Anda di halaman 1dari 9

PENGENALAN LINGKUNGAN SEKOLAH SMAN 3 BANDUNG

(PLIST)

(KARANGAN NARASI)

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Pelajaran Bahasa Indonesia yang


Dibimbing oleh Ibu Dra.Wiwin Sriwidaningsih,M.Pd.

Oleh:

Dewinta Kirana Pratisti X-Akselerasi absen 6

Iqbal Fawwaz Ramadhan X-Akselerasi absen 7

SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 3

BANDUNG

2013
‘A
cara tv berita semakin lama semakin klasik, selalu memanaskan
berita dengan tidak wajar’ batinku seraya memutar-mutarkan
sendok di semangkuk cereal. Entahlah, karena saya libur terlalu
lama atau memang saya malas, setiap hari saya berkomentar tentang acara tv.
Tidak ada semangat untuk mengerjakan sesuatu yang baru. Bahkan di hari ini. Ya,
hari ini adalah hari pertama saya bersekolah di SMA.

Dengan perasaan datar, saya menggendong tas ransel ini menuju mobil.
Ayah dan Ibu akan mengantarku ke sekolah baru. Sepanjang perjalanan, seperti
biasa, saya hanya mendengarkan radio seraya mengobrol dengan Ayah dan Ibu.
Sama sekali tidak ada perasaan khas ke sekolah baru.

Sesampai di gerbang pertama dari arah Jalan Jawa, tidak terlihat anak-anak
berseragam SMP. Melihat ke kanan ke kiri, semakin merasa hilang. Tidak tahu
harus kemana.

Walau begitu, ternyata Ibu menghampiriku dan bilang kalau saya


seharusnya ke gerbang lainnya. Disana, saya bertemu dengan Mutiara, Rahmah,
Chevira, Dhana, Ipin, Iqbal, Arya dan banyak teman dari 9a lainnya. Ya, 9a itu
kelasku saat di SMP. Kami sekelas selama dua tahun, jadi saat bersama mereka,
saya dapat secara instan melupakan rasa malas itu.

Saya mengamati kertas pembagian distrik, dari distrik satu hingga distrik
sembilan. Ternyata, nama saya ada di distrik 9 dan apa yang menarik adalah saya
satu distrik dengan Mutiara. Fate.

Lalu kami dipersilahkan masuk oleh panitia. Saya nyengir-nyengir karena


terlalu senang satu distrik dengan Mutiara. Banyak panitia di sepanjang jalan
menuju aula lama. Sempat bad mood karena saat saya senyum ke panitia,
kebanyakan dari mereka hanya memasang wajah datar. ‘Okay.’ batinku. Saat di
aula lama, kesan yang terpikir saat itu adalah seperti Hogwarts.

Panitia menyuruh siswa baru untuk menutup mata. “Jangan ada yang cule
yah!” seru panitia. ‘Cule apaansih aneh.’batinku karena memang tidak tahu arti
kata cule. Lalu, banyak bunyi kaki dari panggung yang dihentak dan saat saya
membuka mata, ternyata bunyi tersebut dari panitia-panitia MPLS. Saat itu saya
benar-benar tidak memperhatikan sesi perkenalan karena saya tidak memakai
kacamata. Kadang kala, tidak memakai kacamata adalah hal yang
menguntungkan, jadi hal-hal yang mungkin tidak ingin dilihat tidak akan terlihat.

Setelah itu, dilaksanakan pemilihan ketua distrik. Momen paling horor jika
seandainya terpilih di lingkungan yang baru dengan sistem pemilihan acak.
Sempat terlintas keinginan untuk menjadi ketua distrik tapi mengingat post di
suatu blog bahwa ketua distrik intinya adalah tumbal. Serem juga istilahnya.
Namun, bagaimanapun saya bukan ketua distrik.

Di depan barisan sudah ada pembimbing distrik sembilan, lalu kami


berpindah ke luar aula lama tepatnya ke depan kelas xi aksel. Disana kami akan
melingkar untuk perkenalan. Pembimbing distrikku adalah Teh Hana, Kang
Abdel, dan Kang Gama. Disana kami memilih wakil ketua distrik, sharing banyak
hal, main game tepuk toge yang sampai sekarang masih nggak ngerti letak
lucunya dimana dan game lainnya. Setalah itu, Kang Abdel membagikan kertas
keterangan untuk mengerjakan prototype. ‘Saat MPLS SMP nggak ada yang
kayak gini. Well, welcome to high school!’ batinku.

Karena waktu habis, kami berdiskusi di luar sekolah. Sayangnya, saya


harus pulang terlebih dahulu karena sudah ditunggu oleh Ibu. Di dekat mobil,
sudah ada Mamah Chevira dan Mamah Mutiara. Saat kami mengobrol, Ibuku
keceplosan bahwa akan dilaksanakan pesantren di Babussalam. ‘How about
no.’batinku. Tapi mungkin akan kucoba.

