Anda di halaman 1dari 63

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Rumah Sakit adalah Institusi Pelayanan Kesehatan yang

menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan perorangan secara

paripurna yang menyediakan pelayanan Rawat Inap, Rawat Jalan

dan Pelayanan Gawat Darurat. Oleh sebab itu keberadaan RSUD dr.

Achmad Diponegoro sebagai lembaga pelayanan kesehatan di

Kabupaten Kapuas Hulu merupakan jawaban terhadap pemenuhan

kebutuhan pelayanan kesehatan, sekaligus sebagai salah satu

perangkat daerah yang penting dalam susunan organisasi dan Tata

kerja Pemerintah Kabupaten Kapuas Hulu.

Sebagai lembaga pelayanan kesehatan yang paripurna RSUD dr.

Achmad Diponegoro mempunyai tugas pokok menyelenggarakan

pelayanan kesehatan 24 jam yang professional, terintegritas dan

komprehensif serta melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sesuai

dengan keputusan Bupati Kapuas Hulu Nomor : 44 Tahun 2008

( Tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja RSUD dr Achmad

Diponegoro) serta peningkatan derajat kesehatan melalui

penyuluhan (Promotif), penyembuhan (Kuratif) serta Pemulihan

(Rehabilitatif).

1
Salah satu dari pokok-pokok manajemen upaya kesehatan adalah

pengembangan system informasi kesehatan yang bertujuan

meningkatakan system informasi kesehatan sehingga mampu

memberikan data/informasi yang akurat, tepat waktu dan sesuai

dengan kebutuhan untuk mendukung manajemen pelayanan

kesehatan.

Penyajian buku profil rumah sakit ini adalah salah satu bagian

penting untuk mendukung informasi tersebut, sebagai acuan dalam

pengambilan keputusan, perencanaan dan evaluasi program

pembangunan kesehatan.

Sebagai satu-satunya rumah sakit rujukan di Kapuas Hulu, RSUD dr.

Achmad Diponegoro pada tahun 2016 menerima kunjungan rawat

inap sebanyak 5.604 orang. Dan penyakit Diare menduduki peringkat

pertama dari 10 besar jenis penyakit yang ditangani di RSUD dr.

Achmad Diponegoro, yaitu sebanyak 292 orang.

Dikarenakan tingginya angka kunjungan rawat inap pada penyakit

diare maka saya akan mengambil salah satu contoh kasus tentang

penyakit diare yang ada di RSUD Dr. Achmad Diponegoro.

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum

Dapat memberikan informasi kesehatan secara menyeluruh

dalam rangka peningkatan kesadaran, kemauan dan

2
kemampuan masyarakat untuk hidup sehat dalam

mewujudkan pelayanan dan peningkatan derajat kesehatan

masyarakat yang setingggi-tingginya, berkualitas dan

terjangkau seluruh lapisan masyarakat sesuai dengan standar

dan indicator pelayanan Rumah Sakit, dengan menerapkan

Standar Operating Prosedure dan Standar Pelayanan Minimal

serta mengutamakan kepuasan pelanggan dan dapat

dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat.

1.2.2 Tujuan Khusus

a. Sebagai sumber data dan informasi tentang pelayanan

kesehatan serta upaya-upaya kesehatan.

b. Sebagai alat pemantau dan evaluasi tahunan Program

Rumah Sakit.

c. Sebagai wadah integrasi berbagai data asset, fasilitas

Rumah Sakit serta pendukung lainnya.

d. Sebagai bahan penyusun Profil Kabupaten Kapuas Hulu.

Hasil kegiatan yang dicapai adalah meningkatan derajat

kesehatan masyarakat melalui menurunnya angka

kematian bayi, balita dan kematian ibu melahirkan,

meningkatkan status gizi masyarakat dan memperpanjang

usia harapan hidup.

3
BAB II

PROFIL RSUD dr. ACHMAD DIPONEGORO PUTUSSIBAU

2.1 SEJARAH SINGKAT RSUD dr. ACHMAD DIPONEGORO

RSUD dr. Achmad Diponegoro adalah satu-satunya Rumah Sakit

Rujukan di Wilayah Kabupaten Kapuas Hulu. Sebelum menjadi

Rumah Sakit Umum Daerah, Rumah sakit ini dikelola oleh kelompok

missionaris (Belanda) sekitar awal tahun 1930-an yang berlokasi di

Jalan Diponegoro Putussibau. Dan pada akhir tahun 1960-an

pengelolaannya diserahkan kepada Pemerintah Daerah Tingkat II

Kabupaten Kapuas Hulu. Pada awal tahun 1980-an dibangun Rumah

Sakit baru di jalan Kom Yos Sudarso Putussibau dan berganti nama

menjadi Rumah Sakit Umum Daerah dr. Achmad Diponegoro.

Nama Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Achmad Diponegoro

diambil dari nama seorang dokter yakni dr. Achmad Diponegoro, yang

telah melayani masyarakat di pedalaman Kabupaten Kapuas Hulu

termasuk Putussibau pada sekitar tahun 1930-an. Atas jasa dan

pengabdiannya, maka nama dr. Achmad Diponegoro diabadikan

menjadi nama RSUD Kabupaten Kapuas Hulu. Pada masa

penjajahan Belanda, dr. Achmad Diponegoro dan beberapa kaum

cendikiawan Kalimantan Barat lainnya telah menjadi korban

4
kekejaman tentara Belanda, mereka dibunuh dan dikuburkan secara

massal didaerah Mandor Kabupaten Landak.

RSUD dr. Achmad Diponegoro adalah Lembaga Teknis Daerah

setingkat Kantor dan merupakan unsur penunjang Pemerintah Daerah

yang berada dibawah serta bertanggungjawab kepada Bupati melalui

Sekretaris Daerah. Dasar Hukum RSUD dr. Achmad Diponegoro

adalah Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Pembentukan

Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Kapuas Hulu dan Peraturan

Bupati Kapuas Hulu Nomor 44 Tahun 2008 tentang Struktur

Organisasi dan Tata Kerja RSUD dr. Achmad Diponegoro.

RSUD dr. Achmad Diponegoro sebagai lembaga teknis daerah

mempunyai tugas membantu Bupati dalam melaksanakan upaya

kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna dengan

mengutamakan upaya penyembuhan, pemulihan yang dilakukan

secara serasi, terpadu dengan upaya peningkatan pencegahan dan

melaksanakan upaya rujukan serta melasanakan pelayanan

kesehatan yang bermutu sesuai standar Pelayanan.

2.2 GAMBARAN KONDISI UMUM RSUD DR. ACHMAD DIPONEGORO

RSUD dr. Achmad Diponegoro adalah satu-satunya Rumah Sakit

Rujukan di wilayah kabupaten Kapuas Hulu. Sebelum menjadi Rumah

Sakit Umum Daerah, Rumah Sakit ini dikelola oleh misionaris Belanda

mulai awal tahun 1930-an hanya dengan menggunakan gedung

5
seadanya dan tenaga kesehatan yang terbatas yang berlokasi di jalan

Diponegoro Putussibau. Kemudian pada tahun 1950-an Rumah Sakit

ini dinamakan Rumah Sakit Umum Putussibau dan sekitar tahun

1960-an pengelolaan diserahkan kepada Pemerintah Daerah tingkat II

Kapuas Hulu.

Seiring berjalannya waktu, pada tahun 1970-an pemerintah daerah

melakukan pemindahan lokasi Rumah Sakit dan melakukan

pembangunan Rumah Sakit baru yang bertempat di Jalan Kom Yos

Sudarso. Pembangunan rumah sakit pada awal difungsikan hanya

berupa dua ruangan bangsal kelas dua dan kelas tiga. Kemudian

pada tahun 1980-an diresmikan sebagai Rumah Sakit Umum Daerah

dr. Achmad Diponegoro.

Nama Rumah Sakit Umum Daerah dr. Achmad Diponegoro diambil

dari nama seorang dokter yakni dr. Achmad Diponegoro, Beliau

merupakan pejuang pada zaman penjajahan Belanda dan juga

membantu melayani masyarakat di pedalaman kabupaten Kapuas

Hulu termasuk wilayah Putussibau pada sekitar tahun 1930-an. Atas

jasa dan pengabdiannya, maka nama dr. Achmad Diponegoro

diabadikan menjadi nama RSUD kabupaten Kapuas Hulu.

Pada tahun 2008, RSUD dr.Achmad Diponegoro telah menjadi

Lembaga teknis daerah dan merupakan unsur penunjang Pemerintah

Daerah yang berada di bawah serta bertanggung jawab kepada

Bupati melalui sekretaris daerah. Dasar hukum RSUD dr. Achmad

6
Diponegoro adalah Peraturan Daerah Nomor 7 tahun 2008 tentang

Pembentukan Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Kapuas Hulu

dan Peraturan Bupati Kapuas Hulu nomor 44 tahun 2008 tentang

Struktur Organisasi dan Tata Kerja RSUD dr. Achmad Diponegoro.

RSUD dr. Achmad Diponegoro berada di Ibukota Kecamatan

Putussibau Utara yaitu di Jln. Kom Yos Sudarso No. 42 Putussibau

Kabupaten Kapuas Hulu. RSUD dr. Achmad Diponegoro adalah satu-

satunya Rumah Sakit Rujukan diwilayah Kabupaten Kapuas Hulu.

Secara Astronomi Kabupaten Kapuas Hulu terletak antara 0,5 0 Lintang

Utara sampai 1,40 Lintang Selatan dan antara 111,40 0 Bujur Barat

sampai 114,100 Bujur Timur dengan Ibukotanya Putussibau.

Kabupaten Kapuas Hulu sebelah Utara berbatasan dengan Serawak

(Malaysia timur), sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten

Sintang, sebelah Timur berbatasan dengan Provinsi Kalimantan Timur

dan Provinsi Kalimantan Tengah, sedangkan disebelah Selatan

berbatasan dengan Kabupaten Sintang dan Provinsi Kalimantan

Tengah. Secara umum Kabupaten Kapuas Hulu memanjang dari arah

Barat keTimur, dengan jarak tempuh terpanjang ±240 Km dan lebar

dari Utara ke Selatan ± 126,70 Km dan merupakan Kabupaten paling

Timur di Provinsi Kalimantan Barat. Jarak tempuh dari Ibukota

Provinsi ± 657 Km melalui jalan darat, ± 842 Km melalui jalur aliran

Sungai Kapuas dan ±1 jam penerbangan udara. Luas Wilayah

Kabupaten Kapuas Hulu seluruhnya adalah 29,842 Km 2 yang

7
merupakan 20,33% dari luas wilayah Provinsi Kalimantan Barat

(146.807 Km2). Secara administrasi Kabupaten Kapuas Hulu dibagi

menjadi 23 Kecamatan, 4 Kelurahan, 209 Desa dan 568 Dusun,

dengan jumlah penduduk 222.160 orang yang terdiri dari 113.452

orang laki-laki dan 108.708 orang perempuan dengan kepadatan 8,26

jiwa perkm2.

