Anda di halaman 1dari 47

Johannes Leimena

pahlawan nasional Indonesia

Laksamana (Tit .) Dr. Johannes Leimena (6 Maret 1905 – 29 Maret 1977) adalah seorang
dokt er, polit isi, dan Pahlawan Nasional Indonesia. Ia t erc at at sebagai ment eri yang menjabat
paling lama selama pemerint ahan presiden Soekarno, dengan t ot al masa jabat an hampir 20
t ahun. Leimena duduk dalam 18 kabinet yang berbeda, dimulai dari Kabinet Sjahrir II (1946)
sampai Kabinet Dwikora III (1966), baik sebagai Ment eri Kesehat an, Wakil Perdana Ment eri,
Menko Dist ribusi, Wakil Ment eri Pert ama maupun Ment eri Sosial. Di luar it u, ia juga menjabat
sebagai anggot a Dewan Perwakilan Rakyat dan Konst it uant e, dan menget uai Part ai Krist en
Indonesia (Parkindo) ant ara 1950 hingga 1961.
Laksamana (Tit.) Dr.
Johannes Leimena

Wakil Perdana Menteri Indonesia


Masa jabatan
29 April 1957 – 25 Juli 1966

Presiden Soekarno

Perdana Menteri Djoeanda Kartawidjaja


Soekarno

Pendahulu Pengganti
Mohamad Roem Tidak ada, jabatan
dihapuskan
Menteri Koordinator Kompartemen Distribusi
Indonesia
Masa jabatan
6 Maret 1962 – 27 Agustus 1964

Presiden Soekarno
Pendahulu Pengganti
Tidak ada Hartarto
Sastrosoenarto (1993)

Menteri Kesehatan Indonesia ke-3


Masa jabatan
12 Agustus 1955 – 24 Maret 1956

Presiden Soekarno

Perdana Menteri Burhanuddin Harahap

Pendahulu Pengganti
Lie Kiat Teng Hadrianus Sinaga

Masa jabatan
3 Juli 1947 – 30 Juli 1953[a]

Presiden Soekarno
Perdana Menteri Amir Sjarifuddin
Mohammad Hatta
Mohammad Natsir
Sukiman Wirjosandjojo
Wilopo
Pendahulu Pengganti
Darma Setiawan Ferdinand Lumban
Tobing

Menteri Sosial Indonesia ke-14


Masa jabatan
9 April 1957 – 24 Mei 1957

Presiden Soekarno

Perdana Menteri Djoeanda Kartawidjaja


Pendahulu Pengganti
Fatah Jasin Muljadi Djojomartono

Menteri Perguruan Tinggi dan Ilmu Pengetahuan


Indonesia ke-4
Masa jabatan
24 Februari 1966 – 18 Maret 1966
Presiden Soekarno

Pendahulu Pengganti
Syarief Thayeb Mashuri Saleh

Anggota Dewan Perwakilan Rakyat


Masa jabatan
4 Maret 1956 – 23 Juli 1959

Daerah pemilihan Maluku


Anggota Konstituante
Masa jabatan
10 November 1956 – 29 April 1957

Daerah pemilihan Maluku

Informasi pribadi

Lahir 6 Maret 1905


Ambon, Maluku, Hindia
Belanda

Meninggal 29 Maret 1977


(umur 72)
Jakarta, Indonesia
Makam Taman Makam
Pahlawan Nasional
Utama Kalibata

Kebangsaan Indonesia

Partai politik Parkindo

Suami/istri Ny. Raden Tjitjih


Wiyarsih Leimena
Prawiradilaga

Anak 8 (termasuk Melani


Leimena Suharli)

Alma mater STOVIA

Pekerjaan Politisi · Dokter

Tanda tangan

Julukan "Om Jo"


Karier militer
Pihak Indonesia

Dinas/cabang TNI Angkatan Laut

Masa dinas 1945–1967

Pangkat Laksamana (Tituler)[3]

Pertempuran/perang Revolusi Nasional


Indonesia

Penghargaan Pahlawan Nasional


Indonesia
Sunting kotak info (https://id.wikipedia.org/w/index.php?titl

Leimena berasal dari Ambon, Maluku, dari sebuah keluarga Krist en dengan orang t ua yang
berprofesi sebagai guru. Pada usia dini, ia pindah ke Cimahi t ahun 1914 dan t ak lama
kemudian Bat avia unt uk melanjut kan sekolahnya. Ia t urut sert a dalam pergerakan
kebangkit an nasional, sebagai anggot a Jong Ambon dan sebagai panit ia Kongres Pemuda
Pert ama dan Kedua. Dalam perihal keagamaan, Leimena juga akt if dalam gerakan oikumene.
Selulusnya dari STOVIA t ahun 1930, ia bekerja di berbagai rumah sakit , mulai di Bat avia
sebelum pindah ke Bandung. Selama pendudukan Jepang, ia menjabat sebagai direkt ur
rumah sakit di Purwakart a dan Tangerang.

Selama Revolusi Nasional Indonesia, Leimena memulai karirnya dalam pemerint ah sebagai
wakil ment eri kesehat an, lalu sebagai ment eri kesehat an. Ia juga merupakan seorang
diplomat yang diut us ke perundingan-perundingan sepert i Linggarjat i, Renville, Roem-Roijen,
dan Konferensi Meja Bundar. Leimena membant u pendirian Parkindo selama masa ini, dan
mulai menjadi ket ua umum sejak 1950. Dalam karirnya sebagai Menkes, Leimena
mempriorit askan penc egahan penyakit di wilayah pedesaan dan melandasi sist em
Puskesmas yang kini ada. Leimena juga sempat menjabat sebagai Wakil Perdana Ment eri
dan Ment eri Dist ribusi, sebagai salah sat u ment eri yang paling dekat ke Presiden Soekarno.

Leimena sangat t erdampak oleh perist iwa-perist iwa Gerakan 30 Sept ember 1965 mengingat
rumahnya sempat diserang. Dalam pert emuan-pert emuan yang berlangsung seusai perist iwa
t ersebut , Leimena dianggap t elah memberikan nasihat yang menc egah pec ahnya perang
saudara kepada Soekarno. Ia juga menyaksikan penandat anganan Supersemar pada 1966.
Selama masa Orde Baru, Leimena t idak lagi menjabat ment eri, t et api ia masih akt if dalam
polit ik sebagai anggot a Dewan Pert imbangan Agung sement ara banyak koleganya yang
dipenjarakan. Ia wafat pada t ahun 1977 dan dit et apkan sebagai pahlawan nasional Indonesia
oleh presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada t ahun 2010.

