Anda di halaman 1dari 87

GENETIKA TUMBUHAN

STIPER DHARMA WACANA

Modifikasi dari materi kuliah Kusmanto_UB


Gen
 Unit terkecil dari materi genetik yang
mengendalikan sifat-sifat hereditas organisme
 Gen  terdiri atas DNA yang terpintal oleh
protein histon dan tersusun dalam satu deret
secara linear dan beraturan di dalam lokus-lokus
pada kromosom
Fungsi gen

 Mengatur dan mengontrol perkembangan tubuh


dan metabolisme individu.

 Menyampaikan informasi genetik dari generasi ke


generasi berikutnya.

 Menentukan hereditas atau pewarisan sifat pada


keturunannya
Karakter Tanaman
 karakter Kualitatif Dipengaruhi genetik (1—2 gen)
 warna bunga, bentuk polong, warna polong, warna biji, dll

 Karakter Kuantitatif  Dipengaruhi genetik (banyak gen)


dan lingkungan
 Ukuran tanaman, ketahanan kekeringan, ketahanan
rebah, dan kualitas hasil, dll
Karakter Kualitatif
Objek penelitian Mendel

Mendel I dan II
GregorMendel (1822—1884) Dasar
pengembangan genetika modern
 1865 mendel menulis makalah “Experiment in
Plant Hybridization” laporan hasil percobaan
mengenai persilangan tanaman
 1866 dipublikasikan dalam “Proceding of the
Brunn Society for Natural History”  hipotesis
mengeai pewarisan material genetik dari tetua
kepada turunannya  banyak pertentangan dari
para ahli Bilogi
 1990 Hugo de Vries (Belanda), carl Correns
(Jerman), dan Eric Von Tschermak-Seysenegg
(Austria)  Membenarkan pendapat mendel
MENDELIAN INHERITANCE
 Mendel mempelajari pada kacang kapri (Pisum
sativum) terutama pada variasi bentuk dan warna
ditandai dengan hubungan dominan-resesif.
 Mendel mempelajari sifat-sifat tanaman yang
dikendalikan gen pada kromosom berbeda.
 Galur murni mudah didapat dengan pembuahan
sendiri
 Penyerbukan silang mudah dikerjakan
 Tanaman kapri mudah dibudidayakan (daur hidup
satu musim)
 Ada batas yang jelas sifat-sifat yang diwariskan
(unit characters)
bentuk batang, bentuk polong, bentuk biji, warna
polong, posisi bunga, warna bunga, dan warna
polong
MENDELIAN INHERITANCE
HASIL PERCOBAAN MENDEL PADA SATU SIFAT MENGARAH
PADA DOMINAN SEMPURNA
No Fenotip parental F1 F2
1 Round x wrikled seeds All round 2.96 : 1
2 Yellow x green seeds All Yellow 3.01 : 1
3 Purple x white petals All Purple 3.15 : 1
4 Inflated x pinched pods All inflated 2.95 : 1
5 Green x Yellow pods All green 2.82 : 1
6 Axial x terminal All Axial 3.14 : 1
flowers
7 Long x short stems All long 2.84 : 1
PEWARISAN SIFAT
(HUKUM MENDEL I DAN II)

