Anda di halaman 1dari 11

Jurnal Farmasi Higea, Vol. 10, No.

2, 2018
Pengaruh Ekstrak Etanol Daun Belimbing Wuluh (Averrhoa Bilimbi L.)
Terhadap Kadar Kolesterol Total Dan LDL
Pada Mencit Putih Jantan Hiperkolesterolemia

Fitra Fauziah1 *, Rahimatul Uthia1, Melani Musdar1


1
Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi (STIFARM) Padang, Indonesia
*E-mail: mrs.fitrafauziah@gmail.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengamati pengaruh ekstrak etanol daun Averrhoa bilimbi L. terhadap kadar
kolesterol total dan LDL pada mencit putih jantan hiperkolesterolemia. Mencit putih jantan yang berusia 10 minggu
(20-30 gram) diberi makan dengan makanan lemak tinggi (campuran otak sapi dan kuning telur puyuh) dan
diinduksi dengan propiltiourasil (PTU, 0,26 mg/20 gram BB) selama 14 hari sebelum pemberian ekstrak daun
Averrhoa bilimbi L.. Daun Averrhoa bilimbi L. diekstraksi dengan etanol 70 % dan dipekatkan pada suhu 40 °C
dengan penguap vakum. Hewan uji dikelompokkan menjadi lima kelompok yaitu kelompok kontrol negatif, kontrol
positif, ekstrak dosis 200 mg/kg BB, ekstrak dosis 400 mg/kg BB dan ekstrak dosis 800 mg/kg BB. Ekstrak daun
Averrhoa bilimbi L. diberikan selama 14 hari secara oral. Ekstrak daun Averrhoa bilimbi L. dapat menurunkan kadar
kolesterol total dan LDL secara signifikan (p<0,05). Ekstrak daun Averrhoa bilimbi L. dosis 800 mg/kg BB memiliki
efek penurunan kolesterol total dan LDL yang paling tinggi jika dibandingkan dengan kedua dosis lainnya.
Berdasarkan hasil uji rasio berat relatif organ (ginjal, hati dan jantung) didapat hasil bahwa variasi dosis ekstrak
daun Averrhoa bilimbi L. tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap berat relatif organ pada pemberian
selama 14 hari.
Kata kunci: Averrhoa bilimbi; Ekstrak; Kolesterol; LDL; Hiperkolesterolemia

Abstract
This research aimed to observe the effect of Averrhoa bilimbi L. leaf ethanolic extracts on total cholesterol and LDL
levels in white male mices hypercholesterolemia. Ten weeks old white male mices (20-30 grams) are fed with high-
fat foods (mixture of cow brain and quail egg yolk) and induced with propylthiouracil (PTU, 0.26 mg/20 grams BB)
for 14 days before giving Averrhoa bilimbi L. leaf extracts. Averrhoa bilimbi L. leaves were extracted with 70 %
ethanol and concentrated at 40 °C with vacuum evaporator. Mices were grouped into five groups: negative control,
positive control, extract dose 200 mg/kg BW, extract dose 400 mg/kg BW and extract dose 800 mg/kg BW. The
Averrhoa bilimbi L. leaf extracts is given for 14 days orally. The Averrhoa bilimbi L. leaf extracts significantly
decreased total cholesterol and LDL (p<0.05). The Averrhoa bilimbi L. leaf extracts with dose 800 mg/kg BB has
the highest effect of decreasing total cholesterol and LDL when compared with other two doses. Based on the result
of weight ratio test of body organ (kidney, liver and heart) obtained result is variation dose of extract Averrhoa
bilimbi L. did not give significant influence to relative weight of organ at administration for 14 days.
Keywords: Averrhoa bilimbi; Extract; Cholesterol; LDL; Hypercholesterolemia

PENDAHULUAN

Hiperkolesterolemia adalah suatu kondisi aterosklerosis, seperti penyakit jantung


