Anda di halaman 1dari 7

STANDAR KECUKUPAN GIZI

Standar kecukupan gizi diperlukan sebagai pedoman yang dibutuhkan oleh individu secara
rata-rata dalam sehari untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal. Kebutuhan gizi
setiap individu berbeda-beda tergantung beberapa faktor yang mempengaruhinya.
Penilaian standar kecukupan gizi berpedoman pada Angka Kecukupan Gizi (AKG). Angka
kebutuhan gizi yang digunakan sebagai pedoman adalah hasil Widya Karya Pangan dan Gizi
yang direvisi setiap lima tahun sekali

A. Konsep dan Kegunaan Angka Kebutuhan Gizi


Pedoman atau acuan jenis dan jumlah zat gizi yang dibutuhkan oleh individu
secara rata-rata dalam satu hari sangat diperlukan. Berkaitan dengan itu terdapat
konsep kebutuhan gizi minimum sehari (minimum daily requirement), yaitu jumlah
zat gizi minimal yang diperlukan seorang dalam sehari untuh hidup sehat. Selain itu,
juga dikenal konsep jumlah yang dianjurkan sehari (recommended dietary
allowance/ RDA), yaitu standar gizi yang dianjurkan untuk dimakan agar dapat
menjamin kesehatan yang sebaik-baiknya. Dengan demikian, RDA adalah suatu
kecukupan rata-rata gizi setiap hari bagi hampir semua orang (97,5%) menurut
golongan umur, jenis kelamin, ukuran tubuh dan aktivitas untuk mencapai derajat
kesehatan yang optimal.
RDA disebut juga sebagai angka Kecukupan Gizi atau AKG. Angka kebutuhan
maupun angka kecukupan gizi berguna untuk beberapa hal sebagai berikut :
1. Menilai tingkat konsumsi pangan seseorang atau penduduk berdasarkan data
survei konsumsi pangan.penilaian tersebut dilakukan dengan membandingkan
zat gizi yang diperoleh dari survei konsumsi terhadap angka kecukupannya, yang
biasa disebut sebagai tingkat konsumsi.
2. Perencanaan makanan institusi secara seimbang, seperti pemberian makanan
tambahan untuk anak sekolah (PMT-AS), lembaga pemasyarakatan, panti sosial.
3. Perencanaan produksi dan ketersediaan pangan wilayah. Angka kebutuhan
maupun kecukupan gizi yang dianjurkan adalah kecukupan pada tingkat fisiologis
sehingnga untuk tingkat produksi sampai konsumsi,diperkirakan sekitar 15%.
4. Patokan label gizi pada makanan kemasan sesuai dengan UU pangan No.7 Tahun
1996 bahwasetiap individu makanan wajib mencantumkan kandungan gizi,
biasanya dalam prosentase zat gizi makanan tersebut terhadap angka
kecukupannya.
5. Pendidikan gizi yang dikaitkan dengan kebutuhan gizi berbagai kelompok umur,
fisiologis dan kegiatan untuk mewujudkan keluarga sadar gizi melalui gerakan
pangan dan gizi.
B. Faktor Pengaruh dan Angka Kebutuhan Gizi
Kebutuhan pangan dan gizi berbeda antar individu,karena dipengaruhi oleh
beberapa hal sebagai berikut :
1. Tahap perkembangan, meliputikehidupan sebelum lahir,sewaktu bayi,masa
kanak-kanak,remaja,dewasa,dan lansia. Laju pertumbuhan sebelum dan setelah
lahir (pre-natal dan post-natal) serta semata bayi (<1tahun) adalah lebih cepat
daripada tahap lainnya dari kehidupan.setiap unit bobot tubuh pada saat bayi
memerlukan zat gizi esensial lebih tinggi dibandingkan masa lainnya. Usia bayi
juga paling rawan untuk pertumbuhan dan perkembangan. Janin yang sehat
mempunyai peluang yang baik untuk memulai kehidupan yang sehat.dalam usia
6 bulan, bayi yang sehat berat badannya dua kali lipat dari berat sewaktu lahir.
Pertumbuhan masa kank-kanak (growth spurt I,umur 1-9 tahun) berlangsung
dengan kecepatan lebih lambat daripada pertumbuhan bayi, tetapi kegiatan
fisiknya meningkat. Oleh karenanya dengan perimbangan terhadap besarnya
tubuh, kebutuhan gizi tetap tinggi. Menyediakan pangan yang mengandung
protein, kapur,fosfor sangat penting. Masa remaja disebut sebagai growth spurt
II, dengan kisaran usian 10-19 tahun. Pertumbuhan seksual terjadi pada masa
remaja. Selain itu juga tinggi badan dan bobotnya bertambah, sistem kerangka
tubuh pertumbuhannya lengkap, ukuran jantung serta organ pencernaan
bertambah. Masa dewasa yaitu usia 20-60 tahun, baik wanita maupun pria
terlibat dalam masa kerja fisik yang tinggi. Pada masa dewasa madnya (40-60
tahun) aktivitas mulai menurun, angka metabolisme basal (basal metabolisme
rate/BMR) yang diperlukan relatif rendah sehingnga zat gizi lebih digunakan
untuk pemeliharaan. Pada usia lanjut (>60 tahun) terjadi penurunan kegiatan
fisik, rentan terhadap penyakit. Zat gizi dimanfaatkan untuk mengganti/
memperbaiki jaringan yg rusak. Dengan demikian kebutuhan energi menurun
dan protein meningkat.
2. Faktor fisiologi tubuh, misalnya kehamilan. Pada masa ini, zat gizi diperlukan
untuk pertumbuhan organ reproduksi ibu maupun untuk pertumbuhan janin.
Wanita hamil yang tidak bertambah berat badannya mulai bulan ke empat
hingga ke tujuh, kemungkinan akan melahirkan sebelum waktunya atau
melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR < 2,5 kg). Begitu pula
selama menyusui, kebutuhan gizi lebih tinggi daripada sebelum hamil karena zat
gizi diperlukan ibu untuk menghasilkan ASI.
3. Keadaan sakit dan dalam penyembuhan. Seseorang yang menderita penyakit
yang disertai dengan demam membutuhkan lebih banyak protein. Pada masa ini
akan banyak kehilangan nitrogen yang diperoleh dari perombakan protein.
4. Aktivitas fisik yang tinggi makin banyak memerlukan energi. Pengukuran
kebutuhan energi didasarkan pada pengeluaran energi dengan komponen utama
angka metabolisme besar (BMR) dan kegiatan fisik sesuai dengan tingkatannya
(ringan,sedang, berat) pada masing-masing jenis kelamin.
5. Ukurantubuh (berat dan tinggi badan). Pada jenis kegiatan yang sama, orang
yang besar menggunakan lebih banyak energi daripada tang kecil.