Modifikasi dari materi kuliah Kusmanto_UB


• Alel/alil
• Genotip
• Fenotip
• Dominan
• Resesif
• Homozigous
• Heterozigous
ISTILAH-ISTILAH
 Alel/alil : pasangan gen yang terletak pada
kromosom homolog (gen A alel a atau A ).
 Lokus : posisi gen yang tetap pada kromosom
 Genotip : Konstitusi genetik dari individu, disimbolkan
dengan huruf (tidak tampak)
 Fenotip : ekspresi gen yang dapat diamati
 Dominan : produk dari fungsi gen yang menutupi
ekspresi alil
 Resesif : produk dari fungsi gen yang tertutupi oleh
ekspresi alil dominan. Ekspresi gen resesif hanya
tampak apabila dalam keadaan homozigot.
ISTILAH-ISTILAH
 Homozigous : pasangan alil yang sama. Individu
disebut homozigot (AA, aa, BB, CC, cc)
 Heterozigous : pasangan alil yg berbeda. Misal
Aa, Bb, Cc dinamakan heterozigot.
 F1(Filial 1) : Generasi pertama hasil persilangan
dua tetua .
 F2 (Filial 2) : Generasi kedua, turunan dari F1
 Persilangan resiprok : Persilangan dua tetua
berbeda yang dilakukan secara bolak balik .
Contoh : persilangan 1 ♀A x B ♂, persilangan kedua
♀B x A ♂.
 Silang balik (Backcross): persilangan yang
dilakukan antara F1 dengan salah satu tetua.
 Uji silang (test cross): persilangan yang dilakukan
antara F1 dengan tetua homozigot resesif
PHENOTYPE VS GENOTYPE

 Genotype  Phenotype
 The genetic makeup  Physical appearance
 Symbolized with letters of the organism
 Tt or TT  Expression of the trait
 Short, tall, yellow,
smooth, etc.
Mendel 1
 Galur murni akan menampilkan sifat-sifat dominan
(alele AA) maupun sifat-sifat resesif (alele aa) dari
suatu karakter tertentu. Bila disilangkan, F1 akan
mempunyai kedua macam alele (Aa) tetapi
menamakkan sifat dominan (apabila dominan legkap)
 Individu heterozigot (F1) menghasilkan gamet-gamet,
setengahnya mempunyai alele dominan A dan
setengahnya mempunyai alele resesif a
 Degan rekombinasi antara gamet-gamet secara
rambang, populasi F2 menampilkan sifat-sifat dominan
dan resesif dengan nisbah yang dapat diramalkan
nisbah fenotipe yaitu 3 dominan (AA atau Aa) : 1
resesif (aa). Nisbah genotipe yaitu 1 dominan lengkap
(AA) : 2 hibrida (Aa) : 1 resesif lengkap (aa)
DOING THE CROSS
 Using these laws we can see how Mendel
got the
3 tall to 1 short ratio (3:1) among the peas:
Tt
Tt X
X Tt
Tt parents
parents
T t T t gametes
TT Tt Tt tt offspring
MONOHYBRID CROSS
(CROSS WITH ONLY 1 TRAIT)
Biji Bulat (dominan) X Biji Kisut (resesif)

Parent RR X rr
Gamet R R X r r

F1 (generation)?

F1 (gamet)?

F2 (generation)?

Phenotipic ratio?
Mendel 2

 Alele yang mengatur karakter yang berbeda (dua atau


lebih sifat yang dikenal)memisah secara bebas ketika
membentuk gamet
 Apabila dua pasang gen yang tidak bertaut terdapat
dalam hibrida, nisbah fenitope pada F2 adalah 9:3:3:1
 Uji silang tanaman hibrida menghasilkan nisbah 1:1:1:1
 Makin banyak jumlah gen (pasangan alel) makin
banyak jumlah kelas fenotipe dan genotipe pada F2
DIHYBRID CROSSES
 Dihybrid crosses are made when
phenotypes and genotypes
composed of 2 independent alleles
are analyzed.
 Process is very similar to monohybrid
crosses.
Latihan:

Tanaman kacang kapri dengan bentuk biji bulat (Round) berwarna kuning
(Yellow) disilangkan dengan tanaman kacang kapri dengan biji kisut
(Wringkled) berwarna hijau (Green). Jika sifat biji bulat berwarna kuning
adalah dominan, tentukan:
a. Gamet tetua (gamet P)
b. Turunan pertama (F1 generation)
c. Gamet turunan pertama (gamet F1)
d. Turunan kedua (F2 generation)
e. Fenotipe F2
f. Jumlah genotipe turunan (F2)
g. Jumlah kombinasi gamet yang mungkin ada (F2)
Misal kita mempunyai dua jenis tanaman melon yang memiliki sifat berbeda, tanaman
pertama memiliki sifat buahnya kecil-kecil dan rasanya manis, sedangkan tanaman kedua
memiliki sifat buahnya besar tapi rasanya hambar. Karena sifatnya yang berbeda tersebut
kita akan menyilangkan kedua tanaman tersebut untuk mengetahui sifat yang terjadi pada
turunannya.
Jika sifat buah kecil rasa manis adalah dominan, tentukan:
Gamet tetua (gamet P)
Turunan pertama (F1 generation)
Gamet turunan pertama (gamet F1)
Turunan kedua (F2 generation)
Fenotipe F2
Jumlah genotipe turunan (F2)
Jumlah kombinasi gamet yang mungkin ada (F2)

Jika yang dominan adalah tanaman sifat bauh besar rasa hambar, tentukan:
Gamet tetua (gamet P)
Turunan pertama (F1 generation)
Gamet turunan pertama (gamet F1)
Turunan kedua (F2 generation)
Fenotipe F2
Jumlah genotipe turunan (F2)
Jumlah kombinasi gamet yang mungkin ada (F2)
Dihybrid cross - phenotypes

1.Which traits are dominant?


2. Did the phenotypes of the P1 generation affect the F1 or F2 generations?
Analysis of dihybrid cross phenotypes
(forked-line/probability method)

Trait 1 Trait 2 Combined traits


Dihybrid Cross: P1 cross
Since yellow and round are dominant,
Let G = yellow, g = green, W = round, w = wrinkled.

Confirm on your own using a Punnett square!


Dihybrid Cross: F1 cross
Dihybrid Cross: Summary

3
1
Dihybrid Testcross:
How to determine the genotype of an individual with
2 traits of dominant phenotype

All yellow Mixed All Round


A TEST CROSS
 What if you only
know that you
have a black and
a brown guinea pig
(i.e. you don’t
know the
genotype)?
 Do a test cross
 Cross with a known
true-breeding
recessive brown
guinea pig
 Uji silang
digunakan untuk
mengetahui
genotipe yang
disilangkan
BACKCROSS

Backcross atau silang balik adalah persilangan antara


keturunan pertama dengan salah satu tetua (parents),
Tujuannya untuk memindahkan gen atau sifat tertentu
dari salah satu tetua.
Tetua yang memberikan sifat tersebut dinamakan “tetua
donor”
BACKCROSS (Silang balik)

P ♀ AA X ♂ aa P ♀ AA X ♂ aa

BC BC

F1 Aa F1 Aa

aa : tetua donor aa : penerima


AA : penerima AA : tetua donor

Pada silang balik, ada tetua donor dan penerima


BACKCROSS
RECIPROCAL CROSSES (Persilangan Resiprok)
P ♀ hh X ♂ HH P ♀ HH X ♂ hh
kuning hijau hijau kuning

F1 Hh (hijau) F1 Hh (hijau)

F2 1 HH (hijau) F2 1 HH (hijau)
2Hh (hijau) 2Hh (hijau)
1hh (kuning) 1hh (kuning)

Hasil tidak berbeda


Arti : Gen pengendali warna ada di dalam inti
RUMUSAN UMUM UNTUK JUMLAH GAMET DAN
TURUNAN DARI n PASANGAN GEN HETEROZIGOT
Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah
pasangan gen genotipe fenotipe genotipe kombinasi
heterozigot gamet turunan turunan gamet yg
mungkin ada

1 2 2 3 4

2 4 4 9 16

3 8 8 27 64

4 16 16 81 256

n 2n 2n 3n 4n
Tugas:

Misal kita mempunyai dua tanaman kacang kapri yang memiliki sifat
berbeda, tanaman pertama memiliki sifat batangnya tinggi, warna polong
kuning dan berbentuk bulat. Sedangkan tanaman kedua memiliki sifat
batangnya pendek, polong berwarna hijau, dan bentuk polong megkerut.
Karena sifatnya yang berbeda tersebut kita akan menyilangkan kedua
tanaman tersebut untuk mengetahui sifat yang terjadi pada turunannya.

