Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PENDAHULUAN

DEFISIT PERAWATAN DIRI

NAMA : EKA APRILLIA HASTYANING PANGESTU


NIM : 19020020

PRODI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN dr. SOEBANDI JEMBER
YAYASAN JEMBER INTERNATIONAL SCHOOL
2019/2020
LAPORAN PENDAHULUAN
DEFISIT PERAWATAN DIRI

1.1 Pengertian
Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam
memenuhi kebutuhannya guna mempertahankan kehidupannya, kesehatannya,
dan kesejahteraan sesuai dengan kondisi kesehatannya.(Depkes,2000 dalam
Wibowo, 2009).
Defisit perawatan diri adalah gangguan kemampuan untuk melakukan
aktifitas perawatan diri (mandi, berhias, makan, toileting) (Nurjannah, 2004).
Potter, Perry (2005) mengemukakan bahwa personal higiene adalah suatu
tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk
kesejahteraan fisik dan psikis, kurang perawatan diri adalah suatu kondisi
dimana seseorang tidak mampu melakukan perawatan kebersihan untuk
dirinya (Tarwoto dan Wartonah, 2000).

1.2 Etiologi
Menurut Depkes (2000) penyebab kurang/defisit perawatan diri adalah:
a. Faktor predisposisi
1. Perkembangan
Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga
perkembangan inisiatif terganggu.
2. Biologis
Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu melakukan
perawatan diri.
3. Kemampuan realitas turun
Klien dengan gangguan jiwa dengan kemapuan realitas yang kurang
menyebabkan ketidakpedulian dirinya dan lingkungan termasuk
perawatan diri.
4. Sosial
Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri
lingkungannya. Situasi lingkungan mempengaruhi latihan kemampuan
dalam perawatan diri.
b. Faktor presipitasi
Yang merupakan faktor presipitasi defisit perawatan diri adalah
kurangnya motivasi, kerusakan kognisi atau perceptual, cemas,
lelah/lemah yang dialami individu sehingga menyebabkan individu kurang
mampu melakukan perawatan diri.
Menurut Depkes (2000), faktor-faktor yang mempengaruhi personal
hygiene adalah :
1. Body image
Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan
diri misalnya dengan adanya perubahan fisik sehingga individu tidak
peduli dengan kebersihan dirinya.
2. Status sosial ekonomi
Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi,
sikat gigi, shampoo, alat mandi yang semuanya memerlukan uang
untuk menyediakannya.
3. Pengetahuan
Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena pengetahuan
yang baik dapat meningkatkan kesehatan. Misalnya pada pasien
penderita TBC ia harus menjaga kebersihan lingkungan sekitarnya.
4. Kondisi fisik atau psikis
Pada keadaan tertentu atau sakit kemampuan untuk merawat diri
berkurang dan perlu bantuan untuk melakukannya.

c. Tanda dan gejala


Menurut Depkes (2000) tanda dan gejala klien dengan defisit
perawatan diri adalah :
a. Fisik
Badan bau, pakaian kotor, rambut dan kulit kotor, kuku panjang
dan kotor, gigi kotor disertai bau mulut, penampilan tidak rapi.
b. Psikologis
Malas, tidak ada inisiatif, menarik diri, isolasi diri, merasa tak
berdaya, rendah diri dan merasa hina.
c. Sosial
Interaksi kurang, kegiatan kurang, tidak mampu berperilaku sesuai
norma, cara makan tidak teratur, BAK dan BAB di sembarang
tempat.

1.3 Klasifikasi
Menurut (Damayanti, 2012) jenis perawatan diri terdiri dari :
1. Defisit perawatan diri : mandi
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan
mandi/beraktivitas perawatan diri sendiri.
2. Defisit perawatan diri : berpakaian
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas
berpakaian dan berhias untuk diri sendiri.
3. Defisit perawatan diri : makan
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas
sendiri.
4. Defisit perawatan diri : eliminasi
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas
eliminasi sendiri.
1.6 Manifestasi Klinis
Adapun jenis dan karakteristik defisit perawatan diri tanda dan gejala
menurut Nanda (2018) meliputi :
1. Defisit perawatan diri : mandi
Ketidakmampuan melakukan pembersihan diri saksama secara mandiri
dengan batasan karateristik ketidakmampuan mengakses kamar mandi,
ketidakmampuan menjangkau sumber air, ketidakmampuan mengeringkan
tubuh, ketidakmampuan mengambil perlengkapan mandi,
ketidakmampuan mengatur air mandi, ketidakmampuan membasuh tubuh.
2. Defisit perawatan diri : berpakaian
Ketidakmampuan untuk mengenakan atau melepas pakaian secara mandiri
dengan batasan karakteristik hambatan memilih pakaian, ketidakmampuan
mengancingkan pakaian, ketidakmampuan memadupadankan pakaian,
hambatan mempertahankan penampilan, hambatan mengambil pakaian,
hambatan mengenakan pakaian pada bagian tubuh bawah, hambatan
mengenakan pakaian pada bagian tubuh atas, ketidakmampuan
mengenakan atribut pakaian, ketidakmampuan melepaskan atribut
pakaian, hambatan menggunakan alat bantu, hambatan menggunakan
retsleting.
3. Defisit perawatn diri : makan
Ketidakmampuan makan secara mandiri dengan batsan karakteristik
ketidakmampuan memasukkan makanan ke mulut, ketidakmampuan
mengunyah makanan, ketidakmampuan menempatkan makana ke alat
makan, ketidakmampuan memegang alat makan, ketidakmampuan
memanipulasi makanan di dalam mulut, ketidakmampuan membuka
wadah makanan, ketidakmampuan mengambil cangkir, ketidakmampuan
menyiapkan makanan, ketidakmampuan menghabiskan makanan secara
mandiri, ketidakmampuan memakan makanan dalam cara yang dapat
diterima, ketidakmampuan menelan makanan, ketidakmampuan menelan
makanan dalam jumlah memadai, ketidakmampuan menggunakan alat
bantu.
4. Defisit perawatan diri : eliminasi
Ketidakmampuan untuk melakukan secara mandiri tugas yang berkaitan
dengan eliminasi fekal dan urine. Dengan batasan karakteristik
ketidakmampuan untuk melakukan higiene eliminasi secara komplet,
ketidakmampuan menyiram toilet, ketidakmampuan memanipulasi
pakaian untuk eliminasi, ketidakmampuan mencapai toilet,
ketidakmampuan naik ke toilet, ketidakmampuan untuk duduk di toilet.

Mekanisme koping mempengaruhi respon individu dalam menanggapi


stressor meliputi status sosial ekonomi, keluarga, jaringan interpesonal, organisasi
yang dinaungi oleh lingkungan sosial yang lebih luas, jasa menggunakan
kreativitas untuk mengekspresikan stress interpersonal seperti kesenian, musik,
atau tulisan (Stuart and Sudden, 1998).

1.7 Pemeriksaan Penunjang


1.8 Diagnosa banding
1.9 Penatalaksanaan
a. Farmakologi
b. Terapi keluarga
c. Terapi aktivitas
1.10 Komplikasi
1.11 Proses Keperawatan
1.11.1 Pengkajian
a. Identitas pasien
b. Alasan masuk rumah sakit
c. Faktor predisposisi
d. Pemeriksaan fisik
e. Pemeriksaan psikososial
f. pemeriksaan status mental

1.12 Diagnosa Keperawatan


Adapun diagnosa keperawatan yang sering muncul adalah sebagai
berikut :
a. Defisit perawatan diri : mandi
b. Defisit perawatan diri : berpakaian
c. Defisit perawatan diri : makan
d. Defisist perawatan diri : eliminasi
e. Isolasi sosial
1.13 Perencanaan
Adapun perencanaan yang harus dilakukan adalah :
a. Pertimbangkan budaya pasien ketika meningkatkan aktivitas
perawatan diri.
b. Pertimbangkan usia pasien ketika meningkatkan aktivitas perawatan
diri.
c. Monitor kemampuan perawatan diri secara mandiri
d. Monitor kebutuhan pasien terkait dengan alat-alat kebersihan diri, alat
bantu untuk berpakaian, berdandan, eliminasi, dan makan.
e. Berikan lingkungan yang terapiutik.
f. Berikan peralatan kebersihan pribadi (misal : deodorant, sikat gigi,
sabun mandi)
g. Berikan bantuan sampai pasien mampu melakukannya perawatan diri
mandiri.
h. Bantu pasien menerima kebutuhan terkait dengan kondisinya.
i. Lakukan pengulangan yang konsisten terhadap rutinitas kesehatan
guna membangun perawatan diri.
j. Dorong pasien untuk melakukan aktivitas normal sehari-hari
k. Dorong kemandirian pasien.
l. Ajarkan keluarga untuk mendukung kemandirian perawatan diri
pasien.
m. Ciptakan rutinitas aktivitas perawatan diri.

DAFTAR PUSTAKA
Depkes. 2000. Standar Pedoman Perawatan Jiwa
Diagnosa Keperawatan Nanda, Definisi & Klasifikasi 2018-2020. Edisi
11.Jakarta, Buku Kedokteran EGC.
Elvara Tiara.2017. Makalah Defisit Perawatan Diri.
https://www.acedemia.edu/34831905/makalah_defisit_perawatan _diri.docx
Nursing Interventions Clasification.2013. Yogyakarta.ELSEVIER
Perry, Potter. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta. EGC

Anda mungkin juga menyukai