Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH MODEL DAN SIMULASI

“PROTOTIPE SISTEM PENGATURAN LAMPU LALU LINTAS


BERDASARKAN KEPADATAN KENDARAAN
MENGGUNAKAN MIKROKONTROLLER ARDUINO”

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Model dan Simulasi

Dosen : Sugeng Supriyadi S.Kom, M.Kom

Disusun Oleh :

Dea Adihtiya (20170810056)

Eko Purnama Putra (20170810068)

TINFC 2017 C

TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS ILMU KOMPUTER
UNIVERSITAS KUNINGAN
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah dengan
judul “Prototipe Sistem Pengaturan Lampu Lalu Lintas Berdasarkan
Kepadatan Kendaraan Menggunakan Mikrokontroller Arduino” untuk
melengkapi salah satu tugas mata kuliah Model dan Simulasi.

Tidak lupa juga kami ucapkan terima kasih kepada Dosen Mata Kuliah
Model dan Simulasi Bapak Sugeng Supriyadi S.Kom, M.Kom atas ilmu dan hal –
hal baru yang telah diberikan berkaitan dengan mata kuliah ini. Kami sangat
berharap tugas ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan bagi yang lainnya.

Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat


kekurangan, dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya
kritik dan saran yang membangun sehigga dapat menjadikannya sebagai bahan
evaluasi untuk kedepannya. Semoga tugas ini dapat dipahami dan dapat
berguna khususnya bagi diri kami sendiri maupun masyarakat umum.

Kuningan, 25 april 2020

Penulis

I
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR... .............................................................................................................. i


DAFTAR ISI .............................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .............................................................................................................. 1
1.2 Identifikasi Masalah ........................................................................................................ 2
1.3 Rumusan Masalah .......................................................................................................... 2
1.4 Batasan Masalah ............................................................................................................ 2
1.5 Tujuan .............................................................................................................. 3
1.6 Manfaat .............................................................................................................. 3
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................................. 4
2.1 Dasar Teori .............................................................................................................. 4
2.1.1 Lampu Lalu Lintas................................................................................................. 4
2.1.2 Arduino .............................................................................................................. 5
2.1.3 Sensor ultrasonik.................................................................................................. 6
2.1.4 LCD .............................................................................................................. 7
2.1.5 I2C .............................................................................................................. 8
2.1.6 LED .............................................................................................................. 9
2.2 Perancangan Sistem ....................................................................................... 10
2.2.1 Perangkat Keras .................................................................................................. 10
2.2.2 Perangkat Lunak .................................................................................................. 10
2.2.2.1 Diagram alir deteksi kepadatan.............................................................. 11
2.2.2.2 Diagram alir proses deteksi kepadatan lajur........................................ 14
2.3 Simulasi ..................................................................................................................... 15
BAB III PENUTUP ..................................................................................................................... 16
3.1 Kesimpulan ...................................................................................................................... 16
3.2 Saran ...................................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................... 17

II
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada era modern sekarang ini perkembangan teknologi transportasi yang
semakin hari semakin pesat dan maju baik dari sisi kualitas dan kuantitas sarana
transportasi kendaraan menyebabkan pengguna alat-alat transportasi bebas
memilih alat transportasi yang sesuai kondisi dan kebutuhan. Salah satu sarana
perkembangan teknologi transportasi kendaraan bermotor yaitu jalan raya.
Beberapa tahun belakangan ini sering terjadi kemacetan yang parah terutama di
kota - kota besar ini disebabkan akibat jumlah kendaraan yang semakin tinggi
dan jumlah jalan yang tidak memadai. Untuk mengatur lalu lintas di setiap tempat
seperti pertigaan, perempatan, maupun persimpangan yang padat laju lalu
lintasnya diperlukan alat pengaturan lalu lintas yang sering disebut traffic light
Oleh karena itu fungsi lampu lalu lintas menjadi sangat penting. .
Berdasarkan UU No. 22 tahun 2009 tentang lalu lintas dinyatakan bahwa
lampu yang mengendalikan arus lalu lintas yang terpasang di persimpangan
jalan, tempat pejalaan kaki (zebra cross), dan tempat arus lalu lintas lainnya.
Lampu ini yang akan menandakan kapan kendaraan harus berjalan dan berhenti
secara bergantian dari berbagai arah pengaturan lalu lintas dipersimpangan jalan
dimaksudkan untuk mengatur pergerakan kendaraan agar dapat bergerak secara
bergantian sehingga tidak saling mengganggu arus yang ada.
Saat ini pengaturan lampu lalu lintas yang diterapkan adalah dengan
penetapan durasi nyala lampu merah, kuning maupun hijau yang sama setiap
jalurnya. Pengaturan ini berlaku sepanjang hari, sementara jumlah arus lalu lintas
tidaklah sama setiap waktu, sehinnga diperlukan suatu sistem yang dapat
mengendalikan durasi nyala lampu lalu lintas yang dapat disesuaikan dengan
kepadatan kendaraan yang terjadi. Oleh karena itu diperlukan suatu alat yang
dapat mendeteksi kepadatan lalu lintas untuk mengontrol durasi lampu lalu lintas
secara real-time.
Karena masalah tersebut, pada tugas ini akan dibuat model dan simulasi
sistem kendali lampu lalu lintas berdasarkan kepadatan kendaraan dilakukan
rancang bangun perangkat yang dapat mendeteksi kepadatan lalu lintas

