Anda di halaman 1dari 22

Tahun I Edisi 1 April 2008

Majalah Kesehatan

Bersama Melangkah Memberi Arti

Foto : Istimewa

Bencana,
Solusinya ...?

MENGENAL
DOKTER
BAND

DOKTER
BASUKI

11 LANGKAH
PANJANG
UMUR

HAL. 5

HAL. 12

HAL. 27

Majalah Kesehatan

HELLO
Bersama Melangkah Memberi Arti
Diterbitkan
IDI Cabang Tuban
Terbit Sejak
April 2008
Penanggung Jawab
Ketua IDI Cabang Tuban
Pemimpin Redaksi
Dr. Husain Habibie SpOG
Redaktur Pelaksana
Dr. Nursanti
Dr. Saiful Hadi
Dr. Abdul Rochman
Dr. Syaifudin Zuhri
Dr. Zainul Arifin Sp PK
Iklan Dan Promosi
Dr. Hari Wahyono Sp JP
Keuangan
Dr. Nursanti
Sekretaris Redaksi
Luly Ervi, SE
Editor
Dr. Abdul Rochman
Ken Juddi
Layout & Cetak
Rumah Desain KEN
Jl. Sunan Kudus No. 8 Tuban
Telp. (0356) 7002252
Alamat Redaksi
Sekretariat IDI Tuban
Jl. Dr Wahidin 800 Telp. 0356-321010
Email : idi.tuban@yahoo.com
HP/SMS : 08155104885
Isi diluar tanggung jawab percetakan

Hello
Assalamu'alaikum wr wb,
Teman Sejawat Dokter
Alhamdulillah, Edisi Perdana Majalah
Kesehatan Nawala Husada ini bisa diluncurkan ke
hadapan sejawat. Ini tak lepas dari semangat
"45" seluruh pengurus, Dokter "HIB" dan
terutama "bos" IDI yang baru.
Media ini diharapkan dapat menjadi wadah
komunikasi dan informasi diantara sejawat
para dokter khususnya sejawat anggota IDI
Tuban. Majalah ini mempunyai motto:
"Bersama melangkah memberi arti".
Harapannya ada 4 point yang menjadi tujuan
dari penerbitan majalah ini yaitu :
l Mewujudkan rasa kebersamaan.
l IDI dan dokter mesti selangkah lebih maju.
l Mewujudkan sikap saling membagi ilmu.
l Adanya IDI bisa memberi arti/makna bagi
anggota dan masyarakat.
Edisi pertama ini, redaksi menampilkan
profil Dokter Band, 11 Langkah Panjang Umur.
Dan masih banyak rubrik lain yg menarik.
Ke depan, redaksi berharap majalah ini
harus lebih baik. Karenanya, saran dan
masukan dari teman sejawat selalu kita
nantikan.
Selamat membaca.
REDAKSI

KOLOM SARAN, KRITIK DAN UNEK-UNEK


Kami Redaksi siap menerima saran, kritik ataupun
unek-unek dari pembaca sekalian untuk perbaikan dan
kemajuan majalah Nawala Husada ke depan.
Bila ada saran, kritik dan unek-unek dapat dikirim
melalui surat ke sekretariat IDI Tuban, Jl Dr Wahidin SH
No.800 Tuban, Telp. (0356)321010, Ext. 108, atau
melalui E-mail : idi.tuban@yahoo.com

Tafakur

ada suatu hari seorang pemuda sedang berjalan ditengah hutan, tiba-tiba ia
mendengar jeritan minta tolong. Ternyata ia melihat seorang pemuda sebaya
dengan dia sedang bergumul dengan lumpur yang mengambang, semakin
bergerak makin semakin terperosok. Pemuda yang pertama tadi hendak sekuat tenaga
memberi pertolongannya, dengan susah payah pemuda yang terperosok tadi dapat
diselamatkan. Pemuda yang pertama memapah pemuda yang
terperosok ini pulang kerumahnya.

hukum menabur
dan menuai
Ternyata rumah si pemuda kedua ini sangat
bagus, megah, besar dan mewah. Ayah pemuda ini
sangat berterima kasih atas pertolongan yang
diberikan kepada anaknya, dan hendak memberikan
uang, pemuda yang pertama ini menolak pemberian
tersebut. Ia berkata bahwa sudah selayaknya
sesama manusia menolong orang lain yang dalam
kesusahan. Sejak kejadian ini mereka menjalin
persahabatan.
Si pemuda yang pertama adalah seorang yang
miskin, sedang pemuda kedua adalah bangsawan yang
kaya raya. Si pemuda yang miskin ini punya cita-cita
untuk menjadi dokter, namun ia tidak mempunyai biaya untuk kuliah. Tetapi, ada
seorang yang bermurah hati, yaitu ayah dari pemuda bangsawan itu. Ia memberi
beasiswa sampai akhirnya meraih gelar dokter.
Tahukah saudara nama pemuda miskin yang menjadi dokter ini ?
Namanya ALEXANDER FLEMING, yang kemudian menemukan obat Penisilin. Si
pemuda bangsawan masuk dinas militer dan dalam suatu tugas ke medan perang, ia
terluka parah sehingga menyebabkan demam tinggi karena infeksi. Pada waktu itu
belum ada obat untuk infeksi serupa itu. Para dokter mendengar tentang Penisilin
penemuan dr. Fleming dan mereka menyuntik dengan Penisilin yang merupakan obat
penemuan baru. Apa yang terjadi ? Berangsur-angsur demam akibat infeksi itu reda
dan si pemuda itu sembuh !!
Tahukah saudara siapa nama pemuda itu ? Namanya adalah WINSTON CHURCHIL,
PM Inggris yang termashur itu. Dalam kisah ini kita dapat melihat hukum menabur dan
menuai. Fleming menabur kebaikan, ia menuai kebaikan pula. Cita-citanya terkabul,
ia menjadi dokter. Fleming menemukan Penisilin yang akhirnya menolong jiwa
Churchil. Tidak sia-sia bukan beasiswa yang diberikan ayah Churchil. (AR) Sumber :
motivasi_net@yahoogroups.com

Nawala Husada / Tahun I / Edisi 1

Sambutan
Ketua IDI Tuban
Assalamualaikum wr. Wb,
Sebelumnya, saya mengucapkan puji
syukur ke hadirat Allah SWT. Saya merasa
amanat menjadi ketua IDI Tuban ini
merupakan amanat yang sangat berat.
Semoga Tuhan meridloi dan membantu
perjuangan ini. Amin.
Dalam kesempatan ini, saya
mengucapkan terimakasih kepada seluruh anggota dan pengurus IDI yang baru
yang telah berhasil menerbitkan Majalah Kesehatan "Nawala Husada" ini. Saya
mengharap penerbitan ini bisa dilanjutkan secara rutin.
Selamat bekerja, janganlah berhenti melangkah, pasti kita akan sukses.
Wassalam.
Ketua IDI Cabang Tuban
Dr.Hari Wahjono, SpJP

VISI & MISI


ORGANISASI IDI CABANG TUBAN

VISI
Menjadikan IDI sebagai organisasi profesi yang berwibawa dan menjunjung
tinggi profesi kedokteran dalam mengemban tugas-tugas bidang kesehatan.

MISI
1. Meningkatkan profesionalisme kedokteran yang beretika.
2. Meningkatkan kesejahteraan dan mengupayakan pemberian
perlindungan kepaada segenap anggota.
3. Mengembangkan standar pelayanan sesuai dengan perkembangan ilmu
/teknologi kedokteran.
4. Meningkatkan peran aktif terhadap upaya perbaikan derajat kesehatan
masyarakat.
2

