Anda di halaman 1dari 1

AGAMA DAN TANTANGAN RADIKALISME

Pengertian Radikalisme
Radikalisme berasal dari bahasa Latin radix yang berarti “akar”. Ia merupakan
paham yang menghendaki adanya perubahan dan perombakan besar untuk mencapai
kemajuan.
Radikalisme adalah suatu paham yang dibuat-buat oleh sekelompok orang yang
menginginkan perubahan atau pembaharuan sosial dan politik secara drastis dengan
menggunakan cara-cara kekerasan. Namun bila dilihat dari sudut pandang keagamaan
dapat diartikan sebagai paham keagamaan yang mengacu pada fondasi agama yang sangat
mendasar dengan fanatisme keagamaan yang sangat tinggi, sehingga tidak jarang
penganut dari paham/aliran tersebut menggunakan kekerasan kepada orang lain yang
berbeda paham/aliran untuk diterima secara paksa.

Radikalisme dalam Pemikiran


Radikalisme pemikiran didasarkan pada keyakinan tentang nilai, ide, dan pandangan
yang dimiliki oleh seseorang yang dinilainya sebagai yang paling benar dan
menganggap yang lainnya salah.
Sedangkan radikalisme tindakan dan gerakan ditandai oleh aksi ekstrim yang harus
dilakukan untuk mengubah suatu keadaan seperti yang diinginkan. Orang ekstrem
biasanya reaktif terhadap persoalan yang dihadapi dan melakukan kekerasan dalam
menjawab persoalan. Aksi-aksi kekerasan yang dilakukan juga seringkali didorong
oleh motif ajaran serta nilai yang diyakininya.

Bahaya radikalisme
Paham radikal sebenarnya tidak menjadi masalah, selama ia hanya dalam bentuk
pemikiran (ideologis) dalam diri seseorang. Tetapi saat radikalisme bergeser ke
wilayah gerakan, maka ia akan menimbulkan masalah, terutama ketika semangat untuk
kembali pada dasar agama terhalang kekuatan politik lain.
Dalam situasi ini, radikalisme cenderung dengan kekerasan (terorisme). Dari
pergeseran inilah radikalisme dimaknai dalam dua wujud, radikalisme dalam pikiran
yang disebut fundamentalisme; dan radikalisme dalam tindakan yang disebut
terorisme.

Karakteristik Pemahaman Agama Kaum Radikal


Menyatukan antara agama dan pemikiran.
Teologisasi fenomena sosial dan alam
Interdependensi (ketergantungan) terhadap “salaf” dan “tradisi” (turast).
Fanatisme pendapat dan menolak dialog.
Mengingkari dimensi historis (sejarah).

Latarbelakangi Lahirnya Ideologi Radikal.


Semangat pemurnian ajaran agama.
Ajaran Islam harus diimplementasikan secara konkret dalam realitas kehidupan.
Membendung pengaruh Barat dengan nilai-nilai yang dipandang tidak relevan dengan
ajaran Islam, seperti matrealisme, individualisme, hedonisme, dan sekularisme.
Salah satu doktrin utama yang diyakini kelompok radikal adalah jihad menegakkan
agama Allah dengan jiwa dan raga. Dalam doktrin jihad ini, praktek bunuh diri
diperbolehkan, bahkan dianjurkan jika bertujuan menegakkan agama Allah.

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai