Anda di halaman 1dari 19

BUKU 1 : PENGANTAR KOMUNIKASI MASSA

Pengarang : NURUDIN, M.Si

Penerbit : PT. Rajagrafindopersada – Jakarta

Cetakan ke 2, tahun 2007

Fungsi komunikasi massa menurut Jay Black dan Frederick C. Whitney (1988), antara lain : 1)
To inform (menginformasikan), 2) to entertain (memberi hiburan), 3) to persuade (untuk
membujuk), 4)transmission of the culture (transmisi budaya). Sementara itu, fungsi komunikasi
massa menurut Jhon Vivian dalam bukunya The Media Of Mass Communication (1991)
disebutkan; 1) Providing information 2)Providing entertainment, 3)helping to persuade, dan
4)contributing to social cohesion (mendorong kohesi sosial). Ada pula fungsi komunikasi massa
yang pernah dikemukakan oleh Harold D. Lasswell yakni, 1) Surveillance of the environment
(fungsi pengawasan), 2)correlation of the part of society in responding to the environment
(fungsi korelasi), dan 3)transmission of the social heritage from generation one to the next
(fungsi pewarisan sosial). Sama seperti pendapat Lasswell, Charles Robert Wright (1988)
menambah fungsi entertainment (hiburan) dalam fungsi komunikasi massa.

Sementara itu, menurut Alexis S. Tan fungsi komunikasi bisa beroperasi dalam empat hal.
Meskipun secara eksplisit ia tidak mengatakan fungsi komunikasi massa, tetapi ketika ia
menyebut bahwa penerima pesan dalam komunikasi bisa kumpulan orang (a group of persons)
atau ia menyebutnya mass audience, sedangkan pengirim pesan atau komunikatornya termasuk
kelompok orang atau media massa, itu sudah dapat dijadikan bukti bahwa fungsi yang dimaksud
adalah fungsi komunikasi massa. Paling tidak, itu bisa dilihat dari dari ciri komunikator dan
audiencenya.

Fungsi Komunikasi Massa, Alexis. S Tan, (1981)

No Tujuan Komunikator Tujuan Komunikan (menyesuaikan diri pada sistem:


(Penjaga Sistem) pemuasan kebutuhan)
1 Memberi Informasi Mempelajari ancaman dan peluang, memahami
lingkungan, menguji kenyataan, meraih keputusan
2 Mendidik Memperoleh pengetahuan dan ketrampilan yang berguna
memfungsikan dirinya secara efektif dalam
masyarakatnya, mempelajari nilai, tingkah laku yang
cocok agar diterima dalam masyarakatnya
3 Mempersuasi Memberi Keputusan, mengadopsi nilai, tingkah laku, dan
aturan yang cocok agar diterima dalam masyarakatnya
4 Menyenangkan, memuaskan Menggembirakan, mengendorkan urat saraf, menghibur,
kebutuhan komunikan dan mengalihkan perhatian dari masalah yang dihadapi

Sejalan dengan tingkat perkembangan masyarakat dan teknologi komunikasi, fungsi komunikasi
massa diatas sudah terbilang usang, untuk tidak mengatakan sudah ketinggalan zaman. Dalam
perspektif kritis, fungsi komunikasi massa bisa ditambah sebagai berikut : 1) melawan kekuasaan
dan kekuatan represif, 2) menggugat hubungan trikotomi antara pemerintah, pers dan
masyarakat.

FUNGSI dan Penjelasannya

A. Informasi

Fungsi informasi merupakan fungsi paling penting yang terdapat dalam komunikasi massa.
Komponen paling penting untuk mengetahui fungsi informasi ini adalah berita-berita yang
disajikan. Iklan pun dalam beberapa hal memberikan informasi disamping fungsi-fungsi yang
lain.

Fakta-fakta yang dicari wartawan di lapangan kemudian dituangkannya dalam tulisan juga
merupakan informasi. Fakta yang dimaksud adalah adanya kejadian yang benar-benar terjadi di
masyarakat.

Dalam istilah jurnalistik, fakta-fakta tersebut biasa diringkas dalam istilah 5W + 1H (What,
Where, Who, When, Why, How).Saat ini konsep 5W + 1H atau straight news (berita singkat)
sudah dikembangkan dengan peliputan jurnalisme investigasi (investigative journalism). Yakni
suatu bentuk peliputan yang dilakukan secara mendalam. Ada banyak data pendukung yang ada
dalam berita tersebut, baik berupa angka-angka maupun wawancara yang dilakukan pada
beberapa sumber berita. Cara penulisan berita seperti ini juga menyajikan informasi. Faktanya
tetap ada, yakni 5W + 1H hanya dikupas secara mendalam.
Contoh : Misalnya terjadi kecelakaan sepeda motor. Fakta tersebut bisa dipertanyakan seperti
berikut : Siapa yang bertabrakan ? Di mana peristiwa itu terjadi ? Apa akibat yang
ditimbulkannya ? Kapan tabrakan itu terjadi ? Mengapa terjadi ? Bagaimana tabrakan itu bisa
terjadi ? Serangkaian pertanyaan tersebut merupakan fakta di lapangan yang bisa menjadi
informasi yang dibutuhkan pembaca surat kabar.

Dalam paradigma lama, buku termasuk dalam media komunikasi massa yang juga mempunyai
fungsi informasi. Buku yang dimaksud tentu bukan sekedar buku fiksi, tetapi buku yang ditulis
berdasarkan fakta-fakta pula. Sebab informasi yang dimaksud disini adalah informasi yang
berdasarkan fakta. Alasannya, informasi yang tidak berdasarkan fakta sama dengan isu, kabar
bohong atau desas-desus. Demikian pula dengan film-film bersejarah yang memunculkan nama-
nama pahlawan nasional.

Dengan demikian, jurnalisme makna sudah seharusnya dijalankan pers untuk menjelaskan lebih
lanjut fungsi informasi. Artinya, fungsi pers adalah melaporkan peristiwa didalam masyarakat
yang lebih kompleks dan memberi makna terhadap peristiwa-peristiwa tersebut. Seharusnya pers
mengumpulkan sebanyak-banyaknya materi yang diperlukan untuk membuat kejadian dan
makna kejadian bersangkutan bisa dipahami oleh publik. Ini berarti pers tidak lagi melaporkan
sesuatu dengan satu dimensi (dari satu sudut pandang saja), tetapi multidimensi, dan
mengungkapkan latarbelakangnya. Oleh karena itu, Jakob menekankan, masa lalu, keadaan masa
kini, harus tetap aktual dan berperspektif masa depan (Jakob Oetama, 2001).

B. Hiburan

Fungsi hiburan untuk media elektronik menduduki posisi yang paling tinggi dibandingkan
dengan fungsi-fungsi yang lain. Masalahnya, masyarakat kita masih menjadikan televisi sebagai
media hiburan. Dalam sebuah keluarga, televisi bisa sebagai perekat keintiman keluarga itu
karena masing-masing anggota keluarga mempunyai kesibukan sendiri-sendiri,

misalnya suami dan istri kerja seharian sedangkan anak-anak sekolah. Setelah kelelahan dengan
aktivitasnya masing-masing, ketika malam hari berada di rumah, kemungkinan besar mereka
menjadikan televisi sebagai media hiburan sekaligus sarana untuk berkumpul bersama keluarga.
Hal ini mendudukkan televisi sebagai alat utama hiburan (untuk melepaskan lelah). Acara
hiburan itu juga dianggap perekat keluarga karena dapat ditonton bersama-sama sambil bercanda
atau “ngemil”.

Oleh karena itu, jangan heran jika jam-jam prime time (pukul 19.00 sampai 21.00) akan
disajikan acara-acara hiburan, entah sinetron, kuis atau acara jenaka lainnya. Sangat sulit untuk
diterima penonton seandainya pada jam prime time televisi menyiarkan acara “Dialog Politik”.
Jelas acara itu akan menimbulkan penolakan masyarakat. Contoh TPI , televisi swasta nasional
yang diawal perkembangannya mengklaim diri sebagai televisi pendidikan. Persentase
terbesarnya diisi acara pendidikan. Hiburan ada, tetapi relatif sedikit. Pukul 9.00 sampai pukul
12.00 diisi acara pendidikan, tetapi siapa yang melihat ? Guru dan murid yang dijadikan sasaran
acara jam tersebut sedang melakukan proses belajar mengajar di sekolah.

Oleh karena itu, TPI mengubah format sajiannya. Ini dilakukan karena acara yang selama ini
dimunculkan dipandang sinis oleh penonton. TPI mengubah format menjadi Televisi Keluarga
Indonesia (TKI) dengan nama tetap TPI. Dalam jingle iklannya mengklaim sebagai televisi
keluarga Indonesia ? Ternyata jika diperhatikan, acara-acara yang disuguhkan tidak jauh berbeda
dengan televisi swasta lainnya yang fungsi hiburannya lebih besar dibanding fungsi lainnya.

Apakah TPI salah memformat acara pendidikan ? Tidak. Hanya masalahnya, tingkat melek huruf
yang belum menggembirakan pada masyarakat Indonesia menjadi kendala itu semua. Termasuk
di sini, masyarakat menjadikan televisi sebagai barang hiburan dan bukan untuk belajar layaknya
di sekolah atau di bangku kuliah.

C. Persuasi

Fungsi persuasif komunikasi massa tidak kalah pentingnya dengan fungsi informasi dan hiburan.
Banyak bentuk tulisan yang kalau diperhatikan sekilas hanya berupa informasi, tetapi jika
diperhatikan secara lebih jeli ternyata terdapat fungsi persuasi. Tulisan pada Tajuk Rencana,
artikel dan surat pembaca merupakan tulisan persuasif.

Bagi Josep. A. Devito (1997) fungsi persuasi dianggap sebagai fungsi yang paling penting dari
komunikasi massa. Persuasi bisa datang dari berbagai macam bentuk: 1) Mengukuhkan atau
memperkuat sikap, kepercayaan atau nilai seseorang, 2) mengubah sikap, kepercayaan, atau nilai
seseorang ,3) menggerakkan seseorang untuk melakukan sesuatu, dan 4) memperkenalkan etika,
atau menawarkan sistem nilai tertentu.