dimana meningkatnya konsentrasi kolesterol koroner (PJK), stroke iskemik, dan penyakit
dalam darah yang melebihi nilai normal arteri perifer (Goodman & Gilman, 2012).
yaitu besar atau sama dengan 240 mg/dL Ada dua jenis lipoprotein yang penting
(Guyton & Hall, 1997). Hiperkolesterolemia dalam distribusi kolesterol, yaitu HDL (High
merupakan penyebab utama penyakit Density Lipoprotein) dan LDL (Low Density
ateroskerosis dan kondisi terkait Lipoprotein). Bukti epidemiologis dan klinis
116
Jurnal Farmasi Higea, Vol. 10, No. 2, 2018
menunjukkan bahwa LDL yang mengangkut obat atorvastatin dalam menurunkan kadar
lebih kurang 70–80 % dari kolesterol total kolesterol dan LDL pada tikus diabetes yang
adalah lipoprotein yang paling penting untuk diinduksi streptozotocin. Diduga senyawa
terjadinya aterosklerosis (Persatuan Ahli aktif yang berperan dalam penurunan
Penyakit Dalam Indonesia, 1996). kolesterol dan LDL adalah senyawa
Sebaliknya HDL dianggap sebagai flavonoid (Azeem & Vrushabendraswami,
kolesterol baik karena berfungsi 2015).
mengangkut kolesterol yang tercecer pada Beberapa penelitian melaporkan bahwa
dinding pembuluh darah untuk dibawa senyawa flavonoid dapat mengurangi kadar
kembali ke hati. Dengan kata lain, HDL kolesterol darah pada mencit yang
dapat mencegah terbentuknya ateroma pada mengalami hiperlipidemia dan mengurangi
dinding pembuluh darah (Hartono, 2008). oksidasi kolesterol LDL yang memiliki
Upaya antisipasi pencegahan dan peranan penting dalam proses aterogenesis.
pengobatan penyakit hiperkolesterolemia Flavonoid mengurangi sintesis kolesterol
dapat dilakukan dengan cara pengobatan dengan cara menghambat aktivitas enzim
tradisional. Pengobatan secara alami atau acyl-CoA cholesterol acyl transferase
back to nature menjadi fenomena yang (ACAT) yang berperan dalam penurunan
sering dibicarakan dalam beberapa tahun esterifikasi kolesterol pada usus dan hati,
terakhir ini (Mahendra, 2005). Salah satu serta menghambat aktivitas enzim 3-
contoh pengobatan tradisional yang berasal hidroksi-3-metil-glutaril-CoA (HMG-CoA)
dari alam adalah daun belimbing wuluh yang menyebabkan terjadinya
(Averrhoa bilimbi L.). penghambatan sintesis kolesterol (Lee, et
Di masyarakat, daun belimbing wuluh al., 2001; Nassuato, et al., 1991; Terao, et
telah banyak dimanfaatkan sebagai obat al., 2008).
untuk berbagai penyakit, antara lain nyeri Berdasarkan hal tersebut di atas, diduga
sendi, selesma, diabetes melitus, demam, kandungan flavonoid yang terkandung
hipertensi, dan antiaterogenik. Daun dalam daun belimbing wuluh dapat
belimbing wuluh diketahui mengandung menurunkan kadar kolesterol dan LDL. Oleh
senyawa kumarin, flavonoid, saponin, tanin, karena itu, peneliti tertarik untuk meneliti
sulfur, asam format, peroksidase, kalsium pengaruh ekstrak etanol daun belimbing
oksalat, dan kalium sitrat. Kandungan wuluh (Averrhoa bilimbi L.) terhadap kadar
flavonoid total yang terdapat dalam daun kolesterol total dan LDL pada mencit putih
belimbing wuluh tidak kurang dari 0,7 % jantan hiperkolesterolemia. Induksi
(Badan Pengawas Obat dan Makanan hiperkolesterolemia dilakukan dengan
Republik Indonesia, 2006). Baru-baru ini pemberian makanan lemak tinggi yang
dilaporkan bahwa ekstrak etanol daun terdiri dari campuran otak sapi dan kuning
belimbing wuluh pada dosis 400 mg/kg BB telur puyuh yang diberikan sekali sehari.
memiliki efek yang lebih kuat dibandingkan

METODE PENELITIAN
Alat (Memmert), krus porselen, rotary
Alat yang akan digunakan antara lain : evaporator (IKA), photometer 5010 V5
timbangan hewan Triple Balance (ohaus), (Riele), pipet mikrohematokrit (Marienfeld),
timbangan analitik (Precisa), spuit 5 cc kaca arloji, cawan penguap, plat
(Terumo), lumpang dan stamfer, pipet tetes, kromatografi kertas (Whatman No. 1),
erlemeyer (Iwaki), corong (Iwaki), gelas lampu UV (Camag), dan sentrifus (NF 200).
ukur (Iwaki), wadah maserasi, waterbath

117
Jurnal Farmasi Higea, Vol. 10, No. 2, 2018

Bahan kali pengulangan dengan jenis dan jumlah


Bahan yang digunakan dalam penelitian pelarut yang sama. Semua maserat
ini adalah daun belimbing wuluh (Averrhoa dikumpulkan dan diuapkan dengan penguap
bilimbi L.), etanol 70 % (PT Bratachem), air vacum hingga diperoleh ekstrak kental
suling (PT Bratachem), propiltiourasil (PT (Badan Pengawas Obat dan Makanan
Dexa Medika), simvastatin 20 mg (PT Republik Indonesia, 2006).
Kimia Farma), Natrium Carboxymethyle Karakterisasi Ekstrak Etanol Daun
Cellulose (Na CMC) (PT Bratachem), Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L.)
metanol (Merck), butanol (Merck), asam Karakterisasi ekstrak meliputi :
asetat (Merck), reagen pereaksi kolesterol pemeriksaan organoleptis, penetapan kadar
(PT Rajawali Nusindo) dan Reagen LDL air, penetapan kadar abu total, penetapan
direct (PT Rajawali Nusindo). kadar abu tidak larut asam, uji kandungan
Hewan Uji kimia dengan uji kromatografi kertas dan
Hewan uji yang digunakan adalah mencit penetapan kadar flavonoid total.
putih jantan yang berumur lebih kurang 2-3 Penyiapan Hewan Uji
bulan dengan berat badan lebih kurang 20- Hewan yang digunakan adalah mencit
30 gram dan belum pernah mengalami putih jantan umur 2-3 bulan dengan berat
perlakuan terhadap obat sebanyak 18 ekor antara 20-30 gram sebanyak 18 ekor.
mencit. Sebelum diperlakukan mencit diaklimatisasi
Prosedur Kerja selama 7 hari (sebelum dan sesudah
Pengambilan Sampel aklimatisasi hewan ditimbang berat badan)
Sampel yang digunakan pada penelitian dengan diberi makan dan minum yang
ini adalah daun belimbing wuluh (Averrhoa cukup. Mencit yang akan digunakan adalah
bilimbi L.) segar sebanyak 9 kg yang mencit putih jantan yang sehat,
diperoleh dari daerah Kurao Siteba, Kota pertumbuhannya normal, tidak menunjukkan
Padang, Provinsi Sumatra Barat. kelainan yang berarti, deviasi bobot selama
Pembuatan Ekstrak Etanol Daun pemeliharaan tidak lebih dari 10 % berat
Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L.) badan normal (Departemen Kesehatan
Daun belimbing wuluh segar sebanyak 9 Republik Indonesia, 1979). Hewan
kg disortasi, dilakukan pencucian sampai dikelompokkan secara acak menjadi 6
bersih dari kotoran, dirajang, dan dikering kelompok, dimana tiap-tiap kelompok terdiri
anginkan hingga terbentuk simplisia kering. dari 3 ekor mencit.
Simplisia kering daun belimbing wuluh Penginduksi Hiperkolesterolemia
dihaluskan menjadi serbuk simplisia Penginduksian mencit
menggunakan blender yang dimaserasi hiperkolesterolemia dilakukan dengan cara
menggunakan pelarut etanol 70 %. setiap mencit diinduksi dengan makanan
Sebanyak 900 gram serbuk kering simplisia lemak tinggi terdiri ± 100 gram otak sapi,
daun belimbing wuluh dimasukkan ke dalam 100 gram kuning telur puyuh (± 10 butir)
tiga botol maserator atau botol maserasi, dan suspensi PTU dengan konsentrasi
ditambahkan etanol 70 % ke dalam masing- 0,13 %. Volume pemberian penginduksi
masing botol sebanyak 3 L. Direndam kolesterol diberikan sebanyak 2 % dari berat
selama 6 jam pertama sambil sekali-sekali badan mencit secara oral dengan frekuensi
diaduk, kemudian didiamkan selama 18 jam. pemberian 1 kali sehari (siang hari) selama
Maserat dipisahkan dengan ampas 14 hari untuk meningkatkan kadar
menggunakan kain flanel. Ampas yang kolesterol.
diperoleh dimaserasi kembali sebanyak dua

