Anda di halaman 1dari 5

[IMMUNOLOGI] January 5, 2011

NAMA : NURLINA ISHAK


NIM : 08.901.125

IMUNISASI

A. Pengertian Imunisasi
Imunisasi adalah usaha memberikan kekebalan pada bayi
dan anak dengan memasukkan vaksin dalam tubuh agar tubuh
membuat zat anti atau kekebalan untuk mencegah terhadap
penyakit tertentu. Ada 2 jenis kekebalan yang bekerja dalam tubuh
bayi/anak :
1. Kekebalan Aktif
adalah kekebalan yang dibuat sendiri oleh tubuh untuk menolak
terhadap suatu penyakit tertentu dimana prosesnya lambat
tetapi dapat bertahan lama. Kekebalan aktif dibagi menjadi dua
jenis yaitu kekebalan aktif alamiah & kekebalan aktif buatan.
2. Kekebalan Pasif
adalah tubuh anak tidak membuat zat anti body sendiri tetapi
kekebalan tersebut diperoleh dari luar setelah memperoleh zat
penolak, sehingga proses cepat tetapi tidak bertahan lama.
Kekebalan pasif ini dapat terjadi dengan 2 cara yaitu kekebalan
pasif alami atau kekebalan pasif bawaan dan kekebalan pasif
buatan.
B. Persyaratan pemberian Vaksin :
1. Pada bayi dan anak sehat.
2. Pada bayi yang sedang sakit, sakit keras, dalam masa tunas
suatu penyakit dan difisiensi immunologi.
3. Vaksin harus baik, disimpan dalam lemari es dan belum lewat
masa kadaluarsanya.
4. Pemberian imunisasi denga tehnik yang tepat
5. Meneliti vaksin yang diberikan
6. Mengetahui jadwa vaksinasi dengan melihat umur dan jenis
imunisasi yang telah diterma

1|Page
[IMMUNOLOGI] January 5, 2011
NAMA : NURLINA ISHAK
NIM : 08.901.125

C. Tujuan Imunisasi
Tujuan diberikan imunisasi adalah di harapkan anak menjadi
kebal terhadap penyakit sehingga dapat menurunkan angka
mordibitas dan mortalitas serta dapat mengurangi kecacatan akibat
penyakit tertentu.
D. Beberapa jenis imunisasi yang dianjurkan adalah :
1. Campak
Merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah
terjadinya penyakit campak pada anak karena penyakit ini
sangat menular.
2. Polio
merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah
terjadinya penyakit poliomyelitis yang dapat menyebabkan
kelumpuhan pada anak. Cara pemberiannya melalui
Intramuscular atau melaui mulut.
3. Difteri
penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Corynebacterium
Diphteriae. Mudah menular dan menyerang terutama saluran
napas bagian atas dengan gejala Demam tinggi,
pembengkakan pada amandel (tonsil ) dan terlihat selaput puith
kotor yang makin lama makin membesar dan dapat menutup
jalan napas. Racun difteri dapat merusak otot jantung yang
dapat berakibat gagal jantung. Penularan umumnya melalui
udara (betuk/bersin) selain itu dapat melalui benda atau
makanan yang terkontamiasi. Cara pemberiannya melalui
intramuscular / subcutan dalam.
4. Tetanus
merupakan salah satu infeksi yang berbahaya karena
mempengaruhi sistem urat syaraf dan otot. Gejala tetanus
umumnya diawali dengan kejang otot rahang (dikenal juga
dengan trismus atau kejang mulut) bersamaan dengan
2|Page
[IMMUNOLOGI] January 5, 2011
NAMA : NURLINA ISHAK
NIM : 08.901.125

timbulnya pembengkakan, rasa sakit dan kaku di otot leher,


bahu atau punggung. Kejang-kejang secara cepat merambat ke
otot perut, lengan atas dan paha. Cara pemberian melalui
intramuscular / subcutan dalam.
5. Pertusis (batuk renjan)
penyakit infeksi saluran yang disebabkan oleh bakteri Bordetella
Pertusis. Gejalanya khas yaitu batuk yang terus menerus sukar
berhenti, muka menjadi merah atau kebiruan dan muntah
kadang-kadang bercampur darah. Batuk diakhiri dengan tarikan
napas panjang dan dalam berbunyi melengking.Penularan
umumnya terjadi melalui udara (batuk/bersin). Cara pemberian
melalui intramuscular / subcutan dalam.
6. BCG (bacillus Calmette Guerin)
Merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah
terjadinya penyakit TBC. Cara pemberiannya melalui Intracutan
di daerah muskulusdeltoidens.
7. Hepatitis B
Merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah
terjadinya penyakit hepatitis yang kandungannya adalah HbsAg
dalam bentuk cair. Cara pemberiannya melalui intramuskular /
subkutan dalam.
E. Jadwal pemberian imunisasi
Bagan pemberian imunisasi yang dianjurkan.

vaksin Jumlah Interval Waktu Dosis


pemberian pemberian
Campak 1 kali 9 – 11 bulan 0,5 cc
Polio 4 kali 4 minggu 0 – 11 bulan 2 tetes
BCG 1 kali 0 – 11 bulan 0,05 cc
DPT 3 kali 4 minggu 2 – 11 bulan 0,5 cc
Hepatitis 3 kali 4 minggu 0 – 11 bulan 0,5 cc

F. Adapun efek samping dari pemberian imunisasi adalah

3|Page
[IMMUNOLOGI] January 5, 2011
NAMA : NURLINA ISHAK
NIM : 08.901.125

1. BCG (Bacillus Calmette Guerin)


Reaksi normal
Bakteri BCG ditubuh bekerja dengan sangat lambat.
Setelah 2 minggu akan terjadi pembengkakan kecil
merah di tempat penyuntikan dengan garis tengah 10
mm. Setelah 2 – 3 minggu kemudian, pembengkakan
menjadi abses kecil yang kemudian menjadi luka dengan
garis tengah 10 mm, jangan berikan obat apapun pada
luka dan biarkan terbuka atau bila akan ditutup gunakan
kasa kering. Luka tersebut akan sembuh dan
meninggalkan jaringan parut tengah 3-7 mm.
Reaksi berat
Kadang terjadi peradangan  setempat yang agak berat
atau abses yang lebih dalam, kadang juga terjadi
pembengkakan di kelenjar limfe pada leher / ketiak, hal
ini disebabkan kesalahan penyuntikan yang terlalu dalam
dan dosis yang terlalu tinggi.
Reaksi yang lebih cepat
Jika anak sudah mempunyai kekebalan terhadap TBC,
proses pembengkakan mungkin terjadi lebih cepat dari 2
minggu, ini berarti anak tersebut sudah mendapat
imunisasi BCG atau kemungkinan anak tersebut telah
terinfeksi BCG.
2. Campak
Efek samping vaksin campak  : panas dan kemerahan.
3. DPT
Panas
Kebanyakan anak akan menderita panas pada sore hari
setelah mendapat imunisasi DPT, tapi panas ini akan
sembuh dalam 1 – 2 hari. Anjurkan agar jangan

4|Page
[IMMUNOLOGI] January 5, 2011
NAMA : NURLINA ISHAK
NIM : 08.901.125

dibungkus dengan baju tebal dan dimandikan dengan


cara melap dengan air yang dicelupkan ke air hangat.
Rasa sakit didaerah suntikan
Sebagian anak merasa nyeri, sakit, kemerahan, bengkak.
Peradangan
Bila pembengkakan terjadi seminggu atau lebih, maka
hal ini mungkin disebabkan peradangan, mungkin
disebabkan oleh jarum suntik yang tidak steril karena:

 Sebelum dipakai menyuntik jarum diletakkan


diatas tempat yang tidak steril,
 Sterilisasi kurang lama,
 Pencemaran oleh kuman.
 Telah tersentuh

Kejang-kejang
Reaksi yang jarang terjadi sebaliknya diketahui petugas,
reaksi disebabkan oleh komponen dari vaksin DPT.
4. Polio
Bila anak sedang diare ada kemungkinan vaksin tidak
bekerja dengan baik karena ada gangguan penyerapan
vaksin oleh usus akibat diare berat.

5|Page

Anda mungkin juga menyukai