Anda di halaman 1dari 2

Form Reflection Learning

Nama Mahasiswa : Maria Fransiska Octaviani Silaen

NIM : 191101081

Kelompok : 3A

Kompetensi : Melakukan komunikasi terapeutik pada klien anak remaja

Pembelajaran yang di dapatkan di Klinik :

Pembelajaran yang saya dapat adalah kita mengetahui bagaimana caranya agar si anak mau kita ajak
berbicara dan tertarik dengan pembicaraan kita, karena tidak semua anak bisa diajak berkomunikasi
secara terbuka. Terkadang banyak juga anak yang susah untuk diajak berkomunikasi, nah disinilah
berusaha mencari cara agar si anak tersebut bisa menerima kehadiran kita yang baru saja dikenal.
Sebelum memulai berkomunikasi dengan anak terlebih dahulu kita membangun hubungan dengan orang
tua agar orang tua bisa menerima kehadiran kita untuk berkomunikasi dengan anaknya

Pendapat : Pendapat saya pada saat melakukan praktik klinik berkomunikasi dengan anak remaja lebih
tepatnya anak kelas 1 SMA sangat seru, kita bisa mengetahui apa saja yang anak itu sukai dan yang tidak
disukai. Saya juga merasa senang bisa melihat anak tersebut bercerita dengan antusias, walaupun si anak
baru saja mengenal saya. Awal bertemu dan berkomunikasi dengan si anak ada perasaan canggung karena
belum pernah mengenal satu sama lain. Semakin lama makin seru bisa berbagi pertanyaan dan jawaban
dengan si anak. Berkomunikasi dengan anak sangat berbeda dengan orang seumuran maupun yang lebih
tua dari kita. Mengapa ? Karena perubahan dari sifat anak-anak ke remaja , dan pemikiran yang berbeda.
Jika orang dewasa diajak berkomunikasi itu mudah karena tantangannya lebih sedikit seperti membangun
kepercayaan, saling terbuka, dan ramah. Sedangkan pada anak kita harus membangun kepercayaan satu
sama lain, si anak harus bisa menerima kehadiran kita, harus ramah, kita berkomunikasi juga harus bisa
seperti anak remaja yang pemikirannya berbeda dengan kita. Dalam berkomunikasi kita harus
memperhatikan mood atau suasana hati si anak. Berkomunikasi dengan anak remaja juga memerlukan
kreativitas yang tinggi, seperti menanyakan hobbi dan menyamakan topic agar si anak mau diajak
berkomunikasi dan merasa nyaman dengan kita dan tidak merasa bosan. Saat bertanya pada anak kita
harus menggunakan bahasa pada umumnya yang mudah dimengerti oleh si anak, agar si anak tidak
merasa bosan dan mau berinteraksi dengan kita. Bertanya pun kita harus menggunakan bahasa yang
sederhana agar si anak bisa mengerti. Pada saat anak bercerita, kita harus mendengarkan ceritanya dengan
baik setelah itu kita berikan tanggapan atau pujian terhadap apa yang diceritakannya.
Kesimpulan : Sebelum berkomunikasi dengan anak kita harus meminta izin dan membangun hubungan
saling percaya kepada otang tua si anak.Berkomunikasi dengan anak remaja harus menggunakan bahasa
yang sederhana agar si anak bisa mengerti. Pada saat berkomunikasi juga kita harus memerhatikan
bagaimana suasana hati si anak, agar pada berkomunikasi si anak tidak bosan dan kita lebih mudah untuk
mendapatkan kepercayaannya. Kita juga usahakan memberi pertanyaan yang menarik pada si anak,
membuat dia bisa lebih banyak berbicara atau bercerita pada kita, ketika dia bercerita kita dengarkan dan
beri pujian, karena sudah pasti anak remaja suka dengan pujian.

Nama / Paraf Pembimbing Klinik : Sri Eka Wahyuni, S.Kep, Ns, M.Kep

Dokumentasi :

Anda mungkin juga menyukai