Sepulang sekolah, saya langsung sibuk di social media, membuat group


line, saling follow di twitter hahaha serunya dapat banyak teman baru. Tidak bisa
sabar nunggu hari esok untuk membuat prototype. Karena saya senang banget
menggunting kertas warna-warni hahaha kelakuan yah.

Esoknya dengan senang hati bolos latihan taekwondo, saya seperti biasa
diantarkan oleh Ayah ke sekolah untuk mengerjakan prototype. Takdir, saya
bertemu Mutiara di gerbang. Tidak jauh berbeda dengan hari pertama, saya nggak
tahu harus kemana. Akhirnya, kami bertemu Furqon dan Nura. Lalu kami ke
koridor. Disana, saya membantu menggunting alas duduk, menulis ‘PLiST’ di
alas duduk, menyampul buku dan yang paling saya suka adalah memotong
double-tip. Jadi, saya memotong double-tip lalu ditempel ke jari dan orang lain
tinggal menyabut itu semua, lucu sih hahaha. Tapi kami mulai stress saat sadar
kalau beberapa kode warna kertasnya salah. Melihat distrik lain sudah selesai,
membuat kami super panik. Karena waktu habis, kami berencana meneruskan
pekerjaan di rumah. Lalu kami foto distrik di depan taman lalu lintas. Hahaha,
pertama kalinya foto di pinggir jalan raya.

Baru merasakan MPLS yang benar-benar MPLS, sibuk bawa tas dan
pekerjaan prototype. Rasanya nggak sabar ingin cepat-cepat Maghrib. Di akhir
hari ini, kami saling menyemangati dengan teriak ‘TILU KALI TILU JANTEN
SEMBILAN’. Artinya, dari tiga untuk tiga oleh distrik 9. Yeay!

Saya pulang dengan Mutiara, paling klop kalau kami mengobrol. Soalnya,
kami sudah sekelas selama tiga tahun.

Di rumah, saya melanjutkan pekerjaan prototype sampai pukul satu pagi.


Ngantuk banget, nggak perlu ditanya.