118
Jurnal Farmasi Higea, Vol. 10, No. 2, 2018

Perencanaan Dosis (Katzung, 2002). Tablet simvastatin yang


Dosis Ekstrak Daun Belimbing Wuluh beredar adalah 10 dan 20 mg, yang
(Averrhoa bilimbi L.) digunakan dosis 20 mg. Bila dikonversikan
Dosis ekstrak daun belimbing wuluh untuk pemakaian pada mencit, dosis untuk
yang akan diberikan kepada menit putih mencit yaitu 2,6 mg/kg BB (faktor konversi
jantan dalam penelitian ini adalah 200 0,0026).
mg/kg BB, 400 mg/kg BB, dan 800 mg/kg Uji Farmakologi
BB secara oral. Hewan uji dikelompokkan menjadi 6
Pembanding kelompok. Masing-masing kelompok terdiri
Pembanding yang digunakan adalah dari 3 ekor mencit dan diberikan sediaan uji
simvastatin. Dosis oral efektif pada manusia selama 14 hari.
5-40 mg per hari untuk 1x pemakaian

Tabel 1. Kelompok uji farmakologi


Kelompok Perlakuan
Kelompok I Na CMC 0,5 %
(kontrol negatif)
Kelompok II MLT + PTU
(kontrol positif)
Kelompok III MLT + PTU + ekstrak etanol daun belimbing wuluh
(dosis I) dosis 200 mg / kg BB

Kelompok IV MLT + PTU + ekstrak etanol daun belimbing wuluh


(dosis II) dosis 400 mg / kg BB

Kelompok V MLT + PTU + ekstrak etanol daun belimbing wuluh


(dosis III) dosis 800 mg / kg BB

Kelompok VI MLT + PTU + simvastatin dosis 2,6 mg/kg BB


(Pembanding)

Keterangan :
MLT = makanan lemak tinggi
PTU = propiltiourasil

Pengukuran Kadar Kolesterol Total Setelah itu pipet dimasukkan ke pangkal


Penentuan kadar Kolesterol Total sudut bola mata sambil diputar halus ke arah
dilakukan pada hari ke-8 dan ke-15 setelah belakang bola mata, digerakkan masuk ke
perlakuan. Darah diambil dari sinus orbital dalam sambil diputar-putar hingga darah
mata mencit yang terletak pada sudut bola mengalir melalui mikrohematokrit akibat
mata dengan menggunakan mekanisme kapilaritas. Darah ditampung
mikrohematokrit. Mula-mula mencit secara hati-hati ke dalam microtube dan
dianastesi secara inhalasi menggunakan eter. didiamkan selama 15 menit dan
119
Jurnal Farmasi Higea, Vol. 10, No. 2, 2018

disentrifugasi selama 20 menit dengan tersebut dengan alat photometer 5010 V5
kecepatan 3000 rpm. Serum darah dipipet (Riele) sehingga terbaca hasil kadar LDL
dengan pipet mikro sebanyak 0,01 mL dalam mg/dL.
dimasukkan dalam tabung reaksi, kemudian Penentuan Rasio Berat Organ
ditambahkan larutan pereaksi kolesterol Hewan yang dikorbankan dibedah pada
sebanyak 1 mL lalu dicampur dan dibiarkan bagian abdomen secara vertikal. Diambil
selama 10 menit pada suhu kamar. Serapan organ jantung, hati dan ginjal kemudian
diukur pada panjang gelombang 500 nm ditimbang. Rasio berat organ terhadap berat
terhadap blanko menggunakan alat badan ditentukan dengan menggunakan
photometer 5010 V5 (Riele). Sebagai blanko persamaan :
digunakan pereaksi kolesterol 1 mL dan air 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑜𝑟𝑔𝑎𝑛 ℎ𝑒𝑤𝑎𝑛
Rasio Berat Organ = 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑏𝑎𝑑𝑎𝑛 ℎ𝑒𝑤𝑎𝑛
suling 0,01 mL. Pengukuran serapan standar
sama dengan pengukuran serapan kolesterol
Analisis Data
total, tetapi serum darah diganti dengan
Data kadar kolesterol total dan LDL yang
standar kolesterol.
diperoleh dianalisis secara statistik dengan
Pengukuran Kadar LDL
uji analisis varian (ANOVA) satu arah,
Serum dipipet dengan pipet mikro
kemudian dilanjutkan dengan uji wilayah
sebanyak 0,01 mL (10 µL), dimasukkan
berganda (Duncan’s Multiple Range Test)
ke dalam tabung reaksi, ditambahkan
(Jones, 2008). Data ini dianalisis dengan
dengan reagen R1 LDL direct sebanyak
menggunakan perangkat lunak statistik
0,75 mL dan didiamkan selama 5 menit,
SPSS 24.
kemudian ditambahkan reagen R2 LDL
direct dicampur dan didiamkan 5 menit
terbentuk larutan bening bewarna ungu HASIL DAN PEMBAHASAN
muda. Kemudian diukur serapan larutan
blanko kolesterol 0,01 mL, selanjutnya Karakterisasi Ekstrak
larutan bening berwarna ungu muda
Karakterisasi terhadap ekstrak daun Dimana hasil dari karakterisasi ekstrak daun
belimbing wuluh bertujuan untuk melihat belimbing wuluh tersebut telah sesuai
mutu dari ekstrak yang didapat. Penentuan dengan literatur monografi ekstrak
organoleptis, didapatkan ekstrak dengan tumbuhan obat Indonesia. Penentuan kadar
warna hitam kehijauan, tidak berasa, tidak air ekstrak bertujuan untuk menentuka
berbau dan dengan konsistensi kental. batasan minimal kadar air di dalam ekstrak.
Selanjutnya dilakukan pemeriksaan Penentuan kadar abu total dan kadar abu
karakterisasi non spesifik terhadap ekstrak tidak larut asam bertujuan untuk
daun belimbing wuluh yang meliputi memberikan gambaran kandungan mineral
pemeriksaan kadar air dengan nilai rata-rata internal dan eksternal yang berasal dari awal
10,49 %, kadar abu total ekstrak dengan sampai terbentuknya ekstrak (Departemen
nilai rata-rata 4,46 %, dan kadar abu tidak Kesehatan Republik Indonesia, 2000).
larut asam ekstrak dengan nilai rata-rata Selanjutnya dilakukan uji kandungan
0,0667 %. kimia ekstrak dengan uji kromatografi
kertas, dan penentuan kadar flavonoid total.
Uji kromatografi kertas, pada plat sampel
nilai Rf yang diperoleh yaitu Rf a = 0,96
dan Rf, b = 0,59 sedangkan pada
pembanding diperoleh Rf = 0,60.