Media massa seringkali membuat atau mengukuhkan nilai-nilai yang sudah kita yakini
sebelumnya. Orang religius memiliki kecenderungan mendengarkan acara-acara televisi yang
berbau religius. Dalam posisi ini, media mampu mengukuhkan nilai yang diyakini seseorang.
Seseorang yang tidak memihak pada suatu partai politik akan berubah aspirasi politiknya karena
pengaruh pemberitaan di media massa. Perubahan cara berpakaian yang dialami mahasiswa
sedikit banyak dipengaruhi oleh televisi. Dengan kata lain televisi mampu mengubah cara
berpakaian mereka.

Media massa juga mampu menggerakkan seseorang untuk berbuat sesuatu hal dan tidak berbuat
hal lain, misalnya dalam iklan. Tujuan utama iklan adalah menggerakkan konsumen untuk
membeli barang yang diiklankan. Mengapa seseorang memilih barang “A” dan tidak memilih
barang “B” ?

Dalam masyarakat industri sekarang hal itu sedikit banyak dipengaruhi oleh keberadaan media
massa.

D. Transmisi Budaya

Transmisi budaya merupakan salah satu fungsi komunikasi yang paling luas, meskipun paling
sedikit dibicarakan. Transmisi budaya tidak dapat dielakkan selalu hadir dalam berbagai bentuk
komunikasi yang mempunyai dampak pada penerimaan individu. Demikian juga, beberapa
bentuk komunikasi menjadi bagian dari pengalaman dan pengetahuan individu. Melalui individu,
komunikasi menjadi bagian dari pengalaman kolektif kelompok, publik, audience berbagai jenis,
dan individu bagian dari suatu massa. Hal ini merupakan pengalaman kolektif yang direfleksikan
kembali melalui bentuk komunikasi, tidak hanya melalui media massa, tetapi juga dalam seni,
ilmu pengetahuan dan masyarakat. Warisan kemudian adalah dampak akumulasi budaya dan
masyarakat sebelumnya yang telah menjadi bagian dari hak asasi manusia. Budaya komunikasi
tersebut secara rutin dimodifikasi oleh pengalaman baru yang didapat. Ada dua hal tentang
komunikasi sebagai sesuatu yang unik, misalnya dalam teori semantik umum dari Ilmu
Pengetahuan dan Kesehatan. Alfred Korzybski (1962) menamakannya kemampuan “pengikatan
waktu (time binding)” manusia yang didasarkan pada ingatan. Manusia sebagai makhluk dibumi
telah dapat menyimpan secara sadar dan melupakannya dari generasi-generasi selanjutnya.
Kemudian, perkembangan dari spesies lebih atau kurang tetap. Kemampuan ini membimbing
transmisi budaya sebagaimana fungsi media massa dan seluruh lembaga pendidikan, dan banyak
sekali bagian dari fungsi ini.

Televisi, sebagai contoh tidak hanya cermin, tetapi juga pengikat waktu. Sebagaimana program
televisi atau film yang mempertontonkan tema-tema tabu seperti telanjang dan seks,
merefleksikan perubahan didalam struktur sosial (perubahan di mana televisi bertanggung jawab
terhadap semua sebab itu)

E. Mendorong Kohesi Sosial

Kohesi yang dimaksud disini adalah penyatuan. Artinya media massa mendorong masyarakat
untuk bersatu. Dengan kata lain, media massa merangsang masyarakat untuk memikirkan dirinya
bahwa bercerai-berai bukan keadaan yang baik bagi kehidupan mereka. Media massa yang
memberitakan arti pentingnya kerukunan hidup umat beragama, sama saja media massa itu
mendorong kohesi sosial. Termasuk disini media massa yang mampu meliput beritanya dengan
teknik coverboth sides (meliput dua sisi yang berbeda secara seimbang) atau bahkan all sides
(meliput dari banyak segi suatu kejadian).

Dalam bahasa yang populer kohesi sosial sama artinya dengan integrasi. Akan tetapi media
massa juga memiliki peluang untuk menciptakan disintegrasi sosial. Jadi, sebenarnya peluang
untuk menciptakan integrasi dan disintegrasi sama besarnya. Dengan kata lain, kalau kita
membicarakan fungsi media massa sebagai penyatu masyarakat, kita juga perlu
memperbincangkan peluang munculnya permusuhan dan konflik masyarakat akibat pemberitaan
media massa.