Nawala Husada / Tahun I / Edisi 1

Berita IDI

MUSCAB IDI 2008


RUMAH SAKIT vs DINKES

cara pemilihan ketua IDI yang baru


periode 2008-2010 yang dikemas
dalam acara Muscab (Musyawarah
Cabang) IDI Tuban berlangsung di Aula
Rumah Sakit Medika Mulia pada tanggal
21 Pebruari 2008. Meskipun acara baru di
mulai pukul 11.30 WIB, para dokter se
k a b u p a t e n Tu b a n s u d a h m u l a i
berdatangan sejak jam 10. Dari kurang
lebih 105 anggota IDI, sebagian besar ikut
hadir dan meramaikan Muscab sehingga
hampir seluruh lahan parkir Rumah Sakit
terpakai oleh berbagai macam
kendaraan milik para dokter ini yang
menurut pengamatan redaksi di dominasi
kendaraan yang ber merek kijang.
Di awali dengan kata pengantar oleh
dr Saiful Hadi, Ketua IDI periode 20062008, yang banyak menguraikan tentang
hasil kerja periode kepengurusannya.
Dokter yang selalu tampil kalem ini
menggambarkan betapa beratnya saat
periode kepengurusannya karena
kebagian untuk mensosialisasikan
tentang pemberlakuan UU kesehatan.,
khususnya masalah pengurusan STR
(Surat Tanda Registrasi) yang
diwajibkan bagi seluruh anggota IDI,
sebagai syarat mutlak untuk permohonan
pengurusan izin praktek, dan banyak lagi
yang tersangkut dengan masalah hukum,
semuanya serba cepat karena UU
kesehatan sudah harus mulai berlaku
sejak tahun 2008. Alhamdulillah segala
sesuatunya berjalan dengan lancar
sesuai dengan harapan, sehingga hampir
seluruh anggota IDI Tuban, baik spesialis

maupun dokter Umum sudah memiliki


STR.
Acara muscab dengan acara tunggal
penjelasan hasil kerja kepengurusan
lama ini berakhir dengan persetujuan
secara aklamasi pertanggungjawaban
pengurus IDI periode tahun 2006-2008.
Dari awal acara, sebetulnya MUSCAB
ini lebih bernuansa kepada siapa
sebetulnya nanti yang akan
menggantikan dokter yang sehari-hari
bertugas sebagai PNS dan sampai akhir
kepengurusannya masih menjabat
sebagai Kasubdin P2M pada Dinas
Kesehatan Kabupaten Tuban.
Ibarat kampanye Pilkada kecil2an,
sejak awal sudah ada kampanye bisikbisik. Dalam pengamatan redaksi yang
kebetulan meliput langsung acara
tersebut nampak ada 2 kubu, yaitu kubu
dari RSUD yang didukung para dokter
spesialis dan dokter-dokter senior
sesepuh IDI yang sudah pensiun namun
masih aktif ber praktek di Tuban. Mereka
kompak dengan calon tunggal dan
memilih dokter yang satu ini, dengan
julukan dokter pancing karena mancing
mania, pergi mancing meskipun di waktu
malam hari, demi hobby yaitu dr Hari
Wahjono Sp JP.
Kubu yang pertama ini sejak awal
sudah melakukan pendekatan dengan
para anggota IDI khususnya yang
berdomisili di sekitar dan berpraktek di
Tuban, modelnya mirip Pilkada begitu,
soale ada TIM SUKSES segala..he..he yang
penting fair, dan tidak ada money
Nawala Husada / Tahun I / Edisi 1

politics, komentar salah seorang anggota


tim sukses kubu 1.
Kubu kedua banyak di dominasi
teman2 anggota IDI dari puskesmas yang
mendapat dukungan dari induknya
sendiri (Dinkes). Tak kalah dengan kubu
pertama, disini juga ada tim suksesnya
yang sudah mulai bekerja sejak awal
dimulai MUSCAB, mereka kelihatan sudah
mantap akan pilihannya sehigga ada
salah seorang anggota IDI dari tim sukses
kubu 1, mencoba mempengaruhi agar
memilih jagonya tapi sia-sia dan mereka
tetap pada pilihannya kepada salah
seorang anggota IDI Tuban yang
penampilan sehari-hari pantesnya
sebagai pejabat. Beliau adalah Dr
Moh.Masyhudi sang calon dari kubu
kedua, calon kuat dari kubu kedua ini
langsung mengambil alih pimpinan
sidang, rupanya ini merupakan skenario
yang pas, barangkali sedikit bisa
mempengaruhi pemilihRedaksi
membayangkan kemungkinan kans bagi
kubu kedua untuk memenangkan PILKADI
kali ini (Pilkadi singkatan dari Pemilihan
Ketua IDI), mengingat hitung-hitungan
jumlah anggota IDI yang tersebar di
seluruh Puskesmas jauh lebih banyak
daripada anggota IDI yang berpraktek di
Tuban.
Akan tetapi kenyataan berbicara lain,
suara dr Masyhudi kalah jauh dengan
suara yang mendukung dokter yang
statusnya bujangan lokal ini. Terpilih 3
besar suara yang duduk sebagai anggota
formatur yang akan menyusun pengurus
IDI 2008-2010 dengan urutan sbb dr. Hari
Wahyono, Sp.JP sebagai urutan pertama
langsung menduduki ketua IDI yang baru,
urutan kedua dan ketiga masing-masing,
dr. Masyhudi dan dr. Nursanti. Sang lawan
politik dengan legowo menerima
kekalahan ini dan kemudian
mempersilahkan calon terpilih untuk
menyampaikan sambutannya.
Pa d a d a s a r n y a k e t u a b a r u
mengharapkan akan meneruskan
program kerja pendahulunya dan yang

Nawala Husada / Tahun I / Edisi 1

lebih penting lagi adalah keinginan untuk


menjadikan profesi dokter tetap eksis
dan berwibawa, dan selalu meningkatkan
pengetahuan dan ketrampilan para
anggotanya.
Dan pada akhir sambutannya Ketua
IDI terpilih mengharapkan akan tetap
merangkul lawan politiknya untuk
menjadi pengurus inti, kerja bahu
membahu untuk membesarkan organisasi
IDI ini ke depan, suatu cita-cita yang
sangat mulia, .... Selamat bekerja
kawan. Semoga sukses dan ....
semoga semua anggota IDI Tuban akan
menjadi anggota IDI yang profesional dan
beretika, amiin. (HIB)

SUSUNAN PENGURUS IDI CABANG TUBAN


PERIODE 2008 s/d 2010
Dewan Penasehat :
1. dr. A.M. Tandijono Husodo
2. dr. I Ketut Widjaja
3. dr. Herman Hidayat
4. dr. Hartono Dwidjoiswojo
5. dr. Zaenul Arifin, Sp. A
6. dr. Tri Hadi Sanyoto, AM
7. dr. Bambang Suhariyanto, MM
Ketua Umum
Sekretaris
Sekretaris II
Bendahara I

:
:
:
:

dr. Hari Wahjono, Sp.JP


dr. Nursanti
dr. Sarwo Edi Wibowo
dr. Indraswari

Ketua Bidang Organisasi Profesi :


dr. Sugiyanto, Sp.M
Mengkoordinir :
1. Seksi Ilmiah : 1. dr. Husein Habibie, Sp.OG
2. dr. Basuki, Sp. PD
3. dr. Abdul Rochman
4. dr. Syaifudin Zuhri
2. Seksi Etiko Medikolegal &
Rekomendasi : 1. dr. Saiful Hadi
2. dr. Asriel Azis, Sp.B
Ketua Bidang Sosial & Kemasyarakatan :
dr. Moh. Masyhudi
Mengkoordinir :
1. Seksi Pengabdian Masyarakat : 1. dr. Edy Priyono
2. dr. Jamiah
2. Seksi Kesejahteraan Anggota : 1. dr. Supratikto
2. dr. Prih Untari
3. Seksi Olahraga & Kesenian : 1. dr. Zaenul Arifin, Sp.A
2. dr. Susilo Rahman, Sp.B

Dokter KITA

Mengenal
Dokter Zainul
"Anak Band"

ELAMA KURANG LEBIH 7 TAHUN


SAYA MENJADI KETUA IDI,
SEINGATKU 6 KALI KITA
MELAKUKAN SILATURAHMI DI LUAR
K O T A TU B A N , P E R G I U N T U K
REFRESHING KE TEMPAT REKREASI
DENGAN FASILITAS YANG CUKUP
MEMADAI''
Pada terbitan perdana ini redaksi
akan menampilkan sosok anggota IDI
yang berpenampilan santai, nampak
kelihatan awet muda pada usianya yang
sudah memasuki kepala 6, lahir di Brebes
61 tahun yang lalu, tepatnya 10
September 1947. Beliau adalah mantan
ketua IDI periode 1995 sampai dengan
tahun 2000.
Dr Zainul Arifin Sp A, menyelesaikan
pendidikan dokter umum di Fakultas
Kedokteran Universitas Gajahmada
(UGM) Yogyakarta lulus tahun 1973,
menemukan pasangan hidup semasa
pendidikan dan menikah 25 April tahun
1973.
Suami dari Endang Wintarti ini,
termasuk tipe sosok pemberani atau
mungkin hanya ingin adu nasib atau
nyoba-nyoba saja,
buktinya selesai
pendidikan dokter, beliau mengikuti
pendidikan WAMIL kemudian menjadi
dokter di pasukan Marinir. Bertugas di
Surabaya sejak tahun 1974 sampai
dengan tahun 1977. Sosok pemberani
ternyata tidak terbukti karena kakek dari