120
Jurnal Farmasi Higea, Vol. 10, No. 2, 2018

Berdasarkan hasil uji kromatografi kertas spektrofotometer adalah 425 nm dan dari
tersebut dapat disimpulkan bahwa ekstrak hasil absorbansi didapatkan nilai
daun belimbing wuluh positif mengandung pengukuran konsentrasi kadar flavonoid dari
senyawa flavonoid. Uji kromatografi kertas ekstrak etanol daun belimbing wuluh dengan
bertujuan untuk memberikan gambaran awal kadar rata-rata 1,0089 % tidak kurang dari
komposisi kandungan kimia berdasarkan 0,7 % (Badan Pengawas Obat dan Makanan
pola kromatogram. Penentuan panjang Republik Indonesia, 2006).
gelombang serapan maksimum rutin pada

Tabel 2. Hasil rata-rata pemeriksaan kadar Kolesterol total dan LDL darah
mencit putih jantan setelah pemberian ekstrak etanol
daun belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.)

Kolesterol total (mg/dL) LDL (mg/dL)


Kelompok Hari Ke-8 Hari Ke-15 Hari Ke-15
Kontrol normal
108 ± 22,00 111,00 ± 23,81 40,33 ± 4,51
± SD
Kontrol (-)
148,67 ± 4,04 173,00 ± 23,90 67,33 ± 9,29
± SD
Dosis 200 mg/kg BB
118,00 ± 11,79 154,00 ± 12,77 47,67 ± 7,23
± SD
Dosis 400 mg/kg BB
116,33 ± 2,52 119,67 ± 17,01 45,67 ± 12,90
± SD
Dosis 800 mg/kg BB
112,33 ± 19,50 99,33 ± 15,28 41,00 ± 7,21
± SD
Simvastatin 2,6 mg/kgBB
127,67 ± 13,01 147,67 ± 9,87 50,67 ± 6,66
± SD

