Anda di halaman 1dari 5

Teknik Freezing, Bluring, dan Planning

Fotografi Pembelajaran
FREEZING

Seperti namanya, teknik freesing adalah teknik untuk “membekukkan objek” yang
kita bidik dengan kamera. Salah satu teknik ini memungkinkan kita bisa menangkap objek
yang mungkin tidak bisa dilihat secara kasat mata sehingga bisa dinikmati dengan seksama
oleh mata audiens. Inilah saat-saat istimewa yang tidak pernah bisa dilakukan oleh mata,
yaitu menghentikan sebuah gerakan. Dalam kondisi pergerakan yang cepat, fotografer harus
cekatan melihat momentum dan bersegera mengatur kecepatan rananya.
Sebagai contoh, kita sedang memotret sebuah kegiatan olahraga, katakanlah olahraga
itu sepak bola. Ketika seorang fotografer mendapatkan sebuah momen yang tepat, misalnya
ketika terjadi pelanggaran, kita bisa melihat dari hasil jepretan kalau pelanggaran itu
hanyalah diving saja, namun kalau kita melihat secara langsung diving tersebut tidak
kellihatan karena berlangsung secara cepat sekali.
Cara mengaplikasikan teknik ini cukup mudah, kita tinggal menggunakan speed yang
tinggi ketika memotret maka secara otomatis kita akan mendapatkan foto yang membeku.
Untuk mendapatkan speed yang tinggi, ada beberapa hal yang perlu di perhatikan namun
yang paling penting adalah cahaya. Pencahayaan yang dimiliki oleh objek haruslah baik,
karena jika kita berada dalam kondisi low light, maka kamera akan secara otomatis sulit
untuk mendapatkan speed yang tinggi. Prioritas memang ada pada Shutter Speed (SS),
sedangkan aperture dan ISO akan menyesuaikan. Kita tidak akan mendapatkan gambar yang
'freezed' tanpa kecepatan tinggi dan jepretan berkali-kali. Freezing bisa didapatkan dengan
mengatur shutter speed (1/100 - keatas). Bisa juga menggunakan alat bantu lampu tambahan,
seperti flash atau external lighting (terutama dalam konsep still photography)
Selain itu, kita juga harus memprediksi berapa kecepatan gerak objek yang akan kita
bidik. Misalnya saja kita ingin menghentikan gerakan seseorang yang sedang berjalan santai,
maka speed yang dipakai tidak harus terlalu tinggi, lain halnya jika kita ingin membidik
orang yang sedang berlari di arena pertandingan, tentu kita butuh speed yang tinggi.
Kamera memiliki kecepatan dalam membuka dan menutup rana, kecepatan inilah
yang membiarkan cahaya masuk. Semakin cepat cahaya masuk, semakin sedikit pula gerakan
yang terekam. Itulah logika sederahananya dalam mengatur shutter speed dan melakukan
freezing. Selain itu, kita juga bisa menghentikan objek melalui flash serta lampu. Hal seperti
ini biasanya dilakukan oleh para fotografer yang bekerja di studio foto untuk menghentikan
gerakan yang dihasilkan dari gerak benda mati. Contohnya ketika seorang fotografer
memotret gelas yang dijatuhkan kemudian pecah menjadi serpihan kecil, air minum yang
dituangkan dari botol ke gelas, dan lain-lain.
BLURRING

Hasil jepretan kamera yang blur mungkin sangat tidak bagus untuk dilihat, blur
tersebut biasanya dilakukan oleh seseorang yang tidak tahu mengenai teknik pengambilan
gambar, entah itu tidak fokus terhadap objek maupun goyang saat memotret sehingga
gambarnya blur. Lain halnya dengan teknik bluring, ketika seorang fotografer tersebut
menangkap blur yang dihasilkan gerakan atau benda yang biasa disebut dengan motion blur.
Dengan mengaburkan objek yang bergerak, kita bisa membuat kesan cepat pada objek
tersebut. Teknik ini akan lebih baik jika ada beberapa bagian dalam sebuah frame yang
freeze. Jadi tidak semua objek dalam foto yang kita ambil tidak jelas.
Cara untuk mengaplikasikan teknik blur ini adalah dengan memainkkan shutter speed.
Jika untuk membekukan objek kita harus menggunakan shutter speed yang tinggi, maka
ketika melakukan teknik ini, yang perlu kita lakukan adalah men-setting shutter speed di
nomor yang rendah. Namun jika kita men-setting shutter speed sangat rendah, maka jangan
ragu untuk memakai alat bantu seperti tripod. Pemakaian tripod ini akan mengurangi
goncangan yang mengakibatkan foto terlihat buruk. Selain itu, hindari flash, karena ini dapat
membekukan gerakan objek.
PANNING

Mungkin kita pernah melihat foto di Majalah-majalah, yang visual-nya adalah objek
tegas lalu belakangnya kabur seperti bergerak. Foto tersebut diambil dengan teknik yang
disebut Panning. Teknik ini hanya bisa digunakan ketika kita memotret objek yang bergerak.
Semakin cepat gerakannya maka akan lebih baik, karena ini akan membuat efek blur yang
diciptakan juga semakain halus.
Cara untuk melakukan efek ini adalah dengan mengunci fokus pada objek yang
bergerak, lalu kita pasang shutter speed di angka yang kira-kira tidak akan membuat objek
bergerak tersebut menjadi blur. Tapi ingat, jangan pasang shutter speed terlalu tinggi, karena
jika shutter-nya terlalu tinggi kita akan sulit memberikan efek blur pada background.
Selanjutnya, ketika kita memotret arahkan kamera searah dengan objek yang bergerak tadi.
Hal tersebut wajib dilakukan ketika rana dalam kamera terbuka. Hasilnya, kita akan
mendapatkan sebuah foto yang memiliki background blur, tetapi objek yang bergerak
tersebut menjadi freeze.
Untuk berlatih, kita bisa menyuruh teman kita untuk berlari, tetapi tidak usah terlalu
cepat dan juga jangan terlalu lambat seperti jogging. Mungkin untuk pertama kali kita akan
merasa kesulitan karena harus menyesuaikan fokus dan juga menjaga stabilitas kamera ketika
memotret. Namun lama kelamaan, kita akan terbiasa. Teknik ini juga memiliki daya tarik
yang cukup mengasyikan dan pastinya seru. Sedikit tips ketika melakukan teknik Panning ini
adalah sebisa mungkin gunakan auto fokus yang bisa kita setting pada tombol di samping
lensa. Yang kedua kita berlatih jangan gunakan diafragma yang kecil, karena ini berarti akan
memberikan titik fokus yang semakin sempit pada objek. Jarak juga akan mempengaruhi
hasil, kita akan sedikit kesulitan jika memotret teknik ini dengan jarak yang cukup dekat, jadi
ada baiknya juga penempatan objek kita atur, berikan space kosong dalam frame untuk objek
berlari. Ini akan lebih baik lagi karena ini akan mempermudah kita dalam menangkap objek
yang bergerak.

Anda mungkin juga menyukai