Anda di halaman 1dari 2

Form Reflection Learning

Nama Mahasiswa : Maria Fransiska Octaviani Silaen

NIM : 191101081

Kelompok : 3A

Kompetensi : Melakukan komunikasi terapeutik pada klien marah

Pembelajaran yang di dapatkan di Klinik :

Pembelajaran yang saya dapat setelah menonton video tentang komunikasi pada pasien yang
sedang dalam keadaan marah adalah kita harus mencari terlebih dahulu apa penyebab kemarahan
si pasien, setelah itu kita harus menjaga sikap kita terutama dalam berkomunikasi kepada pasien,
sebisa mungkin kita memberikan komunikasi yang baik seperti bahasa yang ramah dan tidak ikut
terpancing marah kepada pasien.

Pendapat : Pendapat saya pada saat saya menonton video komunikasi pada pasien marah, saya
melihat bagaimana cara perawat menghadapi pasien yang sedang marah, disana diberikan
perbedaan antara perawat yang benar sikapnya dalam menghadapi pasien dan yang kurang baik
saat menghadapi pasien. Disitu diajarkan bagaimana kita memiliki bahasa yang bagus untuk
digunakan pada aat pasien marah, dimana kita harus menggali masalah apa yang membuat pasien
marah, kita harus menanggap masalah pasien dengan menjelaskan masalah yang terjadi pasien
tersebut dengan pelan-pelan dan memberi saran yang baik untuk pasien tersebut nantinya agar si
pasien juga merasa nyaman dan aman saat berkomunikasi dengan kita dan akhirnya pasien dapat
menerima apa yang kita komunikasikan.

Kesimpulan :

Pada saat berkomunikasi dengan pasien yang sedang marah kita sebagai perawat harus tetap
memperhatikan cara berkomunikasi yang bagus, janagn sampai kita terpancing dengan emosi si
pasien dan menyebabkan masalah menjadi besar. Perawat harus tetap memberikan sikap yang
ramah agar si pasien bisa menerima kita dan pelan-pelan emosi si pasien akan mereda.

Nama / Paraf Pembimbing Klinik : Sri Eka Wahyuni, S.Kep, Ns, M.Kep
Sumber : https://youtu.be/1sXDGrjtQyQ

Yang perlu dilakukan pada saat menghadapi pasien complain :

Tetap sabar mengahadapi keluarga pasien, jangan terpancing emosinya, jelasin apa yang perlu
dijelaskan dengan detail pada pasien dengan bahasa dan intonasi yang jelas dan suara yg tidak
besar, bangun trust antara keluarga pasien dengan perawat seperti memberitahu brp lama
tindakan yang akan dilakukan dan disarankan agar tidak berkata sebentar lg ( kami akan
melakukan semaksimal mungkin dan memang prosedur menyiapkan ruangan ini 30 menit,
maaf atas keterlambatannya ibu).

Pada pasien rewel :

tetap memenuhi kebutuhan pasien, menjaga dan mempertahakan kan komunikasi yang baik
dengan pasien, jangan sampai terpancing emosi dengan kelakuan pasien, harus punya stock
sabar yang banyak. Perawat juga bisa memfasilitasi keterlibatan keluarga pasien dan perawat
bisa bernegosiasi dengan pasien.

Anda mungkin juga menyukai