Paul Lazarfeld dan Robert K. Merton pernah mengatakan bahwa media juga mempunyai fungsi
narcoisting dysfunction (racun pembius). Meskipun istilah ini sangat ekstrem, tetapi tidak bisa
dipungkiri media massa yang tidak dikelola secara bijak atau bahkan hanya mengejar
keuntungan materi bisa menjadi “racun” bagi masyarakat, mengarahkan masyarakat untuk maju,
bersatu, jujur , tetapi justru sebaliknya menciptakan kemunduran masyarakat, bercerai berai, atau
terus konflik dan melakukan kebohongan. Oleh karena itu, media massa yang tidak dikelola
secara professional, berdasarkan moral yang baik sangat berbahaya bagi masyarakat. Media
massa sama dengan “racun” yang mematikan seperti yang disindir oleh Lazarfeld dan Merton
diatas

F. Pengawasan

Bagi Laswell ,komunikasi massa mempunyai fungsi pengawasan. Artinya menunjuk pada
pengumpulan dan penyebaran informasi mengenai kejadian-kejadian yang ada disekitar kita.
Fungsi pengawasan bisa dibagi menjadi dua, yakni warning or beware surveillance atau
pengawasan peringatan dan instrumental surveillance atau pengawasan instrumental.

Fungsi pengawasan dapat dilihat dari pemberitaan tentang munculnya badai, topan, gelombang
laut yang mengganas, angin ribut disertai hujan lebat, dan sebagainya. Bahkan peringatan ini
tercermin dari kondisi ekonomi yang tidak menentu. Misalnya, di Indonesia pasca kejatuhan
Presiden Soeharto, Mei 1998, Indonesia terkena dampak multikrisis yang berkepanjangan. Media
massa berperan dalam memberikan peringatan ketika nilai tukar rupiah terhadap dollar AS yang
sebelumnya hanya Rp. 2000-an pernah mencapai Rp 16.000-an. Kenaikan drastis nilai tukar
rupiah tersebut merupakan kondisi paling buruk dalam sejarah nilai tukar mata uang di
Indonesia. Saat itu media massa sedang melaksanakan fungsi pengawasan peringatan bahwa nilai
tukar rupiah yang terus merosot merupakan salah satu indikasi akan muncul krisis ekonomi.

Sementara itu, fungsi kedua dari fungsi pengawasan adalah pengawasan instrumental.
Aktualisasi dari fungsi ini adalah penyebaran yang berguna bagi masyarakat. Harga kebutuhan
sehari-hari merupakan informasi terpenting yang sangat dibutuhkan masyarakat. Termasuk di
sini adalah informasi tentang produk-produk baru yang ada dipasaran dan berita tentang jadwal
tayangan televisi atau film-film yang diputar dari gedung bioskop.

G. Korelasi

Fungsi korelasi yang dimaksud adalah fungsi yang menghubungkan bagian-bagian dari
masyarakat agar sesuai dengan lingkungannya. Erat kaitannya dengan fungsi ini adalah peran
media massa sebagai penghubung antara berbagai komponen masyarakat. Sebuah berita yang
disajikan oleh seorang reporter akan menghubungkan antara narasumber (salah satu unsur bagian
masyarakat) dengan pembaca surat kabar (unsur bagian masyarakat yang lain).
Contohnya dalam posisi ini media menjadi penghubung (korelasi) antara masyarakat dengan
pemerintah. Ketika pemerintah mengumumkan kenaikan tarif dasar listrik , telepon dan harga
BBM yang menimbulkan kecaman dan penolakan dari masyarakat, sehingga pemerintah perlu
menunda kenaikan tiga kebutuhan dasar masyarakat itu, secara tidak langsung media sudah
berperan dalam melaksanakan fungsi korelasi itu. Bahkan ketika pemerintah tidak peduli dengan
penolakan itu dan terus melaksanakan kebijakan tersebut, itu juga merupakan dampak dari fungsi
korelasi yang dilaksanakan media massa.

Hal ini juga berlaku dalam iklan. Iklan akan menghubungkan antara pemasang iklan dengan
sasaran iklan tersebut, misalnya iklan kosmetik. Iklan dalam media massa akan menghubungkan
antara produsen kosmetika, biro iklan dengan para ibu, remaja putri dan sasaran lainnya.

H. Pewarisan sosial

Dalam hal ini media massa berfungsi sebagai seorang pendidik, baik yang menyangkut
pendidikan formal maupun informal yang mencoba meneruskan atau mewariskan suatu ilmu
pengetahuan, nilai, norma, pranata, dan etika dari satu generasi ke generasi selanjutnya.

Media televisi yang selalu memberitakan sinetron yang tema ceritanya nyaris seragam misalnya
hanya seputar konflik orang tua dengan anak atau hamil di luar nikah yang sering digambarkan
dalam sinetron televisi di Indonesia secara tidak langsung sedang melaksanakan fungsi
pewarisan. Kalau selama ini hamil diluar nikah masih dianggap tabu, sementara banyak kasus
sinetron yang menceritakan hal serupa, dampaknya lambat atau cepat hamil diluar nikah akan
dianggap hal biasa dan bukan tabu lagi.

Manusia pada dasarnya mempunyai kekuatan untuk menarik pengalaman masa lalu dan
menambahkannya berdasarkan pengalaman masing-masing untuk dijadikan petunjuk di masa
datang. Orang tua biasa akan mendasarkan pengalaman masa lalu dari orang lain ditambah
pengalaman dirinya sendiri untuk merencanakan masa depannya atau bahkan mendidik anaknya
berdasarkan pada apa yang melekat pada dirinya itu.