Masa muda
Leimena dilahirkan di kot a Ambon, Maluku pada t anggal 6 Maret 1905. Ayahnya, Dominggus
Leimena, merupakan guru yang diperbant ukan ke sekolah dasar di Ambon, dan ibunya
Eliz abet h Sulilat u juga merupakan seorang guru. Selama kanak-kanak, Leimena biasa t inggal
di kot a Ambon it u sendiri at au di kampung-kampung asal orangt uanya di Ema at au Lat eri. [4]
Dominggus Leimena merupakan ket urunan dari raja Ema, dan keluarga Leimena merupakan
pemeluk agama Krist en. [5] Dominggus meninggal saat Leimena berusia lima t ahun dan
Eliz abet h menikah lagi, sehingga Leimena pindah ke rumah paman dan bibinya sement ara
ket iga saudaranya t inggal bersama ayah t iri. [6] Selama di Ambon, Leimena bersekolah di
Ambonsc he Burgersc hool yang berbahasa Belanda. [7]

Pada t ahun 1914, Leimena pindah ke Cimahi, Jawa Barat , karena pamannya diangkat menjadi
kepala sekolah di sana. Set elah sembilan bulan, pamannya dipindahkan lagi ke Bat avia,
sehingga Leimena t urut kesana. [8] Di Bat avia, Leimena sempat belajar di Europeesc he Lagere
Sc hool (ELS, set ara sekolah dasar), t et api kemudian pindah ke Paul Krugersc hool. Leimena
melanjut kan st udinya ke salah sat u Meer Uit gebreid Lager Onderwijs (MULO, set ara SMP)
yang dikhususkan unt uk murid Krist en. Selulusnya dari MULO, Leimena berniat unt uk lanjut ke
Hogereburgersc hool (HBS, set ara SMA) at au sekolah t eknik Koningin Wilhelmina Sc hool
(KWS), t et api bibinya melarang masuk HBS dan ia gagal seleksi KWS. Ia juga dit olak saat
melamar kerja ke kant or pos dan kant or keret a api, sampai akhirnya ia dit erima di sekolah
kedokt eran STOVIA. [9]

Selama st udinya di STOVIA, Leimena akt if dalam organisasi pemuda sepert i Jong Ambon dan
Christ en St udent en Vereniging (Perkumpulan Pelajar Krist en). [10] Ia menjadi t okoh yang
berpengaruh dalam organisasi Jong Ambon, pada masa ket ika banyak organisasi Ambon
yang t erbelah ant ara mendukung gerakan kebangkit an nasional Indonesia at au mendukung
pemerint ah Hindia Belanda (di bawah Leimena, Jong Ambon awalnya mengambil sikap
net ral). [11] Karena pergaulannya dengan t okoh-t okoh Sumat ra sepert i Amir Sjarifuddin dan
Mohammad Yamin, Leimena bergabung dengan Perhimpunan Teosofi. [12] Pergeseran
pandangan Leimena ke arah mendukung kemerdekaan Indonesia berlangsung selama
pert engahan 1920-an, didorong oleh dibent uknya Part ai Nasional Indonesia oleh Soekarno
dan berkembangnya Perhimpoenan Indonesia di Belanda. Leimena menjadi salah seorang
anggot a panit ia dalam Kongres Pemuda Pert ama t ahun 1926, dan juga Kongres Pemuda
Kedua t ahun 1928. [13] Gerakan oikumene yang pada masa it u baru mulai masuk Indonesia
juga menarik perhat ian Leimena. [14] Ia lulus dari STOVIA t ahun 1930. [15]

Karier

Masa Hindia Belanda


Set elah lulus dari STOVIA, Leimena mulai bekerja di Cent raal Burgerlijke Ziekenhuis (sekarang
RS Cipt o Mangunkusumo). Ia sempat dit ugaskan ke Keresidenan Kedu seusai melet usnya
Gunung Merapi pada t ahun 1930, sebelum pindah ke RS Zending Imanuel di Bandung. [16][17] Di
Bandung ia diberikan t anggung jawab unt uk melat ih perawat -perawat baru sejak t ahun 1936,
dan ia bekerja sama dengan sejumlah bidan dan klinik yang beroperasi di sekit ar rumah
sakit . [18] Karena banyak rakyat Muslim set empat yang ragu unt uk berobat ke rumah sakit
misionaris Krist en, Leimena memulai sist em pengumpan dengan poliklinik-poliklinik di desa-
desa yang dijalankan oleh mant ri-mant ri set empat unt uk menyediakan pelayanan kesehat an,
khususnya fungsi penc egahan penyakit . [19]

Selagi menjadi dokt er, ia juga melanjut kan st udinya dan pada t ahun 1939 ia lulus dari
Geneeskundige Hoogesc hool t e Bat avia sebagai seorang dokt er spesialis penyakit hat i. [20]
Pada t ahun 1941, ia dit unjuk menjadi kepala RS Banyu Asin di Purwakart a. Seusai invasi
Jepang, RS Banyu Asin sempat diduduki pasukan Jepang unt uk sement ara sebelum Leimena
diperbolehkan kembali bekerja. Leimena dit ahan oleh t ent ara pendudukan Jepang pada
t ahun 1943, kemungkinan karena perkawanannya dengan Amir Sjarifuddin at au karena ia
merawat t ent ara Belanda yang t erluka dalam Pert empuran Kalijat i. Selama enam bulan di
dalam t ahanan, Leimena dipukuli oleh t ent ara Jepang. [21][22] Ia dilepaskan set elah merawat
perwira Kenpeit ai yang t erjangkit malaria sampai sembuh, t et api t empat kerjanya dipindahkan
dari Purwakart a ke Tangerang. [23]
Revolusi dan RMS

Leimena (ketig a d ari kanan) d alam


p erund ing an Perjanjian Renville

Pada saat Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, Leimana sedang bert ugas di Tangerang.
Seusai t ewasnya 30 orang kadet TKR dalam perist iwa Lengkong, Leimena merawat sejumlah
korban luka dan selama menjalankan t ugas ini Leimena bert emu Soekarno yang menjenguk
korban. [24] Dua bulan set elah perist iwa ini ia diundang unt uk menjadi Ment eri Muda
Kesehat an dalam Kabinet Sjahrir II. Awalnya ia menolak karena t ugasnya sebagai dokt er,
t et api kawannya Amir Sjarifuddin mendorongnya unt uk menerima t awaran t ersebut . [24][25]
Leimena dit unjuk sebagai Ment eri Kesehat an dalam Kabinet Amir Sjarifuddin I yang dibent uk
t anggal 3 Juli 1947, dan t erus menjabat sebagai Menkes sampai jat uhnya Kabinet Wilopo
pada t ahun 1953. [26] Selama periode revolusi, Leimena juga berperan dalam pendirian
Parkindo t ahun 1947 dan menjadi anggot a pimpinan part ai. [27][28] Belakangan Leimena
dit unjuk menjadi Ket ua Umum Parkindo seusai Kongres III Parkindo April 1950. [29]

Di luar jabat annya sebagai ment eri Leimena juga menjabat Ket ua Umum organisasi Pemuda
Indonesia Maluku (PIM), sebuah organisasi yang didirikan oleh Johannes Lat uharhary yang
beranggot akan pemuda Ambon yang mendukung kemerdekaan Indonesia. [30] Meskipun
kedua t okoh t ersebut dihormat i oleh anggot a-anggot a PIM, pengaruh mereka at as kegiat an
PIM sehari-hari t erbat as karena kurangnya koordinasi PIM (yang bergerak di Indonesia Timur)
dengan t okoh-t okoh di pulau Jawa. [31] Selama menjabat ment eri, Leimena awalnya t inggal di
Jakart a, t et api pada t ahun 1946 ia pindah ke Yogyakart a karena t ent ara Belanda yang
kelamaan semakin banyak di Jakart a. [30] Leimena dikirim sebagai anggot a t im perundingan
dalam berbagai perjanjian [32] – Perundingan Linggarjat i t ahun 1946,[33] Perjanjian Renville dan
Perjanjian Roem-Roijen t ahun 1948, dan Konferensi Meja Bundar t ahun 1949 (sebagai
anggot a delegasi milit er). [34][35] Leimena merupakan salah seorang ment eri RI yang t idak
t ert angkap selama Agresi Milit er Belanda II, dan pada bulan Januari 1949 ia t urut berunding
dengan perwakilan negara-negara bagian Republik Indonesia Serikat di Jakart a. [36]

