Anda di halaman 1dari 8

RESUME ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA

LANSIA KECAMATAN GISTING


KABUPATEN TANGGAMUS

NAMA : Bagus Eko N.R


NIM : 2020207209182
KELAS : NERS KONVERSI
KELAS RSUD PRINGSEWU

PROGRAM STUDI PROFESI NERS FAKULTAS KESEHATAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG
2020
A. Pengkajian
1. Identitas
Nama : Ny.M
Umur : 58 Th
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Desa Poncowarno,kec kalirejo

2. Pengkajian Masalah Psikososial


a. Masalah – masalah yang pernah dialami :

Komponen Jawaban Waktu

Kehilangan pekerjaan Tidak


/menganggur/PHK

Kehilangan anggota Tidak


keluarga

Kehilangan harta benda Tidak

Kehilangan anggota tubuh Tidak


akibat trauma

Menderita penyakit Gastritsi


menahun/kronik

Aniaya fisik Tidak

Aniaya seksual Tidak

Penolakan Tidak

Kekerasan dalam keluarga Tidak

Tindakan kriminal Tidak

Memiliki peran yang baru Tidak


Lain –lain, sebutkan Tidak

b. Mengalami / menunjukkan gejala seperti dibawah ini :

Komponen Jawaban Frekuensi

Cemas, khawatir berlebihan, Ya Tidak tentu


takut

Mudah tersinggung Tidak

Sulit konsentrasi Tidak

Sering mengeluh sakit Perut sakit nyeri,


( sebutkan ) kembung, lemes,

Aktivitas menurun Ya Saat badan lemes

c. Upaya pengobatan : sudah dilakukan dengan berobat di rumah sakit dan dokter
keluarga saat sakit.

d. Pengkajian konsep diri :


1) Konsep diri
a) Citra tubuh : klien mengatakan badannya sedang sakit, sakit HT
berdasarkan yang disampaikan oleh dokter yang merawatnya.
b) Identitas diri : status klien sebelum dirawat sebagai IRT, dan selama
dirawat sebagai pasien.
c) Peran : sebelum dirawat maupun selama dirawat adalah sebagai Ibu dalam
sebuah rumah tangga.
d) Ideal diri : klien berharap dapat sembuh total sehingga dapat beraktivitas
lagi seperti sebelum sakit dan dapat menjalankan ibadah sholat seperti
sebelum sakit.
e) Harga diri : kondisi sakit yang dialami oleh klien tidak membuat merasa
minder atau patah semangat.
2) Hubungan sosial
Orang terdekat klien adalah suami, anak, dan keluarga dekat. Peran serta di
masyarakat klien sebagai warga. Dalam berhubungan atau berkomunikasi
dengan orang lain klien tidak ada hambatan.

3) Spiritual
Klien beragama islam, menjalankan ibadah sholat secara tertib, namun sejak
mengalami sakit klien saat beribadah tidak kuat karena badannya lemas.

e. Riwayat kesehatan keluarga


Dalam keluarga tidak ada anggota keluarga yang menunjukkan gejala – gejala
lemas, tidak ada yang mengalami sakit seperti yang dialami oleh klien.

3. Analisa Masalah

Analisa data Problem

DS : Klien mengatakan menderita sakit Gangguan konsep diri : perubahan peran


gastritis.

DO: Saat dirawat klien tidak bisa menjadi


IRT, selama sakit badan klien terasa
lemas saat untuk aktivitas sehari-hari.

DS : Klien mengatakan badannya terasa Ketidakberdayaan


lemas, nyeri perut, kembung, jika
untuk melakukan aktivitas badan
terasa lemas, dan untuk sholat juga
lemas.

DO: Keadaan sakit HT.


4. Pohon Masalah

Gangguan konsep diri : peran Akibat

Ketidakberdayaan Problem

Keadaan lemas, nyeri perut,


kembung, jika untuk bekerja
Penyebab
badan terasa lemas, untuk sholat
juga lemas.

B. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan konsep diri : perubahan peran b.d ketidakberdayaan.
2. Ketidakberdayaan b.d penyakit.

C. Rencana Tindakan Keperawatan


1. Gangguan konsep diri : perubahan peran b.d ketidakberdayaan.
a) Intervensi generalis pada pasien
Tujuan umum :
1) Klien mampu membina hubungan saling percaya
2) Klien mampu mengenali dan mengekspresikan emosinya
3) Klien mampu memodifikasi pola kognitif yang negatif
4) Klien mampu berpartisipasi dalam pengambilan keputusan yang berkenaan
dengan perawatannya sendiri
5) Klien mampu termotivasi untuk aktif mencapai tujuan yang realistis

Tindakan keperawatan
SP1: Assesmen ketidakberdayaan dan latihan berpikir positif
1) Bina hubungan saling percaya
a) Mengucapkan salam terapeutik, memperkenalkan diri, panggil pasien
sesuai nama panggilan yang disukai.
b) Menjelaskan tujuan interaksi : melatih pengendalian ketidakberdayaan
agar proses penyembuhan lebih cepat.
2) Membuat kontrak (inform consent) dua kali pertemuan latihan pengendalian
ketidakberdayaan.
3) Bantu pasien mengenal ketidakberdayaan :
a) Bantu klien untuk mengidentifikasi dan menguraikan perasaannya
b) Bantu klien mengenal penyebab ketidakberdayaan
c) Bantu klien menyadari perilaku akibat ketidakberdayaan
d) Bantu klien untuk mengekspresikan perasaannya dan identifikasi area-area
situasi kehidupannya yang tidak berada dalam kemampuannya untuk
mengontrol
e) Bantu klien untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat berpengaruh
terhadap ketidak berdayaannya
f) Diskusikan tentang masalah yang dihadapi klien tanpa memintanya untuk
menyimpulkan
g) Identifikasi pemikiran yang negatif dan bantu untuk menurunkan melalui
interupsi atau subtitusi
h) Bantu klien untuk meningkatkan pemikiran yang positif
i) Evaluasi ketepatan persepsi, logika dan kesimpulan yang dibuat klien
j) Identifikasi persepsi klien yang tidak tepat, penyimpangan dan
pendapatnya yang tidak rasional
4) Latih mengembangkan harapan positif (afirmasi positif)

SP2 : evaluasi assesmen ketidakberdayaan, manfaat mengembangkan harapan


positif dan latihan mengontrol perasaan ketidakberdayaan

1) Pertahankan rasa percaya pasien


a) Mengucapkan salam dan memberi motivas
b) Assesmen ulang ketidakberdayaan dan kemampuan mengembangkan
pikiran postif
2) Membuat kontrak ulang : latihan mengontrol perasaan ketidakberdayaan
3) Latihan mengontrol perasaan ketidakberdayaan melalui peningkatan
kemampuan mengendalikan situasi yang masih bisa dilakukan klien (bantu
klien mengidentifikasi area-area situasi kehidupan yang dapat dikontrolnya.
Dukung kekuatan – kekuatan diri yang dapat di identifikasi oleh klien)
misalnya klien masih mampu menjalankan peran sebagai ibu meskipun
sedang sakit.

b. Intervensi generalis pada keluarga


Tujuan :
1) Keluarga mampu mengenal masalah ketidakberdayaan pada anggota
keluarganya
2) Keluarga mampu merawat anggota keluarga yang mengalami
ketidakberdayaan
3) Keluarga mampu memfollow up anggota keluarga yang mengalami
ketidakberdayaan

Tindakan keperawatan pada keluarga


1) Mendiskusikan kondisi klien : ketidakberdayaan, penyebab, proses terjadi,
tanda dan gejala, akibat
2) Melatih keluarga merawat ketidakberdayaan klien
3) Melatih keluarga melakukan follow up

SP1 keluarga : penjelasan kondisi pasien dan cara merawat


1) Bina hubungan saling percaya
a) Mengucapkan salam terapeutik, memperkenalkan diri
b) Menjelaskan tujuan interaksi : menjelaskan ketidakberdayaan klien dan
cara merawat agar proses penyembuhan lebih cepat
2) Membuat kontrak (inform consent) dua kali pertemuan latihan cara merawat
ketidakberdayaan klien
3) Bantu keluarga mengenal ketidakberdayaan :
a) Menjelaskan ansietas, penyebab, proses terjadi, tanda dan gejala, serta
akibatnya
b) Menjelaskan cara merawat ketidakberdayaan klien : membantu
mengembangkan motivasi bahwa klien dapat mengendalikan situasi dan
memotivasi cara afirmasi positif yang telah dilatih perawat pada klien

SP2 keluarga : evaluasi peran keluarga merawat pasien, cara latihan mengontrol
perasaan ketidakberdayaan dan follow up
1) Pertahankan rasa percaya keluarga dengan mengucapkan salam, menanyakan
peran keluarga merawat klien dan kondisi klien
2) Membuat kontrak ulang : latihan lanjutan cara merawat dan follow up
3) Menyertakan keluarga saat melatih klien latihan mengontrol perasaan tidak
berdaya
4) Diskusikan dengan keluarga follow up dan kondisi klien yang perlu dirujuk dan
cara merujuk klien

Anda mungkin juga menyukai