I. Melawan Kekuasaan atau Kekuatan Represif

Hal yang dilupakan banyak orang adalah bahwa komunikasi massa bisa menjadi sebuah alat
untuk melawan kekuasaan dan kekuatan represif. Komunikasi massa berperan memberikan
informasi, tetapi informasi yang diungkapkannya ternyata mempunyai motif-motif tertentu untuk
melawan kemapanan. Memang diakui juga bahwa komunikasi massa juga bisa berperan untuk
memperkuat kekuasaan tetapi bisa juga sebaliknya.

Bahkan pasca-Orba, media massa sangat bombastis memilih kata-kata atau kalimat atas
ketidakadilan yang terjadi, meskipun sangat mungkin apa yang ditulisnya memiliki motif pribadi
dan kelompok. Namun yang jelas, semua itu harus dilihat dengan mulai muncul nya ruang untuk
bebas mengekspresikan dirinya, termasuk untuk melawan kekuasaan.

J. Menggugat Hubungan Trikotomi

Hubungan trikotomi adalah hubungan yang bertolak belakang antara tiga pihak. Dalam kajian
komunikasi hubungan trikotomi melibatkan pemerintah, pers dan masyarakat. Ketiga pihak ini
dianggap tidak pernah mencapai sepakat karena perbedaan kepentingan masing-masing pihak.

Zaman orde baru, pemerintah berkuasa atas pers dan masyarakat. Digambarkan dengan segitiga
sama kaki. Akibatnya, pada masa kejatuhan Orde Baru, pemerintah menjadi pihak terdakwa .

Pada zaman Habibie,hubungan tersebut digambarkan dengan segitiga sama sisi, dengan
menempatkan pemerintah di posisi atas, pemerintah tetap berkuasa meskipun sudah berkurang.

Selanjutnyan ketika zaman pemerintahan Gus Dur- Megawati, hubungan trikotomi berubah total.
Masyarakat berada di posisi atas menggantikan pemerintah.
CIRI-CIRI Komunikasi Massa

1. Komunikator dalam Komunikasi Massa yang Melembaga

Komunikator dalam komunikasi massa bukan satu orang, tetapi kumpulan orang. Menurut
Alexis S Tan (1981) komunikator dalam komunikasi massa adalah organisasi sosial yang mampu
memproduksi pesan dan mengirimkannya secara serempak ke sejumlah khalayak yang banyak
dan terpisah.

2. Komunikasi dalam Komunikasi Massa bersifat Heterogen

Dalam menonton televisi, mereka yang terjangkau radius siaran televisi itu dan mempunyai
berkesempatan menonton mempunyai peluang yang sama untuk menonton. Baik yang ada di
Jawa ataupun Luar Jawa. Hal demikian juga berlaku untuk khalayak media massa yang lain.

3. Pesannya bersifat umum

Pesan-pesan dalam komunikasi massa tidak ditujukan kepada satu orang atau satu kelompok
masyarakat tertentu. Dengan kata lain, pesan-pesannya ditujukan pada khalayak yang plural.
Oleh karena itu, pesan-pesan yang dikemukakan pun tidak boleh bersifat khusus. Khusus disini,
artinya pesan memang tidak disengaja untuk golongan tertentu.

4. Komunikasinya Berlangsung Satu Arah

Dalam media cetak seperti koran, komunikasi hanya berjalan satu arah. Kita tidak bisa langsung
memberikan respons kepada komunikatornya (media massa). Kalaupun bisa, sifatnya tertunda.
Misalnya kita mengirimkan ketidak setujuan pada berita itu melalui rubrik surat pembaca.

Televisi juga seperti itu, meskipun dalam acara sepakbola seringkali ada kuis interaktif, bukan
berarti komunikasi massa juga dapat berlangsung dua arah. Karena komunikasi dua arah pada
kuis tersebut haya berlangsung antara orang yang menelfon dengan stasiun televisi dan tidak
terjadi pada semua audience yang heterogen dan banyak itu. Penelepon sendiri tetap menjadi
komunikan dalam komunikasi massa, tetapi ia juga sekaligus menjadi komunikan dalam
komunikasi yang dilakukan lewat telepon (nir massa)
5. Komunikasi Massa Menimbulkan Keserempakan

Acara yang ditayangkan televisi tentu diputar secara serempak, dan ditonton ribuan orang di
belahn dunia. Contohnya siaran langsung Piala Dunia. Serempak berarti khalayak bisa
menikmati media massa tersebut hampir bersamaan. Bersamaan juga bersifat relatif. Majalah
atau media sebagai contohnya. Surat kabar bisa dibaca terbit pukul 5 pagi, tetapi di luar kota baru
pukul 6 pagi. Ini masalah teknis semata. Hanya karena wilayah jangkauannya yang berbeda
memungkinkan terjadi perbedaan penerimaan. Akan tetapi, komunikator dalam media massa
berupaya menyiarkan informasinya secara serentak.

6. Komunikasi massa mengandalkan peralatan Teknis

Media massa sebagai alat utama dalam menyampaikan pesan kepada khalayaknya sangat
membutuhkan bantuan peralatan teknis. Peralatan yang dimaksud misalnya pemancar untuk
media elektronik (mekanik atau elektronik) seperti pemancar, satelit dan internet. Begitu juga
mesin cetak (untuk surat kabar dan majalah).