1
sekaligus mengatur durasi lampu lalu lintas berdasarkan panjang antrian
kendaraan. Dengan pengembangan lebih lanjut diharapkan nantinya alat dapat
dimanfaatkan untuk membantu mengatur durasi lampu lalu lintas di jalan raya.

1.2 Identifikasi Masalah


Terdapat masalah yang ada pada sistem lampu lalu lintas yang ada
sekarang, yaitu :
a. Sering terjadi kemacetan di persimpangan jalan (pertigaan, perempatan,
bundaran lampu merah dsb) karena penumpukan kendaraan bermotor yang
meningkat setiap saatnya.
b. Durasi lampu lalu lintas hanya berdasarkan program waktu yang sudah
ditentukan.
c. Waktu menunggu lama karena ketika lampu hijau menyala disaat terjadi
penumpukan jumlah kendaraan bermotor maka akan terpotong dan terjadi
penumpukan kembali.
d. Menentukan mekanisme pengaturan timer yang akan dibuat sesuai dengan
prosedur yang disepakati yang mengacu pada kepadatan jalan
e. Menentukan sensor ultrasonik yang digunakan serta posisi peletakannya
f. Menentukan mekanisme Mikrokontroller Mega 2560 R3.

1.3 Rumusan Masalah


Masalah yang ada pada simulasi ini :
a. Bagaimana cara mengatur durasi lampu lalu lintas secara otomatis?
b. Apa saja komponen yang digunakan untuk membuat alat pengendali lampu
lalu lintas secara real-time?
c. Bagaimana alur kerja dari simulasi sistem pengendalian lampu lalu lintas
secara real-time?

1.4 Batasan Masalah


Batasan masalah yang dibuat untuk model dan simulasi sistem lau lintas
ini adalah :
a. Model yang dipakai adalah persimpangan 4 jalur (Bundaran lampu merah)
b. Lampu pengatur lalu lintas yang digunakan adalah lampu lalu lintas dengan
tiga warna yaitu merah, kuning, dan hijau

2
c. Mikrokontroller yang dipakai adalah arduino Mega 2560 R3
d. Penampil waktu dan kondisi kepadatan menggunakan LCD
e. Posisi sensor jarak berdasarkan kondisi atau kepadatan
f. Kondisi kepadatan meliputi sepi, normal, padat dan kosong
g. Pendeteksi kepadatan kendaraan hanya dapat diditeksi ketika melewati atau
ketika kendaraan berada di jangkauan sensor.
h. Untuk mendeteksi antrian kendaraan digunakan sensor ultrasonik
i. Penempatan sensor di miniatur bahu jalan ±10 cm tepat berhadapan dengan
masing-masing lajur sebanyak 3 buah sensor
j. Pengujian perangkat dilakukan pada miniatur perempatan jalan raya dengan
lajur searah.

1.5 Tujuan
Tujuan dari model dan simulasi ini adalah :
a. Untuk membuat alat pengendali lampu lalu lintas secara real-time
b. Untuk mengetahui apa saja komponen yang digunakan untuk membuat alat
pengendali lampu lalu lintas secara real-time
c. Untuk mengetahui simulasi alur kerja dari alat pengendali lampu lalu lintas
secara real-time

1.6 Manfaat
Manfaat dari model dan simulasi ini adalah manfaat Teoritis dan Praktis.
a. Manfaat Teoritis
Penelitian ini memiliki manfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan
dari teori yang ada karena menerapkan ilmu model dan simulasi serta
mikrokontroller untuk memecahkan masalah yang ada.
b. Manfaat Praktis
Penelitian ini memiliki manfaat bagi masyarakat umum karena
memberikan solusi dari kemacetan lalu lintas yang terjadi akibat antrian
kendaraan yang menumpuk

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Dasar Teori


2.1.1 Lampu Lalu Lintas
Lampu lalu lintas adalah suatu alat kendali (kontrol) dengan
menggunakan lampu yang terpasang pada persimpangan jalan dengan
tujuan mengatur arus lalu lintas. Pengaturan arus lalu lintas pada
dasaranya dimaksudkan untuk mengatur bagaimana pergerakan
kendaraan dapat bergerak secara bergantian sehingga tidak saling
mengganggu antar arus yang ada.
Kemacetan lalu lintas biasanya meningkat sesuai dengan
meningkatnya mobilitas manusia pengguna transportasi, terutama pada
saat-saat sibuk. Kemacetan lalulintas terjadi karena berbagai sebab
diantaranya disebabkan oleh kelemahan sistem pegaturan lampu
lalulintas, banyaknya persimpangan jalan, banyaknya kendaraan yang
turun ke jalan, musim, kondisi jalan, dan kapasitas jalan yang tidak
memadai seiring dengan bertambahnya kendaraan secara signifikan.

Gambar 2.1.1 Lampu Lalu Lintas

Berbagai usaha untuk menanggulangi kemacetan lalulintas yang


dilakukan adalah dengan penambahan sarana jalan, pembangunan jalan
tol, jalan layang, terowongan, sistem pengaturan lampu ATCS (Area
Traffic Control System), dan lain-lain. Maka untuk mengatur lalu lintas

4
yang sangat padat dibutuhkan rambu-rambu dan petugas kepolisian yang
berjaga. Lampu lalu lintas merupakan alat yang mengatur pergerakan lalu
lintas di persimpangan jalan, melalui pemisah waktu berbagai arah
pergerakan yang saling berpotongan. Lampu lalu lintas dapat
memberikan keuntungan bagi peningkatan keamanan lalu lintas,
mengurangi kemacetan dan memberikan keamanan bagi pengguna
penyeberang jalan. Setiap lampu lalu lintas terdiri dari 3 warna yaitu
merah, kuning, dan hijau dengan perincian sebagai berikut :
1. Lampu menyala merah : waktu yang diperuntukkan bagi pergerakan
kendaraan untuk berhenti dan diperuntukkan bagi pejalan kaki untuk
menyeberang jalan.
2. Lampu menyala kuning : waktu yang diperlukan untuk memberikan
peringatan kepada pengemudi bahwa nyala lampu akan berganti.
3. Lampu menyala hijau : waktu yang di peruntukkan bagi pengendara
untuk melewati persimpangan.

2.1.2 Arduino

Arduino adalah pengendali mikro single-board yang


bersifat sumber terbuka, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk
memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai bidang. Perangkat
kerasnya memiliki prosesor Atmel AVR dan softwarenya memiliki bahasa
pemrograman sendiri.

Arduino juga merupakan senarai perangkat keras terbuka yang


ditujukan kepada siapa saja yang ingin membuat purwarupa peralatan
elektronik interaktif berdasarkan hardware dan software yang fleksibel dan
mudah digunakan. Mikrokontroler diprogram menggunakan bahasa
pemrograman arduino yang memiliki kemiripan syntax dengan bahasa
pemrograman C. Karena sifatnya yang terbuka maka siapa saja dapat
mengunduh skema hardware arduino dan membangunnya.

Arduino menggunakan keluarga mikrokontroler ATMega yang


dirilis oleh Atmel sebagai basis, namun ada individu/perusahaan yang
membuat clone arduino dengan menggunakan mikrokontroler lain dan
tetap kompatibel dengan arduino pada level hardware. Untuk fleksibilitas,

5
program dimasukkan melalui bootloader meskipun ada opsi untuk mem-
bypass bootloader dan menggunakan pengunduh untuk memprogram
mikrokontroler secara langsung melalui port ISP.

Pada simulasi ini digunakan jenis Arduino Mega 2560. Arduino


Mega 2560 adalah papan pengembangan mikrokontroller yang berbasis
Arduino dengan menggunakan chip ATmega256. Board ini memiliki pin
I/O yang cukup banyak, sejumlah 54 buah digital I/O pin (15 pin
diantaranya adalah PWM), 16 pin analog input, 4 pin UART (serial port
hardware). Arduino mega 2560 dilengkapi dengan sebuah oscillator 16
Mhz, sebuah port USB, power jack DC, ICSP header, dan tombol reset.
Board ini sudah sangat lengkap, sudah memiliki segala sesuatu yang
dibutuhkan untuk sebuah mikrokontroler. Dengan penggunaan yang
cukup sederhana, pengguna dapat menghubungkan power dari USB ke
PC anda atau melalui adaptor AC/DC ke jack DC.

Gambar 2.1.2 Arduino mega 2560

2.1.3 Sensor ultrasonik


Sensor ultrasonik adalah sensor yang bekerja berdasarkan prinsip
pantulan gelombang suara dan digunakan untuk mendeteksi keberadaan
suatu objek tertentu didepannya, frekuensi kerjanya pada daerah di atas
gelombang suara dari 40 KHz hingga 400KHz. Sensor ultrasonik terdiri
dari 2 unit, yaitu unit pemancar dan unit penerima.
Struktur unit pemancar dan penerima sangatlah sederhana,
sebuah kristal piezoelectric dihubungkan dengan mekanik jangkar dan
hanya dihubungkan dengan diafragma penggetar. Tegangan bolak-balik

6
yang memiliki frekuensi kerja 40 KHz – 400KHz diberikan pada plat
logam. Struktur atom dari kristal piezoelectric akan berkontraksi
(mengikat), mengembang atau menyusut pada polaritas tegangan yang
diberikan dan ini disebut dengan efek piezoelectric.
Kontraksi yang terjadi diteruskan ke diafragma penggetar
sehingga terjadi gelombang ultrasonik yang dipancarkan ke udara
(tempat sekitarnya). Pantulan gelombang ultrasonik akan terjadi bila ada
objek tertentu dan pantulan gelombang ultrasonik akan diterima kembali
oleh unit sensor penerima. Selanjutnya unit sensor penerima akan
menyebabkan diafragma penggetar akan bergetar dan efek piezoelectric
menghasilkan tegangan bolak-balik dengan frekuensi yang sama. Untuk
lebih jelas tentang prinsip kerja dari sensor ultrasonik dapat dilihat prinsip
dari sensor ultrasonik pada gambar 2.1.3.

Gambar 2.1.3 Prinsip kerja sensor ultrasonik.

2.1.4. LCD

LCD (liquid crystal Display) adalah perangkat yang berfungsi


sebagai media penampil dengan memanfaatkan Kristal cair sebagai
objek penampil utama. LCD tentunya sudah sangan banyak
digunakan untuk berbagai macam keperluan seperti media elektronik
televisi, kalkulator, atau layar computer sekalipun.
LCD yang digunakan adalah LCD berukuran 20x4 karakter
dengan tambahan chip modul I2C untuk mempermudah programmer
nantinya dalam mengakses LCD tersebut. Sebab dengan
digunakanya modul I2C akan lebih memperhemat penggunaan pin
arduino yang akan digunakan. Kelebihan LCD 20x4 yaitu :

7
a. Dapat menampilkan karakter ASCII, sehingga dapat
memudahkan untuk membuat program tampilan.
b. Mudah dihubungkan dengan port I/O karena hanya
menggunakan delapan bit data dan tiga bit kontrol.
c. Ukuran modul yang proporsional.

d. Daya yang digunakan relatif kecil.

Gambar 2.1.4 Bentuk fisik LCD 20 x 4.

2.1.5 I2C (inter integrated circuit)


Inter Integrated Circuit atau yang dikenal dengan sebutan
nama I2C adalah merupakan standar komunikasi serial dua arah
dengan menggunakan dua buah saluran yang didesain khusus untuk
pengontrolan IC tersebut. Secara garis besar sistem I2C itu sendiri
tersusun atas dua saluran utama yaitu , saluran SCL (serial clock)
dan SDA (serial data) yang membawa informasi data antara I2C
dengan sistem pengontrolnya.

Gambar 2.1.5 Modul I2C


Perangkat yang dihubungkan dengan I2C ini dapat difungsikan
sebagai master atau slave. Master adalah perangkat yang memulai

8
transfer pada data dengan membentuk sinyal stop, dan
membangkitkan sinyal clock. Sedangkat slave adalah perangkat yang
telah diberikan alamat oleh master.

2.1.6 LED (Light Emitting Diode)


Light Emitting Diode atau sering disingkat dengan LED adalah
komponen elektronika yang dapat memancarkan cahaya monokromatik
ketika diberikan tegangan maju. LED merupakan keluarga Dioda yang
terbuat dari bahan semikonduktor. Warna-warna Cahaya yang
dipancarkan oleh LED tergantung pada jenis bahan semikonduktor yang
dipergunakannya. LED juga dapat memancarkan sinar inframerah yang
tidak tampak oleh mata seperti yang sering kita jumpai pada Remote
Control TV ataupun Remote Control perangkat elektronik lainnya.

Gambar 2.1.6 Lampu LED

Bentuk LED mirip dengan sebuah bohlam (bola lampu) yang kecil
dan dapat dipasangkan dengan mudah ke dalam berbagai perangkat
elektronika. Berbeda dengan Lampu Pijar, LED tidak memerlukan
pembakaran filamen sehingga tidak menimbulkan panas dalam
menghasilkan cahaya. Oleh karena itu, saat ini LED (Light Emitting Diode)
yang bentuknya kecil telah banyak digunakan sebagai lampu penerang
dalam LCD TV yang mengganti lampu tube.

9
2.2 Perancangan Sistem
2.2.1 Perangkat Keras
Pada bagian perancangan subsistem perangkat keras sistem lalu
lintas berdasarkan kepadatan mempunyai beberapa bagian seperti
mikrokontroler Arduino mega R3 sebagai sistem, rangkaian sensor jarak
sebagai detector, rangkaian LCD dan rangkaian transistor sebagai saklar.

2.2.2 Perangkat Lunak

Untuk membuat program pada simulasi pengaturan lampu lalu


lintas ada langkah- langkah yang harus ditempuh. Salah satu langkah
tersebut adalah dengan membuat diagram alir yang akan diterapkankan
pada sistem.
Konsepnya adalah bagaimana mengatur nyala lampu lalu lintas
berdasarkan kondisi kepadatan kendaraan pada tiap lajur jalan. Langkah
pertama ialah mengalirkan arus listrik modul perangkat keras dari
simulasi ini meliputi sensor jarak, pegendali lalu lintas dan layar LCD.
Selanjutnya ialah meletakkan miniatur kendaraan disetiap lajur sehingga
didapatkan kondisi kepadatan awal.
Selanjutnya sensor jarak yang telah dipasang disetiap lajur jalan
akan melakukan proses deteksi kendaraan mobil secara bergantian.
Proses deteksi dilakukan saat lampu merah menyala kurang dari 5 detik
pada tiap sensor jarak yang dipasang disetiap lajur jalan. Selanjutnya
data dari inputan sensor jarak dikirim ke mikrokontroler sebagai sistem,
lalu akan diproses sehingga didapatkan kondisi kepadatan kendaraan.
Kondisi kepadatan kendaraan meliputi sepi, normal, padat, dan lajur
kosong.

10
2.2.2.1 Diagram alir deteksi kepadatan

Gambar 2.2.2.1 Diagram alir deteksi kepadatan

Diagram alir deteksi kepadatan mengacu pada gambar 2.2.2.1


sebagai berikut :

1) Proses pertama yang dilakukan adalah inisialisasi semua


input/output yang ada atau pengenalan 12 buah sensor jarak yang
dipasang di setiap lajur
2) Mikrokontroler sebagai sistem mengatur kondisi kepadatan
“Normal” sebagai kondisi awal

11
3) Selanjutnya sistem melakukan pengecekan nyala lampu hijau pada
lajur 1.

4) Apabila pada lajur 1 lampu hijau menyala maka sistem melakukan


pengecekan counter nyala lampu hijau pada lajur 1.
5) Sistem mengaktifkan 3 sensor jarak yang ada pada lajur 2 dan
sensor jarak pada lajur 2 akan melakukan proses deteksi
kendaraan ketika counter nyala lampu hijau pada lajur 1 kurang dari
atau sama dengan 5 detik.
6) Sistem melakukan proses deteksi kepadatan kendaraan pada lajur
2 dari kendaraan terakhir yang dideteksi oleh sensor jarak.
7) Sistem menonaktifkan sensor jarak pada lajur 2.

8) Selanjutnya sistem melakukan pengecekan nyala lampu hijau pada


lajur 2.

9) Apabila pada lajur 2 lampu hijau menyala maka sistem melakukan


pengecekan counter nyala lampu hijau pada lajur 2.
10) Sistem mengaktifkan 3 sensor jarak yang ada pada lajur 3 dan
sensor jarak pada lajur 3 akan melakukan proses deteksi
kendaraan ketika counter nyala lampu hijau pada lajur 2 kurang dari
atau sama dengan 5 detik.
11) Sistem melakukan proses deteksi kepadatan kendaraan pada lajur
3 dari kendaraan terakhir yang dideteksi oleh sensor jarak.
12) Sistem menonaktifkan sensor jarak pada lajur 3.

13) Selanjutnya sistem melakukan pengecekan nyala lampu hijau pada


lajur 3.

14) Apabila pada lajur 3 lampu hijau menyala maka sistem melakukan
pengecekan counter nyala lampu hijau pada lajur 3.
15) Sistem mengaktifkan 3 sensor jarak yang ada pada lajur 4 dan
sensor jarak pada lajur 4 akan melakukan proses deteksi
kendaraan ketika counter nyala lampu hijau pada lajur 3 kurang dari
atau sama dengan 5 detik.
16) Sistem melakukan proses deteksi kepadatan kendaraan pada lajur

12
4 dari kendaraan terakhir yang dideteksi oleh sensor jarak.
17) Sistem menonaktifkan sensor jarak pada lajur 4.

18) Selanjutnya sistem melakukan pengecekan nyala lampu hijau pada


lajur 4.

19) Apabila pada lajur 4 lampu hijau menyala maka sistem melakukan
pengecekan counter nyala lampu hijau pada lajur 4.
20) Sistem mengaktifkan 3 sensor jarak yang ada pada lajur 1 dan
sensor jarak pada lajur 1 akan melakukan proses deteksi
kendaraan ketika counter nyala lampu hijau pada lajur 3 kurang dari
atau sama dengan 5 detik.
21) Sistem melakukan proses deteksi kepadatan kendaraan pada lajur
1 dari kendaraan terakhir yang dideteksi oleh sensor jarak.
22) Sistem menonaktifkan sensor jarak pada lajur 1
23) Return

13
2.2.2.2 Diagram alir proses deteksi kepadatan

Gambar 2.2.2.2 Diagram alir proses deteksi kepadatan

Diagram alir proses deteksi kepadatan lajur mengacu pada gambar


2.2.2.2 sebagai berikut :

1. Sensor jarak pada lajur sebagai input mendeteksi kendaraan.

2. Mikrokontroler sebagai sistem menerima inputan dari sensor jarak

3. Sistem melakukan pengaturan lalu lintas berdasarkan inputan yang


diterima atau kondisi kepadatan.
4. Kondisi kepadatan meliputi sepi, normal, dan padat dan lajur kosong

5. Counter nyala lampu hijau pada lajur 1 berjalan mundur sampai


menunjukan angka 0.
6. Selanjutnya lampu kuning pada lajur 1 menyala dan melakukan counter

14
selama 2 detik.
7. Lampu merah pada lajur 2 dalam kondisi All red dan melakukan counter
selama 3 detik
8. Lampu merah pada lajur 3 dalam kondisi All red dan melakukan counter
selama 3 detik
9. Lampu merah pada lajur 4 tetap menyala sesuai kondisi kepadatan
10. Selanjutnya lampu merah pada lajur 1 akan menyala sesuai kondisi
kepadatan
11. Dan lampu hijau pada lajur 2 akan menyala sesuai kondisi kepadatan
12. Return
13. Sistem menampilkan durasi dan kondisi kepadatan pada LCD sebagai
penampil
14. Selesai

2.3 Simulasi

Simulasi dari cara kerja program akan ditampilkan dalam sebuah video
animasi menggunakan aplikasi macromedia flash / power point.

15
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari Makalah Model dan Simulasi ini dapat disimpulkan :
a) Sistem pengatur lampu lalu lintas dapat mengatur durasi waktu nyala lampu
tiap lajurnya secara real-time.
b) Sistem mampu menyimpulkan kondisi tiap lajur meliputi lajur kosong, sepi,
normal dan padat.
c) Semakin padat kendaraan yang berada pada lajur maka semakin lama durasi
lampu hijau menyala dan semakin sedikit kendaraan maka akan semakin cepat
durasi lampu hijau menyala.

B. Saran
Saran yang diajukan untuk kedepannya adalah perbaikan dari segi
perancangan karena sensor hanya dapat mendeteksi pada jarak tertentu saja
dan semoga dapat model dan simulasi ini dapat diterapkan dalam lalu lintas di
kehidupan nyata.

16
DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Lampu_lalu_lintas
https://id.wikipedia.org/wiki/Arduino
https://teknikelektronika.com/pengertian-led-light-emitting-diode-cara-kerja/
https://repository.usd.ac.id
https://ee.ui.ac.id

17

Anda mungkin juga menyukai