Standar kecukupan gizi diperlukan sebagai pedoman yang dibutuhkan oleh individu secara
rata-rata dalam sehari untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal. Kebutuhan gizi
setiap individu berbeda-beda tergantung beberapa faktor yang mempengaruhinya.
Penilaian standar kecukupan gizi berpedoman pada Angka Kecukupan Gizi (AKG). Angka
kebutuhan gizi yang digunakan sebagai pedoman adalah hasil Widya Karya Pangan dan Gizi
yang direvisi setiap lima tahun sekali
Keterangan :
Berat badan standar = berat badan acuan yang tertera pada tabel angka
kebutuhan gizi
Daftar AKG disusun untuk 17 golongan umur sesuai jenis kelamin. Perbedaan
kebutuhan gizi terutama energi dan protein, cukup mencolok antar jenis kelamin terjadi
pada usia 9 tahun. Pada usia 10 tahun AKG dibedakan antara pria dan wanita. Berdasarkan
WKNPG angka kecukupan energi rata – rata per kapita pada tingkat konsumsi adalah 2.200
kkal, tingkat keserdiaan adalah 2.500 kkal.
Contoh perhitungan:
Seorang pria berusia 35 tahun dengan berat 58 kg. Hitunglah kebutuhan energi dan
protein pria tersebut.Berdasarkan tabel 23,berat badan standar untuk pria untuk pria 35
tahun adalah 62 kg.
Keterangan :
BB = Berat Badan (kg)
TB = Tinggi Badan (cm)
BMR laki-laki = BB
0,1015 x A 0,1333
BMR perempuan = BB
0.1227 x A 0,1333
Keterangan :
BMR = Energi basal selama 24 jam ( kalori )
BB = Berat Badan (gram)
A = Umur ( tahun )
Dengan adanya energi baku ( standar energi ) bagi reference man dan reference
woman Indonesia, maka pengukuran atau penentuan energi yang digunakan
seseorang dewasa yang berumur antara 20 sampai 39 tahun dapat dilakukan
dengan:
1. Pengukuran BMR secara langsung
Pengukuran dimaksudkan untuk mengetahui angka energi minimal atau basal
yang digunakan seseorang untuk melakukan kegiatan fisiknya mencukupi energi
baku atau tidak. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan kalorimeter yang
ditempatkan dalam ruangan, dengan dilengkapi pipa saluran air yang melingkar
sekeliling dinding ruangan yang dapat ditutup rapat. Seseorang yang akan diukur
selama 12 jam sampai 24 jam harus dihentikan terlebih dahulu pemasukan
makanan dan minuman ke dalam tubuhnya, selanjutnya dimasukkan ke ruang
pengukuran selama pengukuran yang bersangkutan harus berbaring, rileks total (
tidak melakukan gerakan-gerakan fisik ). Keadaan ruang ditangkap oleh air yang
ada di dalam pipa saluran yang mempunyai suhu tertentu. Terjadinya kenaikan
suhu akibat perambahan atau penangkapan panas itu segera dapat ditentukan,
penentuan ini berkaitan dengan energi yang digunakan.
2. Pengukuran BMR secara tidak langsung
Maksud dan persyaratan pengukuran sama seperti pengukuran secara langsung.
Tambahan alat yang digunakan yaitu alat pengukuran jumlah gas oksigen dan
jumlah gas karbondioksida yang dihasilkan pada kerja pernapasan ( respiration ).
Dengan menggunakan alat ini dapat diketahui data jumlah oksigen yang
dikonsumsi dan karbondioksida yang dihasilkan, dan selanjutnya dapat dihitung
banyaknya energi yang dihasilkan oleh proses oksidasi dalam tubuh orang yang
diukur.