2.3 STRUKTUR ORGANISASI

RSUD dr. Achmad Diponegoro merupakan lembaga teknis daerah

yang setingkat Kantor dan merupakan unsur penunjang Pemerintah

Daerah yang berada dibawah serta bertanggung jawab kepada Bupati

melalui Sekretaris Daerah. Dasar Hukum RSUD dr. Achmad

Diponegoro adalah Peraturan Daerah No. 7 Tahun 2008 tentang

Pembentukan Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Kapuas Hulu

dan Peraturan Bupati No. 44 Tahun 2008 tentang Struktur Organisasi

dan Tata Kerja Rumah Sakit Umum Daerah dr. Achmad Diponegoro.

RSUD dr. Achmad Diponegoro sebagai Lembaga Teknis Daerah

mempunyai tugas membantu Bupati dalam melaksanakan upaya

Kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna dengan

mengutamakan upaya Penyembuhan, pemulihan yang dilakukan

secara serasi, terpadu dengan upaya peningkatan, pencegahan dan

melaksanakan upaya rujukan serta melaksanakan pelayanan yang

bermutu sesuai standar Pelayanan Rumah Sakit.

8
DIREKTUR

KELOMPOK JABATAN KEPALA BAGIAN


FUNGSIONAL TATA USAHA

KEPALA SUB KEPALA SUB KEPALA


BAGIAN BAGIAN SUB
PROGRAM PERSONIL BAGIAN
DAN UMUM
KEUANGAN

KEPALA BIDANG KEPALA BIDANG KEPALA BIDANG


PELAYANAN PENUNJANG PENGENDALIAN

KEPALA SEKSI KEPALA KEPALA KEPALA KEPALA KEPALA


PELAYANAN SEKSI SEKSI SEKSI SEKSI SEKSI
RAWAT PELAYANAN PENUNJAN SARANA DAN INFORMASI REKAM
DARURAT, RAWAT G MEDIK PRASARANA DAN MEDIK DAN
RAWAT INTENSIF JALAN DAN DAN NON HUMAS AUDIT
& TINDAKAN RAWAT INAP MEDIK KLINIK
MEDIK

KOMITE MEDIK INSTALASI STAF MEDIK FUNGSIONAL

2.3.1 KETENAGAAN

Sebagaimana diketahui tenaga medis dan para medis

merupakan tulang punggung sistem ketenagaan rumah sakit,

demikian pula dengan tenaga-tenaga teknis lainnya dimana

pada saat ini tenaga-tenaga tersebut pada RSUD Dokter

Achmad Diponegoro masih dibawah kebutuhan standar

minimal ketenagaan.

9
JUMLAH PEGAWAI RSUD dr. ACHMAD DIPONEGORO

TAHUN 2016

PENDIDIKAN JUMLAH GOLONGAN


NO URAIAN S2 S1 D4 D3 D2 D1 SMA SMP SD   IV III II I
I ESSELON                          
  Pejabat Struktural 1 7   1   4   13 3 10    
  Jumlah 1 7   1   4   13 3 10    
II NON ESSELON                          
 1 Dokter                          
 a. Spesialis 8               8 5    
 b. Umum   7             7   5    
 c. Gigi                    
  Jumlah 8 7             15 10    
 2 Tenaga Kesehatan                          
 a. Perawat   14   64   10     88    
 b. Bidan       17 2       19    
 c. Perawat Gigi   2 2 4  
d. Apoteker 3 3
e. Asisten Apoteker 1 4 5
f. Fisioterapi 1 1 2
g. Radiografer 2 2
h. Analis Kesehatan 4 5 9
i. Sanitarian 1 1 2
j. Ahli Gizi 1 1 2
Kesehatan
k. Masyarakat 3 3
l. Rekam Medik 1 3
Jumlah 3 18 1 99 4 17 142
 3 Fungsional Umum  
Analis Kepegawaian 1 1
Pranata Komputer 1 1
Manajemen 1
Kesehatan 1
Akuntansi 1 1

Staf Pelaksana 1 25 5 1 32
  Jumlah   2 2 1 25 5 1 35
1
Jumlah PNS 12 34 1 102 4 46 5 1 205
 4 Pegawai Kontrak/PTT                          
Dokter Spesialis 1 1
 a. Dokter PTT 2             2        
 b. Bidan      3         3        

10
 c. Perawat    37         37        
 d. Fisioterapy   1 1        
e. Analis 3 3
f. Radiografer 1 1
g. Staf 3 3 9 15
  Jumlah 1 5 1 47 9   63        
5 Pegawai Magang
a. Perawat 12 29 41
b. Bidan 15 15
c. Farmasi 1 1
d. Laboratorium 1 1
e. Staf 3 8 10 21
Jumlah 15 54 10 79
  Jumlah Total 347
Sumber Data : Sub Bagian Personil RSUD dr. Achmad Diponegoro

Format Data Dokter


Rumah Sakit

Tgl SIP
N Ditetapka berlak
o Nama Dokter Spesialis No SIP n SIP s/d
dr. REGGY HARAPAN 440/072-DR/ 29 FEBRUARI 10 Desemb
  B,Sp.A ANAK DINKES/Y-KES A 2015 2018
dr. ERNI SURYANI KANDUNGA 440/129-DR/
  WONGSO, Sp.OG N DINKES/Y-KES A 10 April 2015 04 April 20
440/…….-DR/
  dr. SABAR NABABAN, Sp.S SYARAF DINKES/Y-KES A    
KANDUNGA 440/2076
  dr. ROBETH ERIA, Sp.OG N A-DR/DINKES/Y-KES A 16 Mei 2016 16 Mei 20
dr. SRI LUCY NOVITA, 440/…...-DR/ 28 NOVEMBER 11 Desemb
  Sp.An ANASTESI DINKES/Y-KES A 2016 2020
440/065-DR/ 7 N0VEMB
  dr. MIA PURNAMA, Sp.M MATA DINKES/Y-KES A 21 Januari 2016 2019
dr. ADEK HERLINA 440/339-DR/ 28 Agustus 20 NOVEM
  TANJUNG, Sp.A ANAK DINKES/Y-KES A 2015 2016
dr. LIDYA DIAH 440/20234-DR/ 10 Oktober 10 Oktob
  WULANDARI, Sp.A ANAK DINKES/Y-KES A 2016 2017
PENYAKIT 440/2441-DR/ 21 NOVEMBER
  dr. SURANTO, Sp.PD DALAM DINKES/Y-KES A 20112 16 April 20
  dr. DEWI WIDYASARI, RADIOLOGI 440/662-DR/ 05 Oktober 02 Oktob

11
Sp.Rad DINKES/Y-KES A 2015 2017
440/823-DR/ 15 Oktober
  dr. RINI KHAIRIANI UMUM DINKES/Y-KES A 2015 27 Juli 20
440/2009-DR/ 28 Oktober 11 Februa
  dr. ADE ANUGERAH UMUM DINKES/Y-KES A 2016 2019
440/1785-DR/ 30 Oktober 27 Agustu
  dr. JUSENDA HUTASOIT UMUM DINKES/Y-KES A 2013 2018
440/164-DR/
  dr. YOSEFINA DIANA UMUM DINKES/Y-KES A/2012 29 Juli 2016 …..
440/20169-DR/ 18 NOVEM
  dr. ASRI ANISA UMUM DINKES/Y-KES A 29 Juli 2016 2018
dr. PUSPITA SARI BR 440/097-DR/ 04 Agustu
  SITEPU UMUM / PTT DINKES/Y-KES A 17 Maret 2015 2019
440/20170-DR/ 19 Desemb
  drg. DEFRINA RIANDA UMUM / PTT DINKES/Y-KES A 29 Juli 2016 2021
dr. ESA SUSANTHY 440/2020-DR/
  MEIRIANNA UMUM / PTT DINKES/Y-KES A    
dr. I GUSTI PUTU EKA 440/20200-DR/
  SURYAWAN WIDNYANA UMUM DINKES/Y-KES A    
dr. JEAN FRANCIS 440/20229-DR/ 07 OKTOBER 05 FEBRU
  MELANNY KASIUW INTERNSHIP DINKES/Y-KES A 2016 2019
440/20231-DR/ 07 OKTOBER 05 FEBRU
  dr. YANTHI WIJAYA INTERNSHIP DINKES/Y-KES A 2016 2019
440/20232-DR/ 07 OKTOBER 05 FEBRU
  dr. FITRIYANI INTERNSHIP DINKES/Y-KES A 2016 2019
dr. JOICE GUNAWAN 440/20230-DR/ 07 OKTOBER 05 FEBRU
  PUTRI INTERNSHIP DINKES/Y-KES A 2016 2019
dr. LIDYA ELPITA 440/20228-DR/ 07 OKTOBER 05 FEBRUA
  MANDASARI SAGALA INTERNSHIP DINKES/Y-KES A 2016 2019
dr. VICRO VICTOR 440/20302-DR/ 24 N0VEMBER 27 Februa
  RATUWALANGON, Sp.B BEDAH DINKES/Y-KES A 2016 2022
           

KEPALA RUANGAN DAN INSTALASI

TAHUN 2016

1. Poli Rawat Jalan : Fivin Robiati,A.Md.Kep

2. IGD : Fivin Robiati,A.Md.Kep

3. Kasir : Rara Barbara Nurlah,S.Kep.Ners

12
4. Ruang Flamboyan : Siti Khotijah

5. Ruang Anggrek : Hermin

6. Ruang Mawar : Dayang Darmiani

7. Ruang Bougenville : Susi Mardiana, A.Md.Kep

8. Ruang Nusa Indah VK : Sunarti. A.Md.Keb

9. Ruang Nusa Indah Nifas : Tri Haryanti. A.Md.Keb

10. Ruang Dahlia : Eka Yuliana, A.Md.Kep

11. NICU : Ns. Kartika Sandi, S.Kep

12. InstalasiBedahSentral : Wesly Jhon F Saragih, A.Md.Kep

13. Instalasi Laboratorium : Ratna Kestina, A.Md.AK

14. Instalasi Farmasi : Yuliana P. R, S.Far, APt

15. Instalasi Radiologi : Nasirun, S.ST

16. Rehabilitasi Medik : Abdurrazak, A. MF

17. Kamar Jenazah : Rahmad Triono

18. Instalasi Gizi : Nurul Aulia, A.Md

19. ICU : Suryanti, A.Md. Kep

20. Loudry : Debora

13
A. Tujuan

2. Tujuan Umum

Dapat memberikan informasi kesehatan secara menyeluruh

dalam rangka peningkatan kesadaran, kemauan dan

kemampuan masyarakat untuk hidup sehat dalam mewujudkan

pelayanan dan peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang

setingggi-tingginya, berkualitas dan terjangkau seluruh lapisan

masyarakat sesuai dengan standar dan indicator pelayanan

Rumah Sakit, dengan menerapkan Standar Operating

Prosedure dan Standar Pelayanan Minimal serta

mengutamakan kepuasan pelanggan dan dapat dirasakan oleh

seluruh lapisan masyarakat.