7. Komunikasi massa dikontrol oleh Gatekeeper

Gatekeeper atau yang sering disebut juga sebagai penapis informasi/palang pintu/ penjaga
gawang, adalah orang yang sangat berperan dalam penyebaran informasi melalui media massa.
Gatekeeper ini berfungsi sebagai orang yang ikut menambah atau mengurangi,
menyederhanakan, mengemas agar semua informasi yang disebarkan lebih mudah dipahami.

JENIS-JENIS KOMUNIKASI MASSA (Types Of Mass Communication)

Media Cetak (Surat Kabar, Majalah , Tabloid,Buku)

Menjelang Indonesia merdeka, surat kabar yang diusahakan rakyat Indonesia merupakan
tandingan surat kabar Jepang dan di awal kemerdekaan, surat kabar di Indonesia mengalami
masa kebebasan. Namun, tidak lama kemudian, yakni zaman Orla, surat kabar diharuskan
mempunyai cantolan pada partai tertentu dan isi surat kabar sering berupa polemik antara yang
pro PKI dan yang kontra PKI. Pada awal pemerintahan Orde Baru, kehidupan surat kabar
kembali marak dengan terbitnya surat kabar Kompas dan KAMI yang dianggap berani.
Selanjutnya, grafik menurun karena pemerintah Orde Baru menganggap kebebasan surat kabar
kurang bertanggung jawab karena tidak mengindahkan sopan santun lagi sehingga pemerintah
melakukan pencabutan SIUPP beberapa surat kabar dan majalah.

Satu hal yang penting untuk dicatat bahwa dalam masa pembangunan Indonesia, surat kabar
mengemban misi menyebarluaskan pesan-pesan pembangunan dan sebagai media untuk
mencerdaskan bangsa.

Tidak lama setelah manusia mengenal surat kabar sebagai media massa, manusia membuat
media cetak lainnya, namun dengan bentuk yang berbeda dan masa terbit yang berbeda pula -
itulah yang kita sebut sebagai majalah.

Karakteristik majalah sebagai media massa adalah (1) berita disajikan secara mendalam; (2) nilai
aktualitas lebih lama sesuai dengan frekuensi terbitnya; (3) lebih banyak menampilkan foto; (4)
cover atau sampul majalah sebagai daya tarik utama.

Radio

Pada masa Orde Baru, radio siaran secara lengkap melaksanakan keempat fungsinya, yakni
memberi informasi, menghibur, mendidik dan memengaruhi. Radio siaran mendapat julukan The
Fifth Estate karena memiliki berbagai kekuatan, yakni daya langsung, daya tembus, dan daya
tarik. Daya langsung karena proses dan penyampaian pesan melalui radio tidak kompleks dan
relatif lebih cepat dibandingkan dengan media massa lainnya. Daya tembus karena radio siaran
menembus segala rintangan dan dapat menjangkau pendengarnya yang ada di seberang lautan,
dihalangi gunung yang tinggi atau pun melewati samudra yang luas. Daya tarik radio siaran
adalah kata-kata, musik dan efek suara.

Karakteristik radio siaran merupakan konsekuensi dari sifat radio siaran yang pesannya ditujukan
untuk konsumsi telinga, artinya untuk didengarkan (ingat karakteristik komunikasi massa
mengenai stimulasi alat indra, Modul 1 Kegiatan Belajar 2). Dengan demikian, karakteristik
media radio itu mencakup gaya radio, auditori-pesan diterima secara selintas, pendengar radio
bersifat imajinatif, akrab karena seolah-oleh penyiar datang berkunjung ke tempat di mana pun
pendengar berada, dan penuturannya menggunakan gaya percakapan.
Televisi

Fungsi televisi siaran sama seperti media massa lainnya, hanya khalayak pada umumnya
menganggap televisi lebih berfungsi sebagai hiburan. Karakteristik televisi yang utama adalah
audiovisual, yakni dapat dilihat dan sekaligus dapat didengar, konsekuensinya antara gambar dan
suara tidak ada yang lebih dominan, kedua unsur itu harus harmonis dan sama pentingnya.
Komunikasi melalui televisi menggunakan peralatan yang lebih banyak serta lebih canggih
sehingga untuk mengoperasikannya lebih rumit dan melibatkan jumlah orang yang lebih banyak.

Oleh karena karakteristik itu maka proses penyampaian pesan melalui televisi perlu
memperhatikan berbagai faktor, yakni penonton, faktor waktu, durasi dan metode penyajian.
Keempat faktor tersebut satu dengan yang lainnya saling berhubungan. Penonton televisi sebagai
komunikan yang heterogen terbagi menjadi beberapa kelompok di mana tiap kelompoknya
mempunyai minat dan kebiasaan yang berbeda, termasuk kebiasaannya dalam menonton televisi.
Oleh karenanya, acara-acara televisi akan disesuaikan dengan kebiasaan menonton televisi
khalayaknya, sedangkan faktor durasi mempertimbangkan kesesuaian naskah dan tujuan yang
akan dicapai. Faktor metode penyajian lebih mempertimbangkan sasaran khalayak serta fungsi
utama televisi siaran sebagai media hiburan dan informasi.