Jika sifat batang tinggi, warna polog kuning, dan bentuk polong bulat adalah
dominan, tentukan:
a. Gamet tetua (gamet P)
b. Turunan pertama (F1 generation)
c. Gamet turunan pertama (gamet F1)
d. Turunan kedua (F2 generation)
e. Fenotipe F2
f. Jumlah genotipe turunan (F2)
g. Jumlah kombinasi gamet yang mungkin ada (F2)
INTERAKSI GEN

Modifikasi dari materi kuliah Kusmanto_UB


Interaksi Gen
 InteraksiINTRA-ALELIK : Interaksi
alel-alel pada lokus yang sama. Alel dominan
menutupi pengaruh dari alel resesif, sebagian
atau penuh

 InteraksiINTER-ALELIK : Interaksi alel-


alel pada lokus berbeda. Gen pada satu
lokus mempengaruhi ekspresi dari lokus lain
atau gen pada satu lokus berinteraksi
dengan gen pada lokus lain.
Interaksi Intra-alelik
Dominan Sempurna (complete dominance)
Dominan tidak Sempurna (Incomplete
dominance/Partial dominance)

Kodominan (codominance)
Gen Letal (lethal gene)
Gen ganda (multiple alleles)
Dominan Tidak Sempurna
 Contoh : Warna bunga pukul empat
P : RR x rr
Merah putih
Gamet : R r
F1 : Rr
(Merah muda)

F2 : Rr x Rr
RR 2 Rr rr
1 Merah : 2 Merah muda: 1 putih
Red snapdragon crossed
with white snapdragon
•F1 offspring have pink
flowers
•F2 generation :
¼ are red,
½ are pink,
¼ are white
AWARNA BUNGA ANYELIR (Dianthus
caryophillus)
Red = CR CR Pink = CRCW White = CWCW
Egg Plant Pigmentation

WHAT ABOUT
phenotype
ratio of F2 ?
KODOMINAN
• Dua alel menghasilkan produk berbeda
yang kerjanya berlainan yang dapat
diketahui pada keadaan heterozigot
• Contoh : warna bulu pada kuda
crcr = red hairs
cwcw = white hairs
crcw = roan coat (mixture of both colors)
ALEL GANDA
 Alel ganda ada tiga atau lebih bentuk alel
dari suatu gen pada satu lokus tertentu.
 Umumnya setiap individu hanya mempunyai
dua alel untuk setiap gen.
 Karena itu alel ganda hanya dapat dipelajari
pada populasi
 Contoh :
 Golongan darah manusia
 Sterilitas jantan pada tanaman tembakau
 ABO blood groups in humans are determined
by three alleles, IA, IB, and IO (also referred to
as i)
 Both the IA and IB alleles are dominant to the IO allele
 The IA and IB alleles are codominant to each other

Istands for “isoagglutinogen”, which is


another word for antigen.

 Because each individual carries two alleles,


there are six possible genotypes and four
possible blood types
 IA IA or IAIO- type A
 IB IB or IBIO- type B
 IA IB - type AB
OO
CONTOH 1 :
Sterilitas jantan pada tembakau
GENOTIPE P : S1 S2 X S1 S2

Gamet : S1 S2 S1 S2

GENOTIPE F1 : -------------

Polen S1 dan S2 tidak dapat tumbuh pada kepala


putik (betina) karena memiliki alel yang sama (S2 dan
S 2)
Sterilitas jantan pada tembakau
CONTOH 2 :