Hewan uji diinduksi dengan makanan menyebabkan berkurangnya hormon tiroid


lemak tinggi (MLT) yang terdiri dari dan mempercepat keadaan hiperkolesterol.
campuran kuning telur puyuh dan otak sapi Selama pemberian sediaan uji (ekstrak daun
sebanyak 1 % dan untuk mengoptimalkan beinduksi hiperkolesterol tetap dilakukan.
keadaan hiperkolesterol hewan uji juga Sehingga dapat diperoleh data penurunan
diberikan PTU (propiltiourasil). Berdasarkan kadar kolesterol total dan LDL yang
data yang diperoleh dari hasil penelitian disebabkan oleh pemberian sediaan uji
sebelumnya, bahwa otak sapi dapat bukan dari diberhentikannya induksi
meningkatkan kadar kolesterol total dalam hiperkolesterol pada mencit. Kadar
waktu 15 hari pemberian. Karena di dalam kolesterol darah total dan LDL rata-rata
100 gram otak sapi terdapat 2 gram yang diperoleh pada kelompok kontrol
kolesterol dan 2,9 gram asam lemak jenuh positif menunjukkan hasil yang berbeda
(Pratama & Probosari, 2012). Sedangkan dengan kontrol negatif yang tidak diinduksi
telur puyuh di dalam 100 gram telur puyuh hiperkolesterol. Hal ini menunjukkan bahwa
mengandung 2.139,17 mg kolesterol induksi hiperkolesterol yang diberikan dapat
(Dwiloka, 2003). menaikkan kadar kolesterol darah total dan
PTU merupakan antagonis hormon tiroid, LDL pada mencit.
dengan penambahan propiltiourasil dapat

121
Jurnal Farmasi Higea, Vol. 10, No. 2, 2018

250,00
kontrol negatif
200,00
kontrol positif
150,00
dosis 200 mg/kg BB
100,00
dosis 400 mg/kg BB
50,00
dosis 800 mg/kg BB
0,00
hari ke-8 hari ke-15
Gambar 1. Diagram batang hasil pemeriksaan kadar kolesterol total darah mencit pada
hari ke-8 dan hari ke-15 setelah perlakuan.

100,00
kontrol negatif
80,00
60,00 kontrol positif
40,00
dosis 200 mg/kg BB
20,00
0,00 dosis 400 mg/kg BB
kadar LDL mencit hari ke-15

Gambar 2. Diagram batang hasil pemeriksaan kadar LDL darah mencit


pada hari ke-15 setelah perlakuan.

Berdasarkan pengamatan kadar kolesterol peningkatan kadar kolesterol total pada


total rata-rata terjadi penurunan kadar kelompok kontrol negatif, kontrol positif,
kolesterol total setelah pemberian ekstrak dosis 200 mg/kg BB, 400 mg/kg BB dan
daun belimbing wuluh pada kelompok uji simvatatin. Hal ini mungkin disebabkan
dengan dosis 200 mg/kg BB, 400 mg/kg BB karena terjadinya kejenuhan sistem enzim
dan 800 mg/kg BB. Persentase penurunan yang berikatan dengan obat dan akumulasi
kadar kolesterol total terbesar terjadi pada dari makanan lemak tinggi yang diberikan.
kelompok uji dengan dosis 800 mg/kg BB Selain itu, penginduksian hiperkolesterol
pada hari ke-15 yaitu sebesar 42,58 % jika tetap dilaksanakan sedangkan sediaan uji
dibandingkan dengan kontrol positif. yang diberikan menggunakan dosis yang
Penurunan kadar kolesterol total juga terjadi sama dari awal sampai akhir perlakuan.
pada kelompok pembanding yaitu Sehingga kemampuan sediaan uji dalam
simvastatin dosis 2,6 mg/kg BB. Namun menurunkan kadar kolesterol menjadi
penurunan kadar kolesterol total darah pada berkurang akibat asupan lemak yang terus
pemberian ekstrak daun belimbing wuluh menerus.
dosis 800 mg/kg BB jauh lebih tinggi Berdasarkan pengamatan kadar LDL rata-
dibandingkan dengan penurunan kadar rata pada hari ke-15 terjadi penurunan kadar
kolesterol total pada pemberian simvastatin. LDL setelah pemberian ekstrak daun
Pada pengukuran hari ke-15 terjadi belimbing wuluh pada kelompok uji dengan
122
Jurnal Farmasi Higea, Vol. 10, No. 2, 2018

dosis 200 mg/kg BB, 400 mg/kg BB, 800 Persentase penurunan kadar LDL terbesar
mg/kg BB dan simvastatin. Persentase terjadi pada kelompok uji dosis 800 mg/kg
penurunan kadar LDL pada kelompok uji BB yaitu sebesar 39,11 % jika dibandingkan
yang diberi ekstrak daun belimbing wuluh dengan kontrol positif.
lebih besar dibandingkan simvastatin.

Tabel 3. Data persentase penurunan kadar kolesterol total dan LDL darah mencit pada
variasi tiga dosis ekstrak etanol daun belimbing wuluh yang dibandingkan
dengan kontrol positif.
Persentase
Persentase penurunan kadar
penurunan kadar
kolesterol total darah mencit
Perlakuan LDL darah mencit
dari kontrol positif
dari kontrol positif
pada hari ke-8 pada hari ke-15
pada hari ke-15 (%)
(%) (%)
Dosis 200 mg/kg BB 20,63 10,98 29,21

Dosis 400 mg/kg BB 21,75 30,83 32,18

Dosis 800 mg/kg BB 24,44 42,58 39,11


Dosis simvastatin 2,6
14,13 14,64 24,75
mg/kg BB

Penurunan kadar kolesterol total dan Hasil pengujian statistik dengan analisis
LDL pada mencit diduga disebabkan oleh varian (ANOVA) satu arah pada pengujian
senyawa flavonoid yang terdapat pada daun hari ke-8 dan hari ke-15 menunjukkan
belimbing wuluh. Dari hasil uji kandungan bahwa ekstrak daun belimbing wuluh pada
kimia yang telah dilakukan ekstrak etanol ketiga dosis memberikan pengaruh yang
daun belimbing wuluh mengandung signifikan terhadap kadar kolesterol total
1,0089 % flavonoid total. Beberapa (p<0,05). Pada uji lanjut dengan Duncan’s
penelitian melaporkan bahwa senyawa Multiple Range Test (DMRT) pada
flavonoid dapat mengurangi kadar kolesterol pengukuran hari ke-8 diperoleh bahwa
darah pada mencit yang mengalami kelompok uji yang diberi ekstrak daun
hiperlipidemia dan mengurangi oksidasi belimbing wuluh dosis 200 mg/kg BB, 400
kolesterol LDL yang memiliki peranan mg/kg BB, dosis 800 mg/kg BB dan
penting dalam proses aterogenesis. simvastatin bebeda nyata dengan kontrol
Flavonoid mengurangi sintesis kolesterol positif. Sedangkan bila dilihat dari hasil uji
dengan cara menghambat aktivitas enzim lanjut Duncan’s Multiple Range Test
acyl-CoA cholesterol acyl transferase (DMRT) pengukuran pada hari ke-15
(ACAT) yang berperan dalam penurunan diperoleh bahwa kelompok uji yang diberi
esterifikasi kolesterol pada usus dan hati, ekstrak daun belimbing wuluh dosis 400
serta menghambat aktivitas enzim 3- mg/kg BB dan dosis 800 mg/kg BB berbeda
hidroksi-3-metil-glutaril-CoA (HMG-CoA) nyata dengan kontrol positif dan dosis 200
yang menyebabkan terjadinya mg/kg BB.
penghambatan sintesis kolesterol (Lee, et Hasil pengujian statistik dengan analisis
al., 2001; Nassuato, et al., 1991; Terao, et varian (ANOVA) satu arah pada hari ke-15
al., 2008). menunjukkan bahwa dosis ekstrak daun
123
Jurnal Farmasi Higea, Vol. 10, No. 2, 2018

belimbing wuluh memberikan pengaruh terhadap berat relatif organ ginjal, hati dan
yang signifikan terhadap kadar LDL darah jantung (p>0,05).
(p<0,05). Pada uji lanjut dengan Duncan’s Berdasarkan hasil penelitian yang telah
Multiple Range Test (DMRT) pada dilakukan dapat disimpulkan bahwa
pengukuran LDL hari ke-15 diperoleh pemberian ekstrak daun belimbing wuluh
bahwa kelompok hiperkolesterolemia yang pada ketiga dosis uji memberikan pengaruh
diberi ekstrak daun belimbing wuluh dosis yang signifikan terhadap kadar kolesterol
200 mg/kg BB, 400 mg/kg BB, dosis 800 total dan LDL darah mencit putih jantan.
mg/kg BB dan simvastatin berbeda nyata Variasi dosis dari ekstrak daun belimbing
dengan kontrol positif. wuluh tidak mempengaruhi berat relatif
Berdasarkan hasil uji statistik berat relatif organ atau bisa dikatakan tidak toksik pada
organ ginjal, hati, dan jantung dengan pemberian selama 14 hari dengan dosis 200
analisis varian (ANOVA) satu arah mg/kg BB, 400 mg/kg BB, dan 800 mg/kg
menunjukkan bahwa pemberian ekstrak BB.
daun belimbing wuluh pada ketiga dosis uji
tidak memberikan pengaruh yang signifikan

KESIMPULAN
Dari hasil penelitian yang dilakukan Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
dapat disimpulkan bahwa : 1979, Farmakope Indonesia (Edisi III),
Departemen Kesehatan Republik
1. Ekstrak daun belimbing wuluh dosis
Indonesia, Jakarta.
200 mg/kg BB, 400 mg/kg BB, dan Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
800 mg/kg BB dapat menurunkan 2000. Parameter standar umum ekstrak
kadar kolesterol total dan LDL darah tumbuhan obat, Direktorat Jenderal
pada keadaan hiperkolesterol secara Pengawasan Obat dan Makanan,
signifikan (p<0,05). Jakarta.
2. Ekstrak daun belimbing wuluh dosis Dwiloka, B 2003, Efek kolesterolemik berbagai
800 mg/kg BB memberikan efek telur, ‘Media gizi & keluarga’ Vol. 27,
penurunan paling besar terhadap No. 2, p 58-65.
kadar kolesterol total dan LDL serta Goodman, L S & Gilman, A 2012, Dasar
lebih efektif dibanding simvastatin. farmakologi terapi, Edisi 10,
Penerjemah: Tim Bahasa Farmasi ITB,
Penerbit Buku Kedokteran EGC,
DAFTAR PUSTAKA Bandung.
Guyton, A C & Hall, J E 1997, Buku ajar
Azeem, A K & Vrushabendraswami, B M 2015. fisiologi kedokteran, Edisi 9,
‘Hypolipidemic evaluation of Averrhoa Penerjemah: I. Setiawan. Penerbit Buku
bilimbi leaf ethanolic extracts on Kedokteran EGC, Jakarta.
streptozotocin induced diabetic rats’, Hartono, A 2006, Terapi gizi dan diet rumah
Journal of Innovations in sakit, Edisi 2, Penerbit Buku Kedokteran
Pharmaceuticals and Biological EGC, Jakarta .
Sciences, Vol. 2 No. 4, p. 649-652. Jones, D S 2008, Statistika farmasi,
Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Penerjemah: Rivai, H & Ramadaniati,
Indonesia 2006, Monografi ekstrak H U, Penerbit Buku Bedokteran EGC,
tumbuhan obat Indonesia, Volume 2, Jakarta.
Badan Pengawas Obat dan Makanan
Republik Indonesia, Jakarta.

124
Jurnal Farmasi Higea, Vol. 10, No. 2, 2018

Katzung, B G, 2002, Farmakologi dasar dan Nassuato, G, Iemmolo, R M, Strazzabosco, M,


klinik, Edisi 2, Penerjemah: Bagian Lirussi, F, Deana, R, Francesconi, M A,
Farmakologi Falkutas Kedokteran Muraca, M, Passera, D, Fragasso, A,
Universitas Airlangga, Penerbit Salemba Orlando, R, Csomos, G, & Okolicsanyi,
Medika, Jakarta. L 1991, ‘Effect of silibinin on bilary
Lee, C H, Jeong, T S, Choi, Y K, Hyun, B H, lipid composition experimental and
Oh, G T, Kim, E H, Kim, J Y, Han, J I & clinical study’, Journal of Hepatolology,
Bok, S H 2001, ‘Anti-atherogenic effect Vol. 12, p. 290-295.
of citrus flavonoids, naringin and Persatuan Ahli Penyakit Dalam Indonesia 1996,
naringenin, associated with hepatic Buku ajar ilmu penyakit dalam, Edisi
ACAT and aortic VCAM-1 and MCP-1 III, Balai Penerbit FKUI, Jakarta.
in high cholesterol-fed rabbits’, Pratama, E S & Probosari, E 2012, ‘Pengaruh
Biochemical and Biophysical Research pemberian kefir susu sapi terhadap
Communications, Vol. 284 No. 3, p. kadar kolesterol LDL tikus jantan
681-688. sprague dawley hiperkolesterolemia’,
Mahendra, B 2005, 13 Jenis tanaman obat Journal of Nutrition Collage, p. 358-
ampuh. Penebar Swadaya, Jakarta. 364.
Terao, J, Kawai, Y & Murota, K 2008,
‘Vegetable flavonoids and
cardiovascular disease’, Asia Pac J Clin
Nutr, Vol. 17, p. 291-293.

125
Jurnal Farmasi Higea, Vol. 10, No. 2, 2018

126

Anda mungkin juga menyukai