Set elah kedaulat an diserahkan ke Indonesia, Republik Maluku Selat an dideklarasikan di


Ambon, sehingga Leimena diut us sebagai kepala juru runding pemerint ah ("misi Leimena")
besert a kapal perang KRI Hang Tuah. Sebelumnya, Leimena berenc ana t erbang ke Ambon,
t et api keput usannya dianulir Ment eri Pert ahanan. Para pemimpin RMS t idak bersedia
menerima undangan Leimena unt uk berunding di at as kapal Hang Tuah dan memint a agar
perundingan dilangsungkan di at as kapal berbendera net ral dibawah pengawasan
Perserikat an Bangsa-Bangsa. [37] Mereka juga memint a agar dalam perundingan RMS
diberlakukan sebagai suat u negara merdeka, dan permint aan ini t idak dapat dit erima t im
perundingan Indonesia. [38] Set elah beberapa kali gagal, Leimena kembali dikirim pada Juni
1950 unt uk menc oba lagi, t et api kali ini gagal karena t idak adanya jalur t ransport asi ke
Maluku. Pada t anggal 27 Sept ember, Leimena diut us kembali ke Namlea, Buru dengan
wewenang memberikan amnest i ke pemimpin RMS dan unt uk merundingkan ot onomi khusus,
t et api sehari kemudian TNI mendarat di Ambon sebelum perundingan dapat bermulai. [39]

Sebagai Menkes

Leimena (b aris ked ua, ked ua d ari kiri)


b eserta Kab inet Natsir

Ket ika perang kemerdekaan sudah usai, kondisi pelayanan kesehat an masyarakat di
Indonesia berada di bawah harapan para pemimpin Republik, karena pemerint ah kolonial yang
kurang peduli, malnut risi dan pengambilalihan rumah sakit selama pendudukan milit er Jepang.
Dit ambah lagi oleh keribut an selama masa perang kemerdekaan. [40] Sebagai Ment eri
Kesehat an, Leimena memandang kesehat an masyarakat sebagai komponen pent ing unt uk
pembangunan Indonesia dan unt uk memajukan sosioekonomi masyarakat , karena it u ia
berfokus unt uk mengembangkan sist em profilaksis (penc egahan) dan kebersihan di wilayah-
wilayah pedesaan. [41] Kebijakan ini bert olakbelakang dengan kebijakan z aman kolonial, yang
memfokuskan pelayanan kesehat an di wilayah perkot aan. [42]

Pada t ahun 1950, pemerint ah daerah Bandung merint is proyek kesehat an yang berdasarkan
jaringan rumah sakit misionaris sepert i t empat Leimena sempat bekerja, dengan sejumlah
klinik di pedesaan yang mendukung jalannya pelayanan dari rumah sakit pusat di kot a. Sist em
ini dijalankan dengan sist emnya sendiri dan diarahkan oleh dokt er kepala di t ingkat an
kabupat en. Sist em ini, yang dikenal dengan ist ilah "Bandung Plan" (alias "Leimena Plan" [43] ),
didukung oleh Leimena,[41][44] dan berdasarkan hasil kerjanya di RS Zending Imanuel. [19][45]
Bandung Plan ini awalnya direnc anakan akan diimplement asikan di seluruh Indonesia pada
t ahun 1954, t et api renc ana ini bat al karena masalah administ rat if dan ket ersediaan
anggaran. [41] Di luar kedua masalah t ersebut , ket ersediaan dokt er menjadi fakt or lainnya.
Banyak dokt er warga Indonesia yang menjadi perwira milit er at au polit ikus sedangkan dokt er
ket urunan Eropa banyak yang meninggalkan Indonesia set elah perang kemerdekaan. [46]
Walaupun t erhalang oleh rint angan-rint angan t ersebut , Bandung Plan menjadi landasan dari
sist em Puskesmas yang mulai dilunc urkan pada akhir t ahun 1960-an. [47]

Selain it u, masalah angka kemat ian ibu dan anak yang c ukup t inggi juga menjadi perhat ian
Leimena. Pada t ahun 1951, st at ist ik di rumah sakit besar menunjukkan angka kemat ian ibu
melahirkan menc apai 12-16% , yang art inya ada 12-16 kemat ian per 1000 ibu melahirkan. Angka
kemat ian bayi menc apai 115-300% , yang art inya ada 115-300 kemat ian per 1000 bayi yang
dilahirkan. Angka mort alit as ibu dan bayi selain di rumah sakit besar diperkirakan lebih t inggi
lagi. [48] Sebagai ment eri kesehat an, Leimena menginisiasi pendirian Balai Kesehat an Ibu dan
Anak (BKIA) pada 1951. [49]

Di bawah kepemimpinan Leimena, sejumlah UU yang berkait an dengan kesehat an


masyarakat diset ujui Dewan Perwakilan Rakyat , t ermasuk UU yang menc akup at uran yang
mewajibkan dokt er bekerja sebagai dokt er pemerint ah minimal t iga t ahun sebelum menjadi
dokt er swast a, memperbolehkan pemerint ah melarang klinik-klinik swast a, dan
memungkinkan pemerint ah unt uk mengambil alih jasa medis swast a dalam keadaan
gent ing. [50] Pada t ahun 1952, Leimena juga merumuskan perat uran yang membat asi periz inan
membuka prakt ek kesehat an hanya kepada dokt er yang memenuhi kualifikasi dan bukan
kepada prakt isi medis lain sepert i perawat at au bidan. [51] Dalam hal giz i, Leimena membent uk
Lembaga Makanan Rakyat yang berfungsi mendidik masyarakat mengenai nut risi. [52]

Pada t ahun 1953, Leimena melakukan kunjungan kerja ke Eropa dengan pendanaan
Organisasi Kesehat an Dunia (WHO). Di Eropa, ia mengamat i sist em kesehat an publik di
Norwegia, Brit ania Raya (Nat ional Healt h Servic e), dan Yugoslavia. Dalam perjalanan pulang, ia
juga berkunjung ke Mesir, India, dan Singapura unt uk berpart isipasi dalam kuliah dan diskusi
publik selain juga mempelajari sist em kesehat an di sana. Leimena t erkesan khususnya oleh
sist em kesehat an di Norwegia yang mengait kan pent ingnya asupan giz i dan kondisi kerja
dalam kesehat an publik. [53] Dalam hal urusan luar negeri, Leimena khawat ir akan
kemungkinan bant uan kesehat an yang digunakan negara maju unt uk mempengaruhi
kebijakan luar negeri dan polit ik int ernal Indonesia, sehingga ia menyerukan agar bant uan
kesehat an diberikan t anpa syarat . [54] Periode pert amanya sebagai Menkes berakhir t anggal
30 Juli 1953. Leimena kemudian kembali menjabat sebagai Menkes dalam Kabinet
Burhanuddin Harahap pada 12 Agust us 1955. [55]