Film

Kelebihan film dibandingkan media lainnya, terutama televisi (sejenis) adalah layarnya yang
luas, teknik pengambilan gambar, penonton dapat berkonsentrasi penuh, serta identifikasi
psikologis. Layar luas memberi keleluasaan penonton melihat adegan demi adegan secara jelas.
Di samping itu, gambaran situasi dapat secara utuh ditampilkan karena juru kamera dapat
mengambil gambar secara keseluruhan melalui panoramic shot atau extreme long shot. Ruangan
kedap suara tanpa penerangan dan terbebas dari gangguan dari luar, telah membantu penonton
mencurahkan perhatiannya secara penuh pada film yang ditontonnya. Keadaan demikian, dapat
memengaruhi penonton selama film berlangsung, yakni apabila penonton turut merasakan apa
yang diperbuat oleh pemain film sehingga seolah-olah dirinya yang sedang main film. Hal itu
menurut para ahli ilmu jiwa disebut sebagai identifikasi psikologis. Pengaruh film yang lainnya
adalah imitasi, yaitu apabila penonton meniru gaya atau tingkah laku dari pemain dalam film
tersebut, misalnya cara berpakaian atau model rambutnya.
Film-film yang biasa kita tonton di bioskop termasuk kategori film cerita (story film), jenis film
lainnya adalah film berita, film dokumenter dan film kartun.

Internet

Dalam perkembangan komunikasi massa yang sudah sangat modern dewasa ini, ada satu
perkembangan tentang media massa, yakni ditemukannya internet. Belum ada, untuk tidak
mengatakan tidak ada, bentuk media dari definisi komunikasi massa, yang memasukkan internet
dalam media massa. Padahal jika ditinjau dari ciri, fungsi dan elemennya, internet jelas masuk
dalam komunikasi massa.

Dengan demikian, jenis komunikasi massa bisa ditambah dengan internet.


BUKU 2 : TEORI KOMUNIKASI MASSA , SUATU PENGANTAR (Edisi Kedua)

Judul Asli : MASS COMMUNICATION THEORY, Second Edition

Pengarang : DENIS MCQUAIL

Alih Bahasa : Agus D, S.H, M.Ed. dan Drs. Aminuddin Ram, M.Ed. (Universitas
Hasanuddin)

Penerbit : PT Erlangga - Jakarta,

Cetakan keempat, 1996

Fungsi utama media massa bagi masyarakat

Sejumlah upaya mencoba mensistematisasikan fungsi utama media (tujuan atau efek;
dimaksudkan atau tidak dimaksudkan) yang pada mulanya dimulai oleh Lasswell (1948) yang
memberikan ringkasan kesimpulan mengenai fungsi dasar komunikasi sebagai berikut:
Pengawasan lingkungan ; pertalian (korelasi) bagian-bagian masyarakat dalam memberikan
respons terhadap lingkungannya; transmisi warisan budaya. Semua itu secara berurutan bertalian
dengan : pemberian informasi, pemberian komentar atau interpretasi yang membantu
pemahaman makna penggalan informasi dan juga pembentukan kesepakatan (konsensus),
ekspresi nilai-nilai dan simbol budaya yang diperlukan untuk melestarikan identitas dan
kesinambungan masyarakat.

Wright (1960) mengembangkan skema dasar media ini untuk menggambarkan efek media yang
begitu banyak jumlahnya. Ia juga menambahkan “hiburan” sebagai fungsi utama media yang
keempat. Hal ini memang mungkin merupakan bagian dari transmisi budaya, tetapi didalamnya
terkandung aspek lain, yakni pemberian memudahkan orang untuk menanggulangi masalah
kehidupan yang sebenarnya dan dapat pula menjauhka kerapuhan masyarakat. (Mendelshon,
1966)
1. Informasi

- Menyediakan informasi tentang peristiwa dan kondisi dalam masyarakat dan dunia

- Menunjukkan hubungan kekuasaan

- memudahkan inovasi, adaptasi dan kemajuan

2. Korelasi

- menjelaskan , menafsirkan, mengomentari makna peristiwa dan informasi

-menunjang otoritas dan norma-norma yang mapan

- melakukan sosialisasi

- mengkoordinasi beberapa kegiatan

- membentuk kesepakatan

- menentukan urutan prioritas dan memberikan status relatif

3. Kesinambungan

- Mengekspresikan budaya dominan dan mengakui keberadaan kebudayaan khusus (subculture)


serta perkembangan kebudayaan baru

- meningkatkan dan melestarikan nilai-nilai

4. Hiburan

-menyediakan hiburan, pengalihan perhatian, dan sarana relaksasi

- meredakan ketegangan sosial

5. Mobilisasi

- mengkampanyekan tujuan masyarakat dalam bidang politik, perang, pembangunan ekonomi,


pekerjaan dan kadang kala juga dalam bidang agama.
Sedangkan fungsi media bagi individu adalah :

