NIM : 19812141035
1. Prof.Mr.Dr.Soepomo
Prof. Mr. Dr. Soepomo lahir di Sukoharjo, Jawa
Tengah pada 22 Januari 1903. Soepomo terlahir dari kalangan
keluarga ningrat aristocrat jawa. Kakek dari pihak ibunya
adalah Raden Tumenggung Wirjodirodjo, bupati Nayak dari
Sragen. Sedangkan Kakek dari pihak ayahnya adalah raden
Tumenggung Reksowardono, bupati Anom Sukaharjo pada
masa kejayaannya dulu.
Sebagai putra keluarga priyayi, Soepomo
berkesempatan meneruskan pendidikannya di ELS
(Europeesche Lagere School) yaitru sekolah setara sekolah dasar di Boyolali (1917),
kemudian ia melanjutkan pendidikannya di MULO (Meer Uitgebreid Lagere
Onderwijs) di Solo (1920) dan ia menyelesaikan pendidikan kejuruan hukum di
Bataviasche Rechtsschool di Batavia pada tahun 1923. Kemudian, Soepomo ditunjuk
sebagai pegawai pemerintah kolonial Hindia Belanda yang diperbantukan pada Ketua
Pengadilan Negeri Sragen.
Kisaran tahun 1924 dan 1927, Soepomo mendapatkan kesempatan untuk
melanjutkan pendidikannya ke ke Rijksuniversiteit Leiden di Belanda di bawah
bimbingan Cornelis van Vollenhoven, yaitu profesor hukum yang dikenal sebagai
arsitek ilmu hukum adat Indonesia dan ahli hukum internasional serta salah satu
konseptor Liga Bangsa-Bangsa. Thesis doktornya yang berjudul Reorganisatie van
het Agrarisch Stelsel in het Gewest Soerakarta (Reorganisasi sistem agraria di
wilayah Surakarta) tidak hanya mengupas sistem agraria tradisional di Surakarta,
namun juga secara tajam menganalisis hukum-hukum kolonial yang berkaitan dengan
pertanahan di wilayah Surakarta.
Thesis tersebut ditulis dalam bahasa Belanda, kritik Soepomo atas wacana
kolonial tentang proses transisi agraria ini dibungkus dalam bahasa yang halus dan
tidak langsung, menggunakan argumen-argumen kolonial sendiri, dan hanya bisa
terbaca saat kita menyadari bahwa subyektivitas Soepomo sangat kental diwarnai
etika Jawa.
Prof. Mr. Dr Soepomo meninggal di Jakarta, 12 September 1958 pada umur
55 tahun. Soepomo meninggal dalam usia muda akibat serangan jantung dan Ia
dimakamkan di Solo. Berdasarkan Keppres No. 123 Tahun 1965, pada 14 Mei 1965
Soepomo diangkat menjadi Pahlawan Kemerdekaan Nasional.
5. Otto Iskandardinata
Lahir dari keturunan bangsawan yang di turunkan dari
ayahnya,Raden Otto Iskandardinata atau biasa di sebut Oto
merupakan anak ke 3 dari 9 bersaudara, gemar bermain Bola
serta menari Sunda juga pandai menabuh gamelan.
Menempuh pendidikan di Hollandsch-Inlandsche School
(HIS) Bandung dan melanjutkan pendidikan di Kweek-
school Onder-bouw (Sekolah Guru Bagian Pertama) yang
merupakan sekolah berasrama di Bandung.
Pernah masuk dalam daftar hitam dan membuat khawatir pemerintah Hindia
Belanda, salah satunya dikarenakan nyali Oto dalam membongkar kasus bendungan
kemuning yang bisa menyelamatkan Rakyat Indonesia dari penipuan yang di lakukan
pengusaha Belanda. Tak bisa di pungkiri,Oto lah orang yang pertama
mempopulerkan kata Indonesia Merdeka dan kemudian disingkat menjadi Merdeka
karena kegigihan Oto dalam memperjuangkan Hak rakyatnya.
Menikah dengan gadis bernama Soekirah putri Asisten Wedana di
Banjarnegara yang 10 tahun lebih muda darinya dan dikaruniai 12 Orang anak. Pada
tanggal 20 Desember 1945 adalah hari di tetapkannya sebagai hari wafatnya Oto
akibat dari korban "Laskar Hitam" di Pantai Mauk, Tangerang, dan tidak pernah
ditemukan jenazahnya. setelah kematiannya, Oto ditetapkan pemerintah sebagai
Pahlawan Nasional berdasarkan Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia No.
088/TK/Tahun 1973, tanggal 6 November 1973.
Darfar Pustaka
Fariza Calista.Biografi dan Profil Lengkap Prof. Mr. Dr. Soepomo – Pahlawan
Nasional Indonesia Arsitek UUD 1945.diakses pada www.infobiografi.com pada
tanggal 15 Oktober 2019
Muhamad Nurdin Fathurrohman.Biografi Radjiman Wedyodiningrat - Pahlawan
Nasional.diakses pada biografi-tokoh-ternama.blogspot.com pada tanggal 15 Oktober
2019
Pahlawan Nasional Maluku.diakses pada balagu.50webs.com pada tanggal 15
Oktober 2019
Dinas Kebudayaan. Biografi I Gusti Ketut Pudja.diakses pada
disbud.bulelengkab.go.id pada tanggal 15 Oktober 2019