Hari ini adalah hari pertama PLiST. Dengan hati yang deg-degan karena
banyak tugas yang belum selesai,aku berangkat menuju batas (tempat aku dan
teman-teman satu distrik berkumpul sebelum memulai PLiST). Jarum pada jam
sudah menunjukkan pukul 06.30 saatnya kami moving menuju sekolah untuk
mengikuti kegiatan PLiST. Kami masuk melalui gerbang depan SMAN 3
Bandung dan di sana sudah berdiri kakak-kakak panitia yang siap memeriksa
perlengkapan PSAS yang kita gunakan. Sambil berbaris di antrian menunggu
giliran di periksa,hatiku merasa tidak enak dan takut kalau nanti saat diperiksa aku
banyak kesalahan. Dan giliranku pun tiba,kakak panitia yang memeriksa
perlengkapan PSASku adalah Kang Faris Agung. Kang Faris Agung memeriksa
PSASku dari atas sampai bawah. Setelah selesai diperiksa,satu-persatu
kesalahanku mulai kutulis di buku eval. ”Baru mulai saja kesalahanku sudah lebih
dari 1 “,kataku dalam hati sambil menulis kesalahan. Kami pun diarahkan panitia
menuju aula baru untuk mengikuti upacara pembukaan. Dengan hikmat kami
mengikuti upacara pembukaan. Kemudian upacara itu dilanjutkan dengan
perkenalan guru-guru SMAN 3 Bandung. Dan dilanjutkan lagi dengan materi dari
Pak Encang. Saat itu Pak Encang menjelaskan tentang standar kompetensi SMAN
3 Bandung yang berisi 1 visi,5 misi,6 kebijakan mutu dan 7 kompetensi. Setelah
Pak Encang selesai menyanpaikan materi,kami diarahkan kakak-kakak
pembimbing untuk menuju ke kelas untuk sosialisasi kurikulum 2013. Ada 2 guru
yang masuk ke kelas kami untuk menjelaskan tentang kurikulum 2013 yaitu Bu
Ida dan Pak Dony. Dan sosialisasi itu cukup membuatku paham tentang
kurikulum 2013 yang sebelumnya aku bingung dengan kurikulum ini. Kami diberi
waktu istirahat kurang lebih 15 menit untuk istirahat. Dan waktu istirahat itu kami
gunakan untuk mengerjakan tugas-tugas kami yang belum kami selesaikan. Saat
kami sedang mengerjakan tiba-tiba kakak-kakak pembimbing kami masuk dan
memberi tahu kami bahwa kakak-kakak panitia yang bertugas untuk memeriksa
tugas kami dari divisi tatatertib akan datang untuk memeriksa tugas-tugas kami.
Dan kakak-kakak pembimbig kami berpesan untuk tetap tenang,jangan takut dan
berani karena benar. Aku sempat berpikir bahwa pesan itu adalah sebuah tanda
bahwa saat pemeriksaan tugas nanti akan terjadi sesuatu. Tidak lama setelah
kakak-kakak pembimbing kami keluar,kakak-kakak divisi tata tertib pun masuk.
Dengan wajah-wajah garang mereka yang membuat kami takut,mereka menyuruh
kami mengeluarkan semua barang yang ada di tas kami. Dengan sigap kami pun
mengeluarkan isi tas kami. Akan tetapi hitungan yang diberikan kakak-kakak tata
tertib kurang untuk kami dapat mengeluarkan semua isi tas kami. Kami pun
dengan takut dan memaksakan diri berani meminta waktu tambahan untuk dapat
mengeluarkan semua isi tas kami. Kakak-kakak tata tertib pun memenuhi
permintaan kami. Setelah kami mengeluarklan semua isi tas kami kakak-kakak
tata tertib meminta salah satu diantara kami maju dan menjelaskan tugas-tugas
yang diberikan kepada kami. Setelah menunggu agak lama,akhirnya salah satu
diantara kami ada yang berani maju. Saat teman kami menjelaskan tugas-tugas
kakak-kakak tata tertib berkeliling untuk memeriksa tugas-tugas kami masing-
masing dengan teliti. Dan hasilnya banyak sekali kesalahan dalam tugas kami.
Karena kami sepakat untuk kesalahan satu orang ditanggung teman satu distrik
jadi kami semua menulis kesalahan-kesalahan itu di buku eval masing-masing
dengan jenis kesalahan yang sama. Saat pemeriksaan tugas adalah saat yang
paling aku tidak suka. Waktu pun terasa berjalan sangat lama saat pemeriksaan
itu. Dengan sabar kami jalani kejadian itu dan kami terima semua bentakan-
bentakan yang di berikan panitia kepada kami. Detik demi detik pun berlalu dan
kakak-kakak tata tertib pun keluar dari kelas kami. Dengan menghela napas
sebagai tanda lega setelah kami menjalani kejadian yang tidak
menyenangkan,kakak-kakak pembimbing kami masuk untuk sedikit menghibur
kami dan bertanya-tanya tentang apa saja yang kakak-kakak tata tertib itu lakukan
kepada kami. Setelah sedikit bercakap-cakap dan curhat tentang kekesalan
kami,kami pun diajak untuk pindah kelas untuk menerima sedikit nasehat dari
kakak-kakak pembimbing kami. Nasehat itu disampaikan dengan memberi sedikit
pertanyaan kepada kami dan kami menjawab menurut pendapat masing-masing
orang,yang akhirnya di temukan sebuah kesimpulan dari hasil diskusi kami
tentang pendapat- pendapat kami. Setelah kami memahami nasehat yang di
berikan kakak-kakak pembimbing kepada kami,kami pun diarahkan untuk solat
dan kami juga diberi waktu istirahat sebelum kami menuju aula lama untuk acara
penutupan PLiST hari pertama. Acara penutupan itu diawali dangan pembacaan
tugas utuk hari kedua dan dilanjutkan dengan upacara penutupan PLiST hari
pertama. Setelah kami selesai upacara penutupan kami di arahkan kembali menuju
batas,tempat kami berkumpul saat pagi tadi. Dan saat PLiST hari pertama ini ada
banyak sekali pelajaran yang bisa kami ambil dan kami terapkan dalam kehidupan
sehari-hari dan untuk mengurangi kesalahan kami saat PLiST hari berikutnya.