3. Tujuan Khusus

b. Sebagai sumber data dan informasi tentang pelayanan

kesehatan serta upaya-upaya kesehatan.

c. Sebagai alat pemantau dan evaluasi tahunan Program

Rumah Sakit.

d. Sebagai wadah integrasi berbagai data asset, fasilitas

Rumah Sakit serta pendukung lainnya.

e. Sebagai bahan penyusun Profil Kabupaten Kapuas Hulu.

Hasil kegiatan yang dicapai adalah meningkatan derajat

kesehatan masyarakat melalui menurunnya angka kematian

14
bayi, balita dan kematian ibu melahirkan, meningkatkan status

gizi masyarakat dan memperpanjang usia harapan hidup.

2.4 VISI DAN MISI

Visi :

”Menjadi Rumah Sakit Berstandar Nasional dan Menyenangkan”

Misi :

1) Mewujudkan Standar Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit yang

berorientasi pada Kepuasan Pelanggan serta sesuai Peraturan

Perundang-undangan;

2) Mewujudkan Kualitas Sumber Daya Manusia yang Profesional

dan berintergritas tinggi dengan dukungaan sarana dan

prasarana kesehatan yang memadai.

2.5 PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN DI KABUPATEN

KAPUAS HULU

Meningkatkan jumlah jaringan dan kualitas pusat kesehatan

masyarakat, meningkatkan kuantitas dan kualitas tenaga

kesehatan, mengembangkan sistem jaminan kesehatan terutama

bagi penduduk miskin, meningkatkan pemerataan dan kualitas

fasilitas kesehatan dasar. Meningkatkan mutu pelayan kesehatan

masyarakat melalui peningkatan kualitas dan profesionalisme

15
tenaga medis secara berkelanjutan, meningkatkan sarana dan

prasarana bidang kesehatan termasuk penyediaan obat – obatan

yang terjangkau bagi masyarakat.

2.6 DATA PELAYANAN DI RSUD DR. ACHMAD DIPONEGORO

a. IGD

GRAFIK PELAYANAN INSTALASI GAWAT DARURAT

TAHUN 2014

Total Pasien Tindak Lanjut Pelayanan Mati

Sebelum Total
N Jenis
Rujukan Non Total Dirawat Dirujuk Pulang
Rujukan Dirawat
o Pelayanan

1 Bedah 12 1.669 1,681 623 4 1,048 1 1,682

2 Non Bedah 103 3.652 3,755 1.686 - 2,057 12 3,755

3 Kebidanan 37 784 821 743 - 78 0 821

4 Psikiatrik 1 32 33 22 - 11 0 33

5 Anak 16 1.678 1,694 482 - 1,211 2 1,694

Jumlah Total 169 7.815 7,984 3.560 4 4.405 15 7,984


Sum ber data : Bagian R ekam Medi k dan Audit Kl inik RSU D dr . Achm ad Diponegoro
Putussi bau

16
GRAFIK PELAYANAN INSTALASI GAWAT DARURAT

TAHUN 2015

Total Pasien Tindak Lanjut Pelayanan Mati Total


Sebelum
N Jenis
Rujukan Non Total Dirawat Dirujuk Pulang Dirawat
o Pelayanan
Rujukan

1 Bedah 52 1,882 1,934 666 11 1.254 3 1,934

2 Non Bedah 193 3,489 3,682 1.800 1 1.866 15 3,682

3 Kebidanan 179 720 899 824 - 74 1 899

4 Psikiatrik - 12 12 2 - 10 - 12

5 Anak 60 1,752 1.812 644 - 1.165 3 1,812

Jumlah Total 484 7,855 8,339 3,936 12 4,369 22 8,339

Sum ber data : Bagian R ekam Medi k dan Audit Kl inik RSU D dr . Achm ad Diponegoro
Putussi bau

GRAFIK PELAYANAN INSTALASI GAWAT DARURAT

Total Pasien Tindak Lanjut Pelayanan Mati Total


Sebelum
N Jenis
Rujukan Non Total Dirawat Dirujuk Pulang Dirawat
o Pelayanan
Rujukan

1 Bedah 50 2.034 1,910 544 4 1.536 6 1,910

2 Non Bedah 99 3.774 3.774 1.895 - 1.978 14 3,873

3 Kebidanan 283 921 1.204 1.167 - 37 1 1.204

4 Psikiatrik - 20 20 22 - 18 - 20

5 Anak 29 1.749 1.778 564 - 1.214 9 1.778

Jumlah Total 461 8.498 8,959 4.172 4 4,783 30 8,959


TAHUN 2016

b. Rawat Jalan

17
RSUD dr. Achmad Diponegoro mempunyai 10 (sepuluh) poliklinik

terdiri dari Poliklinik Umum, Gigi, Bedah, Penyakit Dalam,

Anak ,Kebidanan, Saraf, Radiologi, penyakit Kandungan dan Mata.

Jumlah kunjungan Pasien Rawat Jalan menurut Cara bayar dapat

dilihat pada tabel berikut ini:

KUNJUNGAN PASIEN RAWAT JALAN MENURUT CARA BAYAR

Jumlah Kunjungan

Tahun
JUMLAH
BPJS
Umum Askes JPKMU Jamkesmas Jamkesda
Mandiri
2014 4.351 5.563 - 1.227 1.199 - 12.340
2015 6.154 4.643 - 1.356 364 - 12.517
2016 5.061 3.568 - 826 - 2.460 11.915
Sumber data : Bagian Rekam Medik dan Audit Klinik RSUD dr. Achmad Diponegoro Putussibau

SEPULUH PENYAKIT TERBESAR PASIEN RAWAT JALAN

TAHUN 2014

No Jenis penyakit Jumlah

1 Hipertensi 1,661

2 ISPA 906

3 Dispepsia 700

4 Low Back Pain (LPB) 450

5 Penyakit Pulpa & Periapikal 353

6 TBC Paru 321

7 Myalgia 321

18
8 Diabetes Militus (DM) 291

9 Artitis 217

10 Stroke Non Hemorrahage 163

11 Penyakit Lainnya 6.887

Total 12.340

SEPULUH PENYAKIT TERBESAR PASIEN RAWAT JALAN

TAHUN 2015

No Jenis penyakit Jumlah

1 Hipertensi 989

2 ISPA 734

3 Dispepsia 491

4 Pneumonia 381

5 Low Back Pain (LPB) 353

6 TBC Paru 352

7 Diare 351

8 Diabetes Militus (DM) 200

9 Penyakit Pulpa & Periapikal 176

10 Gastristis 78

11 Penyakit Lainnya 8.412

Total 12.517

SEPULUH PENYAKIT TERBESAR PASIEN RAWAT JALAN


TAHUN 2016

19
No Jenis penyakit Jumlah

1 ISPA 663

2 Low Back Pain (LPB) 620

3 Pneumonia 462

4 Dyspepsia 339

5 Hipertensi 284

6 TBC Paru 279

7 Diabetes Militus (DM) 251

8 Diare 183

9 Stoke Non Hoemoragik (Snh) 174

10 Faringhitis Akut 90

11 Penyakit Lainnya 8.570

Total 11.915

Pelayana

c. Rawat Inap

Kontribusi pemakaian tempat tidur berdasarkan kelas perawatan,

terbanyak adalah kelas III. Pemantauan data pelayanan RSUD dr.

20
Achmad Diponegoro dari tahun 2014 - 2016 memperlihatkan

adanya kenaikan Jumlah Pasien rawat inap dan hari perawatan.

GRAFIK KUNJUNGAN PASIEN RAWAT INAP MENURUT CARA BAYAR

Jumlah Kunjungan
Tahun JUMLAH
Umum Askes JPKMU Jamkesmas Jampersal Jamkesda Mandiri

2014 1443 787 - 645 856 1139 4870

2015 1832 1513 - 1803 - 349 5497

2016 5.061 3.568 - 826 - - 1.300 5.483

Sumber data : Bagian Rekam Medik dan Audit Klinik RSUD dr. Achmad Diponegoro Putussibau

Jumlah pasien Umum yang melakukan pembayaran secara

langsung sebanyak 55% untuk rawat inap. Pasien inilah yang harus

terus diupayakan agar menjadi pelanggan yang loyal, karena

pasien yang membayar secara langsung inilah yang memberikan

arus kas yang baik. seluruh pasien yang tercatat sepanjang tahun

2015 sebanyak 54% merupakan pasien pengguna BPJS.

Berdasarkan kelas perawatan sebagian besar pasien yang rawat

inap di RSUD dr. Achmad Diponegoro menempati perawatan kelas

III. Dengan kapasitas yang ada, pasien yang berminat untuk

21
dirawat di perawatan kelas I cukup tinggi. Banyaknya hari

perawatan RSUD dr. Achmad Diponegoro berdasarkan kelas

perawatan dapat dilihat pada Tabel dibawah ini;

Kelas
NO 2014 2015 2016
Perawatan
1 III 7.827 6.262 7.129
2 II 2.684 4.205 3.694
3 I 2.238 2.439 1.911 HARI

PERAWATAN MENURUT KELAS

TAHUN 2014- 2016

Sum ber data : Bagian R ekam Medi k dan Audit Kl inik RSU D dr . Achm ad Diponegoro

Putussi ba

DATA PELAYANAN RAWAT INAP

TAHUN 2014 – 2016

NO INDIKATOR 2014 2015 2016

1 Jumlah Pasien Rawat Inap 4.870 5.497 5.483

2 Jumlah Hari Perawatan 17.236 18.651 15.424

3 BOR (Bed Occupancy Rate) 44,97 50,10 51.53

4 LOS (Length Of Stay) 22 3,62 3,53 2.94

5 TOI (Turn Over Interval) 4,21 3,28 2.69

6 BTO (Bed Turn Over) 39,60 45,26 53.10

7 NDR (Net Death Rate) 18,16 16,07


SEPULUH PENYAKIT TERBESAR PASIEN RAWAT INAP

TAHUN 2014

No Jenis Penyakit Jumlah

1 Diare 373

2 Dyspepsia 200

3 Cidera Intra Cranial 155

4 Stroke Non Haemorrhage 105

5 Stroke Haemorrhage 96

6 Cedera YDT LAINNYA 83

7 Demam Typoid 78

8 Hipertensi 74

9 Congestive Heart Failur (CHF) 57

10 Penyakit Usus Peritonium 49

11 Penyakit Lainnya 3,714

Total 4,870

23
SEPULUH PENYAKIT TERBESAR PASIEN RAWAT INAP

TAHUN 2015

No Jenis Penyakit Jumlah

1 Diare 270

2 CKB 175

3 Pneumonia 156

4 Dispepesia 151

5 Dengue Haemorragik Fever (DHF) 126

6 Stroke Haemorragik 124

7 Gagal Jantung (CHF) 112

8 Demam Typoid 95

9 Hipertensi 71

10 Stroke Non Haemorragik 67

11 Penyakit Lainnya 4,047

Total 5.497

S um be r da ta : B agi an R eka m Me di k da n A u di t K l i ni k R S U D dr . A ch ma d D i p on ego ro P u tu ss i ba u

24
SEPULUH PENYAKIT TERBESAR PASIEN RAWAT INAP

TAHUN 2016

No Jenis Penyakit Jumlah

1 Diare 292

2 Gastritis 214

3 Cedera Kepala Berat 184

4 Stroke Haemoraggik (SH) 139

5 Bronchopneumonia 123

6 Stroke Non Haemoraggik (SNH) 116

7 Gagal Jantung (CHF) 112

8 TBC Paru 90

9 Demam Tifoid 68

10 Diabetes Melitus ( DM) 56

11 Penyakit Lainnya 4.210

Total 5.604

Sumber data : Bagian Rekam Medik dan Audit Klinik RSUD dr. Achmad Diponegoro Putussibau

25
c. Pelayanan Bedah

Jumlah tindakan operatif di kamar operasi RSUD dr. Achmad

Diponegoro pada tahun 2016 sebanyak 646 kasus. Dari sekian

kasus yang ditangani, operasi terbanyak adalah tindakan operasi

caesar sebanyak 216 kasus. Adapun sepuluh besar kasus tindakan

operatif di kamar operasi secara lebih jelas dapat dilihat pada tabel

dibawah ini;

SEPULUH BESAR KASUS TINDAKAN OPERASI RAWAT INAP


DI KAMAR OPERASI
TAHUN 2014

N KASUS TINDAKAN OPERATIF JUMLA PERSENTASE


H ( %)
1 SECTIO CESARIA 325 62

2 LAPARATOMY EXPLORASI 66 12

3 TUBECTOMY 43 8

4 EKSISI BIOPSI dalam GENERAL 35 6,6


ANASTESI
5 HERNIORAPHY 23 4
6 APPENDECTOMY 8 1,5
7 SALPINGOOVARECTOMY 5 0,76
8 PROSTATETOMY 4 0,76
9 HISTEREKTOMY 3 0,76
10 RADICAL MASTECTOMY 2 0,76
11 LAINNYA 9 0,72

TOTAL 523 100%

26
SEPULUH BESAR KASUS TINDAKAN OPERATIF DI KAMAR OPERASI
TAHUN 2015

PERSENTASE
NO KASUS TINDAKAN OPERATIF JUMLAH
( %)
1 SECTIO CESARIA 484 67
2 TUBECTOMY 72 10
3 DEBRIDEMENT 31 4,3
4 EKSISI BIOKSI DALAM GENERAL ANASTESI 28 3,8
5 LAPARATOMY EXSPLORASI 26 3,6
6 APPENDECTOMY 25 3,4
7 SMALL INCISION CATARAKT SUGERY (SICS) 13 1,8
8 SALPINGOOVARECTOMY 11 1,5
9 HERNIOTOMY 10 1,3

10 PTERYGIUMPLASTY 6 0,83
TINDAKAN LAINNYA
11 13 1,8
TOTAL 719 100%

SEPULUH BESAR KASUS TINDAKAN OPERATIF DI KAMAR OPERASI


TAHUN 2016

( %)
NO KASUS TINDAKAN OPERATIF JUMLAH
1 SECTIO CESARIA 486 65,3
2 CURETASE 101 13,5
3 TUBECTOMY 54 7,2
4 SMALL INCISION CATARAKT SUGERY (SICS) 54 7,2
5 PTERYGIUMPLASTY 16 2,1
6 TRABECULECTOMY 15 2
7 SALPINGOOVARECTOMY 15 2
8 VOCUM EKSTRAKSI 14 1,8
9 LAPARATOMY EXSPLORASI 8 1
10 APPENDECTOMY 7 0,9
11 TINDAKAN LAINNYA 20 2,6
TOTAL 744 100%
Sum ber data : Bagian R ekam Medi k dan Audit Kl inik RSU D dr . Achm ad Diponegoro
Putussi bau

27
d. Pelayanan Penunjang

Kegiatan Pelayanan Penunjang medis merupakan kegiatan yang

sifatnya pemeriksaan untuk menunjang penegakan diagnosa

seperti laboratorium dan Radiologi. Pelayanan penunjang lainnya

yang sangat mendukung Rumah sakit untuk melakukan pelayanan

kesehatan adalah instalasi Farmasi.

1). Farmasi/Obat

Instalasi farmasi adalah instalasi yang mengatur pengelolaan alat

kesehatan, ketersediaan obat dan bahan habis pakai di rumah

sakit yang bermutu, bermanfaat, aman dan terjangkau. Data yang

didapatkan dari instalasi Farmasi RSUD dr. Achmad Diponegoro

jumlah item/jenis obat-obatan yang ada berjumlah 121 item dan

148 item bahan habis pakai untuk memenuhi kebutuhan pasien

baik untuk Rawat Jalan maupun Rawat Inap serta Instalasi Gawat

Darurat. Selama tahun 2011, dokter telah menulis resep sebanyak

56.499 resep dengan jumlah R/ 10,069, sebanyak 80% resep yang

terlayani sebagian besar berasal dari pasien Jamkesmas.

Sebagian merupakan resep yang berasal pasien Askes dan Umum

sebanyak 20%. Jumlah resep yang terlayani dari tahun ke tahun

selalu mengalami peningkatan yang sebagian besar merupakan

obat generik. Kinerja instalasi Farmasi dari tahun ke tahun dapat

dilihat lebih lengkapnya pada tabel dibawah ini

28
JUMLAH RESEP YANG DILAYANI
TAHUN 2014 - 2016
NO Golongan Obat 2014 2015 2016
1 Obat Generik 12.244 19.037 15.888

2 Obat NonGenerik 3.738 4.110 3.478


Jumlah 15.982 23.147 19.366

Sumber data: bagian Farmasi RSUD dr. Achmad Diponegoro Putussibau

3) Radiologi

Pada tahun 2011 jumlah pemeriksaan Radiodiagnostik sebanyak 3.906

kali dan sebagian besar pemeriksaan adalah foto tanpa bahan kontras

yaitu sebesar 100 %. Menurut cara pembayaran yang paling banyak

melakukan pemeriksaan adalah pasien umum yaitu sebanyak 75% dari

seluruh jumlah pasien baik rawat jalan maupun rawat inap.

JENIS PEMERIKSAAN RADIOLOGI

RSUD Dr. ACHMAD DIPONEGORO PUTUSSIBAU

TAHUN 2014 – 2016

Jenis Kegiatan

Tahun Jumlah
Thorax Kepala BNO Extrimitas Tulang Belakang Abdomen

2013 1.905 512 64 725 517 328 4051

2014 3.268 589 236 1.159 821 551 6.624

2015 1.825 379 41 543 390 188 3.366

Sumberdata:Radiologi RSUD dr Achmad Diponegoro Putussibau

29
3. Laboratorium

Sepanjang tahun 2016 Laboratorium RSUD dr. Achmad

Diponegoro melayani pemeriksaan sebanyak 44.638. Laboratorium

RSUD dr. Achmad Diponegoro melayani pemeriksaan Kimia klinik,

Hematologi, Sekresi, mikrobiologi, Imunologi klinik dan parasitologi.

Adapun gambaran kinerja pelayanan laboratorium dapat dilihat

pada tabel berikut ini :

KEGIATAN PELAYANAN LABORATORIUM

TAHU
No Jenis Pemeriksaan 2014 2015 2016
1 Kimia Klinik 16.361 16.853 14.118
N 2014 –
2 Hematologi 11823 10.994 16.062
201 3 Bakteriologi 62 227 181 6
4 Serologi 3950 4.409 3.757
5 Parasitologi - -
6 Gula darah 7755 8.531 8.288
7 Urine 2776 2.331 2.022
8 Tinja 211 179 210
Jumlah 42.930 43.524 44.638

Sumber data : Bagian Laboratorium RSUD dr. Achmad Diponegoro Putussibau

30
2.7 INDIKATOR PELAYANAN RSUD DR. ACHMAD DIPONEGORO

Capaian kinerja RSUD dr. Achmad Diponegoro dari tahun 2010 s/d

tahun 2012 dapat dilihat sebagaimana tabel berikut ini :

Capaian Kinerja

RSUD dr. Achmad Diponegoro

No. Uraian 2013 2014 2015

1 Rawat Jalan 12.340 12.517 11.915

2 Rawat Inap 4.870 5.497 5.483

3 BOR 49.36 % 50.10 % 51.53 %

4 LOS 3,36 Hr 3.53 Hr 2.94 Hr

5 BTO 43.86 Kali 45. 26 kali 53.10 Kali

6 TOI 3,51 Hr 3.28 Hr 2.69 Hr

7 GDR 35.66 % 39.21 % 47.34 %

8 NDR 16.85 % 16.07 % 19.68 %

Sum ber data : Bagian R ekam Medi k dan Audit Kl inik RSU D dr . Achm ad Diponegoro

Putuss ibau

31
2.8 SARANA FISIK

1. Luas Areal 2,5 Ha

2. Bangunan :

a. Gedung Kantor ;

b. Gedung Instalasi Gawat Darurat (IGD);

4) Gedung Pelayanan rawat jalan (Poliklinik);

5) Gedung Rawat Inap, Jumlah Tempat Tidur sebanyak 104


buah, meliputi :

1. Ruang Bougenville;

2. Ruang Mawar;

3. Ruang Anggrek;

4. Ruang Plamboyan;

5. Ruang Nusa Indah;

6. Ruang Dahlia

7. Ruang ICU.

e. Instalasi Bedah Sentral;

f. Instalasi Radiologi;

g. Instalasi Farmasi;

h. Instalasi Gizi;

i. Instalasi Laboratorium;

j. Rehabilitasi Medik;

32
k. Loundry;

l. PMI;

m. Ruang Jenazah;

n. Aula

33
Sumber Dana
Daftar Rincian APBD Dan APBN
Tahun 2014 – Bulan Juni Tahun 2016
( dalam ribuan)

TAHUN 2014 TAHUN 2015 JANUARI-Desermber TAHUN 2016

APBD APBN APBD APBN APBD APBN

DAU DAK TP DAU DAK TP DAU DAK TP

30.221.701.927 1.670.595.000 0 38.102.057.288 3.144.801.000 0 30.729.701.500 1.781.470.000 0

Sumber data : Bagian Program dan Keuangan RSUD dr. Achmad Diponegoro Putussibau

Rincian Pendapatan RSUD dr. Achmad Diponegoro


Tahun 2014 – Bulan Juni Tahun 2016
(dalam ribuan)
Tahun 2014 Tahun 2015 Januari – Desember Tahun 2016

Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi

7.033.465.430 17.641.528.927 13.572.456.200 14.141.810.704 15.133.187.425 18.092.986.856

Sumber data : Bagian Program dan Keuangan RSUD dr. Achmad Diponegoro Putussibau

Untuk Tahun Anggaran 2016 target pendapatan RSUD dr. Achmad

Diponegoro sebesar Rp. 15.133.187.425,- sedangkan realisasi sampai

akhir bulan juni 2016 sebesar Rp.18.092.986.856,-

Sarana Penunjang

1. Kendaraan

Kendaraan yang tersedia, yaitu :

1) Kendaraan Roda Dua = 4 unit

2) Kendaraan Roda Empat

i. Mobil Dinas = 6 unit

ii. Ambulance = 5 unit

Kendaraan roda empat ( Ambulance) yang beroprasi sebanyak (10)

unit satu (1) Unit Ambulan bantuan dari Bank Kal-Bar dan satu (1)

unit lagi bantuan dari PT Askes cab Sintang, sedangkan satu (1)

34
unit sudah dalam keadan rusak,RSUD dr. Achmad Diponegoro

kepada Bupati Kapuas Hulu melalui Dinas Pendapatan,

Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Kapuas Hulu.

2. Fasilitas lainnya

JUMLAH KESELURUHAN TEMPAT TIDUR (TT)TAHUN 2013


No. Nama Ruangan/ Kelas Jumlah Total Keterangan
Instalasi TT TT
1. Flamboyan Vip/Utama 7 7
2. Anggrek 1 (Satu) 11 11
3. ICU Kelas 2 2
Khusus
4. Mawar(Bedah) 2 (Dua) 11 20 1 Buah TT
Isolasi
3 (Tiga) 9
5. Dahlia (Anak) 2 (Dua) 6 20
3 (Tiga) 14

6. Bougenville 2 (Dua) 8 20
(Penyakit 3 (Tiga) 12
Dalam)
7. Nusa Indah 1 (Satu) 2 13 3 Buah TT
(Kebidanan) untuk
2 (Dua) 2
Obstetry /PK
3 (Tiga) 9
Kelas
Khusus
8. IGD Kelas 5 1 Bh TT
Khusus Ruang
Obervasi
9. Rehabilitasi Kelas 3
Medik Khusus
10. Perinatology Kelas 14
(Bayi) Khusus
Total keseluruhan 104
Keterangan :

 TT Vip = 7 Buah

 TT Kls I = 10 Buah

 TT Kls II = 24 Buah

35
 TT Kls III = 41 Buah

 Kelas Khusus = 22 Buah

Sumber data Bagian R ekam Medi k dan Audit Kl inik RSU D dr . Achm ad Diponegoro

Putussi bau

JUMLAH KESELURUHAN TEMPAT TIDUR (TT) TAHUN 2014


No. Nama Ruangan/ Kelas Jumlah Total Keterangan
Instalasi TT TT
1 Flamboyan Vip/Utama 7 7 1 Buah TT
Kondisi
Rusak
2 Anggrek 1 (Satu) 8 8
3 ICU Kelas 4 4
Khusus
4 Mawar(Bedah) 2 (Dua) 12 21 1 Buah TT
Isolasi
3 (Tiga) 9
5 Dahlia (Anak) 2 (Dua) 12 29
3 (Tiga) 17
6 Bougenville 2 (Dua) 8 20
(Penyakit 3 (Tiga) 12
Dalam)
7 Nusa Indah 1 (Satu) 2 16 3 Buah TT
(Kebidanan) untuk
2 (Dua) 2
Obstetry /PK
3 (Tiga) 9
Kelas 3
Khusus
8 IGD Kelas 6 6 1 Bh TT
Khusus Ruang
Obervasi
9 Rehabilitasi Kelas 2 2
Medik Khusus
10 Perinatology Kelas 17 17 TT NI = 12
(Bayi) Khusus TT Dahlia =
5
11 Inkubator Kelas 4 4 TT ICU = 2
Khusus TT NI = 2
Total keseluruhan 134
Keterangan :
 TT Vip = 7 Buah
 TT Kls I = 10 Buah
 TT Kls II = 34 Buah

36
 TT Kls III = 47 Buah
 Kelas Khusus = 36 Buah
Sumber data :Bagi an Rekam M edik dan Audi t Kli ni k R SUD dr . Achmad Diponegoro
Putussi bau

JUMLAH KESELURUHAN TEMPAT TIDUR (TT) TAHUN 2015


No. Nama Ruangan/ Kelas Jumlah Total Keterangan
Instalasi TT TT
1 Flamboyan Vip/Utama 8 8
2 Anggrek 1 (Satu) 8 8
3 ICU Kelas 7 7
Khusus
4 Mawar(Bedah) 2 (Dua) 8 26
3 (Tiga) 18
5 Dahlia (Anak) 2 (Dua) 4 16
3 (Tiga) 12
6 Bougenville 2 (Dua) 12 30
(Penyakit Dalam) 3 (Tiga) 18
7 Nusa Indah 1 (Satu) 2 17
(Nifas) 2 (Dua) 2
3 (Tiga) 13
Nusa Indah VK Tanpa 8 8
Kelas
8 Nusa Indah Kelas 10 10
(Perinatologi) Khusus
9 IGD Kelas 4 4
Khusus
10 Rehabilitasi Kelas 4 4
Medik Khusus
11 Nicu/Perinatology Incubator 5
Picu/ Anak Kelas 2 7
Khusus
anak
12 Poliklinik Anak Kelas 1 1
Khusus
13 Poliklinik Obsgyn Rawat 2 2
Jalan
14 Poliklinik Rawat 1 1
Penyakit Dalam Jalan
15 Poliklinik Syaraf Rawat 1 1
Jalan

37
16 Poliklinik Mata Rawat 1 1
Jalan
17 Poliklinik Bedah Rawat 1 1
Jalan
Total keseluruhan 152
Sumber data :Bagi an Rekam M edik dan Audi t Kli ni k R SUD dr . Achmad Diponegoro
Putussi bau

BAB III

38
ANALISA KASUS DIARE BERDASARKAN METODE

EPIDEMIOLOGI

An. “T” usia 8 bulan, dibawa oleh orang tuanya datang ke RSUD Dr.

Achmad Diponegoro dengan keluhan panas lebih dari lima hari yang lalu

sepanjang hari sebelum masuk rumah sakit, mencret-mencret encer ±6x

dalam sehari dan sudah berlangsung selama 2 hari.

Tanggal masuk RS : 10 Oktober 2017

3.1 PENGKAJIAN DATA

Tanggal Pengkajian : 10 Oktober 2017

A. DATA SUBYEKTIF

1. Identitas

Pasien

Nama : An. “T”

Usia : 8 bulan

Jenis kelamin : Laki-laki

Anak ke : dua

Jumlah saudara : satu orang

Agama : Katolik

Suku/bangsa : Dayak / WNI

Pendidikan : belum sekolah

Alamat : Jl. Amin, Putussibau

Penanggung Jawab

Nama : Tn. Y

Usia : 26 thn

Agama : Katolik

Pendidikan : SLTA

39
Suku/bangsa : Dayak / WNI

Alamat : Jl. Amin, Putussibau

Hubungan dengan pasien :Ayah kandung

Nomor telpon : 08124536812

Nama ibu : Ny. L

Usia : 23 thn

Agama : Katolik

Pendidikan : SLTA

Suku/bangsa : Dayak / WNI

Alamat : Jl. Amin, Putussibau

2. Keluhan Utama

An. “T” usia 8 bulan, dibawa oleh orang tuanya datang ke RSUD Dr.

Achmad Diponegoro dengan keluhan panas lebih dari lima hari yang

lalu sepanjang hari sebelum masuk rumah sakit, mencret-mencret

encer ±6x dalam sehari dan sudah berlangsung selama 2 hari.

4. Riwayat Kelahiran

Tempat Lahir dan Penolong : BPS & penolong Bidan

Cara dalam Kelahiran : Spontan dan lamanya ±20 menit

Kompliksi Persalinan : Tidak ada

Kondisi saat Lahir : Baik

5. Riwayat Imunisasi

Jenis Dan
imunisasi BCG Hepatitis DPT POLIO CAMPA DT lain-lain
K

Terkahir 9 Maret 20 Juni 19 Juli 19 Juli - - -


diberikan 2017 2017 2017 2017
Frekuensi 1x 2x 3x 3x - - -
pemberian

6. Riwayat Kesehatan

40
a. Riwayat perkembangan anak

Orangtua anak mengatakan bahwa anaknya berumur 8 bulan

sudah bisa merangkak, bicara tidak ada makna, sudah

memegang benda kecil, saat 6 bulan sudah bisa duduk tanpa

dibantu, dan mendapatkan imunisasi dasar lengkap serta

berkembang sesuai dengan usianya.

b. Riwayat penyakit yang sedang diderita

1) Pasien

Orangtua anak mengatakan bahwa anaknya sedang menderita

penyakit diare dan anaknya tidak pernah menderita penyakit

menular seperti (HIV/AIDS, TBC, Hepatitis), penyakit menurun

seperti (Diabetes Mellitus, Hipertensi dan Asma), dan penyakit

menahun seperti (Jantung dan Ginjal).

2) Orang tua dan keluarga

Orangtua anak mengatakan bahwa ibu dan ayahnya tidak

pernah menderita penyakit menular seperti (HIV/AIDS, TBC,

Hepatitis), penyakit menurun seperti (Diabetes Mellitus,

Hipertensi dan Asma), dan penyakit menahun seperti (Jantung

dan Ginjal).

c. Penyuluhan yang didapat oleh orang tua

Orangtua anak mengatakan bahwa dirinya pernah mendapatkan

penyuluhan tentang merawat bayi, pemberian ASI eksklusif serta

pemberian nutrisi yang tepat dan seimbang bagi anak.

7. Riwayat psikososial budaya keluarga

Orangtua anak mengatakan bahwa ibu ayah dan keluarganya sangat

senang atas kehadiran anak ketiganya yang berjenis kelamin

41
perempuan, dikarenakan anak sebelumnya berjenis kelamin laki-laki

semua. Dan yang sekarang putri kecilnya tersebut sudah mulai

beranjak besar.

8. Pola kebutuhan sehari-hari

Kebutuhan Sebelum Sakit Selama Sakit


Nurtisi
Lama 6 bulan
pemberian
ASI
Jenis bubur atau makanan lunak dan ASI
makanan
utama
Frekuensi 3x/hari 3x/hari
Nafsu Normal Berkurang
makan
Eliminasi
BAK
Frekuensi 8x/hari 8x/hari
Konsistensi Cair Cair
Warna Kekuningan Kekuningan
Bau Khas Khas
Keluhan tidak ada tidak ada
BAB
Frekuensi 1-2kali/hari ±6x/hari
Konsistensi Lembek Encer
Warna Kuning Kuning
Bau Khas Khas
Keluhan tidak ada frekuensi bertambah dan
encer
Pola
Istirahat
Tidur ± 4 jam tidak teratur
malam
Tidur siang ± 10 jam tidak teratur
Pola
Aktifitas
Bermain aktif bermain Berkurang
Personal
Hygine
Mandi 2x/hari 2x/hari
Cuci 2x/hari 2x/hari
rambut
Ganti 2x/hari atau bila 2x/hari atau bila
baju/popok basah/kotor basah/kotor

B. DATA OBYEKTIF

1. Pemeriksaan umum

 Keadaan Umum : Lemah

42
 Kesadaran : compos mentis

 Vital sign

o Suhu : 36,7°c

o Nadi : 98x/mnt

o Respirasi : 35x/mnt

 Antopometri

o BBL : 2900 gr.

o TBL : 48 cm.

o LILA : 9 cm

o BB sekarang: 8 kg

o TB sekarang : 70 cm

2. Pemeriksaan Head To Toe

a. Inspeksi

 Kepala

Kulit kepala : Bersih dan tidak ada ketombe

Warna rambut : Hitam

Jumlah : Lebat

Rontok/Tidak : Tidak rontok

Ubun-ubun : Tidak cekung

 Muka

Kebersihan : Bersih

Pucat : Agak pucat

Oedema : Tidak ada oedema

 Mata

Bentuk : Tidak ada cekung dan hitam

Conjungtiva : Tidak ada pucat

Sklera : Tidak ada kuning

43
Palpebra : Tidak ada oedema

 Mulut

Bentuk : Simetris, tidak ada labio skisis/palate skisis

Bibir : Tidak ada stomatitis

Gigi : keadaan gigi rapi baru tumbuh dua

Lidah : Bersih

 Abdomen

Kebersihan : Bersih

Pembesar Abdomen: Tidak ada

 Anus

Varices : Tidak ada

Oedema : Tidak ada oedema

Kelainan : Tidak ada

b. Palpasi

 Abdomen

Nyeri Tekan : Tidak ada

Turgor Kulit : Menurun

Kembung : Tidak ada

c. Auskultasi

 Abdomen

Bising usus : Hiperaktif

3. Perkembangan

a. Kembang

 Motorik Halus

Anak “T” sudah mampu memasukan mainan kedalam cangkir

dan meletakakkan benda ke tangan orang lain.

 Motorik Kasar

44
Anak “A” sudah bisa duduk secara sempurna dan berbicara

seperti “ma, pa, mam”.

b. Sistem Neurologi

Reflek Moro : Positif / Kuat

Reflek Rooting : Positif / Kuat

Reflek Graphs / Plantar : Positif / Kuat

Reflek Sucking : Positif / Kuat

Reflek Tonic Neck : Positif / Kuat

Reflek Swallowing : Positif / Kuat

Reflek Babynsky : Positif / Kuat

4. Pemeriksaan Penunjang

Tanggal : 10 Oktober 2017

Jam : 09:00 wib

a. Laboratorium

Hemoglobin : 10,4 G/dl

Jumlah Leukosit : 18.800 µL

Hematokrit : 32 %

Jumlah Trombosit : 481.000 µ

GDS : 71 mg/dl

Elektrolit

Na : 131 mmol/L

K : 8,3 mmol/mL

C l: 112 mmol/mL

3.2 ANALISIS PENYEBAB TIMBULNYA DIARE DITINJAU DARI HOST,

AGENT, DAN ENVIRONMENT.

A. HOST (MANUSIA/ PENJAMU)

1. Faktor Biologis.

45
Bayi yang berusia 8 bulan paling rentan terkena penyakit diare,

karena pada saat usia ini, anak sedang merangkak dan meraih

benda-benda yang ada di sekitarnya, serta memasukkannya ke

mulut. Pada saat daya tahan tubuh sang anak menurun,

mikroorganisme (bakteri,virus,parasit) yang masuk kedalam tubuh

si anak kemudian menginfeksi si anak.

2. Perilaku Manusia.

Pendidikan ibunya yang rendah menimbulkan perilaku/kebiasaan

orang tua yang tidak mencuci tangan sesudah buang air

besar/kecil atau sesudah membuang tinja anak atau sebelum

makan atau menyuapi anak, dan tidak membuang tinja anak

dengan benar. maka virus dengan mudah masuk dalam tubuh dan

menginfeksi anak.

B. AGENT (BIBIT PENYAKIT)

Infeksi oleh agen penyebab terjadi bila makan makanan / air minum

yang terkontaminasi tinja / muntahan penderita diare. Sumber air

PDAM Putussibau di ambil dari sungai Kapuas. Masih ada

masyarakat Putussibau menggunakan air Kapuas untuk MCK,

sehingga sungai menjadi tercemar, sedangkan air minum dari PDAM

tidak dielola dengan baik. Penularan langsung juga terjadi saat

tangan Ibu yang tercemar dipergunakan untuk menyuap makanan

pada anak. Ibu menggunakan botol susu pada pemberian susu

formula lanjutan, penggunaan botol ini memudahkan pencemaran

oleh kuman karena botol susah dibersihkan. Penggunaan botol yang

tidak bersih atau sudah dipakai selama berjam-jam dibiarkan

dilingkungan yang panas, menyebabkan infeksi usus karena botol

dapat tercemar oleh kuman-kuman/bakteri penyebab diare. Sehingga

balita yang menggunakan botol tersebut beresiko terinfeksi diare.

46
C. ENVIRONMENT (LINGKUNGAN)

Kasus diare di Putussibau lebih sering terjadi pada musim-musim

tertentu terutama pada musim kemarau atau pada musim hujan dan

paska banjir. Masih buruknya kondisi sanitasi dasar, lingkungan fisik

maupun rendahnya perilaku masyarakat untuk hidup bersih dan

sehat di Putussibau, contohnya : membuang sampah sembarangan,

BAB di sungai dan tidak ada SPAL, menjadi faktor penyebab

munculnya penyakit diare tersebut. Daerah tempat tinggal anak

tersebut adalah daerah dengan penduduk yang cukup padat dan

dengan sanitasi lingkungan yang kurang bersih.

3.3 ANALISIS FAKTOR DETERMINAN

A. Faktor Umur

Anak berumur 8 bulan, sedang dalam tahap perkembangan

merangkak dan memasukkan semua benda kedalam mulutnya akan

lebih beresiko terkena diare. Didukung kondisi lingkungan yang

kurang bersih.

B. Faktor Berat Badan dan Status Gizi

Berat badan bayi saat ini tergolong normal, jadi tidak berpengaruh

pada proses penyembuhan diare, karena apabila gizi kurang, dapat

memperberat terjadinya diare.

C. Faktor Pendidikan

Status pendidikan ibu SLTA, pengetahuan ibu tentang cara mencegah

dan menangani penyakit diare masih kurang. Pendidikan dan

pengetahuan yang kurang, berpengaruh pada kebiasaan dan perilaku

yang tidak peduli terhadap kebersihan lingkungan.

D. Pekerjaan

Ibu bekerja sebagai ibu rumah tangga, anak diasuh sendiri oleh ibu,

sambil ibu melakukan pekerjaan rumah tangga.

47
3.4 UPAYA PENANGGULANGAN DIARE

A. Upaya Preventif

Hasil penelitian terakhir menunjukkan bahwa cara pencegahan yang

benar dan efektif yang dapat dilakukan adalah:

3.5 Memberikan ASI

ASI adalah makanan paling baik untuk bayi. Komponen zat

makanan tersedia dalam bentuk yang ideal dan seimbang untuk

dicerna dan diserap secara optimal oleh bayi. ASI saja sudah

cukup untuk menjaga pertumbuhan sampai umur 4-6 bulan. Tidak

ada makanan lain yang dibutuhkan selama masa ini. ASI steril,

berbeda dengan sumber susu lain: susu formula atau cairan lain

disiapkan dengan air atau bahan-bahan yang terkontaminasi

dalam botol yang kotor. Pemberian ASI saja, tanpa cairan atau

makanan lain dan tanpa menggunakan botol, menghindarkan anak

dari bahaya bakteri dan organisme lain yang akan menyebabkan

diare. Keadaan seperti ini disebut disusui secara penuh.

3.6 Memperbaiki makanan pendamping ASI

Pemberian makanan pendamping ASI adalah saat bayi secara

bertahap mulai dibiasakan dengan makanan orang dewasa. Masa

tersebut merupakan masa yang berbahaya bagi bayi sebab

perilaku pemberian makanan pendamping ASI dapat

menyebabkan meningkatnya risiko terjadinya diare ataupun

penyakit lain yang dapat menyebabkan kematian. Perilaku

pemberian makanan pendamping ASI yang baik meliputi perhatian

terhadap kapan, apa dan bagaimana makanan pendamping ASI

diberikan.

3.7 Menggunakan air bersih yang cukup

48
Sebagian besar kuman infeksius penyebab diare ditularkan melalui

jalur fecal oral. Mereka dapat ditularkan dengan memasukkan ke

dalam mulut, cairan atau benda yang tercemar dengan tinja,

misalnya air minum, jari-jari tangan, makanan yang disiapkan

dalam panci yang dicuci dengan air tercemar.

Masyarakat yang terjangkau oleh penyediaan air yang benar-

benar bersihmempunyai risiko menderita diare lebih kecil

dibanding dengan masyarakat yang tidak mendapatkan air bersih.

Masyarakat dapat mengurangi risiko terhadap serangan diare yaitu

dengan menggunakan air bersih dan melindungi air tersebut dari

kontaminasi muali dari sumbernya sampai penyimpanan di rumah.

Yang harus diperhatikan oleh keluarga:

a) Ambil air dari sumber air yang bersih

b) Ambil dan simpan air dalam tempat yang bersih dan tertutup

serta gunakan gayung khusus untuk mengambil air

c) Pelihara atau jaga sumber air dari pencemaran oleh binatang

dan untuk mandi anak-anak

d) Gunakan air yang direbus

e) Cuci semua peralatan masak dan makan dengan air yang

bersih dan cukup

3.8 Mencuci tangan

Kebiasaan yang berhubungan dengan kebersihan perorangan

yang penting dalam penularan kuman diare adalah mencuci

tangan.mencuci tangan dengan sabun, terutama sesudah buang

air besar, sesudah membuang tinja anak, sebelum menyiapkan

makanan, sebelum menyuapi makan anak, dan sebelum makan

mempunyai dampak dalam kejadian diare.

3.9 Menggunakan jamban

49
Pengalaman di beberapa negara membuktikan bahwa upaya

penggunaan jamban mempunyai dampak yang besar dalam

penurunan risiko terhadap penyakit diare. Keluarga yang tidak

mempunyai jamban harus membuat dan keluarga harus buang air

di jamban. Yang harus diperhatikan oleh keluarga dalam hal ini

adalah:

a) Keluarga harus mempunyai jamban yang berfungsi dengan

baik dan dapat dipakai oleh seluruh anggota keluarga.

b) Bersihkan jamban secara teratur.

c) Bila tidak ada jamban, jangan biarkan anak-anak pergi ke

tempat buang air sendiri, buang air besar hendaknya jauh dari

rumah, jalan setapak, dan tempat anak-anak bermain serta

lebih kurang 10 meter dari sumber air, hindari buang air besar

tanpa alas kaki.

3.10 Membuang tinja bayi yang benar

Banyak orang beranggapan bahwa tinja bayi itu tidak berbahaya.

Hal ini tidak benar karena tinja bayi dapat pula menularkan

penyakit pada anak-anak dan orangtuanya. Tinja bayi harus

dibuang secara bersih dan benar.

3.11 Memberikan imunisasi campak

Diare sering timbul menyertai campak sehingga pemberian

imunisasi campak juga dapat mencegah diare. Oleh karena itu beri

anak imunisasi campak segera setelah berumur 9 bulan

B. Upaya Promotif

Upaya promosi kesehatan yang diberikan antara lain :

1. Staf kesehatan yang bekerja di fasilitas perawatan untuk

mengajar anggota keluarga dan memotivasi mereka tentang

50
langkah-langkah pencegahan. Ibu dari anak-anak yang dirawat

karena diare cenderung sangat menerima pesan-pesan.

2. Memasang spanduk dan poster-poster mengenai penyakit diare

dan slogan-slogan peduli kesehatan.

3. Pengetahuan Tentang Penggunaan Air Bersih

Risiko diare dapat dikurangi dengan menggunakan air bersih

yang tersedia dan melindunginya dari kontaminasi. Keluarga

harus:

a. Kumpulkan air dari sumber terbersih yang tersedia.

b. Tidak mandi, mencuci, atau buang air besar di dekat

sumbernya. WC harus ditempatkan lebih jauh 10 meter dan

menuruni bukit.

c. Jauhkan binatang jauh dari sumber air.

d. Mengumpulkan dan menyimpan air ke dalam wadah yang

bersih; kosong dan bilas keluar wadah setiap hari, menjaga

penyimpanan dengan wadah tertutup dan tidak membiarkan

anak-anak atau hewan untuk minum dari tempat tersebut,

mengambil air menggunakan gagang yang panjang dengan

tujuan agar tangan tidak menyentuh air.

e. Memasak air sampai mendidih untuk mematikan sebagian

besar kuman penyakit, sebelum diminum dan digunakan

untuk membuat makanan atau minuman untuk anak-anak.

4. Pengetahuan tentang mencuci tangan dengan sabun. Semua

anggota keluarga harus mencuci tangan dengan bersih setelah

buang air besar, setelah membersihkan seorang anak yang

buang air besar, setelah membuang faeses anak, sebelum

menyiapkan makanan, dan sebelum makan/ memberi makan si

kecil.

51
5. Pengetahuan tentang memberikan ASI.

Bayi dengan ASI eksklusif sangat kecil kemungkinannya untuk

mendapatkan diare atau meninggal karena diare daripada bayi

yang tidak mendapatkan ASI atau ASI sebagian. Menyusui juga

melindungi terhadap risiko alergi pada awal kehidupan,

memberikan jarak dan perlindungan terhadap infeksi selain diare

(misalnya pneumonia). Menyusui harus terus diberikan sampai

minimal 2 tahun. Cara terbaik untuk praktek adalah dengan

meletakkan bayi ke payudara segera setelah lahir dan tidak

memberikan cairan lain.

6. Pengetahuan tentang keamanan makanan.

Makanan dapat terkontaminasi oleh penyebab diare pada semua

tahapan produksi dan persiapan, termasuk: selama masa

pertumbuhan bahan makanan (dengan menggunakan pupuk

hewani), di tempat-tempat umum seperti pasar, selama persiapan

di rumah atau di restoran, dan setelah terus disiapkan tanpa

didinginkan. Masing-masing praktek-praktek keselamatan

makanan juga harus ditekankan. Pendidikan kesehatan untuk

masyarakat umum harus menekankan pesan-pesan kunci berikut

mengenai persiapan dan konsumsi makanan:

a. Jangan makan makanan mentah, kecuali rusak buah-buahan

dan sayuran yang dikupas dan dimakan langsung.

b. Cuci tangan dengan bersih dengan sabun setelah buang air

besar dan sebelum menyiapkan makanan atau makan.

c. Masak makanan sampai panas.

d. Makanlah makanan saat itu masih panas, atau panaskan

secara menyeluruh sebelum makan.

52
e. Cuci dan keringkan semua peralatan memasak setelah

digunakan.

f. Jauhkan makanan yang dimasak dan peralatan bersih secara

terpisah dari makanan mentah dan alat-alat yang berpotensi

terkontaminasi.

g. Lindungi makanan dari lalat terbang.

7. Penggunaan Jamban dan Pembuangan Kotoran yang Aman

Sebuah lingkungan yang tidak sehat memberikan kontribusi

terhadap penyebaran penyebab diare. Karena patogen yang

menyebabkan diare diekskresikan ke dalam kotoran orang yang

terinfeksi atau hewan, pembuangan kotoran yang tepat dapat

memotong penyebaran infeksi. Feses dapat mencemari air

tempat anak-anak bermain, ibu mencuci pakaian, dan tempat

sumber air untuk pemakaian keperluan rumah tangga. Setiap

keluarga harus mempunyai jamban yang bersih dan berfungsi

dengan baik. Jika tidak tersedia, keluarga harus buang air besar

di tempat yang ditunjuk dan menguburkan kotoran segera.

Kotoran anak-anak cenderung mengandung patogen diare,

kotoran tersebut harus dikumpulkan segera setelah buang air

besar dan dibuang di jamban atau dikubur.

8. Imunisasi Campak

Imunisasi campak secara substansial dapat mengurangi insiden

dan tingkat keparahan penyakit diare. Setiap bayi harus

diimunisasi terhadap campak pada usia yang dianjurkan.

9. Pengetahuan tentang perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).

10. Pengetahuan tentang perawatan penderita diare di rumah, antara

lain:

53
a) Meningkatkan pemberian cairan rumah tangga (kuah sayur,

air tajin, larutan gula garam, bila ada berikan oralit)

b) Meneruskan pemberian makanan yang lunak dan tidak

merangsang serta makanan ekstra sesudah diare.

c) Membawa penderita diare ke sarana kesehatan bila dalam 3

hari tidak membaik atau :

1) buang air besar makin sering dan banyak sekali

2) muntah terus menerus

3) rasa haus yang nyata

4) tidak dapat minum atau makan

5) demam tinggi

6) ada darah dalam tinja

C. Upaya Kuratif

1. Memberikan terapi :

a. Infus KA EN 3B + KCl 10 cc, Tetesan : 10x permenit

b. Lacto B :2x1

c. Paracetamol syr : 3 x ½ sendok teh

d. Zink Syr : 3 x 1 sendok teh

e. Cefotaxim injeksi : 2 x 800 mg

2. Melakukan observasi keadaan umum,kesadaran dan tanda-tanda

vital

3. Menilai ulang keadaan pasien setiap 1 jam untuk memastikan

hidrasi membaik. Jika membaik, nilai kembali setelah 6 jam.

4. Hasil observasi tanda-tanda dehidrasi

a) Mata : Tidak ada cekung dan hitam

b) Turgor Kulit : Menurun

c) Abdomen : Kembung (+), Bising Usus (+)

54
5. Menjelaskan hasil Pemeriksaan kepada ibu ayah dan keluarga

pasien untuk mengetahui kondisi pasien saat ini.

6. Memberikan cairan oralit peroral

7. Memberikan pendidikan kepada ibu tentang nutrisi dan personal

hygine

a) Nutrisi

Melanjutkan pemberian makan yang bergizi, Meskipun nafsu

makan anak belum membaik, pemberian makan tetap

diupayakan karena anak berumur 8 bulan.

Dorong ibu untuk terus memberikan ASI sesring

mungkin/kapanpun anak mau.

b) Personal Hygiene

o Menjaga kebersihan badan terutama pada kebersihan

kuku dan jari.

o Cara membersihkan botol sesuai dengan standart

(sterlisasi) yaitu dengan cara merebus botol kedalam air

mendidih ±20 menit untuk menghilangkan kuman / bakteri

yang tertinggal didalam botol susu.

8. Tunjukkan pada ibu cara memberi larutan oralit pada anak, satu

sendok teh setiap 1 – 2 menit.

9. Melakukan evaluasi

Tanggal : 10 Oktober 2017

a. Subyektif

Orangtua anak mengatakan mengerti dengan penjelasan yang

telah diberikan oleh petugas dan dapat mengulang kembali

apa yang telah dijelaskan oleh petugas.

b. Obyektif

1) Kesadaran : Composmentis

55
2) Keadaan Umum : Lemah

3) Tanda-tanda Vital

 Suhu : 37,7 ºC

Lokasi : Axilla

 Nadi : 98 x/menit

Jenis : Reguler

 Pernapasan : 38 x/menit

Irama : Teratur

Jenis : Perut

4) Mata : Tidak cekung dan hitam

5) Turgor Kulit : Menurun

6) Abdomen : Kembung (+), Bising Usus (+)

c. Assesment

An. T usia 8 bulan dengan diare dan dehidrasi ringan.

10. Data Perkembangan

Tanggal : 11 Oktober 2017

a. Subyektif

Orangtua anak mengatakan bahwa anaknya sudah agak

membaik demam dan mencret-mencret sudah berkurang.

b. Obyektif

1. Keadaan

 Keadaan Umum : Sedang

 Kesadaran : Compos mentis

 Tanda-tanda vital

 Suhu : 36,9°c

 Nadi : 98 x/mnt

 Respirasi : 38 x/mnt

56
2. Pemeriksaan

 Muka

 Kebersihan : bersih

 Pucat : masih agak pucat

 Oedema : tidak oedem

 Mata

 Bentuk : tidak cekung dan hitam

 Conjungtiva : tidak pucat

 Sklera : tidak kuning

 Mulut

 Bentuk : simetris, tidak ada labio skisis /

palate skisis

 Bibir : tidak ada stomatitis

 Lidah : bersih

 Abdomen

 Kebersihan : bersih

 Pembesaran : tidak ada

 Anus

 Varices : tidak ada

 Oedema : tidak ada

 Kelainan : tidak ada

3. Palpasi

 Abdomen

 Nyeri tekan : Tidak ada

 Tugor Kulit : Menurun

 Kembung : tidak ada

57
4. Auskultasi

 Abdomen

 Bising Usus : Tidak ada

5. Pemeriksaan penunjang

Tidak dilakukan

D. Upaya Rehabilitatif

Dari data perkembangan diatas, setelah dirawat di rumah sakit

selama 3 hari, pasien dinyatakan membaik dan diperbolehkan pulang.

Pengobatan berhasil karena pasien menunjukkan intake makanan

yang cukup, berat badan meningkat, jumlah diare berkurang, dan

demam turun.

Upaya rehabilitatif yang dilakukan adalah :

1. Melanjutkan Pengobatan yang diberikan dokter.

a. Zink syrup 3 x 1 sendok teh, tetap diminum sampai 10 hari.

b. Lacto B 2 x 1

2. Terus menjaga keseimbangan cairan.

a. Lanjutkan ASI sebanyak yang anak mau. Dorong ibu untuk

tetap memberikan ASI pada bayinya.

b. Lanjutkan pemberian oralit di rumah, sampai bayi benar-

benar pulih.

c. Berikan minum air putih sesering mungkin.

3. Pemberian makanan yang bergizi.

a. Beri makanan yang disajikan secara segar- dimasak,

ditumbuk atau digiling. Berikut adalah makanan yang

direkomendasikan :

58
 Sereal atau makanan lain yang mengandung zat tepung

dicampur dengan kacang-kacangan, sayuran dan

daging/ikan, jika mungkin, dengan 1-2 sendok teh minyak

sayur yang ditambahkan ke dalam setiap sajian.

 Sari buah segar seperti apel, jeruk manis dan pisang

dapat diberikan untuk penambahan kalium.

b. Bujuk anak untuk makan dengan memberikan makanan

setidaknya 6 kali sehari. Beri makanan yang sama setelah

diare berhenti dan beri makanan tambahan per harinya

selama 2 minggu.

4. Memberikan dukungan secara mental dan sosial kepada anak.

Orang tua tetap memberikan kasih sayang dan perhatian penuh

pada anak, anak yang menderita diare selain diperhatikan

kebutuhan fisik, juga kebutuhan psikologis harus dipenuhi dan

kebutuhan sosial dalam berinteraksi atau bermain dalam

pergaulan dengan teman sepermainan.

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

59
RSUD dr. Achmad Diponegoro adalah rumah sakit yang berdiri sejak

tahun 1930an yang dikelola oleh misionaris Belanda dan pada akhir

tahun 1960-an pengelolaan diserahkan kepada pemerintah kabupaten

Kapuas Hulu.

Pada tanggal 28 Oktober 1997 sesuai dengan Keputusan Mentri

Kesehatan nomor : 1235 / Menkes / SK / 10 / 1997 tanggal 28 Oktober

ditingkatkan status menjadi Rumah Sakit Tipe C.

RSUD dr. Achmad Diponegoro memiliki fasilitas pelayanan yang

meliputi: Pelayanan 24 jam, Pelayanan khusus, Pelayanan rawat jalan,

dan Pelayanan tindakan medis.

Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan jumlah tinja yang lebih

banyak dari biasanya (normal 100-200 ml per jam tinja), dengan tinja

berbentuk cairan atau setengah cair (setengah padat), dapat pula disertai

frekuensi defekasi yang meningkat

Pada kasus An. T, 8 bulan, dengan diare di RSUD dr. Achmad

Diponegoro. Pasien dirawat selama 3 hari. Tiap empat jam sekali

dilakukan observasi keadaan umum anak, mulai dari tanda-tanda vital,

ubun-ubun, mata, mulut, perut, kulit,rectum. Pada hari pertama tanggal

10 Oktober2017 orang tua An. T mengatakan bahwa anaknya mengalami

keluhan panas lebih lima hari yang lalu sepanjang hari sebelum masuk

rumah sakit, mencret-mencret encer ± 4x dalam sehari dan sudah

berlangsung selama 2 hari. Pada hari kedua tanggal 11Oktober 2017

orang tua An. T mengatakan kondisi anaknya sudah membaik, BAB 2x

sehari dan tidak terlalu encer, mobilisasi baik, dokter mengatakan An.T

sudah diperbolehkan pulang pada tanggal 12 Oktober 2017.

Pada teori dan kasus An.T tidak banyak terjadi kesenjangan,

perawat telah melakukan apa yang telah menjadi wewenangnya yaitu bila

60
ada kasus diare harus segera melakukan tindakan dan observasi agar

tidak terjadi komplikasi yang berkelanjutan.

4.2 Saran

4.2.1 Bagi RSUD

Semoga lebih meningkatkan lagi sarana dan prasarana guna

memenuhi kebutuhan pasien dan mempermudah pekerjaan tenaga

kesehatan.

4.2.2 Bagi Penulis

Agar penulis dapat meningkatkan keterampilan yang dimiliki untuk

melakukan asuhan kebidanan pada anak dengan kasus diare sesuai

dengan standart profesi kebidanan dan dapat mengatasi

kesenjangan yang terkadang timbul antara teori yang didapat

diperkuliahan dengan praktek yang nyata dilahan serta dapat

mengaplikasikan teori yang didapat dengan perkembangan ilmu

kebidanan terbaru.

4.2.3 Bagi Klien

Diharapkan orang tua lebih memahami pentingnya kesehatan untuk

kesejahteraan dan meningkatkan pengetahuan tentang diare.

Dukungan keluarga sangat berarti untuk anak selama masa

pertumbuhannya.

4.2.4 Bagi Institusi Pendidikan

Agar institusi dapat menilai sejauh mana kemampuan mahasiswa

dalam menerapkan pengetahuan yang telah didapat dengan

mempraktekkan dan menerapkannya pada klien secara langsung.

61
DAFTAR PUSTAKA

Marni dan Kukuh Rahardjo. 2012.Asuhan Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak

Prasekolah. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

62
Rukiyah dan Lia Yulianti. 2010. Asuhan Neonatus, Bayi dan Anak Balita.

Jakata: Trans Info Media

Uliyah, Musrifatul dan A. Aziz Alimul Hidayat. 2009. Keterampilan Dasar

Praktik Klinik untuK Kebidanan. Jakarta : Salemba Medika

http://Makalah-Kedokteran-PENATALAKSANAAN-DIARE-MENURUT-

WHO-TAHUN-2005.html. Jam 18.20 WIB

https://agus34drajat.files.wordpress.com/2010/10/buku-saku-lintas-diare-

edisi-2011.pdf jam 07.30 WIB

63

Anda mungkin juga menyukai