C. Penentuan Kebutuhan Kecukupan Energi


Perhitungan kecukupan zat gizi yang dianjurkan berdasarkan rata – rata
patokan berat badanuntuk masing – masing kelompok umur dan jenis kelamin.
Penyesuaian perbedaan berat badan ideal dalam AKG degaan berat badan aktual,
dilakukan berdasarkan rumus:

Berat badan aktual X AKG


Berat badan standar

Keterangan :

Berat badan aktual = berat badan berdasarkan hasil penimbangan (kg)

Berat badan standar = berat badan acuan yang tertera pada tabel angka
kebutuhan gizi

AKG = angka kebutuhan gizi yang dianjurkan (tabel 23)

Daftar AKG disusun untuk 17 golongan umur sesuai jenis kelamin. Perbedaan
kebutuhan gizi terutama energi dan protein, cukup mencolok antar jenis kelamin terjadi
pada usia 9 tahun. Pada usia 10 tahun AKG dibedakan antara pria dan wanita. Berdasarkan
WKNPG angka kecukupan energi rata – rata per kapita pada tingkat konsumsi adalah 2.200
kkal, tingkat keserdiaan adalah 2.500 kkal.

Contoh perhitungan:

Seorang pria berusia 35 tahun dengan berat 58 kg. Hitunglah kebutuhan energi dan
protein pria tersebut.Berdasarkan tabel 23,berat badan standar untuk pria untuk pria 35
tahun adalah 62 kg.

AKG : Energi =2.800 kkal;protein 55g

Maka kebutuhan gizi pria tersebut adalah :

Energi = 58/62 x 2800=2619,35kkal(dibulatkan 2.619 kkal)

Protein = 58 /62 x 55 =51,4 g

Vitamin A = 58/62 x 700 =654,8 RE


Cara lain untuk menentukan kebutuhan enenrgi tanpa menggunakan AKG adalah :

1. Teori RBW ( teori berat badan relatif ):

RBW = BB (Kg) x100%


Tb (cm) – 100

Keterangan :
BB = Berat Badan (kg)
TB = Tinggi Badan (cm)

Dimana dengan ketentuan :


a). Kurus jika RBW < 90%
b). Normal jika RBW = 90-100%
c). Gemuk jika RBW > 110% atau < 120%
d). Obesitas ringan RBW 120-130%
e). Obesitas sedang RBW 130-140%
f). Obesitas kalori RBW > 140%
Kebutuhan kalori (energi) perhari:
a) Orang kurus BB x 40-60 kalori
b) Orang normal BB x 30 kalori
c) Orang gemuk BB x 20 kalori
d) Orang obesitas BB x (10-15) kalori
2. Energi BMR ( Basal Metabolisme Rate )
Energi BMR adalah energi minimal untuk menjalankan proses kerja atau proses faal
dalam tubuh dalam kondisi Resting bed (berbaring istirahat di tempat tidur). Rumus
untuk menghitung energi basal metabolisme adalah sebagai berikut :

BMR laki-laki = BB
0,1015 x A 0,1333

BMR perempuan = BB
0.1227 x A 0,1333
Keterangan :
BMR = Energi basal selama 24 jam ( kalori )
BB = Berat Badan (gram)
A = Umur ( tahun )
Dengan adanya energi baku ( standar energi ) bagi reference man dan reference
woman Indonesia, maka pengukuran atau penentuan energi yang digunakan
seseorang dewasa yang berumur antara 20 sampai 39 tahun dapat dilakukan
dengan:
1. Pengukuran BMR secara langsung
Pengukuran dimaksudkan untuk mengetahui angka energi minimal atau basal
yang digunakan seseorang untuk melakukan kegiatan fisiknya mencukupi energi
baku atau tidak. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan kalorimeter yang
ditempatkan dalam ruangan, dengan dilengkapi pipa saluran air yang melingkar
sekeliling dinding ruangan yang dapat ditutup rapat. Seseorang yang akan diukur
selama 12 jam sampai 24 jam harus dihentikan terlebih dahulu pemasukan
makanan dan minuman ke dalam tubuhnya, selanjutnya dimasukkan ke ruang
pengukuran selama pengukuran yang bersangkutan harus berbaring, rileks total (
tidak melakukan gerakan-gerakan fisik ). Keadaan ruang ditangkap oleh air yang
ada di dalam pipa saluran yang mempunyai suhu tertentu. Terjadinya kenaikan
suhu akibat perambahan atau penangkapan panas itu segera dapat ditentukan,
penentuan ini berkaitan dengan energi yang digunakan.
2. Pengukuran BMR secara tidak langsung
Maksud dan persyaratan pengukuran sama seperti pengukuran secara langsung.
Tambahan alat yang digunakan yaitu alat pengukuran jumlah gas oksigen dan
jumlah gas karbondioksida yang dihasilkan pada kerja pernapasan ( respiration ).
Dengan menggunakan alat ini dapat diketahui data jumlah oksigen yang
dikonsumsi dan karbondioksida yang dihasilkan, dan selanjutnya dapat dihitung
banyaknya energi yang dihasilkan oleh proses oksidasi dalam tubuh orang yang
diukur.

D. Pencernaan Kebutuhan Kecukupan Gizi


Pencernaan pemenuhan kebutuhan gizi ( kecukupan kalori dan protein ) dapat
dilakukan melalui 7 langkah utama, yaitu sebagai berikut :
1. Menentukan kebutuhan energi. Pada umumnya perhitungan energi orang
dewasa menggunakan teori BMR. Dengan demikian dihitung lebih dahulu basal
metabolisme dengan cara-cara seperti yang telah diuraikan di muka atau
memakai cara menghitung praktis meskipun kasar yaitu :
BMR = 1 kalori/ kg berat badan/ jam setelah ditemukan, kemudian hitung jumlah
energi yang digunakan untuk melakukan suatu pekerjaan eksternal (kegiatan
fisik), dan keadaan fisiologi tertentu (misalnya dalam keadaan pregnansi dan
laktasi). Makanan merupakan campuran dari ketiga zat sumber energi dengan
proposi yang berbeda-beda, maka pengaruh dari campuran tersebut juga
berkisar anatara 6-30% praktisnya bisa diambil saja rata-rata 10%. Penentuan
kebutuhan berdasarkan umur dan jenis kelamin.
2. Menentukan kebutuhan protein
Untuk menentukan kebutuhan protein dapat dilakukan menggunakan tabel AKG
3. Memperhatikan zat gizi bahan pangan yang ingin digunakan yaitu
memperhatikan bahan yang dimakan. Hal ini untuk mengetahui kandungan
kalori, karbohidrat, lemak, protein dan air. Untuk kepentingan ini dapat
menggunakan Daftar Komposisi Bahan Makanan (DKBM) yang dikeluarkan oleh
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Dalam menggunakan DKBM perlu
diperhatikan berat yang dapat dimakan (bjdd). Pemilihan menu harus
disesuaikan dengan pola makan yang bersangkutan, seperti kebiasan memakan
nasi dengan jumlah tertentu, adanya buah dan sayur pantangan, adanya buah
dan sayur kesukaan dan juga kebiasan minum susu.
4. Upaya pemenuhan menu empat sehat lima sempurna
5. Menggunakan ratio karbohidrat : lemak : protein dengan perbandingan
Karbohidrat : lemak : protein
50 : 20 : 30
6. Menggunakan prinsip halal dan thoyiban
Makanan yang dihalalkan untuk umat islam dapat dikaji dalam Al quran dan Al
Hadist, sedang konsepsi thoyiban tidak saja menyangkut baik dalam hal cara
memperolehnya, tetapi juga baik yang menyangkut bahwa makanan tersebut
harus mampu mendukung pertumbuhan, perkembangan, dan kesehatan.
Thobiyan juga punya makna makanan tersebut disukai oleh konsumen dan
diterima secara antopologi yang berbasis budaya dan tradisi lokal. Makanan yang
thoyiban juga punya makna, makanan tersebut tidak mengandung tokiskan
nabati, bahan anti gizi, cemaran, mikroorganisme, dan cemaran bahan kimia
beracun dan berbahaya.
7. Konferensi kebutuhan kalori dan protein pada kelima bahan makanan dan hitung
kembali kesesuaiannya.
Contoh : Diketahui Tidur 7,5 jam, membersihkan jendela 0,5; menjahit 6 jam
Ditanya : kebutuhan energi per hari ?
Dijawab :
Untuk basal metabolisme = 1643
Energi untuk tidur = 0,1 x 65 x 7,5 = 48,75
Energi basal metabolisme dikoreksi tidur = 1643 – 48,75 = 1594,25
Membersihkan jendela = 30 menit x 4,3 = 129
Menjahit = 360 menit x 2,9 = 1049
Total energi metabolisme = 1594,25 + 129 + 1049 = 2767,25
Pengaruh makanan total 10% energi = 276,725
Kebutuhan energi sehari = 2767,25 + 276,725 = 3043,975

Anda mungkin juga menyukai