Di hari kedua ini aku bangun lebih awal karena saat malamnya aku ketiduran saat
mengerjakan tugas. Dengan tergesa-gesa aku mengerjakan tugas yang belum
selesai dan bersiap-siap menuju ke sekolah untuk mengikuti PLiST hari kedua.
Seperti kemarin aku dan teman temanku tidak diperbolehkan untuk langsung
menuju ke sekolah tapi kami harus menuju batas terlebih dahulu untuk berkumpul
bersama distrik masing-masing. Aku sampai di batas hampir terlambat karena
harus mengerjakan tugas-tugasku yang belum selesai terlebih dahulu. Dan dari
batas kami di minta untuk menuju ke sekolah untuk memulai kegiatan PLiST hari
kedua. Saat PLiST hari kedua ini tidak jauh berbeda seperti kemarin. Kami harus
diperiksa perlengkapan PSAS kami oleh kakak-kakak panitia dan alhamdulillah
hari ini tidak ada kesalahan untuk PSAS. Dan kami menuju aula baru untuk
upacara pembukaan PLiST hari kedua yang dilanjutkan dengan materi tentang
rokok dan narkoba yang di sampaikan kakak-kakak alumni yang sekarang kuliah
di ITB jurusan farmasi. Materi yang disampaikan cukup jelas dengan ilustrasi-
ilustrasi gambar dan film-film pendek akibat merokok dan narkoba. Kami pun
diarahkan untuk moving ke aula lama. Setelah sampai di aula lama kami baris
berdasarkan urutan distrik kami masing-masing. Kami pun bertanya-tanya untuk
apa kami dikumpulkan di aula lama saat itu. Ternyata kami dikumpulkan saat itu
untuk diperiksa tugas-tugas kami oleh kakak-kakak tata tertib. Dan seperti
kemarin kami dimarahi dan dibentak-bentak. Dan kami hanya sabar menunggu
sampai kakak-kakak tata tertib itu selesai. Dan yang kami tunggu-tunggu adalah
kegiatan setelah itu,yaitu Bisnis Game. Saat Bisnis Game ini kami diberi modal
dengan mata uang PLiST. Kami diminta untuk membuat karya-karya tangan yang
telah ditentukan bahan dan harga-harganya berdasarkan mata uang PLiST dan
kami hanya boleh menjual kepada panitia yang memang sudah ditugasi untuk
membeli karya-karya kami. Dan kami juga diberi ketentuan kapan kami boleh
menjual dan kapan kami tidak boleh menjual. Dan apabila salah satu diantara
kami melanggar maka akan masuk ke dalam penjara dan hanya bisa keluar jika
kelompoknya menebus sebesar 50 dollar PLiST per orang. Dan kegiatan itu
menurutku adalah kegiatan yang paling seru selama kami menjalani PLiST. Bisnis
Game itu berjalan sampai azan dhuhur berkumandang. Kami pun diarahkan
untuk solat dan istirahat. Setelah kami solat dan istirahat kami diarahkan menuju
aula lama. Menurut perkiraanku kita dikumpulkan di aula lama untuk penutupan
dan pulang. Akan tetapi,dugaaan ku salah. Kami dikumpulkan di aula lama tidak
tahu di minta untuk apa,yang jelas saat itu kami di marahi tanpa sebab yang jelas.
Bahkan saat itu kakak panitia pun malah bertengkar satu sama lain. Pertengkaran
kakak-kakak panitia itu di sebabkan karena adanya dua buah pihak yang berbeda
pendapat. Satu pihak mereka membela kami karena kami dianggap tidak salah.
Dan yang satu lagi mereka merasa kalau kami salah karena kami belum dapat
menerapkan esensi dari PLiST tersebut. Seperti
kebersamaan,kekeluargaan,memperbaiki diri dan lain-lain. Dan saat itu situasi
menjadi kacau-balau. Semua menjadi serba salah. Kami diam saja salah karena
mereka merasa kami aman karena ada yang membela. Dan kami berbicara juga
salah karena alasan kami atau tanggpan kami tidak dapat menujukkan sebuah
pembelaan yang berati(omong kosong). Karena suasana semakin menjadi-
jadi,akhirnya kakak-kakak panitia mencoba untuk meredakan amarah. Saat
suasana sudah mulai tenang kami diminta untuk memejamkan mata dan kami juga
diminta untuk mendengarkan narasi yang dibacakan oleh beberapa orang yang
kami tidak tahu itu siapa karena kami menutup mata. Narasi yang dibacakan itu
menceritakan tentang seorang tokoh yang bernama Alif. Si Alif ini adalah seorang
anak yang kurang patuh terhadap ibunya. Sampai dia mengalami sebuah kejadian
yang akhirnya membuat Alif sadar dan mengakui kesalahnnya. Akan tetapi,Alif
sudah terlambat karena ibunya sudah meninggal terlebih dahulu sebelum Alif
meminta maaf. Setelah kami mendengarkan narasi tersebut kami diminta untuk
membuka mata dan di depan kami sudah ada beberapa guru yang berdiri di depan
dan memberi ucapan selamat datang kepada kami. Setelah itu kami diperbolehkan
pulang. Saat kami menuruni tangga sudah berbaris kakak-kakak panitia yang
menyanyikan hymne SMAN 3 Bandung dan meminta maaf kepada kami karena
selama PLiST telah memarahi kami karena semua itu tuntutan skenario yang
harus dijalankan untuk mendidik kami. Kakak-kakak panitia itu berbaris
sepanjang tangga sampai koridor. Di halaman parkir belakang sebelum kami
pulang kami berfoto bersama seluruh panitia dan seluruh perserta PLiST. Dan
setelah aku dan teman-teman mengikuti rangkaian PLiST dari technical meeting
sampai hari terakhir ini,aku dan teman-teman mendapatkan banyak pengalaman
dan pelajaran yang tidak akan pernah aku dan teman-teman lupakan.

Anda mungkin juga menyukai