2 orang cucu ini memutuskan keluar dari


dokter militer pada tahun 1977 dan
memilih mengikuti pendidikan spesialis
di Universitas Diponegoro Semarang
sejak tahun 1978 dan lulus tahun 1982
sebagai dokter spesialis anak. Kemudian
beliau memilih Tuban sebagai tempat
untuk mengabdi, bekerja sebagai
pegawai negeri sipil dan bertugas di RSUD
Dr R Koesma Tuban.
Pada saat bertugas di Tuban inilah,
sosok yang senang musik dan pintar
nyanyi ini mendapatkan kepercayaan
menjadi ketua dari organisasi yang
menghimpun para dokter yang bertugas
di Tuban yang kala itu berkisar 50 anggota
yang tersebar dan bertugas di seluruh
wilayah kabupaten Tuban. Selama
menjadi Ketua IDI, sebagian besar para
dokter terkesan akan kepemimpinan
sang tokoh yang senang olah raga ini
sampai seusia pensiunpun beliau masih
aktif berolah raga bersama dengan
anggota IDI muda. Mantan beberapa kali
juara, sudah pernah disandang oleh
dokter yang hobi berat tenis ini meskipun
hanya seputar kejuaraan lokal Tuban
saja. Salah satu jasa beliau adalah ide
untuk membuat lapangan tenis sendiri
meskipun di lingkungan Rumah Sakit, tapi
bebas dipakai oleh seluruh anggota IDI
Tuban, .....waktu ditanya redaksi :
Nawala Husada / Tahun I / Edisi 1

....dana untuk membangun lapangan


tenis yang terletak di sebelah barat
gedung RSUD dr Koesma ! ... beliau
menjawab itu dana dari langit,
..mbuh...ga ngaku, yang jelas dari
pemerintah setempat waktu itu tidak
mengeluarkan sepeserpun. Tidak hanya
olah raga yang menggunakan otot saja
yang disenangi oleh tokoh yang satu ini,
tapi juga olah raga yang menggunakan
otak dan sangat menyita waktu pun
disenangi. Rumah beliau kadang-kadang
dipakai untuk ngajak anggota IDI bermain
bridge meskipun sampai tengah malam.
.......
Ketika ditanya redaksi tentang kesan
beliau sewaktu memimpin IDI selama 2
periode, sosok yang telah dikaruniai 4
anak ini bisa disebut juga sebagai
keluarga dokter karena keempat putera
beliau mengikuti jejak nya menjadi
dokter, ....beliau diam sejenak..
mungkin lagi mengingat-ingat masa lalu
... ibarat komputer ...klik IDI...agak
lama sih jawabnya, mungkin waktu itu
masih pentium 2, .... jawabnya tidak
langsung.....; Hib (redaksi), anakku wis
papat, sing pertama Alhamdulillah sudah
jadi dokter bius, sekarang bertugas di
Bandung, yang nomor 2 sebentar lagi jadi
dokter anak, calon penggantiku, dan
yang nomor 3 dan 4 keduanya mahasiswa
di FK Unair. Selesai menjelaskan penerus
garis keturunannnya... memori

Nawala Husada / Tahun I / Edisi 1

komputer juga belum


muncul...., sesuk wae Hib
(redaksi) ya, nanti ta' bukakan
di komputerku yang baru...
core 2 duo.... dijamin pasti
lebih cepat.....
Seperti biasa redaksi
diterima dengan senyum,
....sekarang saya mau nagih
janji.....tentang kesan-kesan
nya memimpin IDI tuban selama
2 periode. Sosok yang pernah
ikut operasi SEROJA Timor
Timur pada tahun 1975-1976 ini
dengan lancar menjelaskan
(rupanya memori komputernya
lebih besar 2 Giga) ..... yang
enak pada saat jadi ketua IDI ........yo
iku kita punya kebanggaan tersendiri
antara lain kalau program kita sukses,
teman-teman senang, aku juga senang.

Profil Dokter Kita


Nama
Dr. H. Zainul Arifin, Sp.A
Tempat/Tanggal lahir
Brebes, 9 Oktober 1947
Agama
Islam
Alamat Rumah/Praktek
Jl. Dr. Wahidin Sudiro Husodo
No. 60 Tuban
Telepon
08123260264
Alamat Kantor
RSUD Dr.Koesma Tuban
Telp. 0356-321010
Pendidikan
Dokter - FK UGM
PPDS - FK Undip
Putra
4 orang

APOTIK
MAHKOTA AGUNG
Apotik MAHKOTA AGUNG
Jl. Dr. Sutomo No.41 Tuban
Telp. (0356) 321583

Selama kurang lebih 7 tahun saya


menjadi ketua IDI, seingatku 6 kali kita
melakukan silaturahmi di luar kota
Tuban, pergi untuk refreshing ke tempat
rekreasi dengan fasilitas yang cukup
memadai, dan yang paling berkesan,
tokoh yang satu ini dengan lancar
menjelaskan (maklum memori komputer
2G).....oh ya .kita kumpul silaturahim..
dimana waktu itu IDI tidak mengeluarkan
uang se sen pun, semua fasilitas hotel
dan makan free, karena kita dapat
fasilitas dari bupati Magetan yang
menjabat periode itu, bahkan saat
malam silaturahim isteri bupati hadir
ikut bergembira dengan anggota IDI
Tuban, luar biasa.
Itu yang enak... ketika ditanya yang
ga enak... opoo ya... Oh ya..ya yang ga
enak... sambil menempelkan telapak
tangan di wajahnya... capeek... deeh !
Rupanya tokoh yang selama
kepengurusannya sempat 2 kali
mengikuti kongres Nasional IDI ini yaitu
sekali di kota Makassar (saat itu namanya
masih Ujung Pandang) dan satunya lagi di
kota Padang, lumayan sambil jalan-jalan
dan refreshing, katanya... sambil
melanjutkan pembicaraan tentang
kesan-kesannya... saat periodeku Hib
(redaksi), IDI sering sekali bekerja sama
dengan pemerintah daerah, antara lain

Renungan

asa depan milik


orang-orang yang
percaya pada
keindahan impian mereka." Eleanor Roosevelt "Anda tidak
pernah terlalu tua untuk
menetapkan sebuah tujuan
yang baru, atau mengimpikan
sebuah impian baru." - Les
Brown "Kecuali Anda

Nawala Husada / Tahun I / Edisi 1

dalam bentuk bhakti sosial. Pernah tahun


1994 IDI menyumbang 14 MCK yang di
bangun di 14 desa, (saiki lancar sekali
jawabannya... maklum komputernya
sudah canggih)... ketika ditanya dana
darimana, beliau mengatakan semuanya
sumbangan dari teman-teman angota IDI.
Kemudian pada tahun 1995 terjadi banjir
besar akibat meluapnya sungai
Bengawan solo, saat itu IDI juga ikut
berperan membuat POSKO di Compreng
dan desa plosok Rengel dengan kegiatan
mengirim makanan dan mengadakan
pelayanan kesehatan selama 3 hari... Iku
wae sing ta ingat dan buatku sangat
berkesan.
Sebelum mengakhiri bincangbincang, kepada redaksi tokoh yang satu
ini menitipkan harapan buat ketua IDI
dan pengurus yang baru, berhubung
dengan makin bertambahnya anggota IDI
yang sudah mencapai lebih dari 100
anggota, mohon agar banyak sabar dan
lebih bijaksana dalam tugasnya, mohon
untuk menjadi prioritas penerbitan
sertifikat angka kredit bagi anggota IDI,
titipan dan himbauan terakhir agar
pengurus IDI harus solid, serta dengan
ucapan selamat bekerja.
Makasih dokter, semoga dokter dan
keluarga selalu sehat dan bahagia,
amien. (HIB)

Impian

mencoba melakukan sesuatu


melebihi apa yang telah Anda
kuasai, Anda tidak akan
pernah tumbuh." - Ronald E.
Osborn "Anda sudah sukses
pada saat Anda mulai
melangkah ke sasaran Anda
yang bernilai." - Charles
Carson "Tidak ada yang salah
bila Anda menetapkan

sasaran Anda. Tapi itu tidak


ada artinya bila Anda tidak
memperhatikan rincian harid e m i - h a r i u n t u k
mencapainya." - Don Shula
"Anda harus memikirkan "hal
besar" ketika sedang
melakukan hal-hal kecil,
sehingga seluruh hal-hal yang
kecil tadi mengarah ke arah

PETUJUNJUK TEHNIS BAGI DOKTER


YANG MELAKSANAKAN PRAKTEK
KEDOKTERAN DI KABUPATEN TUBAN
I. DASAR PELAKSANAAN
1. Undang-undang RI Nomor 29 Tahun
2004 tentang Praktek Kedokteran.
2. Ke p u t u s a n Ko n s i l Ke d o k te r a n
I n d o n e s i a
N o m o r
10/KKI/KEP/IV/2007.
3. Permenkes Republik Indonesia
No.512/Menkes/Per/IV/2007 tentang
Izin Praktek dan Pelaksanaan Praktek
Kedokteran.

