Anda di halaman 1dari 2

SEJARAH BERDIRINYA RSIA SANTA

ANNA TELUKBETUNG
SEJARAH BERDIRINYA RSIA SANTA ANNA TELUKBETUNG

Keberadaan Rumah Sakit Ibu dan Anak St. Anna di Telukbetung diawali dengan adanya klinik
bersalin, kemudian perawatan keliling dilakukan oleh Suster-Suster Misionaris, salah satunya
adalah suster Margaretha, HK. Suster Margaretha dibantu oleh Tante Jacky. Mereka berkeliling
ke keluarga-keluarga di masyarakat sekitar. Kadang-kadang mereka membawa anak-anak kecil
yang kemudian dirawat oleh Tante Jacky. Dalam menanggapi kebutuhan kesehatan masyarakat
setempat, Suster Misionaris tergerak hatinya untuk mendirikan sebuah sarana kesehatan yaitu
klinik bersalin. Rumah asrama direnovasi menjadi Klinik Bersalin St. Anna dan diresmikan oleh
Mgr. Mekkelholt tepatnya pada bulan September tahun 1951 dengan fasilitas 10 tempat tidur.

Pendiri Klinik St. Anna yang pertama adalah Sr. Joanny. Dia seorang yang tabah, pekerja keras,
murah senyum, tekun dan ulet serta percaya penuh akan penyelenggaraan Illahi, hal ini yang
mendorong dia untuk terus melakukan pelayanan kesehatan tanpa kenal lelah.

Klinik St. Anna pada waktu itu mengalami bermacam-macam kendala, namun semuanya
dihadapi dengan hati yang tabah, bekerja dengan suka cita, kerja keras dan tanpa beban bagi para
Suster. Kendala yang utama adalah kekurangan kebutuhan air. Dengan adanya komunikasi yang
baik antara para Suster dengan seorang Belanda bernama Menier Heres (pemilik pabrik es batu
petojo) maka, dia mengijinkan Suster untuk mengambil air di pabrik esnya. Saat itu para Suster
mengalami kesulitan besar karena pengambilan air dilakukan sendiri dengan mobil landrover
milik susteran. Peralatan persalinan seperti stik laken, laken dan lain-lain yang telah dipakai
untuk persalinan, dicuci, dibilas di susteran lalu dibawa ke sungai untuk dibilas lagi kemudian
disterika agar steril. Saat hujan merupakan saat Rahmat bagi para suster. Sr. Joanny sebagai
pimpinan Klinik St. Anna dan Sr. Marie Rosalie (alm) yang bertugas di dapur, dengan senang
hati, rajin dan tekun menampung air hujan itu di ember-ember untuk keperluan Klinik Bersalin
Santa Anna.

Pada tahun 1955 Pimpinan Klinik Bersalin St. Anna diambil alih sementara oleh Tini (seorang
Tionghoa) dan Suster Aleida, karena Sr. Joanny menderita sakit dan harus berobat intensif di
negeri Belanda.

Pada saat itu pengawas Klinik St Anna adalah Dr. Oy. Eng Yaw, yang mempunyai tiga karyawan
yaitu: Lucie, Ernie, Syaripah dan Sr. Cristofori, CB sebagai tenaga bantu jika kekurangan tenaga.

Pada tahun 1958 Sr. Aleida kembali ke Nederland. Kosonglah tenaga perawat, kemudian datang
seorang bidan yaitu Ibu Sulastri. Pada tanggal 31 Desember 1959 sampai tahun 1965 pimpinan
Klinik St. Anna masih dipegang oleh Suster Joanny. Dengan tenaga kesehatan: bidan 2
orang,tenaga bantu yang tidak berpendidikan kesehatan tapi terampil dan terlatih ada 15 orang.
Pelayanan di ruang periksa untuk KIA hampir setiap hari mencapai 150 pasien. Pada waktu itu
belum melayani KB.
Pada tahun 1965 ruangan atau kelas terdiri dari kelas I berjumlah 2 ruang, kelas II berjunlah 4
ruang, kelas III berjumlah 6 ruang dan VK berjumlah 1 ruang. Pada tahun ini titik terang mulai
bersinar, kebutuhan air sudah mulai tercukupi.

Pada tahun 1970, Klinik Bersalin St. Anna memiliki karyawan 15 orang dengan waktu dinas
pagi, sore dan malam hari. Pada tahun ini juga, Klinik St.. Anna mendapat seorang Suster bidan
pertama Indonesia yaitu Sr. Auxillia, HK. Dan hampir setiap malam kurang lebih ada 10 sampai
15 bayi yang lahir.

Pada tahun 1972 Pemerintah meminta Klinik Santa Anna untuk membantu pelayanan KB bagi
masyarakat luas. Pada waktu itu, banyak juga masyarakat yang ikut KB karena merasa mendapat
pelayanan dengan penuh kesabaran dan keramahan.

Tahun 1974 Sr. Antoni pulang ke Nederland. Kemudian pada tahun 1975 Klinik Santa Anna
mendapat 2 tenaga bidan yakni: Sr. Yose, HK dan Sr. Anna Marie, HK. Tahun 1980 Sr. Joanny
pulang ke Belanda, kemudian pimpinan Klinik St. Anna diganti Sr. Anna Marie.

Tahun 1981 sampai 2002 Pimpinan Klinik St. Anna silih berganti, antara lain:
Tahun 1981 sampai tahun 1982 dipimpin oleh Ibu Sulastri
Tahun 1983 sampai tahun 1986 dipimpin oleh Sr. Anna Marie, Hk
Tahun 1987 sampai tahun 1988 dipimpin oleh Sr. Auxillia, HK
Tahun 1989 sampai 1990 dipimpin oleh Sr. Augusta, HK
Tahun 1990 sampai 1998 kembali dipimpin oleh Sr. Anna Marie, HK
Tahun 1999 sampai 2000 Sr. Vianney, HK
2 Februari 2000 sampai 2009 Sr. Emiliana, HK
Tahun 2009 sampai Oktober 2011 Sr. Veronika, HK

Sejak tahun 1986 sampai Oktober 2011 pengawas Klinik Santa Anna adalah dr. Rizal Efendi.
Dari tahun ke tahun jumlah pasien yang datang tetap ada. Berdasarkan data yang ada dari tahun
1950 sampai 2011 jumlah bayi yang dilahirkan 75.614.

Klinik Santa Anna dalam memberikan pelayanan pernah mendapatkan penghargaan dalam
pengembangan penggunaan air susu ibu dan mendapat juara lomba kebersihan Rumah Bersalin
se-Bandarlampung.
Pada tahun 2002 bertepatan merayakan Hari Ulangtahun Klinik Santa Anna yang ke-50. Klinik
Santa Anna mengembangkan karya kesehatan dengan merealisasikan adanya Balai Pengobatan,
dengan fasilitas penunjang: Poli umum, poli gigi, laboratorium, ruang obat, ruang rawat inap
sementara, ruang emergency, ruang administrasi/kantor, ruang sterilisasi dan ruang pertemuan,
untuk kegiatan penyuluhan kesehatan ibu dan anak, dll.
Tepat pada tanggal 27 Oktober 2011 Klinik Santa Anna meningkatkan status pelayanannya
menjadi Rumah Sakit Ibu dan Anak dan dipmpin oleh seorang Direktur yaitu dr. Heru Nugroho.
Rumah Sakit Ibu dan Anak Santa Anna memiliki tujuan menjadi Rumah Sakit pilihan
masyarakat di Propinsi Lampung. Dengan gerak pelayanan sesuai visi dan misi RSIA Santa
Anna.

Anda mungkin juga menyukai