Dalam bulan-bulan t erakhir Kabinet Burhanuddin Harahap, Leimena diut us ke Jenewa unt uk
merundingkan masalah Irian Barat dengan Belanda. Meskipun delegasinya berhasil
mendapat kan perset ujuan delegasi Belanda t erhadap penghapusan Uni Belanda-Indonesia
dan sejumlah konsesi ekonomisi lainnya, pergolakan polit ik di Indonesia mengakibat kan
delegasi t ersebut dipanggil kembali. Leimena t inggal di Jenewa selama beberapa wakt u dan
merasa frust asi, sampai ia sempat mempert imbangkan unt uk mundur dari jabat annya karena
merasa "sepert i nelayan yang sudah menangkap ikan, disuruh dilempar kembali". [56] Set elah
jat uhnya Kabinet Burhanuddin Harahap, Ali Sast roamidjojo dengan sengaja t idak
mengundang ment eri-ment eri dalam kabinet t ersebut unt uk kembali menjadi ment eri,
sehingga Leimena t idak lagi menjabat sebagai ment eri kesehat an. [57] Sekit ar wakt u it u,
Leimena sudah t erpilih menjadi anggot a Dewan Perwakilan Rakyat dari dapil Maluku dan
fraksi Parkindo seusai Pemilu 1955. [58][59] Set elah DPR hasil pemilihan umum t ersebut
dibubarkan pada t ahun 1959, Leimena dit unjuk kembali sebagai anggot a DPR t ransisional
oleh Soekarno. Namun, ia t idak hadir dalam pengambilan sumpah jabat an DPR pada t anggal
23 Juli 1959 dan ia pun mengundurkan diri dari DPR beberapa minggu kemudian. [60] Leimena
juga t erpilih sebagai anggot a Konst it uant e dari dapil Maluku [61] dan menjadi wakil ket ua
lembaga t ersebut , namun mengundurkan diri set ahun kemudian karena dit unjuk sebagai
ment eri. [62]

Di luar jabat an ment erinya, Leimena t urut sert a dalam organisasi Dewan Gereja Indonesia
(sekarang menjadi Persekut uan Gereja-Gereja di Indonesia, PGI) dan t erpilih sebagai wakil
ket uanya pada t ahun 1950. Jabat an ini dipegang Leimena sampai t ahun 1964 dan sejak
t ahun it u hingga ia wafat , ia memegang jabat an ket ua kehormat an. [63] Pada t ahun 1950 juga,
Leimena mendirikan Gerakan Mahasiswa Krist en Indonesia. [64]

Demokrasi Terpimpin

Leimena (p aling kanan) seb ag ai


insp ektur up acara HUT ABRI ke-19
p ad a 5 O kto b er 1964. Tamp ak
Leimena meng enakan serag am
Laksamana b intang emp at.

Set elah Kabinet Ali Sast roamidjojo II jat uh, Leimena menyat akan bahwa kabinet -kabinet
kedepannya harus bersifat lebih inklusif dan menc akup part ai-part ai yang sebelumnya t idak
masuk dalam pemerint ahan. [65] Leimena sendiri diikut sert akan dalam Kabinet Djuanda,
awalnya sebagai Ment eri Sosial ket ika kabinet t ersebut diumumkan t anggal 9 April 1957,
t et api ia dit unjuk sebagai Wakil Perdana Ment eri (Waperdam) t ahun it u juga. [55] Sejak bulan
Mei 1957, Leimena menjadi anggot a Dewan Nasional dan masih di t ahun it u ia dit unjuk
sebagai anggot a Panit ia 7 orang yang bert ugas unt uk menangani permasalahan dalam TNI
Angkat an Darat besert a Presiden dan Wapres Soekarno dan Mohammad Hat t a, Perdana
Ment eri Djuanda Kart awidjaja, Kasad TNI AD Abdul Haris Nasut ion, Sult an Hamengkubuwono
IX, dan Menkes Abdul Az is Saleh. [66] Leimena dianggap seorang loyalis Soekarno yang masih
mendukung Soekarno seusai Dekret Presiden 5 Juli 1959. Dikarenakan kesibukan Leimena
dalam pemerint ahan, jabat an ket ua umum Parkindo didelegasikan ke Albert Mangarat ua
Tambunan. [67]

Seusai Dekret 1959, Leimena dit unjuk menjadi Ment eri Dist ribusi, lalu kembali menjadi
Waperdam. [55] Dalam kapasit asnya sebagai Ment eri Dist ribusi, Leimena memandang
pent ingnya memperbaiki asupan giz i unt uk meningkat kan produkt ivit as pekerja, sehingga ia
bert ekad unt uk menc apai swasembada beras. Unt uk menc apai t arget ini, ia mendorong
memajukan pert anian int ensif di pulau Jawa, dan memperluas lahan pert anian di luar Jawa.
Meskipun renc ana Leimena dianggap ambisius, implement asinya menghadapi masalah
karena perlunya koordinasi dengan kement erian-kement erian lainnya. [68]

Selama Operasi Trikora, Leimena menjadi anggot a Komando Operasi Tert inggi. Dalam
kapasit as ini, ia diberikan pangkat t it uler sebagai Laksamana Madya pada t ahun 1962 dan
Laksamana (bint ang empat ) pada t ahun 1964. [69][70] Djuanda mendadak wafat pada bulan
November 1963, sehingga presiden Soekarno membent uk presidium beranggot akan t iga
orang yang t erdiri dari Leimena, Subandrio dan Chaerul Saleh unt uk memimpin kabinet . [71]
Selama masa demokrasi t erpimpin ini, Leimena yang dikenal berpihak ke Soekarno dinilai
berbakat dalam menangani kalangan polit ikus dan elit e lainnya, meskipun ia t idak begit u
sukses dalam menggalang dukungan masyarakat umum. [72] Ia sempat t ujuh kali menjabat
sebagai penjabat Presiden selama masa ini. [17]

G30S dan Supersemar

Biarlah saya t erus saja disini, saya t idak akan lari, kalau mereka masuk pint u ini... biarkan
saya mat i, karena anak saya Karel Sadsuit ubun t elah meninggal dalam rangka t ugas
pengawalan t erhadap diri saya.
— Leimena ke ist rinya set elah mendengar berit a kemat ian Sadsuit ubun, 1 Okt ober 1965[73]
Pada saat kejadian Gerakan 30 Sept ember (G30S) pada 1965, Leimena bert empat t inggal
dekat rumah jenderal Abdul Haris Nasut ion yang menjadi salah sat u sasaran ut ama pihak
G30S. Pada dini hari it u, ada sekit ar serat us orang yang t erlibat upaya penc ulikan Nasut ion,
dan karena Leimena dijaga sec ara pribadi oleh t iga orang pengawal, para penc ulik bermaksud
unt uk memast ikan ket iga orang t ersebut t idak mengganggu. Baku t embak pun t erjadi dan
seorang pengawal Leimena Karel Sadsuit ubun gugur. Seusai kejadian t ersebut , rumah
Leimana t idak diusik lagi, dan Leimena sendiri t idak disent uh. [74][75] Begit u Leimena t ahu
bahwa pengawalnya t erbunuh, ia menolak unt uk melarikan diri dan berkeras unt uk t inggal di
rumah. [76] Sebelum perist iwa-perist iwa yang berlangsung menjadi jelas, Leimena awalnya
dianggap sebagai sasaran ut ama para penc ulik dan laporan berit a awalnya lebih berfokus ke
kejadian di rumah Leimena. [75] Bahkan, awalnya Soehart o (saat it u panglima Kost rad)
diberit ahu oleh Umar Wirahadikusumah bahwa Leimena t elah ikut dic ulik. [77]

Beberapa jam set elah perist iwa t ersebut , masih di t anggal 1 Okt ober, Leimena dipanggil oleh
Soekarno ke Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma, t empat Soekarno sedang berunding
dengan beberapa pimpinan G30S. [78][79] Sebelum berangkat ke Halim, Leimena berdiskusi
dengan Soehart o dan membawakan pesan dari Soehart o yang memint a Soekarno
meninggalkan Halim sebelum pukul 16.30. Soehart o sebelumnya t elah mengult imat um pihak
G30S unt uk melet akkan senjat a sebelum pukul 16:30 dan menganc am akan menyerbu Halim
apabila mereka t idak menyerah. [79] Set elah t iba di Halim, Leimena t erus berada di dekat
Soekarno sepanjang sore it u. [80] Set elah pembic araan disana dan perset ujuan Soekarno
unt uk menggant ikan Ahmad Yani yang baru dibunuh dengan Pranot o Reksosamudro sebagai
Kepala St af TNI Angkat an Darat , mereka diberit ahukan bahwa Soehart o sedang
mempersiapkan penyerbuan ke Halim. Tokoh-t okoh G30S sepert i Omar Dhani menc oba
meyakinkan Soekarno unt uk mengikut i mereka ke Madiun, ke Jawa Timur at au ke Bali, t et api
Leimena berhasil memast ikan bahwa Soekarno t idak dibawa pergi. Leimena menganggap
bahwa apabila Soekarno mengikut i saran Dhani dkk, perang saudara dapat saja pec ah. [80][81]
Karena Leimena, renc ana pihak G30S yang ingin membawa Soekarno ke lokasi yang
dikendalikan mereka digagalkan, dan Soekarno sendiri memut uskan unt uk kembali ke Ist ana
Bogor sehingga ia t idak dapat dilibat kan dalam renc ana-renc ana kudet a. [82][83][80] Sore it u,
pihak G30S di bawah Kolonel Unt ung Syamsuri mengumumkan "Dewan Revolusi Indonesia"
yang t ermasuk Leimena, besert a banyak ment eri dan pet inggi negara lainnya. [84][85]

Leimena kemudian dit unjuk sebagai Ment eri Perguruan Tinggi dan Ilmu Penget ahuan ad
int erim dan pada t anggal 3 Maret 1966 ia memerint ahkan universit as-universit as dit ut up.
Perint ahnya diabaikan oleh kesat uan-kesat uan TNI yang mengawal akt ivit as di kampus-
kampus. [86] Pada t anggal 11 Maret , Leimena ikut dalam suat u rapat kabinet di Jakart a, ket ika
sejumlah t ent ara memosisikan diri di depan Ist ana Presiden. Sore it u, Soekarno besert a
ket iga Waperdam (Leimena, Subandrio, dan Chaerul Saleh) bert emu sejumlah jenderal TNI
(Amirmac hmud, M. Jusuf dan Basuki Rac hmat ) di Ist ana Bogor. Hasil dari pert emuan t ersebut
merupakan Surat Perint ah Sebelas Maret yang pada dasarnya menyerahkan sejumlah besar
kekuasaan darurat ke Soehart o. [87] Tak lama kemudian, pada t anggal 16 Maret , pert emuan
lain yang diikut i Leimena berlangsung, dan dalam pert emuan it u Soekarno menolak
permint aan unt uk merombak kabinet nya. [88] Akan t et api, pada t anggal 18 Maret 1966, 15
orang ment eri Soekarno dit angkap. [b] Meskipun demikian, Leimena t et ap menjabat sebagai
ment eri dan dit unjuk sebagai anggot a bagian kabinet beranggot akan lima orang: Leimena,
Hamengkubuwono IX, Idham Chalid, Adam Malik, dan Ruslan Abdulgani. [90][91] Ia pada wakt u
it u sudah menjabat sebagai ment eri dalam berbagai kabinet selama hampir dua puluh
t ahun. [92]

Orde Baru
Awalnya Soehart o berniat unt uk menjadikan Leimena ment eri juga dalam pemerint ahannya,
t et api Leimena sendiri menolak sec ara t idak langsung melalui Hamengkubuwono IX. [92] Maka
it u, Leimena dit unjuk sebagai c aret aker (pejabat sement ara) Wakil Ket ua Dewan
Pert imbangan Agung (DPA) ant ara 1966 dan 1968. Seusai masa jabat annya habis, ia t et ap
menjadi anggot a DPA sampai t ahun 1973. Dalam ranah ini ia meluruskan isu-isu int ernal DPA,
khususnya dalam perihal perpajakan, pendidikan, dan suksesi presiden. [82] Ia juga dit unjuk
sebagai direkt ur di Rumah Sakit Cikini pada t ahun 1968. [93] Selama masa Orde Baru, Leimena
menjadi salah sat u dari segelint ir polit isi yang t idak menjauhkan diri dari Soekarno. [94]

Dalam pemilihan umum 1971, Leimena t erpilih menjadi anggot a Dewan Perwakilan Rakyat ,
t et api ia t idak dilant ik. [95] Seusai fusi ant ara Parkindo dan Part ai Demokrasi Indonesia (PDI)
pada t ahun 1973, Leimena dit unjuk sebagai wakil ket ua dewan pert imbangan pusat PDI. [96]

Pandangan politik

Tugas seorang Krist en Indonesia adalah memperlihat kan bahwa menjadi Krist en t idak ada
sangkut paut nya dengan kolonialisme. Menjadi Krist en berart i hidup dalam dua dunia,
sebagai anggot a yang hidup dari bangsa sendiri dan juga sebagai anggot a persekut uan
orang-orang kudus di dalam Krist us.

Tulisan Leimena dalam majalah Belanda Elt het o, 1935[97]

Sebelum Indonesia merdeka, Leimena beberapa kali berbic ara mengenai perbedaan ant ara
gerakan Krist iani di skala int ernasional dan gerakan kemerdekaan Indonesia di skala
nasional. [98] Dalam pidat o-pidat o yang disampaikan dalam pert emuan DGI, Leimena
mendorong pandangannya bahwa ada kesamaan kepent ingan ant ara pihak gereja dan pihak
negara. [99]

Leimena merupakan seorang t okoh yang sec ara vokal menolak Darul Islam, separat isme, dan
komunisme sehingga ia dinilai sehaluan dengan posisi polit ik Soekarno yang mendorong
negara berdasarkan Panc asila sert a dengan sejumlah t okoh Islam yang c enderung sosialis
sepert i Mohammad Nat sir dan Syafruddin Prawiranegara. Menurut Soekarno, Leimena
"berjiwa dominee, t et api ia t ak pernah berhent i melawan imperialisme-kolonialisme". [98][100][101]
Soekarno sendiri sering menyebut Leimena dengan julukan "mijn dominee" (pendet aku). [92]

Kehidupan pribadi

Istri Leimena,
Wijarsih
Prawirad ilag a.

Selama bersekolah di STOVIA, Leimena akt if bermain sepakbola dan sering kali ikut dalam t im
sepakbola STOVIA dan sejumlah klub lokal pada masanya. [102] Ia bert emu dengan ist rinya
Wijarsih Prawiradilaga selama bert ugas sebagai dokt er di Bandung. [103] Pasangan ini memiliki
delapan anak yait u empat anak laki-laki dan empat anak perempuan. [104] Salah seorang
put rinya, Melani Leimena Suharli, menjadi Wakil Ket ua Majelis Permusyawarat an Rakyat
periode 2009–2014. [105]

Leimena dikenang keluarganya sebagai sosok sederhana, khususnya dalam hal pakaian. Ia
t erbiasa memakai kemeja put ih dengan gaya yang sama t iap kali. [106] Menurut Soekarno
dalam aut obiografinya, Leimena t idak memiliki pakaian formal selama jalannya revolusi,
sehingga saat ia dikirim dalam kapasit as diplomasi ia harus meminjam jas dan dasi dari
koleganya. [64]

Wafat
M akam DR. Jo hannes Leimena d i
Taman M akam Pahlawan Nasio nal
Utama Kalib ata