II. TATA CARA REGISTRASI DOKTER


1. Dokter Baru
Pemohon mengajukan
permohonan ke KKI melalui Dinas
Ke s e h a t a n Pr o p i n s i d e n g a n
melengkapi persyaratan yaitu :
- Fotocopy ijazah dokter/dokter
spesialis yang dilegalisir oleh Dekan
Fakultas masing-masing.
- Fotokopi sertifikat kompetensi
yang dilegalisir oleh Kolegium (bila
diperlukan)
- Surat keterangan sehat fisik dan
mental (asli) dari dokter yang
memiliki SIP.
- Fotokopi bukti sumpah/janji

yang benar." - Alvin Toffler


"Tidak ada hal besar yang
pernah dicapai tanpa adanya
semangat yang besar." - Ralph
Waldo Emerson "Bila Anda
membangun istana di langit,
pekerjaan Anda tidak akan
hilang; memang disanalah
seharusnya istana itu
dibangun. Sekarang,

dokter.
- Surat pernyataan akan mematuhi
dan melaksanakan ketentuan etika
profesi.
- Pas foto terbaru berwarna ukuran 4
x 6 cm sebanyak 4 lembar dan
ukuran 2 x 3 cm sebanyak 2 lembar.
- (Keputusan Konsil Kedokteran
Indonesia)
2. Dokter Lama
Pemohon mengajukan
permohonan kepada KKI melalui
tempat kerja, organisasi profesi
selambat-lambatnya 6 bulan sebelum
habis masa berlaku STR dengan
melengkapi persyaratan yang
diperlukan yaitu :
- Mengisi surat permohonan untuk
memperbaruhi
STR seperti
tercantum dalam form 1.a.
- Melampirkan persyaratan yang
meliputi :
a.Fotokopi STR dokter/dokter
spesialis yang masih berlaku.
b.Surat keterangan sehat fisik dan
mental (asli) dari dokter yang telah

bangunlah fondasinya
dibawahnya." - Henry David
Thereau "Ketika satu pintu
menutup, pintu yang lain akan
terbuka; tapi kita sering
menatap pintu yang telah
tertutup itu begitu lama
dengan perasaan penuh sesal,
sehingga tidak melihat pintu
lain yang telah terbuka untuk

kita." - Alexander Graham Bell


"Anda MENUAI bibit yang
Anda TABUR; hidup adalah
seperti sebuah bumerang.
Pikiran, tindakan dan katakata kita akan kembali kepada
kita cepat atau lambat,
d e n g a n ke t e p a t a n y a n g
sangat mengagumkan." Grant M. Bright

Nawala Husada / Tahun I / Edisi 1

memiliki SIP (nomor SIP


dicantumkan).
c.Fotokopi sertifikat kompetensi
yang dilegalisir oleh kolegium
terkait (bila diperlukan)
d.Surat pernyataan akan mematuhi
dan melaksanakan ketentuan etika
profesi (bermaterei)
e.Pas photo terbaru berwarna ukuran
4 x 6 cm sebanyak 4 lembar dan
ukuran 2 x 3 cm sebanyak 2 lembar.
f. Bukti asli bayar registrasi dari
Bank.

III. TATA CARA MENJADI ANGGOTA


IDI TUBAN
Melengkapi persyaratan sebagai
berikut :
a.Surat pernyataan akan mematuhi
dan melaksanakan ketentuan etika
profesi.
b.Fotokopi ijazah dokter/dokter
spesialis yang dilegalisir oleh Dekan
Fakultas masing-masing.
c.Membayar iuran IDI selama satu
tahun (dihitung mulai mendaftar
sampai dengan bulan Desember
tahun tersebut)
d.Menyerahkan pas photo terbaru
berukuran 4 x 6 cm sebanyak 1
lembar.

IV. T A T A C A R A T E N T A N G
PENYELENGGARAAN PRAKTEK
KEDOKTERAN DI KABUPATEN
TUBAN
1. KETENTUAN UMUM
a.
Setiap dokter yang melakukan
praktek kedokteran di
Indonesia wajib memiliki Surat
Ijin Praktek. (pasal 36 UU no.29
tahun 2004 tentang Praktek
Kedokteran)

10 Nawala Husada / Tahun I / Edisi 1

b(1) Surat ijin praktek sebagaimana


dimaksud dikeluarkan oleh
pejabat kesehatan yang
berwenang di Kabupaten/Kota
tempat praktek kedokteran
dilaksanakan.
(2) S u r a t i j i n s e b a g a i m a n a
dimaksud hanya diberikan
paling banyak tiga tempat.
(3) Satu surat ijin praktek berlaku
untuk satu tempat praktek.
(Undang-undang No.29 tahun
2 0 0 4 t e n t a n g Pr a k t e k
Kedokteran pasal 37)
c(1) D a l a m m e n g a j u k a n
permohonan SIP sebagaimana
dimaksud harus dinyatakan
secara tegas tempat praktek
pertama, kedua atau ketiga.
(2) Untuk memperoleh SIP kedua
dan ketiga pada jam kerja,
dokter yang bekerja disarana
pelayanan kesehatan
pemerintah dan sarana
pelayanan kesehatan yang
ditunjuk pemerintah harus
melampirkan surat ijin dari
pimpinan instansi. (Permenkes
No. 512/Menkes/Per/IV/2007
pasal 2 ayat 3 dan 4 )
(3) SIP tiga tempat praktek
dimaksud dapat berada dalam
satu Kabupaten/Kota atau
Kabupaten lain baik dari
propinsi yang sama maupun
Propinsi yang lain.
( 4 ) Ke p a l a D i n a s Ke s e h a t a n
Kabupaten/Kota dalam
memberikan SIP harus
mempertimbangkan
keseimbangan antara jumlah
dokter dengan kebutuhan
pelayanan kesehatan.
2. KETENTUAN KHUSUS
a.
Bagi Dokter Baru.

(1). M e l e n g k a p i p e r s y a r a t a n
keanggotaan IDI Tuban.
(2). Mengisi formulir pengajuan
tempat ijin praktek.
(3). Rekomendasi dari organisasi
profesi spesialis setempat dan
surat pemberitahuan
kebutuhan tenaga dokter
spesialis dari pimpinan sarana
pelayanan kesehatan
setempat.
(4). Mengisi formulir lain-lain di
Dinas Kesehatan dan KB Sub.Din
Yankes (Drg.Tjipta Laksana/Ibu
Zuwannia Anie,SKM), setelah
keluar rekomendasi surat ijin
praktek setempat.
b.

Bagi Dokter Yang Dinas Diluar


K a b u p a t e n Tu b a n / B u k a n
Keanggotaan IDI Kabupaten
Tuban.
(1). Meminta rekomendasi pimpinan
unit setempat yang isinya
bahwa yang bersangkutan tidak
mengganggu pelayanan di unit
pelayanan tersebut.
(2). Mengajukan secara tertulis ijin
praktek dengan jumlah
maksimal satu tempat ijin
praktek.
(3). M e l e n g k a p i p e r s y a r a t a n
sebagaimana tercantum dalam
angka IV 2.1.2.3.4.

V. TENTANG REKAM MEDIK


1.Setiap dokter dalam menjalankan
praktek kedokteran membuat
rekam medik.
2.Setiap catatan rekam medis
dibubuhi nama, waktu dan
tandatangan petugas yang
memberi pelayanan. (Undangundang Praktek Kedokteran Nomor
29 Tahun 2004 pasal 46)
3.D o k u m e n r e k a m m e d i k

sebagaimana dimaksud merupakan


milik dokter, atau sarana pelayanan
kesehatan, sedang isi rekam medik
merupakan milik pasien.
4.Re k a m m e d i s s e b a g a i m a n a
dimaksud harus disimpan dan
dijaga kerahasiaannya oleh dokter
dan pimpinan sarana pelayanan
kesehatan. (undang-undang
Praktek Kedokteran No.29 tahun
2004 ayat 1 dan 2).
5.Re k a m m e d i s s e b a g a i m a n a
dimaksud berisikan : Data identitas
pasien yaitu Nama, umur, alamat,
riwayat penyakit, keluhan utama,
anamneses, pemeriksaan fisik,
pemeriksaan penunjang (bila
diperlukan), terapi serta saran (bila
diperlukan).

VI. KETENTUAN LAIN-LAIN


1.Apabila dalam keadaan tertentu
sejawat dokter yang telah
mempunyai STR dipandang
melanggar kode etik, melakukan
malpraktek, maka IDI dapat
menerbitkan SIP bersifat
sementara.
2.Keputusan tersebut didasari atas
pertimbangan masukan tim
medikoetikolegal dan rapat
pengurus IDI.
3.Dalam Menjalankan praktek untuk
ukuran papan nama 40 x 60 cm
dengan mencantumkan minimal
Nomor STR dan SIP serta papan
nama dicat warna putih.

