios
Duplicate action
Epistatic Interaction Summary
Terima kasih