Leimena meninggal di Jakart a pada t anggal 29 Maret 1977, sekit ar pukul 7.30 pagi. Ia sempat
mengeluh sakit seusai pulang dari Eropa sebelumnya dan saat kembali ke Indonesia, ia
menggunakan kursi roda. Seusai ac ara pemakamannya, Leimena dikuburkan sec ara milit er di
Taman Makam Pahlawan Kalibat a. [107]

Penghargaan
Ia mendapat kan t anda kehormat an, diant aranya;[108]

Dalam Negeri

Indonesia :
Bintang Mahaputera Adipradana
(1973)[109]
Bintang Gerilya (1959)
Satyalancana Pembangunan
(1961)
Satyalancana Peringatan
Perjuangan Kemerdekaan
Satyalancana Karya Satya

Luar negeri

Bolivia :
Grand Cross of the Order of the
Condor of the Andes
Ekuador :
Grand Cross of the National
Order of Merit
Filipina :
Commander of the Order of
Sikatuna, Rank of Lakan (CS)
Romania:
Order of 23 August 2nd Class
Yugoslavia :
Order of the Yugoslav Flag with
Sash

Peninggalan
Menurut Soekarno dan Mohammad Roem, Leimena merupakan seorang polit isi yang jujur dan
diplomat yang berbakat . [64][97] Menurut Sut an Sjahrir, hubungan ant ara Leimena dan
Soekarno berjalan dengan Leimena menyampaikan pikirannya "sec ara t ulus kepada Bung
Karno, t et api dia t ak akan pernah melepaskan Bung Karno sendirian." [97] Ia dianggap sebagai
t okoh senior oleh sejawat nya, sehingga ia t idak dijuluki "Bung" sebagaimana biasa, t et api
lebih umum dijuluki "Om Jo". [24]

Pada t ahun 2010, 33 t ahun set elah wafat , Leimena dianugerahi gelar Pahlawan Nasional
Indonesia oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. [110] Di Ambon, RSUP Johannes Leimena
mengambil namanya. [111] Di Universit as Pat t imura, t erdapat pat ung Leimena yang diresmikan
t ahun 2012. [105][112] Inst it ut Leimena milik Persekut uan Gereja-Gereja di Indonesia diresmikan
pada t ahun 2004, dan sebelumnya dikenal sebagai Akademi Leimena sejak t ahun
1984. [113][114]

Catatan kaki

a. Leimena tidak menjabat sebagai Menteri


Kesehatan dalam Kabinet Pemerintah
Darurat Republik Indonesia antara 19
Desember 1948 sampai 13 Juli 1949. Dalam
kabinet tersebut, Sukiman Wirjosandjojo
menjabat sebagai Menkes.[1] Meskipun
begitu, Leimena masih menjabat dalam
Kabinet Hatta I yang tidak dianggap bubar.[2]
b. 15 orang menteri Soekarno tersebut meliputi
Menteri Urusan Bank Sentral Jusuf Muda
Dalam, Menteri Pengairan Rakyat Ir.
Surachman, Menteri Negara Oei Tjoe Tat,
Menteri Pendidikan Dasar dan Kebudayaan
Sumardjo, Menteri Urusan Listrik dan
Ketenagaan Ir. Setiadi Reksoprodjo, Wakil
Perdana Menteri III Chaerul Saleh, Wakil
Perdana Menteri I dr. Soebandrio, Menteri
Pertambangan Armunanto, Menteri
Perburuhan Soetomo Martopradoto, Menteri
Kehakiman Astrawinata S.H, Menteri
Penerangan Mayor Jenderal TNI Achmadi,
Menteri Transmigrasi dan Koperasi Drs.
Achadi, Menteri dan Kepala Daerah DKI
Mayjen TNI Dr. Soemarno Sosroatmodjo,
Menteri/Sekjen Front Nasional JK Tumakaka
dan Menteri Khusus urusan Pengamanan
Letkol Imam Sjafei.[89] Meskipun begitu,
Leimena masih menjabat dalam Kabinet
Hatta I yang tidak dianggap bubar.[2]

Referensi

1. "Kabinet Darurat" (https://setkab.go.id/kabin


et-darurat/) . Sekretariat Kabinet Republik
Indonesia. Diakses tanggal 19 September
2020.
2. "Detail biodata Pejabat Menteri" (https://kep
ustakaan-presiden.perpusnas.go.id/cabinet_p
ersonnel/popup_profil_pejabat.php?id=49&pr
esiden_id=&presiden=) . Perpustakaan
Nasional. Diakses tanggal 19 September
2020.
3. "Presiden Sukarno melantik Dr. Subandrio
sebagai Laksamana Udara, Dr. Leimena
sebagai Laksamana Laut dan Dr. H.C.
Chaerul Saleh sebagai Jenderal TNI pada tgl.
17/8/1964" (https://onesearch.id/Record/IO
S1.INLIS000000000054682) . Indonesia
OneSearch. 17 August 1964.
4. Hitipeuw 1986, hlm. 7-8.
5. Hitipeuw 1986, hlm. 15.
6. Hitipeuw 1986, hlm. 20.
7. Hitipeuw 1986, hlm. 24.
8. Hitipeuw 1986, hlm. 25-27.
9. Hitipeuw 1986, hlm. 28-31.
10. Hitipeuw 1986, hlm. 33.
11. Hitipeuw 1986, hlm. 37-38.
12. Hitipeuw 1986, hlm. 40.
13. Hitipeuw 1986, hlm. 41-42.
14. Hitipeuw 1986, hlm. 42-45.
15. Hitipeuw 1986, hlm. 52.
16. Hitipeuw 1986, hlm. 52, 176.
17. Aritonang & Steenbrink 2008, hlm. 654–656.
18. Hitipeuw 1986, hlm. 54.
19. Neelakantan 2017, hlm. 74.
20. Hitipeuw 1986, hlm. 62.
21. Orang Indonesia jang terkemoeka di Djawa
(https://books.google.com/books?id=dM8LA
AAAIAAJ) . Gunseikanbu. 1944. hlm. 324.
22. Hitipeuw 1986, hlm. 82–83.
23. Hitipeuw 1986, hlm. 85–86.
24. Sulistyowati, Retno (15 Agustus 2020).
"Meletakkan Fondasi Puskesmas,
Sumbangan Dokter Leimena bagi Dunia
Kesehatan Indonesia" (https://majalah.temp
o.co/read/laporan-khusus/161193/meletakk
an-fondasi-puskesmas-sumbangan-dokter-le
imena-bagi-dunia-kesehatan-indonesia) .
Tempo.co. Diakses tanggal 4 September
2020.
25. Hitipeuw 1986, hlm. 92.
26. Hitipeuw 1986, hlm. 176.
27. Hitipeuw 1986, hlm. 97.
28. Murakami 2015, hlm. 38.
29. Kepartaian di Indonesia (https://books.googl
e.com/books?id=1go0AAAAIAAJ&pg=PA7
0) . Kementerian Penerangan Rep. Indonesia.
1950. hlm. 70–71.
30. Hitipeuw 1986, hlm. 101–102.
31. Chauvel 2008, hlm. 295.
32. Chauvel 2008, hlm. 203.
33. Anwar 2010, hlm. 81.
34. Kahin 2003, hlm. 228.
35. Susunan kabinet-kabinet R.I. dan riwajat
hidup ringkas para menteri 1945–1953 (http
s://books.google.com/books?id=iLHNyGcdn
dgC) . Bagian Dokumentasi, Department
Penerangan. 1954. hlm. 41.
36. Anwar 2010, hlm. 122.
37. Chauvel 2008, hlm. 381.
38. Feith 2006, hlm. 70.
39. Chauvel 2008, hlm. 387–388.
40. Neelakantan 2017, hlm. 39-42.
41. Neelakantan 2017, hlm. 47.
42. Murakami 2015, hlm. 38-39.
43. Neelakantan 2017, hlm. 73.
44. Murakami 2015, hlm. 40.
45. Hitipeuw 1986, hlm. 124.
46. Murakami 2015, hlm. 41.
47. Neelakantan 2017, hlm. 87.
48. Astiannis 2018, hlm. 207.
49. Astiannis 2018, hlm. 208.
50. Murakami 2015, hlm. 42-43.
51. Murakami 2015, hlm. 50.
52. Firmansyah, Manda (29 Oktober 2019).
"Sepak terjang Johannes Leimena, Menteri
Kesehatan kesayangan Soekarno" (https://w
ww.alinea.id/nasional/johannes-leimena-men
teri-kesehatan-kesayangan-soekarno-b1Xo
39oBp) . alinea.id. Diakses tanggal 22 Juni
2020.
53. Neelakantan 2017, hlm. 48.
54. Neelakantan 2017, hlm. 72.
55. Hitipeuw 1986, hlm. 177.
56. Feith 2006, hlm. 451–454.
57. Feith 2006, hlm. 467.
58. Hasil rakjat memilih tokoh-tokoh parlemen:
Hasil pemilihan umum pertama, 1955 di
Republik Indonesia (http://repositori.dpr.go.i
d/100/3/HASIL%20RAKYAT%20MEMILIH%2
0TOKOH-TOKOH%20PARLEMEN_3.pdf)
(PDF). C.V. Gita. 1956. hlm. 343.

59. Tim Penyusun Sejarah 1970, hlm. 611.


60. Tim Penyusun Sejarah 1970, hlm. 633.
61. Kementerian Penerangan (1956). Kumpulan
peraturan-peraturan untuk pamilihan
Konstituante (https://books.google.co.id/boo
ks?id=DvxZQtmFr4cC&pg=PA514) . hlm. 514.
62. "Dr. J. Leimena" (http://www.konstituante.ne
t/en/profile/PARKINDO_j_leimena) .
konstituante.net. Diakses tanggal 22 Juni
2020.
63. Hitipeuw 1986, hlm. 174.
64. "Johannes Leimena, Orang Paling Jujur di
Mata Soekarno" (https://tirto.id/johannes-lei
mena-orang-paling-jujur-di-mata-Soekarno-
bJLB) . Tirto. 29 Maret 2018. Diakses tanggal
22 Juni 2020.
65. Hitipeuw 1986, hlm. 141.
66. Lev 2009, hlm. 47.
67. Hitipeuw 1986, hlm. 141-143.
68. Neelakantan 2017, hlm. 49.
69. Setiono, Benny G. (2008). Tionghoa Dalam
Pusaran Politik (https://books.google.com/b
ooks?id=CH0p3zHladEC&pg=PA820) .
TransMedia. hlm. 820. ISBN 978-979-799-
052-7.
70. "Presiden Soekarno melantik Dr. Subandrio
sebagai Laksamana Udara, Dr. Leimena
sebagai Laksamana Laut dan Dr. H.C.
Chaerul Saleh sebagai Jenderal TNI pada tgl.
17/8/1964" (https://onesearch.id/Record/IO
S1.INLIS000000000054682) . Indonesia
OneSearch. 17 August 1964.
71. Crouch 2007, hlm. 77.
72. Crouch 2007, hlm. 48.
73. Sudarmanto, J.B. (2007). Jejak-jejak
pahlawan: perekat kesatuan bangsa
Indonesia (https://books.google.com/books?i
d=a53K2ngY_Y8C&q=kalau+mereka+masuk+
pintu+ini+dan+saya+biarkan+saya+mati&pg=
PA139) . hlm. 139. ISBN 9789797597160.
74. Anderson & Mcvey 2009, hlm. 36–37.
75. Hunter 2007, hlm. 5-6.
76. "Karel Sadsuitubun" (http://repositori.kemdik
bud.go.id/8335/1/KAREL%20SADSUITUBU
N.pdf) (PDF). 1985. hlm. 100. Diakses tanggal
21 June 2020.
77. Hunter 2007, hlm. 7.
78. Anderson & Mcvey 2009, hlm. 63.
79. Hunter 2007, hlm. 24.
80. Hunter 2007, hlm. 35.
81. Crouch 2007, hlm. 128–132.
82. Hitipeuw 1986, hlm. 144–145.
83. Anderson & Mcvey 2009, hlm. 85.
84. Anderson & Mcvey 2009, hlm. 171.
85. Hunter 2007, hlm. 20.
86. Crouch 2007, hlm. 185.
87. Crouch 2007, hlm. 188–189.
88. Crouch 2007, hlm. 193–194.
89. Abdurahman, Hendi (27 Juli 2022). "Kisah
Soeharto yang Berani Menangkap 15 Menteri
Loyalis Soekarno. Lantaran Dianggap Pro
PKI?" (https://berita.99.co/soeharto-menang
kap-15-menteri-loyalis-soekarno/) . 99.co.
Diakses tanggal 21 Oktober 2020.
90. Crouch 2007, hlm. 200.
91. Central Intelligence Agency (1966). Daily
Report, Foreign Radio Broadcasts (https://b
ooks.google.com/books?id=oS2ZjucSpRgC)
(dalam bahasa Inggris). hlm. BBB4.
92. Setiawan, Andri (14 Agustus 2019). "Nyong
Ambon Pendeta Bung Karno" (https://histori
a.id/politik/articles/nyong-ambon-pendeta-b
ung-karno-PyqLN) . Historia. Diakses tanggal
24 Januari 2021.
93. "Dr. Leimena Direktur RS "Tjikini" " (http://ww
w.kompasdata.id/Search/NewsDetail/19839
489) . Kompas. 16 Desember 1968.
94. Kompas. 16 November 2007. hlm. 51
95. Hitipeuw 1986, hlm. 179.
96. Kongres Pertama PDI (Partai Demokrasi
Indonesia) untuk Demokrasi, Kebangsaan,
dan Keadilan Sosial. 1976. hlm. 94.
97. Pour, Julius (18 Juni 2005). "Seratus Tahun
Johannes Leimena" (http://www.kompasdat
a.id/Search/NewsDetail/17530019) .
Kompas. hlm. 59. Diakses tanggal
1 September 2020.
98. Aritonang & Steenbrink 2008, hlm. 195.
99. Aritonang & Steenbrink 2008, hlm. 785.
100. Hitipeuw 1986, hlm. 141–143.
101. Kahin 2003, hlm. 157.
102. Hitipeuw 1986, hlm. 34.
103. Hitipeuw 1986, hlm. 55.
104. Hitipeuw 1986, hlm. 174–175.
105. Kusumaputra, Robert Adhi, ed. (19 Agustus
2011). "Monumen Pahlawan Dr J Leimena
Dibangun" (https://nasional.kompas.com/rea
d/2011/08/19/1855263/Monumen.Pahlawan.
Dr.J.Leimena.Dibangun.) . Kompas.com.
Diakses tanggal 1 September 2020.
106. Administrator (27 Oktober 2008). "Dokter
Politik dari Timur" (https://majalah.tempo.co/
read/laporan-khusus/128572/dokter-politik-d
ari-timur) . Tempo.co. Diakses tanggal
26 Juni 2020.
107. Hitipeuw 1986, hlm. 169-170.
108. Hitipeuw 1986, hlm. 179–180.
109. Daftar WNI yang Mendapat Tanda
Kehormatan Bintang Mahaputera tahun 1959
s.d. 2003 (https://cdn.setneg.go.id/_multimedi
a/document/20180910/41462-Bintang_Mah
aputera_tahun_1959-2003.pdf) (PDF).
Diakses tanggal 4 Oktober 2021.
110. "Doctor, army officer named national heroes"
(https://www.thejakartapost.com/news/201
0/11/12/doctor-army-officer-named-national
-heroes.html) . The Jakarta Post (dalam
bahasa Inggris). 12 November 2010. Diakses
tanggal 19 Juni 2020.
111. "Anak Johannes Leimena Hadir Saat
Peresmian RSUP" (https://web.archive.org/w
eb/20210414110257/https://terasmaluku.co
m/anak-johannes-leimena-hadir-saat-peres
mian-rsup/) . Teras Maluku. 16 Oktober
2019. Diarsipkan dari versi asli (https://teras
maluku.com/anak-johannes-leimena-hadir-sa
at-peresmian-rsup/) tanggal 2021-04-14.
Diakses tanggal 22 Juni 2020.
112. "Sambutan Presiden RI pada Peresmian
Patung Pahlawan Nasional Dr. J Leimena,
Ambon, 9 Juni 2012" (https://www.setneg.g
o.id/baca/index/sambutan_presiden_ri_pada
_peresmian_patung_pahlawan_nasional_dr_j
_leimena_ambon_9_juni_2012) . Kementerian
Sekretariat Negara Republik Indonesia.
Diakses tanggal 22 Juni 2020.
113. "Tentang Kami | Institut Leimena" (https://lei
mena.org/tentang-kami/) . Diakses tanggal
22 Juni 2020.
114. Aritonang & Steenbrink 2008, hlm. 803.

Daftar pustaka

Dr. Jo hannes Leimena, Karya d an


Peng ab d iannya - b io g rafi yang
d iterb itkan Kemend ikb ud .

Wikimedia Commons memiliki media


mengenai Johannes Leimena.

Anderson, Benedict; Mcvey, Ruth T. (2009).


A Preliminary Analysis of the October 1,
1965 Coup in Indonesia (https://books.goo
gle.com/books?id=CVcwPV3NvDMC)
(dalam bahasa Inggris). Equinox Publishing.
ISBN 978-602-8397-52-0.
Anwar, Rosihan (2010). Sutan Sjahrir, True
Democrat, Fighter for Humanity, 1909-1966
(https://books.google.com/books?id=h3iRh
13znRUC) . Penerbit Buku Kompas.
ISBN 978-979-709-468-3.
Aritonang, Jan Sihar; Steenbrink, Karel
Adriaan (2008). A History of Christianity in
Indonesia (https://books.google.com/book
s?id=cUoGJSs9yOUC) (dalam bahasa
Inggris). BRILL. ISBN 978-90-04-17026-1.
Astiannis, Rella (2018). "Johannes Leimena
dalam Kesehatan Ibu dan Anak di Indonesia
(1946-1956)" (https://ejournal.upi.edu/inde
x.php/factum/article/view/15606) . Factum.
7 (2): 203–214.
Chauvel, Richard (2008). Nationalists,
Soldiers and Separatists: The Ambonese
Islands from Colonialism to Revolt, 1880-
1950 (https://books.google.com/books?id=
UbZiAAAAQBAJ) (dalam bahasa Inggris).
BRILL. ISBN 978-90-04-25395-7.
Crouch, Harold (2007). The Army and
Politics in Indonesia (https://books.google.c
om/books?id=TJptHWc4i1EC) (dalam
bahasa Inggris). Equinox Publishing.
ISBN 978-979-3780-50-4.
Feith, Herbert (2006). The Decline of
Constitutional Democracy in Indonesia (http
s://books.google.com/books?id=VAH0W9u
xoqoC) (dalam bahasa Inggris). Equinox
Publishing. ISBN 978-979-3780-45-0.
Hitipeuw, Frans (1986). Dr. Johannes
Leimena, Karya dan Pengabdiannya (http
s://books.google.com/books?id=TeGmTDm
TFFQC) . Jakarta: Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan Republik Indonesia.
Hunter, Helen-Louise (2007). Soekarno and
the Indonesian Coup: The Untold Story (http
s://books.google.com/books?id=33uXIgop
oUEC) (dalam bahasa Inggris). Greenwood
Publishing Group. ISBN 978-0-275-97438-1.
Lev, Daniel S. (2009). The Transition to
Guided Democracy: Indonesian Politics,
1957–1959 (https://books.google.com/boo
ks?id=ybL_CsT93w4C) (dalam bahasa
Inggris). Equinox Publishing. ISBN 978-602-
8397-40-7.
Kahin, George McTurnan (2003).
Nationalism and Revolution in Indonesia (htt
ps://books.google.com/books?id=WDgBBz
WQ2DAC) (dalam bahasa Inggris). SEAP
Publications. ISBN 978-0-87727-734-7.
Murakami, Saki (2015). "Call for Doctors!:
Uneven Medical Provision and the
Modernization of State Health Care during
the Decolonization of Indonesia, 1930s–
1950s". Cars, Conduits, and Kampongs.
Brill. hlm. 29–62. ISBN 978-9-00428-072-4.
JSTOR 10.1163/j.ctt1w76ts6.7 (https://ww
w.jstor.org/stable/10.1163/j.ctt1w76ts6.7) .
Neelakantan, Vivek (2017). Science, Public
Health and Nation-Building in Soekarno-Era
Indonesia (https://books.google.com/book
s?id=3VwpDwAAQBAJ) (dalam bahasa
Inggris). Cambridge Scholars Publishing.
ISBN 978-1-4438-7849-4.
Tim Penyusun Sejarah (1970). Seperempat
Abad Dewan Perwakilan Rakjat Republik
Indonesia (http://repositori.dpr.go.id/81/1/S
EPEREMPAT%20ABAD%20DPR%20RI.pd
f) (PDF). Jakarta: Sekretariat DPR-GR.
Jabatan politik

Menteri
Didahului Koordinator
Diteruskan oleh:
oleh: Distribusi
Ali Sadikin
Tidak Ada Indonesia
1962–1964

Didahului Wakil Perdana


Diteruskan oleh:
oleh: Menteri
Jabatan
Mohamad Indonesia
Dihapuskan
Roem 1957–1966

Didahului Menteri Sosial Diteruskan oleh:


oleh: Indonesia Muljadi
Fatah Jasin 1957 Djojomartono

Didahului Menteri Diteruskan oleh:


oleh: Kesehatan Hadrianus
Lie Kiat Indonesia Sinaga
Teng 1955–1956
Menteri
Didahului Diteruskan oleh:
Kesehatan
oleh: Ferdinand
Indonesia
Sutopo Lumban Tobing
1950–1953

Menteri
Didahului
Kesehatan Diteruskan oleh:
oleh:
Indonesia Sutopo
Surono
1949–1950

Didahului Menteri
Diteruskan oleh:
oleh: Kesehatan
Mananti
Darma Indonesia
Sitompul
Setiawan 1947–1949

Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?


title=Johannes_Leimena&oldid=25119881"
Halaman ini terakhir diubah pada 3 Januari 2024,
pukul 12.07. •
Konten tersedia di bawah CC BY-SA 4.0 kecuali
dinyatakan lain.

Anda mungkin juga menyukai