1. Informasi

- mencari berita tentang peristiwa dan kondisi yang berkaitan dengan lingkungan terdekat,
masyarakat dan dunia

- mencari bimbingan menyangkut berbagai masalah praktis, pendapat, dan hal-hal yang berkaitan
dengan penentuan pilihan

- memuaskan rasa ingin tahu dan minat umum

- belajar, pendidikan diri sendiri

- memperoleh rasa damai melalui penambahan pengetahuan

2. Identitas Pribadi

- menemukan penunjang nilai-nilai pribadi

- menemukan model perilaku

- Mengidentifikasi diri dengan nilai-nilai lain (dalam media)

- meningkatkan pemahaman tentang diri sendiri

3. Integrasi dan interaksi sosial

- memperoleh pengetahuan tentang keadaan orang lain, empati sosial

- mengidentifikasikan diri dengan orang lain dan meningkatkan rasa memiliki

- menemukan bahan percakapan dan interaksi sosial

- memperoleh teman selain dari manusia

- Membantu menjalankan peran sosial

- memungkinkan seseorang untuk dapat menghubungkan sanak-keluarga , teman dan masyarakat


4. Hiburan

- melepaskan diri atau terpisah dari permasalahan

- bersantai

- memperoleh kenikmatan jiwa dan etnis

- mengisi waktu

-penyaluran emosi

Bentuk komunikasi massa

Media Cetak

Surat kabar memiliki kadar inovasi yang lebih tinggi daripada buku cetak - penemuan (invensi)
bentuk karya tulis, sosial dan budaya yang baru – meskipun pada masa itu pandangan yang
muncul tidak demikian adanya. Pers sebagai lawan nyata atau musuh penguasa mapan. Dewasa
ini institusionalisasi pers dalam sistem pasar berfungsi sebagai alat pengendali, sehingga surat
kabar modern sebagai badan usaha besar justru menjadi lebih lemah dalam menghadapi semakin
banyak tekanan dan campur tangan dari pada surat kabar tempo dulu yang sederhana

Keterlibatan surat kabar dalam gerakan politik atau pada masa terjadinya krisis nasional
merefleksikan aspek peran dan fungsi yang berbeda, serta merupakan rangsangan yang
menunjang perkembangan yang berdinamika dan berkurun sejarah yang berbeda pula.

Untuk kepentingan kita kiranya lebih cocok jika kita memperhatikan munculnya beragam
suratkabar baru yang merupakan akibat dari kecenderungan komersialisasi , yakni surat kabar
yang berciri : lebih ringan dan menghibur, serta menekankan human interest; disamping itu
penyajiannya menyangkut kejahatan, tindak kekerasan skandal dan tokoh penting yang bersifat
sensasional, serta masyarakat pembacanya sangat luas dan sebagian besar terdiri atas kelompok
orang berpenghasilan rendah dan kelompok orang berpendidikan. (Schudson, 1978; Hughes,
1940; Curran et al., 1981).
Film, Siaran Radio, dan Televisi

Film berperan sebagai sarana baru yang digunakan untuk menyebarkan hiburan yang sudah
menjadi kebiasaan terdahulu, serta menyajikan peristiwa, cerita, musik, drama,lawak, dan sajian
teknis lainnya kepada masyarakat umum. Kehadiran film sebagian merupakan respons terhadap
“penemuan” waktu luang di luar jam kerja dan jawaban terhadap kebutuhan menikmati waktu
senggang secara hemat dan sehat bagi seluruh anggota keluarga.

Unsur-unsur ideologi dan propaganda yang terselubung dan tersirat dalam banyak film hiburan
umum, suatu fenomena yang tampaknya tidak tergantung pada ada atau tidak adanya kebebasan
masyarakat.

Hal penting yang pertama kali perlu diketahui adalah kenyataan yang menunjukkan bahwa radio
pada mulanya merupakan teknologi yang mencari kegunaan, bukannya sesuatu yang lahir
sebagai respons terhadap suatu kebutuhan pelayanan baru. Demikian pula halnya televisi, yang
mulanya lebih dipandang sebagai barang maian atau sesuatu yang baru daripada suatu penemuan
serius atau sesuatu yang memberikan sumbangan terhadap kehidupan sosial.

Barangkali inovasi terpenting yang terdapat pada radio dan televisi ialah kemampuan
menyajikan komentar atau pengamatan langsung pada saat suatu kejadian berlangsung. Hal
penting kedua dalam sejarah radio dan televisi adalah ketatnya peraturan, pengendalian atau
pemberian izin yang dilakukan oleh pihak penguasa.

Hal penting ketiga ialah pola distribusi siaran radio dan televisi yang terpusat dan keterkaitan
televisi nasional dengan kehidupan politik serta pusat kekuasaan dalam masyarakat.

Media Telematik

Perangkat media baru ini mencakup beberapa sistem teknologi : sistem transmisi (melalui kabel
dan satelit); sistem miniaturisasi; sistem penyimpanan dan pencarian informasi; sistem penyajian
gambar dan sistem pengendalian (oleh komputer).

Media telematik baru memberikan dorongan terhadap distribusi siaran radio dan televisi.

Anda mungkin juga menyukai