GENOTIPE P : S1 S 2 X S2 S 3
Gamet : S1 S2 S2 S3

GENOTIPE F1 : S1 S3 S2 S3

Polen S2 tidak dapat tumbuh pada


kepala putik (betina) karena memiliki alel
yang sama (S2)
Sterilitas jantan pada tembakau
CONTOH 3 :

GENOTIPE P : S1 S 2 X S3 S 4
Gamet : S1 S2 S3 S4

GENOTIPE F1 : S1 S3 S2 S3
S1 S 4 S2 S4
Polen S3 dan S4 dapat tumbuh pada
kepala putik (betina) karena tidak
memiliki alel yang sama
 Tiga atau lebih bentuk gen pada lokus
tertentu, misal warna kulit bulu kelinci
Genotipe : Fenotipe :
C + C+ Agouti (abu-abu liar)
C+ Cch, C+ Ch, C+ Ca Agouti (abu-abu
liar)
Cch Cch, Cch Ch, Cch Ca Chinchilla
Ch Ch,Ch Ca Himalayan
C a Ca Albino
 Alel ganda pada kelinci

Genotipe : Fenotipe :
C + C+ Agouti (abu-abu liar)
C+ Cch, C+ Ch, C+ Ca Agouti (abu-abu liar)
Cch Cch, Cch Ch, Cch Ca Chinchilla
Ch Ch,Ch Ca Himalayan
C a Ca Albino
 Tipeliar selalu lebih dominan terhadap alel-
alelnya.
P C+C + x C aC a

F1 C+Ca

F2 1 C+C+ 2 C+Ca 1 CaCa


Fenotipe : 3 agouti : 1 albino
Gen Letal
 Alelmenyebabkan tidak terbentuknya
produk sehingga mengakibatkan
kematian (lethalitas)
 Contoh : Defisiensi klorofil pada jagung

P : Yy x Yy
Gamet : Y, y Y, y

F1 : 1YY : 2Yy
: yy
hijau kuning-hijau
Jagung albino
Dominant Lethal Alleles
Interaksi Gen
 InteraksiINTRA-ALELIK : Interaksi
alel-alel pada lokus yang sama. Alel dominan
menutupi pengaruh dari alel resesif, sebagian
atau penuh

 InteraksiINTER-ALELIK : Interaksi alel-


alel pada lokus berbeda. Gen pada satu
lokus mempengaruhi ekspresi dari lokus lain
atau gen pada satu lokus berinteraksi
dengan gen pada lokus lain.
Interaksi Intra-
alelik
Dominan Sempurna (complete
dominance)

Dominan tidak Sempurna


(Incomplete dominance/Partial
dominance)

Kodominan (codominance)
Gen Letal (lethal gene)
Gen ganda (multiple
INTERAKSI INTER-ALEL
(EPISTASI)
 Kodominan
 Epistasis Dominan
 Epistasis Resesif
 Epistasis Dominan Ganda/Isoepistasi
 Epistasis Resesif ganda
 Epistasis Dominan-Resesif
 Semi epistasi/Gen ganda dengan efek kumulatif
Categories of Inheritance
Paterns
Koepiatsis
(9 : 3 : 3 : 1)

Koepistasi terjadi apabila


dua gen (pada lokus yag
berbeda) kerjanya
berlainan, sama seperti
pada alele kodominan
Epistasis Dominan (12 : 3 : 1)
Dua pasang gen dominan lengkap mengatur sifat yang sama tetapi satu alele
dominan pada satu lokus dapat menghasilkan fenotipe tertentu tidak
tergantung gen pada lokus lain dominan atau resesif

Inheritance of fruit color in summer squash: two loci together


control color and a dominant allele at one locus can mask
the expression of the alleles at the second locus.
A-B- = white Gen A tidak aktif memberikan warna.
A-bb Gen A epistasis terhadap gen B.
aaB- = yellow
aabb = green

Therefore, if AaBb is crossed to AaBb, the F2 is as follows:


A-B- white 9/16 12/16 white
A-bb white 3/16
aaB- yellow 3/16 3/16 yellow
aabb green 1/16 1/16 green
Dominant Epistasis
Fig. 13.13 Dominance epistasis

台大農藝系 遺傳學 601


Chapter 12 slide 72
20000
Fig. 13.14 Dominance epistasis

台大農藝系 遺傳學 601


20000
Epistasis Resesif (9 : 3 : 4)
Kedua pasang gen dominan lengkap tetapi gen resesif (misal aa) pada satu lokus
(lokus A) menekan penampakan alele pada lokus lain (lokus B)

Contoh : Warna bunga Snapdragon

aaBB (putih) x AAbb (ungu) AaBb (biru)

Genotype Phenotype F2 ratio Final phenotypic ratio

A-B- biru 9/16 9/16


AaBb x AaBb A-bb ungu 3/16 3/16
aaB- putih 3/16
aabb putih 1/16 4/16

Due to gene interaction, we see a 9:3:4 F2 ratio.


Epistasis Dominan x

Ganda/ISOEPISTASIS (15 TTVV


Triangular
ttvv
Ovate
: 1)
F1 generation

Dua gen berperan sama TtVv


All triangular
dan mengatur sifat yang F1 (TtVv) x F1 (TtVv)
sama, yaitu salah satu
TV Tv tV tv
dapat meggantikan
TTVV TTVv TtVV TtVv
yanng lain TV

TTVv TTvv TtVv Ttvv


Tv

TtVV TtVv ttVV ttVv


Gen T dan V epistasis terhadap tV
gen t dan v
TtVv Ttvv ttVv ttvv
tv

(b) The crosses of Shull


Epistasis Resesif Ganda (9 : 7)
Fenotipe yang sama dihasilkan oleh kedua genotipehomozigot resesif

Bila kedua genotipe homozigot resesif 9 C_P_ : 3 C_pp :3 ccP_ : 1 ccpp


menghasilkan fenotip yg identik
purple white
Fig. 13.16 Duplicate recessive epistasis: Generation of an F2 9:7 ratio for flower color
in sweet peas

台大農藝系 遺傳學 601


Chapter 12 slide 77
20000
Peter J. Russell, iGenetics: Copyright © Pearson Education, Inc., publishing as Benjamin Cummings.
Epistasis Dominan Resesif (13:3)
Satu gen dominan pada satu lokus dan homozigot resesif pada lokus
yang lain bersifat epistatik
 Gen C : penghasil warna
Gen c : mencegah warna
Gen I : penghambat pembentukan warna
Gen i : tidak menghambat pembentukan warna

P IICC x iicc
putih putih
F1 IiCc
Merah
F2 9 I-C- : 3 I-cc : 3 iiC- : 1 iicc
putih : putih : 3 berwarna : putih
13 putih : 3 berwarna
GEN DUPLIKAT DENGAN EFEK KUMULATIF/
SEMI EPISTASIS (9 : 6 : 1)
* Dua gen bukan alelnya bekerja saling menambah atau bersifat
kumulatif untuk menimbulkan suatu karakter.

Contoh : pada Cucurbita pepo yang memiliki tiga macam bentuk


buah yaitu cakram, bulat, lonjong.

P: BBLL x bbll
cakram lonjong

F1 : BbLl
cakram
F2 : 9 B-L- cakram
3 B-ll bulat
3 bbL- bulat cakram : bulat : lonjong
1 bbll lonjong 9 : 6 : 1
Fig. 13.10 Generation of an F2 9:6:1 ratio for fruit shape in summer squash

台大農藝系 遺傳學 601


Chapter 12 slide 80
20000
Peter J. Russell, iGenetics: Copyright © Pearson Education, Inc., publishing as Benjamin Cummings.
Epistasis of aa over B-

Epistasis of A- over bb

Complementary action
Generation of Epistatic Ratios

Duplicate action
Epistatic Interaction Summary
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai