Anda di halaman 1dari 7

Kabellen Riantoby

helena's blog
Lihat profil lengkapku

Minggu, 29 April 2012


Dokter Aliandu dalam Kenangan anak-anak Elisabeth

RENCANAMU BUKANLAH RENCANAKU,JALANMU BUKANLAH JALANKU”

BAPA DOKTER JOHANES ALIANDOE DALAM KENANGAN ANAK-ANAK SANTA


ELISABETH
Oleh Helena Kidi Labot

No Yan Aliandoe adalah nama sapaan Dr. J.Aliandoe dan nama itu akrab ditengah kerabat
keluarga di kota Renya Larantuka. Sementara dikalangan masyarakat umum Flores terutama di
Sikka lebih mengenalnya sebagai Dokter Aliandoe.
Dalam suasana penuh syahdu dan dalam heningnya Kota Renya Larantuka, di putaran waktu 20
Juni 1934, tangisan pertama tanda kehidupan terdengar merdu. Semerdu kisah perjalanan yang
akan dilalui beliau setelah tangisan pertama itu.
Tahun-tahun tersebut Flores dikuasai oleh Misi Katholik dan berkat Misi katholik itulah beliau
kemudian menjadi ahli Bedah terkenal.
Oleh Misi katholik beliau di sekolahkan di Herstelschake School Ndao Ende tahun 1946 – 1948
dan sebelum nya mengenyam pendidikan Sekolah Rakyat (SR) di Puhu Adonara timur tahun
1943 – 1946 karena ayah bertugas menjadi guru di sana. Dari Herstelschakeschool Ende,
karena kepintarannya beliau akhirnya dikirim oleh Pater Cornelissen,SVD ke Belanda untuk
mengikuti pendidikan Sekolah Menengah Bischoppelljk College, Sittard,Limburg, Belanda
tahun 1949 – 1954 . Dan kemudian mengikuti sekolah kedokteran Umum di Rijksunversiteit
Groningen Belanda tahun 1956 – 1963.

Tahun 1965 …. Awal karier beliau sebagai dokterdi Flores, karena sebelumnya tahun 1963 –
1965 beliau bekerja di Brunssum ziekenhuis, brunssum, Limburg, Belanda. Dengan menumpang
perahu kala itu beliau tiba di pantai Lela bersama P. Herman Bolser,SVD. Dalam hati beliau
bertanya-tanya “ di manakah saya, dan akan bagaimana saya.”

Rumah sakit St.Elisabeth Lela tempat tujuannya, Rumah sakit milik Kongregasi Abdi Roh
Kudus (SSpS) yang di resmikan pada tanggal 10 mei 1935 adalah salah satu karya Misi Katolik
di Flores saat itu. Dan sebagai orang yang dikirim belajar oleh Misi Flores Beliau menjalani
ikatan dinas tahun 1965 – 1968 dan dipercayakan sebagai kepala Rumah sakit dan membantu
dalam pendidikan para Medis Rumah sakit St. Elisabeth Lela yang didirikan pada tahun 1952
karena dilatarbelakangi oleh kebutuhan tenaga perawat di rumah sakit st. Elisabeth Lela saat itu.
Pendidikan ini yang kemudian berkembang terus sampai sekarang menjadi SMK St. Elisabeth
Lela dan Akper st. Elisabeth Lela.
Dan … jiwa pelayanan, hati yang mengabdi membawa beliau sekali lagi dipercayakan oleh Misi
Flores untuk melanjutkan pendidikan spesialis bedah di De Wever Ziekenhuis, Heerlen, Belanda
pada tahun 1969 – 1976.
Setelah cukup mengenyam pendidikan spesialis di Negeri Kincir Angin itu beliau kembali lagi
ke Rumah sakit st. Elisabeth Lela dan menjalani ikatan dinas pada tahun 1976 – 1980 sebagai
ahli bedah
Waktu terus berlalu. Tahun 1980 sampai 2009 beliau hijrah ke Jakarta dan bekerja pada Rumah
sakit katolik Atmajaya dan sebagai dosen pada fakultas kedokteran Universitas Atmajaya
Jakarta. Sempat juga menjadi Direktur RS Atma Jaya selama 3 tahun.
Bersamaan dengan itu juga beliau tetap melakukan kunjungan rutin dua kali dalam setahun di RS
ST. Elisabeth Lela untuk melayani masyarakat Flores., dengan waktu yang dipilihnya adalah
bulan Mei dan Oktober dengan alasan bulan-bulan tersebut adalah “Bulan dimana orang katholik
melakukan devosi kepada Bunda maria, dan beliau merasa bahwa Lela adalah tempat yang cocok
untuk berdevosi Kepada Bunda Maria.
Cintanya terhadap RS Lela tidak pernah pudar sampai akhir hayatnya. Disaat para pensiunan
menghabiskan waktu luang bersama anak dan cucu, beliau lebih memilih RS Lela menjadi
tempat menjalani sisa-sisa harinya untuk mengabdi kepada sesama. Tahun 2009 beliau kembali
bekerja di lela dan pada bulan Juli 2010 beliau diangkat sebagai Direktur RS St. Elisabeth Lela.

Perjalanan anak manusia tidak terlepas dari kodratnya sebagai cucu Abraham. Di Rumah sakit
ini beliau juga menemukan tambatan hati, Ibu Rosa da Lima Muga, yang kala itu sebagai kepala
unit farmasi di RS St. Elisabeth Lela dan dikukuhkan dalam ikatan perkawinan pada tahun 1967
di Boawae. Dari pernikahan tersebut lahirlah empat anak,Thomas B. J. Aliandoe, yang
mengikuti jejak bapanya sebagai dokter, lahir di RS lela,J. Marinus F. Aliandoe, lahir di
Belanda, Rosa S.J. Aliandoe, lahir di Belanda dan Johanna Regina Aliandoe lahir, di Lela.dan
sekarang beliau memiliki seorang cucu : Bernadus C.T. Aliandoe, buah Perkawinan Thom
Aliandoe dan Jnneke Magdalena Aritonang.

Detuk-detik terakhir, …. Hari Sabtu,tgl 5 maret 2011 ……Mengisi Hari libur Nyepi… para
rekan dokternya diijinkan untuk pergi mmenikmati keindahan danau Kelimutu. Beliau
melakukan dinas jaga. Sempat melakukan cito operasi sectio caesarea. ….. Pasienpun
berdatangan masuk UGD ….. beliau melayani dengan tulus. Kegiatan rutin lain di RS dijalani
seperti biasa hingga Minggu sore, 6 Maret 2011 kurang lebih jam 16.00 beliau muntah-muntah
dan tidak sadarkan diri. Beliau kemudian dilarikan ke ICU RSUD dr.TC.Hillers Maumere. Dan
pada hari Senin putra-putrinya datang dari Jakarta dengan membawa pesawat ambulance beserta
tim Medisnya dan beliau diterbangkan ke RS Siloam, Tangerang.
Dan akhirnya …. Bapa yang dikenal rendah hati oleh semua orang yang pernah
mengenalnya,….. Bapa yang ketika tangan terampilnya memegang pisau bedah mengiris lapis
demi lapis jaringan tubuh manusia lebih senang diiringi lagu-lagu Flores dalam kamar operasi
RS St. Elisabeth Lela yang membuat perawat OK selalu sibuk menyiapkan kaset bila waktu
kunjungan ke RS lela tiba,…
Bapa yang walaupun menguasai 7 bahasa dunia : Indonesia, Jerman,Belanda,Inggris,Italia,
Spanyol,Perancis, tetapi tidak pernah lupa bahasa ibu … bahasa nagi…
Bapa yang mengajarkan bagaimana seorang Perawat Instrumenteurer melakukan tugas. .. “
Berilah apa yang saya butuhkan, bukan apa yang saya minta.” Bapa yang telah memberi
teladan kepada rekan-rekan yunior dokternya tentang pentingnya laporan pasien gawat , ….
Bukan instruksi lewat telepon atau SMS …. Tetapi kehadiran langsung di tengah pasien tanpa
mengenal waktu ….. Bapa itu , telah pergi tanpa kata,… tanpa suara …., di saat umat Katholik
memulai masa persiapan Paska “ Rabu Abu “. Kabar di sore hari yang mendung itu bagaikan
petir membelah langit …. Menusuk hati …. . RS Siloam karawaci Tangerang menjadi tempat
pertarungan akhir hidup beliau di putaran waktu 17. 30 WIB tanggal 9 Maret 2011 dalam usia
76 tahun 9 bulan 11 hari.
“Bapa selesailah sudah”
Selesailah cerita panjang seorang dokter spesialis bedah ,yang sederhana dan pintar, yang oleh
orang di kamar operasi sangat familiar dengan seruan beliau “over domes”, Kenangan demi
kenangan kembali memenuhi relung pikiran kita masing-masing tentang apa dan bagaimana
beliau. Dan semuanya hanya dapat dikenang.
Selamat jalan Bapa…..
Selamat jalan kekasih kami ….
Jasa pengabdianmu tetap kami ukir disetiap langkah hidup kami. Walau Bapa pergi tanpa kata,
tapi kami yakin dalam diammu engkau mengasihi dan meyayangi kami semua.
“Pana maan mela-mela, gawe maan sare-sare ti maan liko kame ribunpulo naran lema wahan kae

“Ma sai ma bano,


Ma tali lopa dagir waing
Karang lopa kaet alang
Ma tahi blino lalang woer ….
AMIN

(“KADO KASIH TERAKHIR DARI KELUARGA BESAR AKADEMI KEPERAWATAN ST.


ELISABETH LELA MAUMERE.”, MARET 2011 )
Diposkan oleh helena's blog di 20:55
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook

0 komentar:

Poskan Komentar

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda


Langganan: Poskan Komentar (Atom)

Tampilan slide
Cari Blog Ini

Laman
 Beranda

Pengikut
Entri Populer
 Dokter Aliandu dalam Kenangan anak-anak Elisabeth
RENCANAMU BUKANLAH RENCANAKU,JALANMU BUKANLAH JALANKU”
BAPA DOKTER JOHANES ALIANDOE DALAM KENANGAN ANAK-ANAK
SANTA ELISABETH ...

 Sehat dan sakit menurut budaya Lamaholot

 MARS DAN HIMNE AKPER ST> ELISABETH LELA

Follow by Email

Translate
Powered by Translate

Total Tayangan Laman

62

Arsip Blog
 ▼ 2012 (6)
o ► Mei (2)
o ▼ April (4)
 OLA NAMA DALAM KENANGAN HELENA KIDI LABOT
 Dokter Aliandu dalam Kenangan anak-anak Elisabeth
 Kampus Qu
 Sehat dan sakit menurut budaya Lamaholot

Daftar Blog Saya


Langganan
Post
Komentar
Template Awesome Inc.. Gambar template oleh neomistyle. Diberdayakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai