Anda di halaman 1dari 5

BIOGRAFI JOHANNES LEIMENA – TOKOH SUMPAH PEMUDA

JOHANNES LEIMENA
Wakil Perdana Menteri Indonesia
Masa jabatan: 9 April 1956 – 9 Juli 1959
Menteri Sosial Republik Indonesia ke-13
Masa jabatan: 9 April 1957 – 10 Juli 1959
Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Masa jabatan: 3 Juli 1947 – 4 Agustus 1949
Informasi Pribadi:
Tanggal lahir: 6 Maret 1905 Ambon, Maluku, Hindia Belanda
Meninggal: 29 Maret 1977 (umur 72), Jakarta, Indonesia
Kebangsaan: Indonesia
Partai politik: Partai Kristen Indonesia
Agama: Protestan
Pasangan hidup: Wijarsih Prawiradilaga
Dr. Johannes Leimena adalah salah satu pahlawan Indonesia yang berasal
dari Ambon, Maluku. Ia merupakan tokoh politik yang paling sering menjabat
sebagai menteri kabinet Indonesia dan satu-satunya Menteri Indonesia yang
menjabat sebagai Menteri selama 21 tahun berturut-turut tanpa terputus.
Leimena masuk ke dalam 18 kabinet yang berbeda, sejak Kabinet Sjahrir
II (1946) sampai Kabinet Dwikora II (1966), baik sebagai Menteri Kesehatan,
Wakil Perdana Menteri, Wakil Menteri Pertama maupun Menteri Sosial. Selain
itu Leimena juga menyandang pangkat Laksamana Madya (Tituler) di TNI-AL
ketika ia menjadi anggota dari KOTI (Komandan Operasi Tertinggi) dalam
rangka Trikora.
Riwayat hidup
Johannes Leimena dilahirkan di Ambon, Maluku pada Maret 1905. Ia
adalah anak kedua dari empat bersaudara dari pasangan Dominggus Leimena
yang merupakan seorang guru dan Elizabeth Sulilatu. Ia keturunan keluarga
besar Leimena dari Desa Ema di Pulau Ambon dan di kenal dengan nama
panggilan “Oom Jo”. Pada usia lima tahun Johannes telah menjadi yatim.
Kemudian ibunya menikah lagi, dan ia diasuh oleh pamannya.
Johannes kecil awalnya bersekolah di “Ambonsche Burgerschool” di
Ambon karena paman yang mengasuhnya menjadi kepala sekolah di sana.
Kemudian pamannya dipindahkan ke Cimahi. Keberangkatannya ke Cimahi
merupakan titik balik dan kisah tersendiri bagi Johannes. Sebenarnya ibunya
bersikeras tidak mengizinkan Johannes pergi, namun ia nekat menyelinap ke
kapal dan baru menampakkan diri saat kapal hendak bertolak. Tindakan
nekatnya itu membuat ibunya pasrah dan berpesan agar pamannya mau menjadi
pelindung baginya. Didikan pamannya yang penuh disiplin berhasil menempa
Johannes dan menjadikannya murid yang berprestasi.
Pada tahun 1914, Johannes hijrah ke Batavia bersama pamannya. Di
Batavia, Johannes melanjutkan studinya di “Europeesch Lagere School” (ELS),
namun studinya hanya beberapa bulan saja, lalu ia pindah ke sekolah menengah
Paul Krugerschool (sekolah untuk anak asli orang Belanda, kini PSKD
Kwitang), dan tamat tahun 1919. Setelah menyelesaikan sekolah dasarnya,
Johannes memilih sekolah campuran dari berbagai golongan, yaitu MULO
(Meer Uitgebreid Lager Onderwijs) dan tamat tahun 1922.
Setelah menyelesaikan studinya, Johannes yang mencoba mencari
pekerjaan menemui kesulitan karena kursus-kursus yang masuki hanya
dikhususkan untuk anak Indo-Belanda. Oleh sebab itu, Johannes menempuh
pendidikan tinggi di sekolah kedokteran “STOVIA” (School Tot Opleiding Van
Indische Artsen cikal bakal Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia) pada
tahun 1930. Johannes mulai bekerja sebagai dokter sejak tahun 1930.
Karier dan Organisasi
Keprihatinan Leimena atas kurangnya kepedulian sosial umat Kristen
terhadap nasib bangsa, merupakan hal utama yang mendorong niatnya untuk
aktif pada “Gerakan Oikumene”. Pada tahun 1926, Leimena ditugaskan untuk
mempersiapkan Konferensi Pemuda Kristen di Bandung. Konferensi ini adalah
perwujudan pertama Organisasi Oikumene di kalangan Pemuda Kristen. Setelah
lulus studi kedokteran STOVIA, Leimena terus mengikuti perkembangan CSV
yang didirikannya saat ia duduk pada tahun ke 4 di bengku kuliah. CSV
merupakan cikal bakal berdirinya GMKI (Gerakan Mahasiswa Kristen
Indonesia) tahun 1950.
Dengan keaktifannya di Jong Ambon, ia ikut mempersiapkan Kongres
Pemuda Indonesia 28 Oktober 1928, yang menghasilkan Sumpah Pemuda.
Perhatian Leimena pada pergerakan nasional kebangsaan semakin berkembang
sejak saat itu. Setelah menempuh pendidikan kedokterannya di STOVIA
Surabaya (1930), ia melanjutkan pendidikan di Geneeskunde Hogeschool (GHS
– Sekolah Tinggi Kedokteran) di Jakarta yang diselasaikannya pada tahun 1939.
Ia juga dikenal sebagai salah satu pendiri Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia
(GMKI).
Leimena mulai bekerja sebagai dokter sejak tahun 1930. Pertama kali
diangkat sebagai dokter pemerintah di “CBZ Batavia” (kini RS Cipto
Mangunkusumo). Tak lama ia dipindah tugaskan di Karesidenan Kedu saat
Gunung Merapi meletus. Setelah itu dipindahkan ke Rumah Sakit Zending
Immanuel Bandung. Di rumah sakit inilah, saat bertugas dari tahun 1931 sampai
1941, ia bertemu dengan gadis pujaan hatinya yang kemudian menjadi istrinya
(Wijarsih Prawiradilaga). Ia adalah putri seorang widana yang kala itu menjadi
kepala asrama putri. Mereka menikah di Gereja Pasundan pada tanggal 19
Agustus 1933 dan dikaruniai 8 putri.
Setelah bekerja selama 11 tahun sebagai dokter swasta, ia melanjutkan
studi dan mendalami ilmu penyakit dalam. Tanggal 17 November 1939 dengan
dipandu oleh dekan sekolahnya, Prof. J.A.M. Verbunt, dan panitia pembimbing
yang diketuai Prof. Siegenbeek Van Heukelom, Dr. Leimena mempertahankan
disertai Ph.D-nya dengan judul “Leverfuntiea proeven bij Inheemschen” dan
meriah gelar Doktor di Geneeskunde Hogeschool/GHS (Sekolah Tinggi
Kedokteran), Batavia.
Pada tahun 1945, Partai Kristen Indonesia (Parkindo) terbentuk dan pada
tahun 1950, ia terpilih sebagai ketua umum dan memegang jabatan ini hingga
tahun 1957. Selain di Parkindo, Leimena juga berperan dalam pembentukan
DGI (Dewan Gereja - geraja di Indonesia, kini PGI), juga pada tahun 1950. Di
lembaga ini Leimena terpilih sebagai wakil ketua yang membidangi komisi
gereja dan negara.
Ketika Orde Baru berkuasa, Leimena mengundurkan diri dari tugasnya
sebagai menteri, namun ia masih dipercaya Presiden Soeharto sebagai anggota
DPA (Dewan Perwakilan Agung) hingga tahun 1973. Usai aktif di DPA, ia
kembali melibatkan diri di lembaga-lembaga Kristen yang pernah ikut
dibesarkannya seperti Parkindo, DGI, UKI, STT, dan lain-lain. Ketika Parkindo
berfusi dalam PDI (Partai Demokrasi Indonesia, kini PDI-P), Leimena diangkat
menjadi anggota DEPERPU (Dewan Pertimbangan Pusat) PDI, dan pernah pula
menjabat Direktur Rumah Sakit DGI Cikini.
Dr. Johannes Leimena meninggal di Jakarta pada29 Maret 1977 saat
berusia 72 tahun. Ia diangkat menjadi Pahlawan Nasional oleh pemerintah
Indonesia sebagai penghargaan kepada jasa-jasanya, gelar tersebut diberikan
pada 11 November 2010 melalui Keputusan Presiden RI No. 52 TK/2010.

Jabatan
• Menteri Muda Kesehatan Pada Kabinet Sjahrir II (12 Maret 1946 – 2
Oktober 1946)
• Wakil Menteri Kesehatan Pada Kabinet Sjahrir III (2 Oktober 1946 – 27
Juni 1947)
• Menteri Kesehatan Pada Kabinet Sjarifuddin I (3 Juli 1947 – 11
November 1947)
• Menteri Kesehatan Pada Kabinet Amir Sjarifuddin II (11 November 1947
– 29 Januari 1948)
• Menteri Kesehatan Pada Kabinet Hatta I ( 29 Januari 1948 – 4 Agustus
1949)
• Menteri Negara Pada Kabinet Hatta II (4 Agustus 1949 – 20 Desember
1949)
• Menteri Kesehatan Pada Kabinet Republik Indonesia Serikat/ RIS (20
Desember1949 – 6 September 1950)
• Menteri Kesehatan Pada Kabinet Natsir (6 September 1950 – 20 Maret
1951)
• Menteri Kesehatan Pada Kabinet Sukiman - Suwirjo (27 April 1951 – 3
April 1952)
• Menteri Kesehatan Pada Kabinet Wilopo (3 April 1952 – 30 Juli 1953)
• Menteri Kesehatan Pada Kabinet Baharuddin Harahap (12 Agustus 1955
– 24 Maret 1956)
• Menteri Sosial Pada Kabinet Djuanda (9 April 1957 – 10 Juli 1959)
• Menteri Disrtibusi Pada Kabinet Kerja I (10 Juli 1959 – 18 Februari
1960)
• Wakil Menteri Utama Merangkap Menteri Distribusi Pada Kabinet Kerja
II (18 Februari 1960 – 6 Maret 1962)
• Wakil Menteri Pertama I Pada Kabinet Kerja III (6 Maret 1962 – 13
Desember 1963)
• Wakil Perdana Menteri II Pada Kabinet Kerja IV (13 November 1963 –
27 Agustus 1964)
• Menteri Koordinator Pada Kabinet Dwikora I (27 Agustus 1964 – 22
Februari 1966)
• Wakil Perdana Menteri II Merangkap Menteri Koordinator, dan Menteri
Perguruan Tinggi & Ilmu Pengetahuan Pada Kabinet Dwikora II (24
Februari 1966 – 28 Maret 1966)
• Wakil Perdana Menteri untuk urusan umum pada Kabinet Dwikora III
(27 Maret 1966 – 25 Juli 1966)

Anda mungkin juga menyukai