VII.PENUTUP
Demikian petunjuk teknis ini
dibuat demi kelancaran dalam
menjalankan praktek kedokteran dan
dapat diubah sesuai dengan
perkembangan peraturan dan
perundangan yang berlaku setelah
melalui proses ratap pengurus.

Nawala Husada / Tahun I / Edisi 1 11

Pojok INTERNE

DIABETES GESTASIONAL
Oleh : dr. BASUKI, Sp.PD / Unit Penyakit Dalam RSUD. Dr. R. Koesma Tuban

iabetes Gestasional adalah Diabetes


Mellitus (DM) yang tejadi pada
kehamilan, di mana sebelumnya wanita
hamil tersebut tidak menderita DM. Penyakit
ini dapat terjadi pada 5-7% dari kehamilan.
Sebagai gambaran di Amerika Serikat sekitar 7
% atau 200.000 wanita hamil menderita
Diabetes Gestasional.
Walaupun Diabetes Gestasional akan
menghilang setelah persalinan, akan tetapi
sebagian dari mereka akan menderita DM tipe
II.
PATOFISIOLOGI
Penyebab pasti dari Diabetes Gestasional
belum sepenuhnya di ketahui. Tampaknya
resistensi insulin memegang peranan
terpenting. Janin sangat bergantung pada
plasenta, di mana hormon-hormon plasenta
sangat membantu perkembangan janin. Akan
tetapi hormon-hormon plasenta juga bersifat
menghambat aksi insulin dari ibu hamil.
Akibatnya tubuh ibu hamil akan membutuhkan
kadar insulin yang lebih tinggi untuk
mempertahankan kadar glukosa darah.
Dengan demikian setiap ibu hamil sebetulnya
mengalami resistensi insulin dari berbagai
tingkatan. Sebagian kecil dari mereka akan
gagal mempertahankan kadar gula darah
sehingga terjadilah Diabetes Gestasional.
Adapun hormon-hormon plasenta yang
menghambat kinerja insulin
adalah :
1. Hormon Chorionic Somatomammotropin
atau Human Placental Lactogen
Hormon ini melawan aksi insulin dengan
cara menghambat ambilan glukosa
perifer. Pada fetus dapat memacu
produksi insulin oleh pankreas.
2. Prolaktin
Hormon yang dihasilkan oleh kelenjar
Pituitari karena pacuan estrogen ini
bersifat seperti hormon pertumbuhan,
yang di kenal sebagai hormon anti-insulin.
3. Kortisol
12 Nawala Husada / Tahun I / Edisi 1

Hormon ini juga di pacu oleh estrogen dan


bersifat glukokortikoid sehingga dapat
menaikkan kadar glukosa darah.
4. Estrogen dan Progesteron
Kedua hormon ini baik langsung maupun
tidak langsung lewat produksi hormonhormon plasental yang lain akan
menambah resistensi insulin pada ibu
hamil.
Di samping karena pengaruh hormonhormon
plasenta, pada kehamilan juga
terjadi peningkatan degradasi insulin. Apabila
pada non-kehamilan, degradasi insulin hanya
oleh Insulinase hepar, maka pada kehamilan
masih akan di tambah aktifitas insulinase
plasenta. Dengan demikian produk insulin
endogen makin tidak tercukupi.
FA K T O R - FA K T O R R E S I K O D I A B E T E S
GESTASIONAL
Pada umur ibu hamil > 25 tahun, kelebihan
berat badan, hipertensi, perokok, keturunan
penderita DM tipe-II, serta etnis-etnis
tertentu (seperti; Indian, Negro, Asia)
merupakan faktor resiko untuk Diabetes
Gestasional. Apabila dikaji, faktor-faktor
tersebut di atas jelas merupakan faktor-faktor
predisposisi untuk resistensi insulin. Artinya
resistensi insulin akan lebih berat dengan
adanya faktor-faktor resiko di atas. Apabila
ibu hamil gagal merespon resistensi insulin
dengan memproduksi insulin lebih banyak,
maka terjadilah Diabetes Gestasional pada
paruh kedua dari masa kehamilan.
DIAGNOSIS DIABETES GESTASIONAL
Perlu diketahui bahwa ibu hamil dengan
faktor resiko tersebut di atas, makin besar
kemungkinannya menderita Diabetes
Gestasional. Akan tetapi pada prinsipnya
Diabetes Gestasional dapat juga terjadi pada
ibu hamil tanpa faktor resiko bahkan
berlangsung tanpa kelainan klinis yang nyata
seperti kelelahan, poliuria dan rasa haus yang
sangat.

Supaya jangan terlewatkan maka perlu


dilakukan tes penyaring dan tes diagnostik
untuk menegakkan diagnosis Diabetes
Gestasional. Tes penyaring seyogyanya
dilakukan pada setiap ibu hamil tanpa
memperdulikan adanya faktor resiko, pada
usia kehamilan 24 s/d 28 minggu.
Bila setelah pemberian glukosa 50 gram,
kadar glukosa darah 1 jam setelah pemberian
glukosa oral hasilnya 140 mg/dl (7,8 Mmol/L)
maka diagnose Diabetes Gestasional negatif.
Bila >140 mg/dl maka perlu tindak lanjut uji
diagnostik berupa tes Toleransi Glukosa.
Caranya : pasien puasa antara 8-14 jam,
selama 3 hari sebelumnya makan dan
beraktifitas seperti biasanya. Apabila
menggunakan glukosa 100 gram, dan jika 2
atau lebih dari kriteria berikut terpenuhi
berarti ada Diabetes Gestasional. Kriteria
tersebut meliputi : glukosa puasa 95 mg/dl,
kadar glukosa darah 1 jam 180 mg/dl, kadar
glukosa darah 2 jam 155 mg/dl dan kadar
glukosa darah 3 jam 140mg/dl.
PENGARUH DIABETES GESTASIONAL TERHADAP
IBU HAMIL DAN JANINNYA
1. Terhadap ibu hamil relatif cukup aman
karena komplikasi hiperglicemia yang
berlangsung lama seperti nephropathie,
retinopathie dan neuropathie belum
terjadi. Hanya saja suatu keadaan
Hyperglicemia yang berlangsung lama
akan mengurangi kebugaran ibu hamil, di
samping kemungkinan terjadinya
kesulitan dalam persalinan.
2. Komplikasi pada janin atau bayi.
Komplikasi yang terjadi dapat sedemikian
banyak. Pada prinsipnya pada Diabetes
Gestasional, organogenesis fetus sudah
selesai dan janin baru sibuk untuk
bertumbuh. Kelainan terjadi karena
glukosa dapat menembus barrier
plasenta, sementara insulin tidak dapat
menembusnya. Komplikasi pada janin
atau bayi tersebut adalah :
a. Makrosomia
Karena tubuh janin kebanjiran glukosa
maternal, sementara insulin maternal
tidak dapat masuk ke tubuh janin maka
pankreas janin akan memproduksi
insulin untuk mengimbangi glukosa
maternal. Hasil akhir janin akan
menumpuk hasil anabolisme tersebut
berupa otot, tulang dan terutama
lemak sehingga berat badan atau
ukuran janin akan lebih besar dari
biasanya (Fat Baby).

b. Akibat dari Hiperinsulinemia maka


kalium akan di dorong ke dalam sel
sehingga dapat terjadi kejang-kejang
otot, bahkan Aritmia jantung akibat
Hypokalemia baik in-utero atau segera
sesudah lahir.
c. Dapat terjadi kesulitan persalinan
karena besarnya bayi terutama distocia
bahu. Yang apabila dipaksakan dengan
persalinan per-vaginam dapat
menimbulkan kerusakan jaringan saraf
maupun tulang.
d. Hypoglicemia bayi dapat terjadi
spontan setelah lahir karena bayi sudah
tidak dapat glukosa maternal
sementara produksi insulin bayi tetap
tinggi.
e. Hypoglicemia Maternal pada trimester
III, dapat berimbas pada fetus berupa
distress fetal terutama gangguan
gerakan janin dan gangguan jantung.
Hypoglicemia dapat terjadi akibat
pemberian insulin yang berlebih.
f. Insulin dapat menghambat proses
maturitas sel Pneumosit penghasil
surfaktan pada paru-paru janin
sehingga dapat menimbulkan Distress
Respiratory (IRDS).
g. Gangguan-gangguan lain berupa ;
Hiperbilirubinemia, Policitemia
Sekunder akibat hipoksemia fetal dan
gangguan hormon parathyroid berupa
Hipokalsemia.
TATA LAKSANA DIABETES GESTASIONAL
1. BAGI IBU HAMIL
Karena pada dasarnya berupa Resustansi
Insulin yang gagal maka tata laksana bagi Ibu
hamil yang menderita Diabetes Gestasional
meliputi :
a. Diet
Diet pada Diabetes Gestasional antara
80% - 120% dari BB ideal, tergolong dari
BB ibu hamil, atau 30 kcal/BB per 24
j a m . Ku r a n g d a r i 4 0 % b e r u p a
karbohidrat, dan porsi harus kecil-kecil
untuk mencegah hiperglicemia post
prandial dan mencegah ketosis.
b. Olah raga
Disesuaikan dengan kondisi kehamilan
dan bertujuan untuk membentuk
tercapainya Normoglicemia. Berjalan
kaki, renang dan olahraga lengan sambil
duduk merupakan olahraga aman bagi
ibu hamil.
c. Terapi Medikamentosa
Nawala Husada / Tahun I / Edisi 1 13

Prinsip dasar terapi medikamentosa


diberikan bila dengan pengelolaan diet
dan olahraga gagal. Berdasarkan
rekomendasi dari ACOG (American
College of Obstetricians and
Gynaecologist), insulin dapat diberikan
bila Glukosa Puasa > 95 mg/dl, atau 1
jam post prandial > 130 s/d 140 mg/dl,
atau 2 jam post prandial > 120 mg/dl.
Seyogyanya diberikan insulin regular 4 x
dosis secara titrasi dengan berat
ringannya Diabetes Gestasional dan
kegemukan.
Insulin analog (misalnya: Lispro atau
Humalog dan Insulin Aspartate atau Novolog)
Lebih baik dari Insulin Regular karena kerjanya
menyerupai Insulin Endogen sehingga
Normoglicemia lebih mudah tercapai dan
bahaya Hipoglicemia relatif kecil.
Obat DM oral seperti: Methformin,
Acarbose dan Gliburide masih di uji coba
sehingga perlu penelitian lebih lanjut. Pada
prinsipnya para ahli berpendapat insulin
relatif lebih aman daripada obat DM oral.
2. PERSALINAN
Pemeriksaan antenatal menjelang
persalinan harus lebih sering dan lebih teliti,
meliputi : perkiraan berat badan janin,
gerakan janin, DJJ dan apabila diperlukan
pemeriksaan cairan amnion. Di samping itu
kondisi organ bayi perlu di nilai dan juga
deteksi apabila diketemukan distress fetal.
Pemeriksaan dapat dilakukan secara manual,
USG, Doppler dan parasintesis cairan amnion
apabila diperlukan.
Prinsip dasar adalah mengurangi
komplikasi persalinan baik bagi ibu maupun
bayi. Persalinan tidak menunggu sampai fullterm (40 mgg), cukup antara 38 39 minggu
dengan cara induksi atau SC. Persalinan di
bawah 38 minggu dikhawatirkan terjadi
DAFTAR PUSTAKA
1. American College of Obstetricians and
Gynecologists Committee on Practice
Bulletins-Obstetrics: ACOG practice
bulletin. Clinical management
guidelines for obstetriciangynecologists, No.30, September
2001 (replaces Technical Bulletin
Number 200, December 1994).
Gestational diabetes. Obtest Gynecol.
2001:98(3):525-538.
2. American Diabetes Assosiation.
Position statement. Gestational
diabetes mellitus. Diabetes Care.
2006;29(supplement).
3. ACOG practice Bulletin. Clinical
Management Guidelines for
Obstetricians-Gynecologists,No.60.

14 Nawala Husada / Tahun I / Edisi 1

4.
5.

6.

7.

Distress Respiratori karena surfaktans paru


belum di produksi sempurna. Sementara 40
minggu ke atas menambah angka kematian
janin in-utero (Still Birth).
Persalinan Cesar lebih di sukai atau di
anjurkan untuk menghindari kesulitan
persalinan per-vaginam dengan Makrosomia
sehingga terhindarkan kerusakan jalan lahir,
kerusakan organ bayi maupun kematian bayi
waktu dilahirkan.
Bayi yang baru lahir biasanya seperti bayi
normal tetapi awasi kemungkinan terjadinya
Hypoglicemia, Hypokalemia, Hypocalcemia
serta Distress Respiratori. Awasi juga
kemungkinan Ikterus Neonatorum.

3. PASCA PERSALINAN
a.Terapi insulin segera dihentikan
begitu bayi lahir.
b. Menyusui lebih baik karena dapat
menurunkan berat badan sehingga
dapat mengurangi Resistensi Insulin.
c. Pola makan dipertahankan dengan
tujuan tercapai berat badan ideal untuk
mencegah kemungkinan Diabetes
Gestasional yang dapat berlanjut
menjadi DM tipe-II.
d. Pemeriksaan lanjutan bayi atau anak
ke ahli anak untuk mencegah terjadinya
obesitas pada anak.

March 2005. Pregestational Diabetes


Insulin and glyburide
Mellitus. Obstet Gynecal 2005. 678therapy:dosage,severity level of
85.
gestational diabetes, and pregnancy
Greene MF. Oral hypoglycemiac drugs
outcome. Am J Obstet
for gestational diabetes. N Engl J
gynecol.2005;192:134-139.
Med.2000;343(16):1178-1179.
Jovanovic,L : Diabetes mellitus and 8. Nachum Z, Ben-Shlomo I, Weiner E,et
al.Twice daily versus four times daily
Pregnancy in Kenneth L.Becker et al
insulin dose regimens for diabetes in
(Eds), Princeples and Practice of
Endocrinology and Metabolism, Third
pregnancy: randomize controlled trial.
Edition. 2003. Lippincott William E
BMJ. 1999;319(6):1223-1227.
Wilkins, Philadelphia P:1251-1458.
9. Pettitt D. Ospina P,Kolacyzynski JW,et
Langer O,Conway DI,Berkus MD,et al.
al. Comparison of an insulin analog,
A comparison of glyburide and insulin
insulin aspart,and regular human
in women with gestational diabetes
insulin with no insulin in gestational
m e l l i t u s . N E n g l J
diabetes mellitus.Diabetes Care.
Med.2000;343(16):1134-1138.
Langer O, Yogef Y,Xenekis E,et al.
2003;26(1):183-186.

Pojok LAKTASI

PEMBERIAN OBAT BAGI IBU


YANG MENYUSUI

Oleh : dr. Tony Widiyanto, Sp.A


SMF Anak RSUD Dr.R.Koesma Tuban

adang kala ibu yang sedang


maka ekskresi beberapa obat akan
menyusui memerlukan obat. Yang
terhambat dan akan berada lebih
selalu dipertanyakan adalah
lama dalam ASI
apakah obat ini akan mempengaruhi bayi

Alergi, beberapa bayi misalnya


yang sedang menetek?. Untuk itu dokter
alergi terhadap obat yang diberikan
perlu mengetahui tentang obat apa yang
kepada ibu.
tidak boleh diberikan, obat apa yang
3. Faktor bay
dapat diberikan tetapi dengan hati-hati

Masa gestasi bayi


dan obat apa yang boleh diberikan
kepada ibu yang sedang menyusui.

Usia kronogis.
Pengaruh obat yang diminum ibu

Frekuensi menyusui.
terhadap bayi tergantung dari :

Jumlah ASI yang dikonsumsi.


1. Faktor obat
Sehingga apabila ingin memberi obat

Berat molekul obat, makin besar


kepada ibu yang sedang menyusui
molekul makin sukar terdapat
pertimbangkan faktor-faktor diatas.
dalam ASI misal Insulin
Panduan untuk memberikan obat
Obat yang bersifat basa lebih
obatan kepada Ibu yang sedang menyusui
mudah terdapat dalam ASI (ASI
:
lebih bersifat asam daripada

Gunakan obat hanya memang kalau


plasma pH ASI 7.0 7.4
diperlukan. Pertimbangkan obat

Masa paruh obat. Makin lama masa


alternatif bila ada.
paruh obat makin lama berada

Bila mungkin tunda pemberian obat


dalam tubuh.
sampai bayi lebih mature sehingga

Rasio obat dalam ASI dibandingkan


mampu mendetoksifikasi atau
dengan dalam plasma (M/P rasio).
memetabolisir obat yang melalui
Bila MP rasio tinggi berarti kadar
ASI.
didalam ASI lebih besar.

Berikan dosis terkecil yang efektif


dan untuk waktu yang sesingkat
mungkin.
2. Faktor Ibu

Pilih obat yang kadar dalam ASI

Cara pemberian, oral, topical,


lebih rendah dari kadar dalam
inhalasi, IM atau IV.
plasma.

Kesehatan ibu, misal bila ada

Hindari
obat dengan masa paruh
gangguan fungsi ginjal atau hati
panjang.
Nawala Husada / Tahun I / Edisi 1 15


Hindari obat yang time release.
2. Zat radioaktif yang memerlukan
penghentian pemberian ASI untuk

Jadwalkan pemberian obat


sementara.
misalkan segera setelah menyusui
atau sebelum waktu tidur panjang
Waktu penghentian
bayi sehingga kadar obat dalam ASI
Nama Zat
pemberian ASI yang dianjurkan
paling rendah pada saat menyusui.

Perhatikan gejala reaksi obat pada


Cuprum
Radioaktivitas masih terdapat
dalam ASI setelah 50 jam.
bayi seperti kolik, kemerahan pada
Galium
Radioaktivitas masih terdapat
kulit, kegelisahan, sukar tidur,
dalam ASI setelah 2 minggu.
malas minum dan sebagainya.
Indium
Pada 20 jam terdapat sangat

Ajarkan cara memeras ASI bagi ibu


sedikit dalam ASI.
yang dapat meneruskan pemberian
Iodine 123
Radioaktivitas masih terdapat
ASI setelah pengobatan selesai.
dalam ASI sampai 36 jam
Iodine 125
Radioaktivitasnya terdapat
Obat-obatan yang dikonsumsi ibu
dalam ASI selama 14 hari
yang menyusui digolongkan pada :
Iodine 131
Radioaktivitasnya terdapat
1. Obat yang dikontraindikasikan untuk
dalam ASI selama 14 hari.
diberikan kepada ibu yang menyusui.
3. Obat-obatan yang pemberiannya
perlu berhati-hati karena mungkin
Alasan
Nama Obat
mempunyai efek terhadap bayi.
Nama Obat
Bromocriptine
Cocaine
Heroin

Alasan
Menekan laktasi
Intoksikasi
Tremor, gelisah, muntah
kesulitan minum.
Nicotine (merokok) muntah, diare, gelisah,
menekan laktasi
Amphetamide
Gelisah, sukar tidur
Cyclophosphamide Neutropenia, menekan
daya tahan
Cyclosporine
Menekan daya tahan
Methotrexate
Menekan daya tahan
Ergotamine
Muntah, diare, kejang
Phenindione
Meningkatkan masa protrombin
Phencyclidine
Halusinasi
Lithium
Kadar tinggi dalam ASI

Apabila ibu memerlukan pemeriksaan


menggunakan zat radioaktif, maka ASI
sementara tidak diberikan kepada bayi,
walaupun tetap harus dikeluarkan agar
produksi ASI jangan terhenti. Lama
penghentian menyusui tergantung dari
masa paruh obat. Dianjurkan untuk
menghentikan penyusuan selama 5 kali
masa parih.
16 Nawala Husada / Tahun I / Edisi 1

Nama Zat
Chlorpromazin
Chloramphenicol
Metronidazole

Akibat yang ditimbulkan


pada bayi

Alergi, rasa kantuk


Supresi sumsum tulang
Invitro ada mutagen, bila ibu
perlu hanya dosis tunggal
pemberian ASI dapat
dilanjutkan setelah 24 jam.
Salicylate
Asidosis metabolic
Phenobarbital
Sedasi, methemoglobinemia
Pirimidone
Sedasi
Cafein
Iritabel, sulit tidur
PIL KB (estrogen)
Mengurangi jumlah laktasi dan
kandungan protein
Dextropheniramine- Banyak menangis, iritabel
mallet
Indomethacin
Kejang
Yodium
Mengganggu keaktifan
kelenjar tiroid.
Povidon Iodine
Bau yodium pada kulit bayi
Nalidixic acid
Hemolisis dengan defisiensi
Enzim G-6PD
Nitrofurantoin
Hemolisis dengan defisiensi
enzim G-6PD
Phenytoin
Methemoglobinemia
Golongan sulfa
Ikterus
Tolbutamide
Ikterus

Konsultasi DOKTER

TORCH, Kapan Kita Periksa

AYA SEKARANG SEDANG HAMIL 13


Kapan diperiksa : Pada saat anda
merencanakan kehamilan, awal
MINGGU, KEMARIN-KEMARIN
kehamilan, selanjutnya dipantau setiap
BELUM SEMPAT PERIKSA TORCH.

trimester sampai akhir kehamilan jika


KALAU TES SEKARANG UDAH TELAT
hasil permeriksaan sebelumnya negatif.
GAK YA? BENAR GAK SIH TORCH HANYA
BEREFEK DI TRIMESTER I SAJA? TERIMA
Hasil dan tindak lanjut:
KASIH, TRI.
IgG (-), IgM (-) : Belum pernah
Pertanyaan diatas adalah satu dari
terinfeksi dan karena itu belum kebal
sekian banyak email tentang TORCH yang
terhadap toxoplasmosis. Harus dipantau
masuk dalam forum diskusi komunitas
setiap trimester sampai akhir kehamilan.
salah satu website kesehatan. Ini
Lakukan tindakan preventif dengan
menunjukkan masih minimnya informasi
menjauhi sumber-sumber
tentang TORCH.
infeksi/penularan.
TORCH adalah sekelompok penyakit
IgG (-), IgM (+) : Infeksi sedang
infeksi yang dapat menyebabkan infeksi
terjadi, masih ditahap awal infeksi
kongenital dan perinatal, terdiri dari
sehingga IgG belum terbentuk. Lakukan
To x o p l a s m o s i s , R u b e l l a ,
pemeriksaan ulang 2-3 minggu
Cytomegalovirus (CMV) dan Herpes
kemudian, apakah IgG menjadi (+). Jika
Simplex Virus (HSV-2). Kelompok
hasil tetap (-) berarti IgM tidak spesifik,
dan Ibu tidak terinfeksi. Harus dipantau
penyakit ini memiliki kemiripan yang
setiap terimester sampai akhir
pada ibu hamil tidak menampakkan
kehamilan. Lakukan tindakan preventif
gejala, namun berdampak pada janin.
dengan menjauhi sumber-sumber
Infeksi dapat ditularkan kepada janin
infeksi/penularan.
melalui plasenta. Karena sistem
kekebalan tubuh (Imunitas) pada janin
IgG (+), IgM (-) : Infeksi sudah pernah
belum terbentuk sempurna dan belum
terjadi sebelumnya, dan sudah memiliki
mampu mengatasi infeksi tersebut, maka
kekebalan terhadap toksoplasmosis yang
dapat menimbulkan komplikasi. Dampak
nantinya melalui plasenta dapat
pada janin bervariasi mulai dari tidak
diberikan kepada janin, sehingga janin
terjadi infeksi, terjadi infeksi ringan
terlindung.
sampai berat, hingga kematian janin,
IgG (+), IgM (+) : Ada 2 kemungkinan,
atau bayi lahir dengan gejala
infeksi primer (pertama kali) dalam
gangguan/kerusakan pada otak, paruselang waktu yang tidak lama, atau
paru, mata atau telinga.
infeksi lama dengan sisa IgM. Dipastikan
1. TOKSOPLASMOSIS
dengan melakukan permeriksaan IgG
Avidity, dan dengan melihat ada tidaknya
Pemeriksaan laboratorium : Anti
kenaikan titer IgG.
Toxoplasma IgM dan IgG, IgG Avidity (bila
perlu).
2. RUBELLA
Nawala Husada / Tahun I / Edisi 1 17

Pemeriksaan laboratorium : Anti


Rubella IgM dan IgG, IgG Avidity (bila
perlu).
Kapan diperiksa? Pemeriksaan
Penyaring (screening) saat
merencanakan kehamilan, di awal
kehamilan (minggu 1-17), wanita hamil
yang dicurigai kontak dengan virus atau
terdapat gejala klinis.
Hasil dan tindak lanjut:
IgG (+) : Sudah pernah terinfeksi di
masa lalu, karena itu sudah kebal
terhadap Rubella. Tidak diperlukan
pemeriksaan lanjutan, sampai dengan
kehamilan berikutnya.
IgG (-), IgM (-) / (+) : Lakukan
pemeriksan ulang 1-4 minggu kemudian.
Jika hasil tetap IgG (-), IgM (-) berarti
belum pernah terinfeksi, karena itu
hindari sumber infeksi dan lakukan
vaksinasi jika kehamilan belum terjadi.
Sedangkan jika IgG (+), IgM (+) : infeksi
baru terjadi pertama kali, dan jika IgG (), IgM (+) berarti tidak sepsifik, dan
belum pernah terinfeksi karena itu
lakukan tindakan preventif dan vaksinasi
jika kehamilan belum terjadi.
3. CYTOMEGALOVIRUS (CMV)
Pemeriksaan laboratorium : Anti CMV
IgM dan IgG, IgG Avidity
Kapan diperiksa? Saat merencanakan
kehamilan, dan awal kehamilan,
selanjutnya dipantau setiap trimester
sampai akhir kehamilan jika hasil
permeriksaan sebelumnya negatif.
Hasil dan tindak lanjut:
IgG (-) : Periksa ulang, beberapa
minggu kemudian, jika hasil IgG (-),
berarti tidak terinfeksi, lakukan langkah
pencegahan sedangkan jika IgG (+) :
Lakukan permeriksaan konfirmasi IgM
dan IgG Avidity. Jika IgM (+) ddan IgG
Avidity rendah berarti infeksi primer,
perlu pemeriksaan lebih lanjut untuk
melihat apakah janin terinfeksi atau
tidak.
18 Nawala Husada / Tahun I / Edisi 1

IgG (+) : Sudah pernah terinfeksi di


masa lalu, karena itu sudah kebal
terhadap CMV. Tidak diperlukan
pemeriksaan lanjutan, kecuali pada
kehamilan berikutnya, untuk melihat
jumlah titer IgG, apakah masih
mencukupi atau tidak.
4. HERPES SIMPLEKS VIRUS (HSV)
Pemeriksaan laboratorium : Anti HSV1 IgG dan IgM & Anti HSV-2 IgG dan IgM
Kapan diperiksa? Saat merencanakan
kehamilan, dan awal kehamilan, bila
negatif periksa pasangannya, sedangkan
bila istri (-) pasangan (+) dengan riwayat
herpes genital periksa istri menjelang
akhir kehamilan.
Hasil dan tindak lanjut:
IgG (-) : Periksa partner/suami
terhadap Anti HSV-2 IgG. Jika
partner/suami IgG (+), lakukan tindakan
preventif penyularan dengan
penggunanan kondom. Periksa ulang
pada 2 minggu kemudian, jika IgG (-)
berarti tidak terinfeksi. Jika IgG (+),
berarti infeksi primer dengan risiko tinggi
penularan kepada janin. Segera
konsultasikan dengan dokter. Jika
terdapat lesi, untuk mencegah penularan
kepada bayi, dokter biasanya
menganjurkan "caesarean section".
IgG (+) : Infeksi kambuhan, risiko
penularan kepada janin lebih kecil dari
pada infeksi primer. Jika terdapat lesi,
untuk mencegah penularan kepada bayi,
dokter biasanya mengajurkan "caesarean
section".
Bayi yang lahir sehat merupakan
idaman semua ibu hamil. Karena itu, ibu
hamil harus merawat kehamilannya sejak
dini dengan memeriksakan diri secara
teratur ke dokter, menjaga kebersihan
dan mengkonsumsi makanan bergizi. Di
samping itu, melakukan pemeriksaan
laboratorium sebelum dan selama
kehamilan juga sangat penting.
*Margareth Dessy G. Malau, Ssi, Apt

Kolom UTAMA

Bencana, Penyebab
Dan Solusinya?
Maka masing-masing Kami siksa disebabkan dosanya, maka di antara mereka ada
yang Kami timpakan kepadanya hujan batu kerikil dan di antara mereka ada yang
ditimpa suara keras yang mengguntur, dan di antara mereka ada yang Kami
benamkan ke dalam bumi, dan di antara mereka ada yang Kami tenggelamkan,
dan Allah sekali-kali tidak hendak menganiaya mereka, akan tetapi merekalah
yang menganiaya diri mereka sendiri. (QS. Al Ankabuut, 29: 40)

asih terasa dibenak kita, awal


tahun 2008 ini di Tuban terjadi
bencana banjir. Banjir terbesar
setelah tahun 1993-1994. Empat
kecamatan dan puluhan desa terkena
banjir akibat melubernya Bengawan
Solo.
Bencana yang terjadi adalah salah
satu dari puluhan bahkan ratusan
bencana di negara kita sejak tahun 1999.
Mulai Tsunami dengan korban 200 ribu
orang lebih di Aceh, gempa di Yogya,
Nias, Lampung, Sumatera dll. Di jawa
Timur, lumpur Lapindo menimbulkan
banyak permasalahan hingga kini,
longsor, dan terakhir tahun 2008 banjir
besar mulai di hulu sampai hilir. Dari
Solo, Madiun, Ngawi, Bojonegoro, Tuban,
Lamongan, hingga Gresik.
MasyaAllah, kenapa bencana ini
terasa tiada akhir. Apa sebab Allah

memberi kita bencana ini? Allah sudah


pasti menciptakan semua bencana ini
sebagai "peringatan" bagi diri kita. Dia
agung dalam kekuasaan dan menguasai
segala sesuatu. Allah mempersaksikan
ini dalam ayat: "Dia-lah yang berkuasa
untuk mengirimkan azab kepadamu, dari
atas atau dari bawah kakimu," (QS. Al
An'aam, 6: 65). Kenapa kita harus diberi
peringatan. Adakah yang salah dari kita.
Mari kita instropeksi diri.
Ada 3 hal yang perlu kita evaluasi
terkait dengan terjadinya bencana ini.
Tiga hal ini terkait perilaku dan hubungan
manusia. Antara lain :
1. Bagaimana kita berperilaku dan
berhubungan dengan Sang Pencipta.
2. Bagaimana kita berperilaku dan
berhubungan dengan sesama.
3. Bagaiman kita berperilaku dan
berhubungan dengan alam sekitar.
Nawala Husada / Tahun I / Edisi 1 19

Negara kita memang mayoritas Islam,


namun sebagian besar umat Islamnya
hanya "KTP". Sendi dan ajarannya jauh
dari Al Quran dan Hadist. Ibadah hanya
ritual, tak ter'aktual'kan dalam perilaku
kehidupan sehari-hari. Korupsi, Kolusi,
Nepotisme mungkin lebih besar sekarang
dibandingkan jaman dahulu. Perilaku
seks bebas dan menyimpang semakin
menjamur. Ruang dan fasilitas maksiat
semakin banyak dan terbuka. Ulama
hanya dijadikan patner dalam berpolitik.
Nasehat dan sarannya terlupakan begitu
tiada manfaatnya dalam mencari massa.
Dalam hubungan dengan sesama, kita
melihat perilaku manusia saat ini begitu
mengerikan. Melebihi perilaku binatang.
Anak membunuh ibu-bapaknya. Bapak
memperkosa anak kandungnya. Banyak
orang kaya tiada peduli dengan orang
papa. Pejabat lupa akan rakyatnya.
Rakyat tiada patuh pada pemimpinnya.
Lihatlah di berita televisi, tiada hari
tanda demonstrasi. Bagaimana
pemimpin bisa bekerja memikirkan
rakyat jika rakyat tidak percaya pada
pemimpinnya bisa menyelesaikan
masalah rakyat. Dan masih banyak hal
lain yang perlu kita intropeksi pada
hubungan anatar sesama manusia ini.
"atau alam mulai bosan, bersahabat
dengan kita" Itulah salah satu lirik lagu
yang sangat kita hafal. Tapi tiada pernah
kita memikirkan upaya agar alam mau
kembali bersahabat dengan kita.
Pembakaran hutan, penjarahan kayu
hutan, budaya membuang sampah di
sungai, banyaknya polusi udara karena

20 Nawala Husada / Tahun I / Edisi 1

kendaraan bermotor,
dan lain
sebagainya. Itu suatu contoh nyata dan
biasa. Dan sangat "biasa". Salahkah alam,
jika ia murka. Air murka menimbulkan
banjir dan tsunami. Udara murka
menimbulkan badai, angin puting
beliung, dan
topan. Tanah murka
menimbulkan gempa dan longsor.
Apakah kita menyadari hal ini
disebabkan karena kita menyakiti 'hati'
alam. Benda mati punya hati? Ya.
Ingatlah penelitian air "Hado" berkristal
yang dilakukan oleh orang Jepang.
Ingatlah Allah juga menyatakan bahwa
seluruh alam berdzikir mengagungkanNya. Bagaimana bisa berdzikir kalau alam
tidak hidup. Sadarlah jika kita memberi
energi negatif pada alam, maka akan
menarik banyak energi negatif pada diri
kita (hukum " tarik-menarik" the secret).
Tiga
hubungan tersebut diatas
merupakan pertanyaan yang harus kita
jawab. Sehingga tiada sebab kita
menyalahkan Allah menjadikan bencana
ini karena kita sendirilah yang menjadi
sebab terjadinya bencana.
Ingat di AlQuran, Allah telah
berfirman :
"Maka masing-masing Kami siksa
disebabkan dosanya, maka di antara
mereka ada yang Kami timpakan
kepadanya hujan batu kerikil dan di
antara mereka ada yang ditimpa suara
keras yang mengguntur, dan di antara
mereka ada yang Kami benamkan ke
dalam bumi, dan di antara mereka ada
yang Kami tenggelamkan, dan Allah
sekali-kali tidak hendak menganiaya
mereka, akan tetapi merekalah yang
menganiaya diri mereka sendiri." (QS. Al
Ankabuut, 29: 40)
Setelah mengetahui sebab dan
bagaimana bencana ini terjadi, apa yang
harus kita lakukan? Kita harus berusaha
merubahnya. Kita harus memperbaiki
hubungan dan perilaku kita dengan sang
pencipta, dengan sesama dan dengan
alam.
Dalam konsep perubahan, ada 3 hal

Anda mungkin juga menyukai